Bab 05: Milikmu Adalah Milikku

Font Size :
Dark Mode
Reset Mode
Di kursi belakang sebuah mobil yang tengah melaju di kota Tengu.

Manajer Direktur DEM Industry, Isaac Westcott, tengah menatap ke arah layar sebuah komputer kecil di kedua tangannya dengan senyuman bahagia.

“Perkembangannya tidak buruk juga. Sesuai dugaan, Knox dan pilot lainnya telah melakukan pekerjaan yang bagus. Jika waktu itu kita melakukannya sendiri, pasti akan tetap menyisakan beberapa [Jejak].”

“---------------Maksudmu mengenai <Material A>?”

Duduk di sampingnya. Ellen bertanya sambil menatap ke layar komputer. Westcott langsung menjawabnya dengan antusias.

“Aah. Akan tetapi, tidakkah kau pikir kalau akan lebih cocok jika kita memanggilnya dengan code name <Sister> sekarang ini?”

“……………….”

Ellen terdiam untuk sesaat, kemudian iapun melanjutkan.

“………………….Yang lebih penting, tetap saja, bukankah terlalu beresiko untuk melepaskan begitu saja roh yang sudah pernah kita tangkap?”

Setelah bertanya demikian, Ellen mengernyitkan alisnya seakan merasa tidak puas.

Bagaimanapun, sebenarnya, <Sister> adalah seorang roh yang telah ditangkap dengan tangan Ellen lima tahun yang lalu, satu-satunya roh yang dimiliki oleh DEM. Ia merasa tidak puas dengan misi saat ini, yang ia rasa adalah hal yang tidak masuk di akal. Tetapi, Westcott terlihat santai, seolah menikmati ekspresi wajah Ellen yang tidak biasanya, yang nampak seperti seorang anak kecil yang sedang merengek.

“Kenapa?”

“Tidak, seperti katamu. Terdapat kemungkinan jika kita akan kehilangan properti milik DEM yang paling berharga. Akan tetapi----------Memang benar jika kita terpojok, kan?”

Ketika Westcott berkata demikian, Ellen berkata “Muu”.

“Itu…………….Mungkin, itu benar, tapi—“

“Dalam kurun 5 tahun itu, kita terus melakukan berbagai siksaan mental dan fisik yang dapat kita pikirkan kepada <Sister>. Tapi tetap, kita tidak pernah bisa membuatnya benar-benar menjadi inverse.”

Westcott menatap Ellen dan melanjutkan.

“Tetapi, wujud inverse <Princess> yang muncul di hadapan kita tiga bulan yang lalu sungguh contoh yang luar biasa, meskipun kita tidak benar-benar melakukan apapun untuk menyakitinya waktu itu.”

Westcott menutup kedua matanya seolah tengah membayangkan sosok yang telah ia lihat sebelumnya. Kemudian, ia mengeluarkan suara bernada dingin.

Benar. Dalam bulan September tak terlupakan tahun ini, Westcott dan Ellen telah sukses membuat roh <Princess> menjadi inverse.”

Dan alasan untuk itu adalah-------------Lelaki yang memiliki kemampuan untuk menyegel kekuatan roh, Itsuka Shidou.

Dari kemampuannya, Shidou ditemukan oleh musuh DEM, organisasi rahasia <Ratatoskr>. Shidou terus membuka hati para roh dan menyegel kekuatan mereka. Akan tetapi, hubungan yang terlahir diantara Shidou dengan para roh dalam prosesnya adalah alasan utama dari inverse-nya <Princess>.

“Itulah sebabnya, aku membiarkan roh kesayanganku <Sister> untuk bebas dari tanganku untuk sementara. -------------Dengan realizer super mini yang ditanamkan di dalam otaknya untuk membuatnya melupakan semua hal yang telah kita lakukan kepada tubuhnya dalam kurun 5 tahun itu.”

Itulah mengapa Westcott memberikan perintah untuk memberikan Nia <Pengobatan> khusus dengan murah hati. Nia pasti tidak mengingat waktu dimana perutnya dibedah selagi ia masih tersadar, atau ketika tengkoraknya dibuka, atau ketika kedua tangan dan kakinya dipotong satu millimeter saat itu. Tidak mungkin ia dapat mengingat semua hal itu.
Terdapat 2 alasan utama untuk pengobatan spesial tersebut.

Alasan pertama sederhana saja. Karena semua siksaan dan eksperimen yang telah mereka lakukan setiap hari, pikirannya telah kacau balau beberapa kali. Jika ingatannya tidak disegel, maka ia tidak akan bisa menanggung rasa stress nya waktu itu.

Kemudian alasan selanjutnya adalah----------

“……………….Hou?”

Westcott melihat nilai angka yang tertera di layar komputer mulai berubah. Lalu, ia mengernyitkan alisnya.

“Apa ada yang salah?”

“Keadaan mental <Sister> mulai berubah. --------Entah bagaimana, nampaknya Itsuka Shidou telah sukses dalam menguatkan ikatannya dengan gadis itu seperti yang dugaanku.”

Westcott mengangat ujung bibirnya.

“Lima tahun yang lalu, ketika kita berhasil menangkap <Sister>, ia telah menyerah terhadap manusia. Walaupun itu hal yang tragis, itu adalah akibat dari kekuatannya sendiri.”

-------------Tetapi, kali ini berbeda. Ketika ia berjumpa dengan Itsuka Shidou, ia berakhir sama seperti para roh lainnya. Ia merasakan kebaikan manusia.

Di dalam dunia dimana ia telah menyerah terhadap kehidupan sosial, ia menemukan secercah cahaya. Bukankah itu hal yang indah?”

Westcott saling bertatapan dengan Ellen, kemudian iapun menunjukkan senyuman mengerikan.

“Baiklah.”

“Yah, ayo lakukan. Setelah tanda dariku, realizer yang tertanam di dalam otak <Sister> akan aktif. Pada saat itu, semua ingatan yang ia lupakan dalam kurun lima tahun itu akan kembali padanya secara perlahan.”

Westcott merendahkan pandangannya dan menatap nilai angka di layar komputer.

Benar. Nia menyadari jika masih terdapat harapan. Ia mengerti jika tidak seharusnya ia membenci manusia.

Akan tetapi-----------Tanpa pernah mengetahui jika ini akan menjadi penyebab dari keputusasaannya.

“Itu hal yang sederhana saja. Daripada menjatuhkan gelas begitu saja, akan lebih baik jika menjatuhkannya dari tempat yang jauh lebih tinggi lagi jadi gelas itu akan lebih mudah pecah.”

Setelah berkata demikian, Westcott menatap langit-langit dan angkat bicara.

“---------------Kalau begitu, ayo, Ellen. Demi impian kita yang tercinta.”

“Ya. Kau benar…………….Ike.”

