Bab 6 - Pertarungan Alam Semesta

Font Size :
Dark Mode
Reset Mode








Dunia yang Jauh, di telan dalam langit cahaya bintang-bintang yang tak terhitung jumlahnya, Mengancam membenamkan setiap titik kelalaian, pandangan dunia lain yang membuat salah satu dari mereka merenungkan bahwa mreka sudah di teleport ke dalam fantasi mimpi mereka. Tenggelamnya dalam malam, Itu seolah-olah posisi Surga dan Bumi telah terbalik.






Namun, deskripsi ini belum tentu benar, Lagipula Itsuka Shidou sudah betapa pada punyak astronomi yang lebih tinggi dari langit, sebuah tempat dimana planet Bumi terlihat dibawah mata: Cosmos yang luas.






Semua orang tahu tentang angkasa, Semua orang sadar akan kekosongan.






Bagaimanapun, tak banyak yang dapat mengatakan bahwa mereka memiliki dosa pada wilayah Tuhan. Tentu saja, beragam spesies di Bumi tak bisa bertahan disini.






Tidak hanya ketiadaan oksigen penting yang mencegah terjadinya proses biologis, tetapi sinar cosmic, dimana normalnya dihalangi oleh atmosfer yang akan menyebabkan efek merugikan bagi setiap mahluk hidup. Tidak seperti pemandangan yang fantastis, ini adalah dunia yang sunyi tanpa hidup apapun.






Meskipun ini peluang yang tidak menguntungkan, Shidou, tanpa bantuan pakaian luar angkasa atau apapun untuk melindungi garis hidupnya, melayang ke pusat perhatian.






Meskipun yang mungkin terjadi, itu soal hal biasa, Shidou tidak memasuki Cosmos hanya untuk melihat-lihat ataupun berenang. Dia disana untuk membuka hati yang tersegel dari gadis kesepian yang telah jatuh dalam tidur abadi yang dalam dan tandus, Angkasa yang kosong.






“-----Mukuro”






Dengan tenang Shidou memanggil nama itu.






Mukuro, Hoshimiya Mukuro, bisiknya nama roh yang menyedihkan itu. Seorang gadis muda dengan rambut emas mengalir yang lebih panjang dari tubuhnya dan berkibarnya gaun yang bertemakan rasi perbintangan yang terlihat membelit tubuh rampingnya dengan lembut melayang di depan Shidou, tanpa emosi, atau telah berhenti pada wajah polosnya. Sepasang mata emas cantiknya masih melihat segala sesuatu di dunia tanpa adanya tanda ketertarikan.






“---------------Hm”






Mukuro dengan ringan menghembuskan nafas dan berbicara






“Engkau wabah pada intinya, dan kenangan lemah untuk di tambahkan”






“Ya, Aku orang bodoh yang tidak akan menyerah dan menerima niat orang lain”


Shidou mengangkat sudut mulutnya saat ia menjelaskan perkataanya, sementara Mukuro mendesah lagi, Bagaimanapun, ia tidak bisa menemukan nya pada dirinya untuk memendam rasa kesal padanya.






Tentu saja, tidak berarti bahwa kebalikannya itu benar, untuk lebih tepatnya, Mukuro tidak menunjukan rasa emosi terhadap Shidou, baik itu kejahatan atau kebaikan. Tindakan ekspresif ini hanya ditangguhkan ke rasa bawaan-nya untuk melenyapkan penyusup di wilayahnya. Suasana hati yang tidak normal tercampur aduk kata boneka dalam pikiran Shidou.






“………….”






Meskipun begitu, itu bisa di mengerti. Shidou melirik ke arah tongkat berbentuk kunci yang di pegang di telapak tangan Mukuro, itu adalah “Tenshi” <Michael>. Yang memiliki kemampuan untuk menyegel berbagai objek dengan menusukan ujungnya dan mengubah haluannya.






