Epilog: Apa Kau Sudah Tahu Itu Nia!?

Font Size :
Dark Mode
Reset Mode
Penerjemah : Sidera-chan
Editor: Vizard

Note: Jika Belum Tau  Artemisia Bell Ashcroft silahkan lihat disini

“………………Hou?”


Di dalam DEM Industry---------------Kantor Cabang Jepang.

Berada di tengah mood yang bagus, Isaac Westcott menatap buku yang berada di depan matanya, sementara ia duduk di atas sebuah kursi.

Mengapung di udara, terdapat sebuah buku besar. Penampilannya yang nampak menakjubkan memiliki kesan teror misterius yang dapat terasa hanya dengan melihatnya saja.

“------Begitu ya, ini menarik sekali. Semua informasi yang ingin kuketahui akan langsung mengalir kedalam pikiranku. Jadi inilah sang Demon King <Beelzebub>? Kelihatannya aku telah sukses. 

Berkat itu, aku baru saja menemukan sesuatu yang menarik.”

Setelah berkata demikian, Westcott tertawa. Kemudian gadis yang mengenakan setelah yang berdiri di hadapannya-----Ellen, memiringkan kepalanya.

“Sesuatu yang sangat menarik, begitukah?”

“Aah. Mendekatlah.”

“Apa………….”

Ellen berjalan menghampiri Westcott dengan memasang wajah penasaran.

Westcott berdiri dari atas kursinya dan menaruh tangannya di atas bahu Ellen. Setelah itu—
“………….! Ini………….”

Mata Ellen terbelalak.

Informasi yang Westcott dapatkan dari <Beelzebub> telah di transfer kepada Ellen melalui kontak fisik. Dengan begini, Ellen melihat beberapa bayangan yang langsung mengalir kedalam pikirannya.
“……………..Merubah sejarah? Apakah itu artinya dunia yang sekarang ini sudah pernah dirubah sebelumnya?”

Lalu, Ellen bertanya untuk memastikan.

Benar. ----------Itulah yang tertulis di <Beelzebub>.

Mengubah sejarah merupakan tindakan terlarang yang menentang kehendak Dewa. ----------Sebuah pipa impian yang tidak akan pernah menjadi baik.

Akan tetapi, itu bukanlah sesuatu yang mustahil terjadi, baik Westcott dan Ellen telah mengetahui hal itu juga.

“Aah. Itsuka Shidou meminta bantuan <Nightmare>. Mereka mengarungi arus waktu sepertinya untuk merubah masa lalu daro Tobiichi Origami…………..Fu, dia telah melakukan tindakan yang berani.”

“Siapa sangka, hal seperti itu—“

Kemudian mendadak, sebelum Ellen dapat menyelesaikan kalimatnya, ia menahan dadanya dengan kesakitan.

“Uguh…………..!?”

Beberapa saat setelahnya, darah mengalir keluar dari blouse berwarna putih yang tengah ia kenakan. Ellen mengertukan dahinya sembari menatap darah di tangannya.

“Ini……………..”

“Nampaknya, karena kau telah mengetahui mengenai ingatan tentang mengubah sejarah dunia, luka yang dulu kau terima menjadi muncul kembali.”

Westcott berkata demikian sambil mengangkat ujung dari bibirnya. Walaupun hal seperti itu tidak akan terjadi kepada manusia normal-----Tapi bagi para penyihir yang menggunakan Realizer, mereka mampu untuk merubah imajinasi di dalam pikiran mereka menjadi kenyataan. Untuk Ellen yang merupakan penyihir terkuat, ia akan merubah setiap bayangan kuat yang ada di dalam pikirannya menjadi kenyataan secara otomatis.

“……………..Aku paham. Jadi aku menerima luka se perti ini dari dia di dunia yang sebelumnya………….Walaupun ada gangguan dari <Ratatoskr> yang patut di pertimbangkan, ini tetaplah hal yang tidak menyenangkan.”

Setelah berkata demikian, Ellen mengernyitkan alisnya dengan kesal.

Walau begitu, reaksi seperti itu adalah hal yang wajar saja. Sampai bisa membuat Ellen menerima luka separah itu, di dalam ingatan Westcott, hanya ada satu orang selain Origami.

“………………….Fu.”

Ellen mengernyitkan alisnya sedikit. Lalu, Ellen memperluas territory disekitar tubuhnya untuk menghentikan pendarahan dan menghilangkan rasa sakit. Ellen mengembalikan eskpresi wajah dan postur tubuhnya ke semula.