Ellen merespon dengan suara tenang. Westcott mengangguk dengan puas, kemudian------Ia menatap kedepan ke arah seseorang yang tengah duduk di kursi depan dari mobil.

“Aku juga percayakan kepadamu. Tolong bantulah Ellen.”

“…………………….”

Merespon Westcott, gadis itu hanya menganggukkan kepalanya tanpa mengatakan sepatah katapun.


“A, aaa, aaaaaaaaaaaaaaaaaaaa----------!!”


Bersamaan dengan teriakan Nia, yang terdengar penuh dengan rasa sakit, kekuatan dalam jumlah besar yang nampak seperti lumpur kotor mengalir keluar dari tubuhnya. Setelah menyentuh tanah, sekeliling mulai meleleh layaknya gunung garam yang larut di dalam lautan. Semuanya menjadi kacau balau dan hancur.

Tidak hanya itu saja. Selagi Nia masih berteriak, luka dikedua tangan dan kakinya mulai bermunculan di seluruh tubuh Nia. Darah mengalir deras dari seluruh tubuh Nia.

Tidak ada satupun hal disekeliling Nia yang dapat menyebabkan semua luka itu muncul di tubuhnya. Akan tetapi, semua luka itu mendadak muncul diseluruh kulitnya seperti layaknya bunga yang tengah bermekaran, seolah ia tengah mengingat sesuatu. Dari penampilannya itu, nampaknya semua luka di tubuhnya disebabkan oleh kekuatannya sendiri.

Kemudian---------Kekuatan dan darah Nia menyelimuti seluruh tubuhnya, merubah penampilannya.

Sebelumnya, apa yang muncul dihadapan mata Shidou merupakan wujud seorang biarawati. Tapi sosok itu sama sekali tidak mirip dengan bayangan yanag ada di dalam ingatan Shidou, ia telah berubah menjadi sesuatu yang lebih mengerikan.

“N-Nia……………”

Begitu melihat penampilan yang seperti itu, Shidou mengeluarkan suara dengan nada tercengang.

Shidou telah, tidak-----------Semuanya yang berada disini sudah pernah melihat hal ini sebelumnya.

Inverse dari kristal Sephira, fenomena dari roh yang menjadi inverse terjadi ketika mereka tenggelam dalam keputusasaan.

Akan tetapi…………………Ada hal yang janggal.

Baik Tohka dan Origami sudah pernah inverse sebelumnya sama seperti Nia. ---------Untuk Tohka, itu karena Shidou hampir mati terbunuh di depan matanya. Untuk Origami, itu karena dia mengetahui bahwa ia telah membunuh kedua orang tuanya dengan tangannya sendiri.

Akan tetapi, dalam kasus Nia, yang saat ini tengah inverse di hadapan matanya, tidak ada alasan apapun yang dapat menyebabkannya inverse.

Benar, sebenarnya apa yang telah terjadi?

Malahan, pada saat itu, Nia hanya berjalan menuju arah mereka.

Keputusasaan itu, tidak ada pertanda dari penyebabnya.

“…………………..A-Apa yang terjadi!? Mendadak saja………………..”

“Nia-san……………! Kenapa……………..”

Natsumi dan Yoshino berkata demikian sambil keheranan atas gelombang kekuatan mengerikan yang dikeluarkan oleh Nia.

Selanjutnya, tubuh Nia gemetaran, gerakannya mirip seperti boneka marionette yang dikendalikan oleh benang.

“A, Aaaaaaaaaa.”

Dipenuhi rasa sakit, ekspresi wajahnya terlihat sangat menderita. Penampilannya, yang bersimbah darah, terlihat seperti layaknya patung ibu suci yang mengalirkan air mata darah.
Nia kemudian mengeluarkan suara serak yang bahkan tak bisa dideskripsikan sebagai suara.

“-------------------<Bee……………l, ze……………….bub>----------------“

Seolah menjawab panggilannya, sebuah buku besar muncul dihadapan Nia.

Hanya dengan melihat hal itu saja sudah bisa membuat mereka merasakan tekanan yang luar biasa. Tidak salah lagi. Apa yang muncul dihadapan mereka adalah <Demon King>, sama seperti <Nahemah> dan <Satan>.

<Beelzebub>, yang tengah melayang di udara, mulai terbuka secara otomatis. Buku itu mebalikkan halamannya dengan kecepatan luar biasa tinggi. Kemudian semua halaman itu terpisah dari sampulnya dan mulai beterbangan di sekeliling layaknya badai salju.

“I-Ini……………..”

Hati-hatilah, Shidou. Itu adalah bagian dari Demon King. Itu bukan sekedar kertas biasa.”
Origami berkata dengan nada tenang. Akan tetapi, seolah menimpali Origami, yang berbicara dengan waspada, semua halaman <Beelzebub> yang beterbangan di sekitar Nia mulaimembentuk formasi tempur, lalu mengeluarkan cahaya hitam.

“Apa……………..!?”

Mata Shidou terbelalak begitu melihatnya.

Dari halaman <Beelzebub>, beberapa monster yang tercipta dari kegelapan merangkak keluar dari halamannya.

“----------------------!”

Para monster tersebut mulai memekik dan menendang tanah untuk bersiap menyerang Shidou dan yang lainnya.

“Uwah…………….!”

Tanpa sadar tubuh Shidou langsung membatu setelah melihatnya. Akan tetapi----------sebelum mereka dapat menggapai Shidou, para monster tersebut telah diserang oleh sebuah cahaya. Mereka semua terlempar hanya dalam sekejap saja dan tubuh merekapun meleleh selagi terjatuh dari udara. 

Degan segera, Shidou menyadari apa yang terjadi. Origami, yang berdiri dibelakang Shidou, telah mengenakan Astral Dress terbatas miliknya, ia menyerang semua monster itu menggunakan <Metatron>.

Tidak, bukan hanya Origami saja. Para roh di tempat itu, telah mengenakan Astral Dress terbatas dan Angel milik mereka. Mereka menatap ke arah Nia yang terus mengeluarkan kegelapan yang telah menciptakan para monster tersebut.

“Semuanya………………”

“Walaupun aku tidak begitu mengerti akan situasinya…………….Tapi aku tahu jika aku tidak boleh membiarkan ini begitu saja!”

“Tolong serahkan saja para mon
ster pengganggu itu kepada kami~! Darling tolong selamatkan Nia-san!”

Tphka dan Miku angkat bicara, sementara memasang gaya bertempur. Seolah mencoba melawan mereka, halaman <Beelzebub> beterbangan disekeliling, monster dalam jumlah tak terbatas muncul dari semua halaman tersebut.

“Kuh……………….

Shidou membungkukkan badannya sedikit dan mengerutkan dahinya begitu melihat bala tentara Nia, yang sedikit demi sedikit mulai semakin banyak.