Menurut Mukuro, dia menggunakan kekuatanya pada dirinya sendiri, yaitu untuk mengunci hatinya sendiri. Persis mengakibatkan kepribadiannya dan bagaimana itu mempengaruhi pikiran Mukuro. Dan hasilnya, kegembiraan, amarah, kesedihan, ataupun kesenangan, Mukuro tidak memiliki satupun dari sentiment itu.






Namun dia, yang telah kehilangan segalanya hanyut di lokasi yang jauh dari permukaan tanpa ada yang menganggu dan tak di ketahui oleh siapapun.






Oleh sebab itu Shidou datang sekali lagi meski telah di tolak keberadaan nya sebelumnya.






“Meski begitu, Apa yang membuatmu kembali, tidakkah kau berfikir sekejap?”






Mukuro memiringkan kepalanya dan bertanya, itu kemungkinan besar seperti ekpresi bosannya yang memiringkan kepalanya tampak seperti memprovokasi dan mengejek.






“itu yang diberikan----aku datang untuk bicara dengan mu lagi, Mukuro”






“Apa? Omong kosong---”






“itu Salah!”






Shidou menyela perkataan Mukuro dengan suara keras. Shidou menatap dengan sunguh-sunguh ke mata Mukuro dan melanjutkan perkataannya.






“Aku tidak datang untuk berbicara padamu yang sekarang, Aku datang untuk bicara pada dirimu yang dulu, Hoshimiya Mukuro yang sesungguhnya dimana hatinya tidak di kunci oleh <Michael>






“…Huh?”






Mukuro memberikan penolakan tanpa sedikitpun mengubah ekspresinya.






“Fie, engkau tidak percaya kepribadian Muku ini, Muku sesungguhnya telah berulang kali berkata pada dirinya sendiri, Namun engkau tak mendengar. Dengan apa yang berdiri di depanmu apakah kau berkomentar terhadap Muku?”






“Benar, kau mengatakanya sebelumnya, tapi kenapa kau mengunci hatimu? Aku tidak pernah mendapatkan jawaban yang pasti darimu akan pertanyaaan ku yang satu ini”






Seolah-olah dengan kepusan intens, Shidou dengan erat mencengram tinjunya. Kata-kata Mukuro tiba-tiba muncul di kepalanya.






“Sumpah palsu yang terbaring bukan padaku, Tanya engkau mengapa? Kehilangan yang tidak di perlukan, bahkan, aspek kemalangan yang ku katakan, Aku tak tahu apa ku gunakan lagi.






Dalam percakan mereka sebelumnya, Mukuro memang menyetakan dia menyegel hati miliknya atas kemauanya sendiri. Bagaimanpin, Ketika dia ditanya alasanya, Mukuro selalu memberikan jawaban yang ambigu. Entah dia telah dengan sengaja memperdaya Shidou, atau dia sebenarnya tidak bisa mengingat dengan banyak, tentunya, alasan yang sebenarnya mengapa dia membuat suatu keputusan yang tegas ini harusnya alasanya tidak sesederhana itu.






“…ah, itu benar, kenapa kau tidak memberi tahunya lebih awal?”






Disertai dengan helaan nafas, Shidou mengucapkan kalimat itu. Itu bukanlah untuk Mukuro, Tapi dirinya sendiri. Ia mengarahkan keraguan bahwa untuk dirinya yang dulu yang pernah bingung ketika Mukuro menolak kelemahannya. Untuknya, dia—Itsuka Shidou untuk tidak memahami bahwa sampai saat ini ia berbicara.






“Aku akan bertanya padamu sekali lagi, Mukuro. Kenapa kau berada di tempat seperti ini? Dan kenapa kau menyegel hatimu? di alam semesta yang telah kau lewati ini.






“………………..”






Wajah Mukuro seakan-akan terlihat sedang murung, mulut yang terdiam, setelah beberapa detik terlewat, ia mulai menarik nafas keluar.