“Tapi----------------Aku paham. <Beelzebub>, kekuatannya memang sepadan dengan reputasinya sebagai Demon King.”

“Itu benar. Tetapi…………”

Westcott menggetarkan bahunya sedikit begitu mendengar perkataan Ellen.

“Kelihatannya, Demon King ini masih belum dalam bentuk sempurna saat ini.”

“----------------Itu tidak sempurna?”

“Aah, nampaknya sebelum kita dapat selesai dengan <Sister>, sepertinya Itsuka Shidou dapat mengembalikan sebagian kesadaran <Sister>. Kelihatannya ia juga akan segera dapat menggunakan kekuatan Angel itu juga.”

“…………………..Aku mohon maaf. Seharusnya aku bisa menyelesaikannya sendiri.”

Ellen mengatakan itu dengan wajah kesal. Akan tetapi, Westcott malah meregangkan bahunya beberapa kali sebagi respon.

“Tidak perlu menyesalinya seperti itu. Lagipula aku merasa puas dengan pencapaian hari ini. Walau masih belum sempurna, pastinya kita telah mengambil satu langkah lebih maju menuju impian terbesar kita. Mengenai setengah bagian lagi yang kita lewatkan, kita masih bisa mengambinya lagi nanti kan? Aku mengandalkanmu, Ellen.”

“-------------Baik.”

Ellen membetulkan posisinya dan mengangguk.

Kemudian, Westcott menatap gadis yang sedang berdiri di dekat pintu kantor.

“Tentu saja, kau juga. --------Artemisia.”

“………………….Baik.”

Artemisia Bell Ashcroft menjawab dengan suara tenang.


Di dalam ruang tunggu di fasilitas bawah tanah <Ratatoskr>, para roh tengah berjejer.


Alasannya hanya satu. Semua orang tengah menunggu pengobatan medis Nia selesai. 

Nia kembali kehilangan kesadarannya segera setelah dibawa ke fasilitas ini. Di dalam ruang gawat darurat, saat ini Nia tengah menjalani pengobatan menggunakan Realizer medis. 

Karena pengobatannya akan memakan waktu, semuanya telah diminta agar pulang ke rumah masing-masing, tetapi…………….Mereka tetap mengkhawatirkan Nia bagaimanapun juga. Semua yang tinggal di mansion roh dan mereka yang tinggal di rumah masing-masing akhirnya mengatakan jika mereka tidak akan pulang sebelum mendengar kabar Nia.

Walau, semuanya masih belum sempat tidur sejak awal kejadian. Diikuti dengan pertarungan dengan DEM, tubuh mereka benar-benar telah merasa kelelahan karena pertarungan yang sengit.

Meskipun semuanya telah berjuang keras untuk tetap terjaga, nampaknya mata mereka mulai semakin memberat.

“Mu………………..”

Tohka menggosokkan matanya yang mengantuk. Shidou berkata “Ahaha” dan menyeringai.
“Apa kau baik-baik saja? Kalau kau mengantuk, pergilah ke ruang istirahat.”

“Mu………………Tidak, aku baik-baik saja. Aku sudah memutuskan untuk tetap terjaga sampai Nia sadar.”

“Ng………………..Begitukah? Kalau begitu, ayo bergadang sedikit lagi.”

Kemudian, pintupun terbuka selagi Shidou berkata demikian. Kotori memasuki ruangan dengan menguap lebar.

“Fuaa………………Eh, semuanya. Kalian masih terjaga?”

“Bukankah kau juga? Barusan kau menguap seolah sangat me
ngantuk. Jangan terlalu memaksakan diri, OK?”

“B-Berisik!”

Kotori melipat tangannya sembari mengalihkan pandangannya.

“Jangan marah begitu…………..Yang lebih penting lagi, bagaimana kondisi Nia?”

Ketika Shidou bertanya demikian, Kotori menghela napas melalui hidungnya dan berbalik kepada Shidou dan yang lainnya.

“--------------Intinya, dia telah selamat dari keadaan kritis. Pertolongan pertama dari <Haniel> dan sirkulasi kekuatan roh yang tercipta dengan menghubungkan rute telah sangat banyak membantu. Mungkin keadaannya tidak akan memburuk. Karena pengobatan menggunakan realizer medis telah selesai, kurasa bukanlah hal yang aneh jika sekarang ia terbangun.”

“Ooh, benarkah?”

“Ya. Itulah sebabnya—“

Lalu, sebelum Kotori dapat menyelesaikan kalimatnya, suara *Pipipi* berdering dari hp di dalam kantung Kotori.