Satu-satunya yang dapat menyegel kekuatan roh adalah Shidou. Kalau begitu, Shidou tak punya pilihan lain selain menemui Nia secara langsung------------Shidou sendiri tidak menolak hal tersebut.

Akan tetapi, masih ada satu hal yang membuat Shidou merasa janggal.

“…………….Kalau aku menciumnya, akankah Nia kembali normal………………..?”

Benar, ketika pertamakali berhadapan dengan Tohka yang berada dalam wujud inverse, ketika ia menciumnya, ia sukses mengembalikan kesadaran Tohka yang biasanya.

Lalu ketika ia menghadapi inverse Origami, ia mendapatkan kembali kesadarannya karena panggilan Shidou dari luar dan [Origami lainnya] dari dalam.

Tapi bila dibandingkan dengan Tohka dan Origami, hubungan antara Nia dengan Shidou tidak berjalan cukup lancar. Dan juga, alasan kenapa Nia menjadi inverse tidaklah jelas. Di tengah situasi tersebut, Shidou tak yakin apakah ia dapat mengembalikan Nia ke keadaannya yang normal dengan menggunakan metode yang sama dengan yang ia gunakan hingga saat ini.

Menyadari jika Shidou merasa ragu, Kotori menyelanya.

“Aku juga tidak tahu soal itu. -----------Tapi, tidak ada cara lain lagi, jadi mau bagaimana lagi, kan? Hingga saat ini, kita hanya bisa percaya dan yakin jika suara kita dapat mencapai Nia.”

“……………Aah, kau benar.”

Shidou mengendurkan ekspresinya yang tadinya tegang, kemudian menatap  Nia.

Walaupun penampilannya terlihat aneh dan menakutkan, terdengar penderitaan dari dalam teriakannya.

“Aku akan menyelamatkan Nia. Semuanya……………tolong pinjamkan kekuatan kalian!”

“Ooh!”

Merespon permintaan Shidou, para roh pun angkat bicara.

Akan tetapi, pada saat itu………..

“Aku merasa menyesal karena harus mengatakan ini, tapi hal seperti itu tak akan pernah terjadi.”

Suara itu terdengar dari suatu tempat.

Sesaat setelah itu, seorang gadis yang mengenakan armor mesin berwarna silver mengkilap diseluruh tubuhnya muncul. Iapun turun kebawah dari langit yang arahnya berlawanan dengan Shidou, dengan Nia diantara mereka.

Seorang gadis dengan rambut berwarna agak Nordic Blonde………….seorang gadis yang mempercayai dirinya dendiri, tanpa ada keraguan, bahwa ialah yang terkuat diantara semua mahluk hidup yang ada.

Kemudian gadis itupun melanjutkan ucapannya seoalh tengah merendahkan Shidou dan yang lainnya.

“Kenapa bisa begitu, karena sekarang aku ada disisni.”

“……………! Ellen…………..!”

Shidou mengernyitkan alisnya sembari menyebutkan nama gadis tersebut. Ellen, Ellen Mira Mathers. Dia adalah penyihir terkuat DEM, manusia yang dapat bertarung sebanding dengan para roh. [Seorang manusia yang mengungguli manusia lainnya].

Ellen memberikan mereka peringatan dan kemudian mengalihkan pandangannya dari Shidou dan yang lainnya, ia menatap kepada Nia yang tengah diselimuti oleh kegelapan.
“--------Begitu ya. Bukankah kau terlihat menakjubkan, <Sister>? Seperti yang dapat diduga dari Ike.”

Begitu mendengar perkataannya, Kotori menunjukkan ekspresi kesal.

“……………….kalu memikirkan timing nya yang terlalu tepat, ini pasti ulah kalian, kan?”

“Benar. Pada awalnya roh itu memanglah properti milik DEM. Sayang sekali. Mulai dari sekarang ada tugas yang harus kuselesaikan. Tolong tinggalkan tempat ini dengan segera. Aku akan mengampuni kalian untuk saat ini.”

Ketika Ellen berkata demikian, ia memberikan isyarat seolah mengusir mereka. Shidou menggemeretakkan giginya.

“Jangan bergurau! Aku tidak akan pernah menyerahkan Nia kepada kalian semua!”

“--------------Aku tidak berniat untuk adu argumen denganmu.”

Ellen tidak memperdulikan perkataan Shidou, iapun menggenggam gagang dari perlatan yang berada dibelakang punggungnya dan menariknya keluar. Kekuatan sihir yang kuat mengalir keluar dari sebuah pedang yang merupakan pedang cahaya. --------Pedang laser <Caledvwlch>. Sebuah peralatan yang khusus untuk digunakan oleh Ellen.

Merespon pergerakan tersebut, para monster disekeliling Nia mulai menyerang Ellen disaat bersamaan.

Akan tetapi Ellen hanya mengernyitkan alisnya sedikit, ia melebarkan territory yang mengelilingi tubuhnya dan menyabu bersih para monster disekelilingnya.

“Kekuatan dari Demon King itu memang agak menyusahkan ya. Aku akan menyelesaikannya dengan cepat.”

Ellen berkata demikian sembari mengaktifkan territory nya, ia mengangkat <Caledvwlch> dan menebaskannya kepada Nia.

Tetapi--------------Sebelum Ellen dapat mengenai Nia, sebuah cahaya penghalang menangkis ujung dari <Caledvwlch>.

Tohka, yang berada didekat Shidou, telah menangkis serangan Ellen.

“Tidak akan kubiarkan!”

“Apa kau berencana untuk melawanku? Sebenarnya aku tidak perduli----------Tapi kalau begitu, aku tidak akan berbaik hati padamu.”

Ellen melontarkan tatapan tajam, lalu iapun meluncurkan serangan yang tak dapat dilihat oleh mata manusia biasa.

“Guh………………!”

Tohka mengerutkan dahinya selagi ia menerima serangan dari Ellen. Walaupun Tohka adalah seorang roh, ia tak dapat menggunakan kekuatan penuhnya. Sangatlah berbahaya untuk menghadapi penyihir terkuat. Ellen dan Tohka terus saling menyerang satu sama lain dengan menggunakan pedang mereka, tetapi pada akhirnya Tohka mulai terpojok juga oleh Ellen.

“Tohka!”

“Cih!-------------Dia tidak bisa menghadapi Ellen seorang diri! Kaguya, Yuzuru, Miku, bantulah Tohka! Yoshino, Natsumi dan Origami bersihkan jalannya untuk Shidou dari semua monster hitam disekitar Nia!”

Kotori, yang menonton pemandanagn itu dari belakang, meneriakkan suaranya dengan kencang. Para roh pun menjawab dan mengikuti instruksi Kotori. Mereka berpencar baik untuk menghentikan Ellen dan untuk membersihkan para monster disekitar Nia.

“tohka dan yang lainnya tidak bisa terus menahan Ellen dalam waktu lama! Ayo kita selesaikan dengan cepat!”