”….baiklah, segera”






Segera setelah itu, seakan-akan pendengaran telinganya terganggu terhadap pertanyaan Shidou. Mukuro membelokan <Michael> yang ada di tanganya dan mengarahkan ujungnya pada dirinya.






“entah untuk mengindahkan pengingatan milikku atau sebaliknya juga. Bagaimanapun ulasan Muku adalah kebijaksanaan-nya”






Saat ia membuat pernyataan dia tahu, batu yang melayang dan puing-puing di sekitar Mukuro membombardir Shidou dalam serangan kilat yang menghancurkan di bawah penglihatanya.






“----Ugh”






Serangan yang tiba-tiba memaksa Shidou untuk menahan nafasnya. Sebenarnya, Mukuro juga diserang tanpa peringatan sebelumnya saat dialog pembicaraan terakhir mereka. Jika Shidou belum berbicara dengannya melalui proyeksi tiga dimensi dirinya. Tak diragukan lagi, ia pasti akan mati beberapa kali.






Namun, tak ada kaitanya yang sedang di persiapkan dengan yang dapat bereaksi dengan benar. Pada sebagian besar rentetan yang datang mirip tembakan anak panah. Meskipun begitu, ketika di gabungkan dengan kekuatan Roh, serangan gencar itu dapat menandingi kerusakan yang di berikan dari hujan meteor skala kecil. Pecahan puing yang dapat memecah dan merobek tulang itu melambung ke arah Shidou.






“----Kuh”






Shidou menahan dengan kedua tangannya, dan mencoba melindungi kepalanya dengan memutar balik badannya. Sejak ia memiliki kekuatan “Penyembuhan Api” Kotori di tubuhnya, meskipun ia tewas dalam sekejap, masih ada kesempatan untuknya pulih dengan sempurna.






Namun.






“----Eh”






Seperti akan-akan terkoyak tanpa ampun dan kemudia mati, seperti yang di pastikan Shidou secara mendadak berterian dan tak percaya dengan berbagai hal yang bertentangan dengan antisipasinya terjadi.






Reaksinya dapat dipahami, setelah itu, tak satupun dari banyak nya proyektil yang di tembakan Mukuro untuk menyerang Shidou. Semua nya hanya mengabang melewati Shido.






Tentu saja, keberuntungannya bukan karena lintasan serangan Mukuro yang meleset. itu seolah-olah tubuh shido dapat merasakan jalur proyektil itu dan hanya menghindari mereka, sama seperti objek ringan yang mengapung di atas cairan yang menyebar dengan riak-riak bergelombang di permukaan.






“Ini?”






Suara yang tak asing terdengar dari “Suara Penerima” yang ada di telinga Shidou.






“-----Tak akan ku biarkan kau mengalahkan saudarakau dengan mudah”






Identias mereka sudah di pastikan, Suara itu adalah suara dari adik Shidou, Komandan dari Ratatoskr, Itsuka Kotori. Ia adalah alasan mengapa Shidou dapat bertahan di luar angkasa hanya dengan pakaian normalnya. Kotori dan Pesawat tempur raksasa yang ia komandani <Fraxinus EX>, yang saat ini jangkauan “Territory” dimanfaatkan untuk melindungi tubuh Shidou, yang memungkinkan suaranya terdengar di angkasa kosong dan mencapai Telinga Mukuro.






“Mengikuti prinsip yang sama seperti kemampuan penghindaran otomatis <Fraxinus>. Territory yang di kerahkan dapat mendeteksi apapun dan menghalanginya sebelum mengenai tubuh Shidou.






“Begitu…Terima kasih, Kotori”






Setelah menunjukan rasa terima kasinya, Suara lain terdengar ke telinganya






[Hanya pada Kotori?]






“Haha….Kau juga Mana”






[Selama kau masih sadar. Tetapi, tolong menahan diri dan jangan terlalu bergantung pada kemampuan ini. dibandingkan dengan “Territory” sekitar struktur <Fraxinus>, Serangan peluru roh atau tidak, merka hanyalah proyektil tingkat rendah. “Territory” masih bisa mengatasi sisa-sisanya, tetapi itu tidak dapat menahan serangan “Tenshi”. Untuk leb---]






Kotori menyela dan memotong penjelasan Mana.