“----------Kebetulan sekali.”

Setelah mengkonfirmasi apa yang tertulis di atas layar hp, ia menunjuk ke arah pintu sambil berkata demikian.

“Kelihatannya Nia sudah sadar. Kalian semua ingin melihatnya, kan?”

“……………….!”

Begitu mendengar perkataan Kotori, para roh yang hingga tadi masih mengantuk sekarang langsung membuka mata mereka dengan seketika.

Kotori tersenyum begitu melihat hal itu dan menyarankan semuanya agar mengunjungi Nia.
“Sebelah sini. Ikuti aku.”

Shidou dan yang lainnya mengikuti Kotori untuk meninggalkan ruang tunggu. Mereka berjalan melewati lorong dan tiba di ruang ICU. Setelah mendapat instruksi dari Kotori, mereka memasuki ruangan. 

Di dalam ruangan, terdapat tempat yang luas. Berbagai mesin berjejer di atas lantai 
berwarna putih dengan banyak kabel menyembul keluar dari dinding. Saat ini Nia tengah berada di dalam kapsul medis di tengah ruangan tersebut. Tutup dari kapsul itu telah terbuka. Disana, Reine melepaskan masker oksigen Nia.

Nia membuka matanya perlahan, kemudian menatap semua orang.

“………………..Ah…………….Semuanya.”

“Nia!”

Shidou memanggil namanya, kemudian berlari menghampiri tempat ia sedang duduk. Para roh juga berlari menuju Nia seolah mengikuti Shidou. Mereka semua mengerumuni Nia.

“Apa kau………………Baik-baik saja?”

“Kaka, bukankah kau terlihat lumayan sehat?”

“Persetujuan. Aku senang kau baik-baik saja.”

Para roh berbicara kepadanya, Nia perlahan menatap semuanya dan menggerakkan bibirnya.

“Ehehe……………..Entah mengapa, sejak kapan aku jadi populer begini……………..? Aku akan memberikan kalian tanda tanganku sebagai hadiah~”

Nia berkata demikian dengan nada bergurau, setelah menghela napas sedikit, iapun berbalik kepada Shidou.

“………..Maaf, bocah. Aku tertangkap oleh DEM—“

“……………….”

Shidou menggenggam tangan Nia dengan erat seolah untuk menghentikan perkataannya.
“Bocah………………..”

“Tidak apa. Untuk sekarang…………..Terimakasih—Karena telah bertahan hidup.”

Shidou mengatakan itu dengan mata berlinang, Nia menundukkan wajahnya sebentar sebelum akhirnya tertawa dengan canggung.

“Ahaha……………Aku menyerah, terimakasih. Aku tidak pandai menangani atmosfir seperti ini kau tahu?”

Lalu, setelah mengatakan itu, Nia menguap dengan lebar.

“Eh, ini aneh. Kupikir dari tadi aku sudah banyak tidur.”

“Haha……………Itu tidak aneh. Lagipula sudah selarut ini…………..”

Setelah Shidou mengatakan itu, ia melihat jam di dalam ruangan itu—Kemudian, ia berkata “Ah”.
Selagi ia memikirkan sesuatu di dalam benaknya, ia menatap kepada Reine.

“Uhm, maaf. Bisakah aku membawa Nia keluar sebentar?”

“………………..Ng? Yaah, memang benar kalau kondisinya telah stabil, jadi aku tidak keberatan kalau hanya sebentar saja, tapi……………….Kemana kau akan membawanya?”

“Itu………………Sesuatu yang patut untuk ditunggu-tunggu.”

Shidou berkata demikian sambil mengacungkan salah satu jarinya. Lalu, Nia dan para roh lainnya mulai memiringkan kepalanya dengan penasaran.

Beberapa menit kemudian, Shidou dan yang lainnya pergi ke atas atap dari bangunan yang sama dimana pintu masuk menuju fasilitas bawah tanah <Ratatoskr> berada. 

Keadaan sekeliling masih gelap gulita, dan cuacanya sangat dingin sehingga terasa seolah salju bisa turun kapanpun juga. Semua orang membalut tubuh mereka dengan jaket, sepasang kaos tangan dan muffler untuk melindungi diri dari hawa dingin.

“Hiya~, sudah kuduga, di luar sini memang dingin~! Hey, Yoshino-san. Rasanya dingin sekali bukan? Apakah kau ingin agar aku meghangatkan tubuhmu?”

“T-Tidak, uhm…………..”