“Aah……….! Tolong bantu aku, Yoshino, Natsumi, Origami!”

Ketiganya mengangguk kepada Shidou, merekapun mulai memanggil Angel mereka.

“Tolong…………….Mundurlah………….!”

“Hey, kalian jangan mengganggu ya—!”

Yoshino memanggil sang boneka <Zadkiel>, yang berbentuk kelinci raksasa, ia membekukan air di dalam udara untuk menghentikan pergerakan para monster.

“<Metatron!>”

“………………<Haniel>!”

Menggunakan kesempatan itu, Origami menembakkan sebuah tembakan cahaya kepada para monster menggunakan <Metatron>, Natsumi menggunakan <Haniel> untuk mengubah semua halaman <Beelzebub>, yang berceceran di atas tanah, menjadi dedaunan.

Pasukan militer yang berjejeran di depan Nia telah benar-benar disapu bersih.

Tentu saja, masih terdapat beberapa monster yang tersisa disekitar mereka, dan selama <Beelzebub> masih ada, buku itu masih bisa menciptakan monster dalam jumlah yang besar. Tetapi, denagn bantuan dari para roh, tidaklah mustahil untuk membuat jalan menuju Nia untuk beberapa saat.

------------Akan tetapi,

“………………….!?”

Terdengar suara seseorang tersedak dari samping kirinya, lalu Shidou berbalik menuju arah tersebut.

Kemudian, wajahnya menunjukkan ekspresi terkejut begitu melihat pemandangan tak terduga yang ada dihadapannya.

Origami membidikkan Angel-nya <Metatron> kepada tubuhnya sendiri, kemudian menembakkan tembakan cahaya. Ia menekan darah yang mengalir dari bagian Astral Dress nya yang tercabik dan menunjukkan ekspresi kesakitan.

“Origami!? Apa yang!”

“Kya…………!?”

“Uwah, a-apa ini…………….!”

Akan tetapi, situasinya tidak berhenti di situ saja. Kaki Yoshino dan <Zadkiel> membeku di atas tanah karena es milik mereka sendiri. Hal yang sama juga terjadi kepada Natsumi, cahaya <Haniel> berbalik kembali kepada dirinya dan mengubah Natsumi menjadi semacam karakter maskot.

Ketiganya telah diserang oleh Angel mereka sendiri. Begitu melihat situasi yang aneh, Shidou tercengang.

Tapi, tidak hanya itu saja. Selanjutnya, Shidou merasakan jika ia tidak dapat menggerakkan tubuhnya sama sekali.

“Apa………!?”

“T-Tubuhku…………..Tidak bisa bergerak!?”

Kotori, yang berada di belakang Shidou, angkat bicara. Nampaknya, fenomena serupa yang terjadi kepada Shidou juga terjadi kepada Kotori.

Ini terasa sedikit berbeda bila dibandingkan dengan tubuh mereka jika dikekang dengan menggunakan territory penyihir. Kelihatannya tubuh mereka telah benar-benar mengabaikan instruksi dari otak mereka sepenuhnya hingga mereka tak dapat bergerak sedikitpun.

“Jangan-jangan………………..!”

Segera, Shidou menyadari sesuatu.

Nia mengambil bagian dari Astral Dress nya dan mengubahnya menjadi pena untuk menggambar, lalu pena itu secara otomatis menuliskan sesuatu di atas halaman <Beelzebub>.

“…………………! Ramalan masa depan…………!”

Benar. Nia sudah pernah menunjukkan kemampuan <Raziel> yang satu itu. Mungkin, <Beelzebub> juga dapat menuliskan sesuatu untuk mengontrol pergerakan selanjutnya dari Shidou dan yang lainnya.

Tetapi, bila dibandingkan dengan apa yang Nia tunjukkan sebelumnya, kecepatan menulis nya kali ini jauh lebih cepat. Itu membuat Shidou merasa seolah mereka sedang melawan seorang Dewa yang menulis masa depan.

“U, gu-----!”

Shidou menyalurkan kekuatannya kedalam tangan dan kakinya, selagi ia berusaha terus berjalan maju. Akan tetapi, semua yang berada di bawah bagian lehernya nampaknya menolak instruksinya. Ia tak dapat bergerak sama sekali.

Sementara berusaha, Nia terus menciptakan monster dari halaman <Beelzebub> untuk membawa kembali pasukan militer yang sebelumnya telah dikalahkan oleh Origami dan yang lainnya.

Para monster tersebut menghampiri Shidou dan yang lainnya dengan lambat tapi pasti.

“Sial…………! Bergeraklah! Bergeraklaah! Kalau aku disini, lalu siapa yang akan menyelamatkan Nia!”

Para monster tersebut mengulurkan tangan mereka ke arah kepala Shidou.

Shidou, selagi berteriak, menyalurkan tenaganya kesekujur tubuhnya.

“----------------Uwoooooooooooo!”

Pada saat itu,

Tubuh Shidou mulai terasa panas seolah ia sedang terkena demam. Kemudian, kekuatan luar biasa keluar denagn kencang dari tubuh Shidou.

Para monster disekeliling Shidou pun langsung terlempar.Pada saat yang sama, sesuatu yang tadinya mengikat tubuh Shidou juga telah terlepas.

“Ini……………..!?”

Shidou penasaran apa yang terjadi kepada tubuhnya barusan. Akan tetapi, iapun segera memahaminya. Angin tadi berasal dari kekuatan milik Yamai bersaudari.

“Shidou!”

Kotori berteriak dari belakang. Akan tetapi untuk beberapa alasan, sesuatu yang mengekang tubuhnya masih belum terlepas. Yoshino dan Origami juga sama. Natsumi masih berada dalam wujud karakter maskot yang aneh.

Melihat hal tersebut, Shidou dapat menebak. Mungkin, itu sama seperti saat menghadapi [Suara] Miku. Walaupun kekuatan meramalkan masa depan <Beelzebub> dapat memanipulasi pergerakan dari semua manusia yang tergambar di atasnya-------Itu tak dapat benar-benar mempengaruhi seseorang yang memiliki kekuatan roh yang dibutuhkan untuk mengantisipasi kekuatan tersebut.

Kalau begitu, apa terjadi barusan memang benar. Meskipun Shidou memiliki tubuh manusia, tubuhnya menyimpan kekuatan dari delapan roh didalamnya.

“------------Aku pergi.”

Shidou, berkata tegas, kemudian mulai berlari menuju Nia.

Tentu saja, para monster itu juga langsung ikut mengejarnya.

Tapi, kenapa bisa? Shidou saat ini, tidak merasa jika para monster itu adalah ancaman lagi.
“------------<Zadkiel>!”

Berteriak, Shidou menapak di atas tanah. Pada saat itu, sekitar tempat yang ia pijaki mulai membeku, mengekang kaki para monster tersebut ke atas tanah.