“un,,Maaf, tapi kita tidak di hitung membantu jika kau berbicara selmanya. Kita sudah memiliki tamu kita sendiri untuk kita disini.






“Baiklah, Aku mengerti”






Tamu, kata yang disebutkan itu membuat terprovokasi dan membuat Shidou melihat ke belakang, Karena itu relatif sederhana. Beberapa bayangan kapal perang yang dapat di lihat datang dari Bumi dalam pengejaran <Fraxinus>. Tanpa keraguan, Itu merupakan Kapal perang milik DEM Industries.






Saat Shido baru akan bergerak, Empat kapal perang sudah menyeng <Fraxinus> yang muncul dalam ruang dan terus menyerang tanpa henti. Dan yang berada pada posisi di tengah kapal perang musuh adalah Kapal Angkasa <Goetia>. Bahkan untuk <Fraxinus>, untuk menjaga Shidou dan berurusan dengan musuh yang terus muncul bisa menjadi tugas yang sangat berat. Shidou menguatkan tekadnya, menganggukkan kepala nya, dan sekali lagi menatap wajah Mukuro.






“Territory sudah lebih dari cukup.------serahkan padaku”






Ia diam-diam membisikan sebuah kalimat dan mengulurkan tangan kanannya dengan pelan. Di pihak lain adalah roh yang memegang kekuatan yang luar biasa, apalagi kata-kata Shidou tidak berpengaruh kepadanya karena hatinya yang tak tergoyahkan.






Namun, Shidou tidak perlu melakukan perjalanan dengan bersusah payah ketika ia memiliki cara penangananya sendiri, Sesungguhnya, ia tau satu cara yang dapat menghancurkan segel pada jiwa dan hati Mukuro.






“……………”






Shidou mengatur nafasnya, mengkonsentrasikan tenaganya, mempertajam pemikiranya, dan percaya keyakinanya akan membuahkan hasil. Dengan berharap untuk menyelamatkan Mukuro, Akhirnya sesuatu terbentuk dari sinar cahaya yang samar.


Ia memanggil nama dari objek itu, nama dari “Tenshi” itu memiliki kekuatan yang tak tertandingi.






------Nama yang bisa menghancur kan status QUO yang di benci, satu-satunya Kunci.






“<Haniel>”






Dalam sekejap, Di ikuti oleh rasa seperti Darah yang mendidih menyelimuti tubuh Shidou, Sebuah kilauan bergelembang menyelimuti tangan kan Shidou dan sebuah senjata mulai terbentuk disana, tak terlihat seperti Senjata “Senapan” ataupun “pedang”, dilihat dari bentuknya seperti senjata yang berbentuk “tongkat”, dan lebih sederhana dari itu yaitu sebuah “Sapu”






“…..Ho?”






Mukuro bereaksi pada Tenshi <Haniel> yang muncul entah darimana.






“Sebuah Tenshi, eh? Engkau memiliki kesamaan dengan Roh.”






Tetapi matanya menyempit seolah-olah iya mulai mengerti alasanya.






“Aku melihat sesuatu yang seharusnya aku peroleh, itu menjelaskan engkau memiliki kuasa untuk menyegel kekuatan Roh. Hmmm, sebab menarik nafas dalam kegelapan, Engkau harus merebut banyak malaikat dari tangan kerabatKu.”






“Jangan buat aku terlihat seperti penjahat----aku hanya meminjam nya, ini bukanlah kekuatanku, tapi pikiran untuk menangkap malaikat tidak pernah terlintas dalam pikiran ku, aku hanya ingin menyelamatkan mu dari kekuatan yang seharusnya tak pernah di berikan padamu.”






“Engkau tahu tidak pertobatan? Tidak ada yang dapat melampaui Tenshi Muku <Michael>.”