Miku, yang melompat keluar duluan dari barisan, bertanya. Yoshino menyeringai seolah merasa terganggu dengan itu. Natsumi memegangi baju Yoshino seolah mencoba melindunginya.

“Apa kau kedinginan, Nia?”

“Ng~, tak apa.”

Shidou bertanya kepada Nia sambil mendorong kursi rodanya. Walaupun mereka telah diberi ijin agar bisa pergi keluar, Nia masih belum dapat berjalan, jadi mereka memutuskan untuk membawanya keluar menggunakan kursi roda.

“Lalu………………Kenapa kita datang kesini?”

“Aah. Kupikir waktunya sudah hampir tiba…………”

Ketika Shidou mengatakan itu, langitnya mulai berubah.

Cahaya matahari mulai bersinar melalui celah diantara bebangunan. Langit hitam kelam mulai berubah warnanya.

“Ooh……………!?”

“Itu……………..Luar biasa!”

Para roh berkata dengan takjub. Nia juga menunjukkan ekspresi terkejut. Ia menatap ke arah cahaya matahari yang perlahan meninggi dan menengadah ke arah Shidou.

“Bocah, ini—“

“Aah, kupikir sudah hampir waktunya bagi matahari untuk terbit. Walau aku sempat melupakannya karena terlalu sibuk dengan persiapan untuk Comico. Bukankah hari ini adalah 1 Januari? Ini adalah matarhari terbit pertama pada awal tahun baru.—Nia, ini sempurna untuk awamu yang baru.”

“…………………..Haha, sok sekali~”

Nia berkata demikian sambil tertawa, ia menengadah selagi menatap cahaya matahari sebentar.

Beberapa saat setelahnya, sedikit, Nia berkata dengan suara kecil.

“…………Bocah.”

“Ng………………?”

“Sungguh…………….Terimakasih atas segalanya.”

“Tidak usah dipikirkan. Itu semua karena aku mendapat bantuan dari semua orang.”

“………………Kalau tubuhnya sudah benar-benar sembuh total, kupikir aku akan pergi menemui Takajou-sensei sekali lagi.”

“Aah. Bukankah itu bagus? Dia adalah orang yang baik. Mungkin…………”

“Mungkin?”

Begitu mendengar Shidou bertaka begitu, Nia kembali tertawa.

“……………..Bagaimana mengatakannya ya, walau rasanya menyebalkan karena kekuatanku telah dicuri oleh DEM, anehnya aku merasa damai. Meskipun sudah hampir 30 tahun semenjak <Raziel> menemani diriku…………..Tidak-tidak, aku pasti tidak pantas untuk kekuatan itu.”

“30 tahu—Kau telah menjadi seorang roh selama itu?”

Yang merespon perkataan Nia bukanlah Shidou, malahan, itu adalah Origami.

“Um. Sebenarnya, secara akurat baru 27 tahun, walau sudah hampir 28 
tahun…………….Tapi, kalau kau membulatkannya maka hasilnya sama saja, kan? Bagaimana menurutmu? Aku terlihat lebih muda dari itu, kan?”

Nia menyentuh kedua pipinya sambil bergurau. Di saat yang sama, Kotori menatap Nia.

“Mungkin kekuatan roh telah mencegah seluruh sel yang ada di dalam tubuhmu dari menua. Karena kekuatanmu telah tersegel, kau akan kembali menua mulai dari saat ini. 
Jadi persiapkanlah dirimu.”

“Uwah—Jadi begitu ya. Ah~, akan kukoreksi perkataanku barusan. Terimakasih banyak atas segalanya hingga saat ini <Raziel>.”

Ketika Nia berkata begitu, Kotori tertawa seolah menikmatinya.

Lalu Nia berbalik kepada semua orang seolah baru saja mengingat sesuatu.

“………………..kalau dipikir-pikir, sejak kapan semuanya menjadi roh?”

“Aah…………….Aku jadi roh sejak lima tahun yang lalu, sekitar satu tahun yang lalu untuk Miku, kurasa? Origami baru belakangan ini. Kemudian, sisanya adalah roh asli.”

“Eh……………..?”

Merespon Kotori, Nia nampak kebingungan.

Kemudian, Nia memiringkan kepalanya dengan bingung selagi melanjutkan perkataannya.

“Roh asli……………..? Tapi, bukankah para roh itu dulunya manusia?”

Mendengar hal itu,

“Eh…………..?”


Semua orang yang berada di atas atap langsung terbelalak.
Share Tweet Share

0 comments

Please wait....
Disqus comment box is being loaded