Benar. Itu adalah Angel milik Yoshino <Zadkiel>. Entah mengapa, Shidou merasa jika ia dapat mengontrolnya.

Aah----Benar juga.

Ia mulai dapat menagkap kembali sensasi saat ingatannya buram. 

Pada awal bulan, Shidou kehilangan kendali karena rute yang menghubungkan aliran kekuatan antara Shidou dengan para roh terganggu. Alhasil, ia harus diselamatkan oleh para roh.

Akan tetapi pada saat itu, Shidou dapat mengendalikan semua Angel berdasarkan keinginannya sendiri.

Kemudian sensasi pada saat itu masih tersimpan jauh didalam tubuhnya dan jauh didalam hatinya.

Tentu saja, hal ini tak pernah terduga. Pastinya, menggunakan semua Angel itu tidak akan sebanding dengan kekuatan aslinya ketika roh sungguhan menggunakan mereka.

Akan tetapi-----------Saat ini itu saja sudah cukup.

Setelah mengalahkan para monster itu, Shidou membuat jalannya menuju Nia.

Terdapat tujuh Angel yang tersimpan di dalam tubuh Shidou, dan semua kekuatan itu sudah cukup baginya untuk melewati semua rintangan ini.

“----------------!”

Para monster itu memijakkan kaki mereka di atas monster lainnya yang kakinya membeku oleh es. Selagi mereka mulai mengejar Shidou………….

Shidou mengangkat tangan kanannya. Ia membulatkan tekadnya dan memanggil namanya.
“<Sandalphon>!”

Kemudian seolah merespon panggilannya, sebuah pedang besar muncul di udara. Shidou mengibaskan pedang tersebut-----------<Sandalphon> kepada para musuhnya.

“Haa!”

Cahaya dari pedang itu membentuk bulan sabit ketika ia mengibaskan pedangnya. Ia membelah du tubuh dari para monster disekitar.

Tentu saja, tubuhnya mendapatkan rasa sakit luar biasa sebagai ganti dari kekuatan itu. Ototnya terasa seolah mereka tercabik-cabik, tulangnya mulai bergemeretak. Untuk menyembuhkan rasa sakit itu, api regenerasi milik Kotori mulai membara dari dalam tubuh Shidou.

Shidou merasakan rasa sakit dan sensasi terbakar disekujur tubuhnya. Akan tetapi-----------Shidou berteriak.

“Ooooooooooooh!”

Itu adalah kekuatan dari Angel milik Miku <Gabriel>, nyanyian untuk meringankan luka. Meskipun menyebut teriakan seperti itu sebagai sebuah nyanyian mungkin akan membuat Miku memarahinya. Selagi suara itu terngiang di telinga Shidou keseluruh tubuhnya, entah bagaimana itu membuat rasa sakit dan sensasi terbakarnya menghilang.

Kemudian setelah mengalahkan para monster tersebut----------
Shidou mendekati Nia yang tengah terduduk di tengah lumpur hitam.

“Nia! Apa kau baik-baik saja!? Bertahanlah!”

“Aa, aaa, aaaaaaaaaaa!”

Akan tetapi, Nia tidak merespon panggilan Shidou sama sekali. Ia terus berteriak karena rasa sakit disekujur tubuhnya.

Lalu, saat itu juga Shidou menyadari sesuatu, bahunya pun bergetar.

Ia mengambil napas dalam dan memanggil Nia.

“[Nia!]”

Benar. Shidou menggunakan nyanyian <Gabriel> yang tadi ia sempat gunakan untuk tubuhnya sendiri. Ia menyalurkan kekuatan <Gabriel> ke dalam suaranya dan memanggil nama Nia.

“…………………..”

Dan untuk pertamakalinya, tubuh Nia bergetar sedikit seolah tengah merespon panggilan Shidou.

“[…………………..! Nia!? Bisakah kau mendengar suaraku!? Aku akan menyelamatkanmu sekarang, Ok!?]”

“Shi……………………Dou…………….”

Nia berbalik dengan pipinya yang berlumuran darah dan berkata dengan suara serak.
Dari reaksi tersebut, Shidou dapat menebak. Meskipun ia tak tahu secara pasti, mungkin keadaan Nia saat ini disebabkan oleh [Rasa Sakit] yang ia rasakan. Kalau begitu, jika Shidou menggunakan lagu peringan rasa sakit, maka mungkin ia dapat mengembalikan kesadaran Nia. Berpikir demikian, Shidou merentangkan tangannya kepada Nia.

Ketika Shidou hampir dapat meraih bahu Nia, saat itu…………….

“-------------Kau tidak boleh melakukannya.”

Ketika ia mendengar suara tersebut, sesuatu terbang melesat dengan kecepatan tinggi ke arah Shidou dari atas langit. Sebuah cahaya besar telah ditembakkan sebelum akhirnya meledak di hadapan kedua mata Shidou.

“Uwah!?”

Karena serangan yang mendadak, Shidou terpental karenanya.

Walau, Shidou tak memiliki waktu untuk terjatuh di tempat itu saat ini. Ia segera membetulkan postur tubuhnya dan berbalik kepada Nia.

“…………………..Eh?”

Lalu, Shidou pun terperangah selagi ia mengeluarkan suara tercengang.

Disebelah sana, sejak entah kapan, sosok seorang gadis yang tadinya tidak berada disana muncul. Mungkin, gadis itu tahu jika itu adalah kesempatan baginya untuk terbang menuju mereka selagi mereka tengah sibuk.

Dia adalah seorang gadis berambut pirang yang rambutnya setengah dikepang, dan sepasang mata berwarna biru yang warnanya terlihat seperti langit. Gadis itu berkulit putih dan bersuara merdu.

Akan tetapi, tak ada ekspresi apapun di wajahnya----------------Di tubuhnya, ia megenakan armor metal yang biasanya dikenakan oleh para penyihir.

I atengah mengenakan wiring suit yang serupa dengan milik Ellen, sebuah CR unit berwarna ungu terang. Penampilannya yang elegan terlihat seperti kesatria armor dari abad pertengahan. Tetapi, yang menarik perhatian Shidou adalah peralatan yang digenggam oleh gadis tersebut.

Di tangannya, gadis itu menggenggam pedang laser bermata dua.

Kemudian iapun mengarahkan salah satu ujung pedangnya ke arah perut Nia, seperti seekor kupu-kupu yang tersalib ke atas tanah.

“Ni------------a? Nia!”

Selagi Shidou berteriak, muntahan darah keluar dari mulut Nia.

“Kau! Apa yang telah kau lakukan kepada Nia!? Menyingkirlaaaaaaaah!”

Berteriak, Shidou menggenggam gagang <Sandalphon> dan menganyunkan ujung pedangnya kepada gadis di hadapannya.

Akan tetapi, sebelum ujung dari <Sandalphon> dapat menyentuh gadis itu, gadis itu memperluar territory nya untuk menghentikan serangan itu.

“Apa……………..!?”

Walaupun ia tidak mengeluarkan begitu banyak kekuatan untuk melakukannya, territory miliknya sangatlah kuat. Keakuratannya setara dengan milik Ellen.

Ketika gadis itu menajamkan pandangannya, ia memperluas daerah territory dalam sekejap dan dengan mudahnya membuat tubuh Shidou terpental.

“Guwah!”

“Shidou-------!”

Shidou, yang terjatuh dengan kecepatan tinggi, dapat ditangkap oleh Origami tepat pada waktunya. Entah mengapa, ketika Nia menerima serangan tersebut, <Beelzebub> berhenti bekerja.

“M-Maaf, Origami. Kau meny—“

Shidou menghentikan perkataannya saat itu juga. Origami, yang tengah menahan tubuh Shidou, mendadak saja menjadi pucat pasi begitu menatap gadis yang tadi telah menusuk Nia dengan pedangnya.

“Origami………………..?”

Origami menengadah menatap wajah gadis itu, lalu iapun membuka mulutnya sedikit.


“Kenapa kau bisa ada disini? -----------Artemisia Ashcroft.”


Meskipun Origami sedang bertanya kepadanya, gadis yang bersangkutan Artemisia malah tidak memperdulikannya sama sekali.

Ia menyalurkan kekuatannya kepada pedang laser di tangannya, kemudian mengeluarkan ujung pedangnya dari tubuh Nia.

Tubuh Nia terpantul selagi darah mengalir keluar layaknya air mancur dari tempat dimana Artemisia menarik pedangnya.

“Nia!”

Berteriak, Shidou berlari ke arahnya, akan tetapi, territory telah mencegahnya mendekati Nia.

Selagi Artemisia perlahan mengangkat tangannya dan menaruhnya tepat di atas dada Nia.
Kemudian, ia terlihat seperti membisikkan sesuatu, territory yang tercipta disekelilinya pun mulai berubah----------Pada saat yang bersamaan, tubuh Nia mulai mengeluarkan cahaya berwarna hitam.

“…………………., ………………….., ……………………”

Nia, yang sudah tak dapat mengeluarkan suara apapun lagi, menggerakkan jari jemarinya perlahan.

Selanjutnya, sebuah kristal yang nampak seperti hasil ciptaan kondensasi dari malam keluar dari dalam dada Nia. Seolah mengikutinya, Astral Dress yang Nia kenakan mulai menghilang menjadi kabut.

“……………..!”

“Sephira!? Tapi……………….Warna itu—“

Di saat yang sama ketika Shidou terperanjat kaget, Origami dan Kotori berkata dengan kagetnya.

Benar. Apa yang keluar dari dalam dada Nia adalah kristal serupa yang pernah diberikan oleh <Phantom> kepada Kotori untuk merubahnya menjadi roh dulu.

------------------Lalu,

“……………..!?”

Tiba-tiba, Shidou dapat merasakan sesuatu yang berbahaya dan menglihkan pandangannya ke arah tertentu.

Itu semua mungkin dikarenakan oleh indra Shidou yang dipertajam karena menggunakan kekuatan roh. Atau mungkin, itu semua karena keberadaan orang itu terlalu berbahaya sampai-sampai Shidou tak dapat melewatkannya begitu saja. Walaupun ia sendiri tak yakin apakah itu-------------Tapi di sebelah sana terdapat sosok [Asing] yang terselip di antara mereka yang tadinya tidak ada disini hingga beberapa saat lalu. Shidou mengetahui dan merasakan keberadaan orang itu dengan jelas.

Tidak hanya Shidou saja, para roh yang berada di sana pun juga mengarahkan pandangan mereka ke arah yang sama.

Sementara tengah ditatap oleh semua orang, pria itupun berjalan dengan perlahan menuju Artemisia dan Nia.

Ia adalah seorang pria berambut ash-blonde dan mengenakan setelan hitam. Shidou menatap pria itu dengan tatapan kaget.

“Isaac Westcott………………!”

Shidou memanggil nama tersebut dengan setengah berteriak. Shidou menatapnya dengan mata terbelalak. Pria tersebut-----------Westcott menggerakkan bibirnya.

“Sudah lama sekali semenjak terakhir kali kita bertemu secara langsung, Itsuka Shidou. Aku senang karena kau sehat-sehat saja.”

Sementara Westcott berkata demikian, ia berhenti tepat di depan Nia.

Kemudian ia menatap ke arah kristal hitam yang melayang di atas Nia, ia pun tersenyum penasaran seolah tak pernah melihat hal seperti ini sebelumnya.

“Luar biasa. Inilah kristal Sephira dari inverse--------------Qlipha.”

Kemudian Westcott mengambilnya dengan senang, iapun menatap Artemisia.

“Kerja bagus, Artemisia. Nampaknya menyembunyikanmu adalah keputusan yang tepat. --------Itsuka Shidou dan orang-orang dari <Ratatoskr>. Ada sesuatu yang ingin kukatakan kepada kalian juga. Semua berkat kalian akhirnya aku bisa satu langkah lebih maju ke arah impian terbesarku.”

Mendeklarasikan kata-kata itu dengan keras, Westcott perlahan merentangkan tangannya untuk meraih kristal itu.

“Kau……………….Apa yang—“

“Apa, katamu? Haha, apa kau pantas bertanya begitu? Kau, yang memiliki kekuatan dari 8 orang roh didalam dirimu.”

“A-Apa………….?”

Shidou bertanya sambil mengernyitkan alisnya, Westcott pun menggenggam Qlipha. ------------Kemudian, iapun menaruhnya kedalam dadanya sendiri.

“Apa……………!?”

“Ku—Oooooooooh--------“

Dari Qlipha, cahaya hitam kelam mulai menebar disekitar tempat itu. Disertai dengan dengungan yang mirip dengan suara listrik. Tempat itu yang telah seutuhnya terlihat seperti malam hari dalam sekejap mengubah pemandangan disekeliling.

Lalu--------------Beberapa saat kemudian.

[Malam] itu berkumpul dan msuk kedalam Westcott.

Disana, tak ada lagi Qlipha yang tersisa.

“Fu—“

Tetapi, Isaac Westcott terlihat tengah berdiri disana dengan kekuatan roh menyelimuti seluruh tubuhnya. Bagian dada dari setelan jas nya telah benar-benar terbakar.




Benar. Westcott terlihat seperti seorang roh.

“Haha! Hahahahahahaha! Hahahahahahahahahahaha—!”

Westcott membungkukkan tubuhnya dan tertawa terbahak-bahak. Begitu melihatnya, wajah Kotori memucat.

“Mustahil…………Barusan dia memasukkan Sephira kedalam dirinya sendiri………….!?”

“Jangan konyol, hal semacam itu…………”

Sebelum ia dapat menyelesaikan perkataannya, Shidou tersedak. -----------Kata-kata yang dikatakan oleh Westcott barusan tergiang di dalam benaknya.

“Kekuatan roh……………..?”

Shidou bertanya dengan terperangah, Westcott menatap mereka dengan tatapan puas.

“Benar sekali.”

Kemudian iapun mengangkat tangannya ke udara dan memanggil namanya.

“--------------[Kitab Dari Bencana] <Beelzebub>.”

Itulah nama dari Demon King.

“Apa—“

Shidou berbicara dengan panik, di saat yang sama, sebuah buku muncul di tangan Westcott dari udara.

Di saat yang sama, Westcott terbelalak karena terkejut.

“Hou…………..? Luar biasa, bukan begitu? Meskipun ini adalah pertamakalinya aku meggunakan Demon King, aku mengetahui kekuatan dan kemampuannya dalam sekejap saja. Kurasa memang seperti ini ya?”

Westcott mengangkat tangannya seolah tengah memimpin orkestra.

Seolah mengikutinya, halaman <Beelzebub> beterbangan seperti dengan Nia tadi, dari semua halaman tersebut, beberapa monster hitam muncul.

“Apa……………..!?”

Shidou berkata dengan kaget. Walaupun Westcott telah menghisap kekuatan roh, sama seperti Shidou, sangatlah tak terduga jika ia dapat menggunakan Demon King hanya dalam waktu sesaat.

“Begitu ya……………Jadi semua yang tertulis di sini akan menjadi kenyataan? Hahaha, memang sebanding dengan reputasinya sebagai Demon King. Kekuatan untuk melawan semua logika dan kenyataan di dunia ini. Tidakkah kau pikir itu menakjubkan?”

“Kuh…………..”

Shidou menggemeretakkan giginya selagi menatap Westcott.

Lalu, dibelakang Westcott, Ellen yang tadi tengah bertarung dengan Tohka dan yang lainnya, terbang kebawah dan berdiri tepat disampingnya.

“Ike.”

“Ya, Ellen. Kerjamu juga bagus. --------Lihatlah. Inilah cahaya dari jalan kita, pancaran kehebatan dari Demon King.”

“-----------Itu memang luar biasa. Tapi, masih belum cukup.”

“Aah. Memang belum. Hanya satu saja tidaklah cukup. Untuk mewujudkan impian terbesar kita.”

Westcott melontarkan tatapan tajam kepada Origami dan yang lainnya.

Disaat yang sama, Tohka dan yang lainnya berlari menuju Shidou dengan napas tersengal.

Entah bagaimana sama seperti Ellen, merekapun merasakan sesuatu yang berbahaya dan kembali kepada Shidou.

“Shido! Apa aku baik-baik saja?”

Aah………….Tapi, Nia………………!”

Situasinya telah semakin memburuk. Dengan sang penyihir terhebat didunia Ellen sebagai rekannya, beserta dengan Artemisia yang kekuatannya setara dengan Ellen. Lalu------------Sang Demon King <Beelzebub> yang berada di tangan Westott, dilengkapi dengan pasukan monster hitam. Walaupun terdapat beberapa roh yang bersama Shidou, musuh mereka terlampau kuat.

Tidak, sebelum itu, memberikan Nia pertolongan pertama jauh lebih penting, mereka tidak punya waktu untuk bertarung melawan Westcott dan yang lainnya. Apa yang harus mereka lakukan-----------?

Kemudian, Shidou berkeringat dingin sambil berpikir. Tapi Westcott malah bertingkah santai.

“------------Tapi, sekarang aku sudah mencapai tujuan utamaku untuk mendapatkan Demon King. Tidakkah kaupikir jika ini sudah cukup untuk hari ini?”

“………………!?”

Shidou mengernyitkan alisnya begitu mendengar perkataan Westcott. Shidou menguatkan genggamannya pada gagang <Sandalphon>. Ia tak dapat menebak apa yang sebenarnya Westcott incar. Ada kemungkinan jika Westcott sengaja berkata demikian untuk membuat Shidou dan yang lainnya lengah kemudian langsung memerintahkan Ellen dan Artemisia untuk menyerang mereka.

Akan tetapi, Ellen memiringkan kepalanya begitu mendengar pernyataan tersebut.

“Apa itu tidak masalah?”

“Aah, lagipula, tubuhku tidak bisa bertahan kalau harus memasukkan banyak Demon King di saat yang bersamaan. Selain itu………”

Setelah berkata demikian, Westcott menunjukkan senyumannya yang jahat.

“Bukankah akan lebih baik untuk menyimpan hal yang menyenangkan untuk dinikmati nanti?”

“…………………..Cih.”

Pada saat itu, Shidou dapat merasakan jika para roh terperanjat di saat yang sama.

Kebencian yang ia rasakan semenjak pertama kali mereka berhadapan dengan Westcott semakin mendalam.

Pria ini tak dapat dideskripsikan sebagai kejam ataupun brutal. Ia hanya dapat dijelaskan sebagai ------ [Abnormal].

Benar. Shidou dapat merasakan rasa takut yang tidak jelas terhadap pria ini. Rasa takut itu, daripada rasa takut karena tengah berhadapan dengan seseorang yang memiliki kekuatan luar biasa, lebih tepat dikatakan jika itu adalah rasa takut karena tengah berhadapan dengan sesuatu yang [Tak Dikenal] yang telah melewati batas akal sehat manusia.

“------------------Dimengerti. Kalau begitu—“

“Aah. Ayo pergi.”

Setelah Westcott berkata demikian, Ellen dan Artemisia mengangguk sedikit sebelum menghentak ke tanah.

Setelah memperingatkan para roh, mereka mempersempit area territory mereka, lalu ketiganya menghilang ke atas langit.

“Mari kita berjumpa lagi. Itsuka Shidou dan para roh. Silahkan nikmati hari-hari kalian yang penuh dengan ketenangan walau kalian hanya punya sedikit waktu yang tersisa.”
Apa……………..Tunggu! Kemana kalian pergi—“

“Shidou!”

Kotori menarik pakaian Shidou, yang mencoba mengejar Westcott dan yang lainnya. 

Sementara Shidou tengah tertahan oleh itu, Westcott dan yang lainnya menghilang ke langit.

“Walau aku mengerti perasaanmu, tapi tolong tenanglah! Kita tidak bisa melakukan apapun untuk mengejar mereka! Selain itu—“

Kotori menatap Nia yang tak sadarkan diri di atas tanah. Shidou terkejut.

“Nia!”

Mendarat di atas tanah, merekapun berlari menuju Nia, yang tenggelam di tengah lautan darah.

Semua luka disekujur tubuhnya terlihat mengerikan, khususnya, luka yang dibuat oleh pedang Artemisia setelah ditancapkan ke perut Nia. Ia sulit bernapas, nampak jelas jika ia sudah tak dapat bertahan lebih lama lagi.

“Sial………….! Kotori! Realizer-nya!?”

“Sudah kupersiapkan! Tapi, karena <Fraxinus> tidak bisa beroperasi, kita tidak bisa menggunakan teleportasi! Aku sudah menyiapkan mobil, jadi tunggulah! Tapi……………<Ratatoskr> belum pernah mengobati seorang roh yang telah kehilangan Sephira-nya! Aku tidak tahu apa yang akan—“

“Kuh—“

Shidou kesal. Tetapi suara Origami data terdengar dari arah samping.

“Ngomong-ngomong, akan berbahaya jika ini terus berlanjut. Pertama, kita harus menhentikan pendarahannya.”

“K-Kau benar. Tapi bagaimana………………”

“Kalau soal pendarahan hebat yang ada di perutnya, akan sulit ditangani tanpa peralatan yang tepat. Umumnya pada saat pertolongan pertama, kita tidak punya pilihan lain selain membalut lukanya dengan potongan kain. Tapi, aku rasa cara seperti itu tidak akan efektif.”
“Lalu, apa yang harus kita lakukan…………….?”

“Tenanglah. ----------Natsumi.”

“Eh!?”

Natsumi mengeluarkan suara kaget begitu mendengar namanya mendadak disebut.

“Ah, a-aku mengerti ……………!”

Akan tetapi, Natsumi langsung memahami maksud dari Origami dengan segera. Natsumi berlari kesamping Nia.

“<Haniel>…………..!”

Setelah Natsumi berkata demikian, sebuah Angel berbentuk sapu muncul. Kemudian, kaca yang tersembunyi di bagian ujung sapu itu muali bersinar, semua luka mengerikan diseluruh tubuh Nia pun menghilang.

Itu tidak seperti semua luka Nia telah disembuhkan. Menggunakan kekuatan <Haniel>, Natsumi mengubah tubuh Nia yang dipenuhi luka dengan tubuh yang bersih dari luka.

“Dengan begini…………..Kurasa sudah lebih baik. Tapi, aku tidak bisa mengembalikan jumlah darah yang telah hilang, dan aku tidak bisa menyembuhkan luka yang ada di dalam tubuhnya. Kalau kita tidak segera memberikannya pertolongan medis………….”

Ketika Natsumi berkata demikian, keadaan Nia makin memburuk. Meskipun semua luka telah menghilang, wajahnya berubah pucat pasi, napasnya pun mulai melemah.

“Sial…………….Nia! Bisakah kau mendengar suaraku? Mobilnya sudah hampir sampai!”

Menggenggam tangan Nia, Shidou berkata dengan nada seperti sedang berdoa.

Akan tetapi, teriakannya sia-sia belaka, tangan Nia menjadi semakin dingin. Shidou merasa kesal, tidak sabar dan tidak berdaya. Ia memukul tanah karena rasa frustasinya.

Kemudian—

“……………..! Tunggu, Shido.”

Seolah menyadari sesuatu, Tohka menatap Nia dengan tatapan tajam, seolah tengah mencoba untuk memastikan seuatu.

“Sudah kuduga………….Shido, walau lemah, Nia masih memiliki sedikit kekuatan yang tersisa!”

“Apa katamu!?”

Mata Shidou terbelalak, Kotori terperangah seolah menyadari sesuatu juga.

“Jadi begitu…………….Sebelum Nia ditusuk oleh gadis yang turun dari atas langit itu, Shidou telah berhasil mengembalikan sebagian kesadaran milik Nia, walaupun hanya sedikit saja…………..! Pada saat itu, wujud inverse tidak lagi sempurna!”

“A-Apa maksudmu?”

“Ada kemungkinan jika Sephira yang Westcott ambil tadi tidaklah dalam bentuk sempurna! Mungkin di dalam tubuh Nia, masih ada sebagian kecil Sephira yang tertinggal……………!”

“……………….!”

Ketika Kotori berkata demikian, Shidou terperangah.

Pada awal bulan, pembicaraan mengenai dirinya yang lepas kendali terngiang di dalam benaknya.

“Kotori------------Kau pernah mengatakan kalau ada jarak dari sirkulasi kekuatan di dalam sebuah rute yang menghubungkan aku dengan para roh……………Bukan begitu?”

“Ya, itu………….”

Kemudian, Kotori menyadari apa yang dipikirkan oleh Shidou.

“Shidou, jangan bilang—“

“Aah---------Ini hanya perkiraan saja, tapi aku akan menyegel Nia…………!”

Benar. Terdapat jalur kekuatan yang tercipta di antara Shidou dengan para roh yang tersegel. Kalau begitu, jika Shidou menghubungkan rutenya kepada Nia, Shidou pikir jika ia mungkin dapat men-supply Nia dengan kekuatan diantara dia dengan para roh lainnya.

Tentu saja, Shidou tak tahu apakah tingkat kepuasan Nia terhadapnya telah mencapai batas dimana ia dapat menyegel Nia atau tidak.

Akan tetapi, sama seperti yang Kotori katakan barusan, tidak ada pilihan lain selain mempercayainya. ------Bahwa perasaan Shidou dan yang lainnya akan dapat mencapai Nia.

“--------Nia. Tolong, terimalah…………….aku. Aku tidak perduli kalaupun kau mengambil semua kekuatanku! Makanya—!”

Shidou berkata demikian seolah tengah memohon kepadanya. Dengan semua orang yang menonton, ia mendekatkan bibirnya kepada bibirnya Nia dengan perlahan, kemudian bibir merekapun saling bersentuhan.

Pada saat itu, Shidou sempat terkejut dengan bibirnya Nia yang terasa dingin.

Tetapi dengan segera, Shidou merasakan sensasi familiar akan sesuatu yang hangat mengalir kedalam tubuhnya, walau hanya sedikit.

“……………!”

Tidak salah lagi, itu adalah sensasi yang ia rasakan ketika menyegel kekuatan seorang roh. Ketika bibir mereka terpisah, Shidou memanggil nama Nia dengan setengah berteriak.

“Nia! Nia!”

“Bangunlah, Nia!”

“Nia………………san!”

Para roh ikut berteriak seolah mengikuti Shidou.

Segera, Nia mulai menggerakkan tangannya.

Kemudian, iapun mengeluarkan suara serak.

“……………………., Semuanya……………Tidak perlu berteriak, aku…………Bisa mendengar…………..Kalian …………..Semua……………”

“------------! Nia!”

Selagi Shidou berteriak, Nia menutup matanya sekali lagi, kemudian menggerakkan bibirnya sedikit.


Walaupun suaranya tak dapat terdengar-------------Tapi dari gerakan bibirnya, terlihat jika ia mengeja lima huruf: [T] [H] [A] [N] [K].
Share Tweet Share

0 comments

Please wait....
Disqus comment box is being loaded