“Begitukah? Baiklah, lalu----“






Shidou melonggarkan pojok mulutnya dan memusatkan semua tenaganya pada <Haniel>.






“<Haniel>------<Kleidoscope>!”






Dalam hitungan detik, <Haniel> berubah menjadi sesuatu yang tidak seperti bentuk sebelumnya.






------Perubahannya menjadi sebuah “Tongkat berbentuk-Kunci”. <Haniel> dengan sempurna bermetamorfosis menjadi <Michael> yang sama seperti yang di pegang di tangan Mukuro.


Hati Mukuro telah di segel oleh dirinya sendiri dengan kekuatan <Michael>. Dengan kata lain, untuk dapat membuka kembali hatinya, hanya Mukuro yang dapat melakukanya. Jadi, untuk membatalkan dan memecah aturan mutlak ini adalah dengan <Haniel>.






“Engkau, Apa maksudnya ini?”






Antisiparinya yang berlebihan, Mukuro berseru kaget.






“Kenyataan yang mengejutkan, untuk berfikir Engkau dapat meniru <Michael> dengan lancang”






“Bagaimanapun, setelah itu----”






Shidou memusatkan <Michael> ke arah Mukuro.






“Aku akan memliki kesempatan untuk berbicara padamu yang sesungguhnya setelah ini”






“Orang bodoh yang lancang, Berikan Muku ijin untuk memperbaiki akhlak engkau dari tempat-Mu. Sejauh apapun Fasad-Mu berpura-pura, Bahwa engkau sesungguhnya cukup ragu untuk memerintah <Michael> dengan penyelamat Faire?”






“Siapa tahu, Kita akan mencobanya sedikit.”






Shidou dengan tenang mendeklarasikan nya setelah mendapatkan kembali ketenanganya yang hilang, jantungnya tiba-tiba berdetak, dia memegang <Michael> dengan kedua tangan nya.






“----Aku datang. Mukuro. Aku akan melepas segel pada hatimu dan menyelamatkanu.”






****






Dari pengeras suara yang di pasang dalam jembatan yang di perbaharui <Fraxinus>, Duduk di atas kursi komandan , Kotori menganggukan kepalanya, rambutnya sedikit bergoyang dimna rambutnya yang “Twin-tails” dengan pita Hitamnya.






“Akan ku serahkan padamu, Shidou”






Setelah mengatakan dengan singkat dan keinginan yang teguh, Kotori menutup matanya.


Untuk Shidou, Hosimiya Mukuro adalah Roh yang sangat berbahaya setara dengan Tokisaki Kurumi dan Inversi roh. Meskipun “Territory” melakukan perlindungan padanya, mengirim Shidou sendirian untuk membuat perjanjian dengan Mukuro adalah sebuah keputusan yang beresiko, meskipun kotori sudah mengijinkanya.






Namun, Musuh yang menyerang <Fraxinus> adalah Wizard terkuat umat manusia, Ellen Mira Mathers, dan Pesawat udara berkecepatan tinggi yang ia Komandani <Goetia>. Kapal yang dulu pernah menjatuhkan <Fraxinus> dengan sekali tembak.






“Semua personel bersiap untuk pertarungan, kita akan melawan musuh yang paling merepotkan di dunia. Bersiaplah!”






“Siap”






Semua anggota menjawab perintah Kotori dengan terlihat Gugup. Kotori memberi isyarat dalam konfirmasi dan membalikan kepalanya, Disampingnya, terdapat delapan gadis yang tidak terlihat seperti staff. Mereka adalah seluruh Roh yang mana kekuatanya sudah di segel oleh Shidou, mereka semua terlihat antusias melihat wajah Shidou yang di tampilkan lewat monitor utama.






“Kotori!”






“Kotori!”






Diantara meraka ada dua orang yang seretak berseru, salah satunya adalah gadis muda yang memiliki karakteristik berambut Hitam Indigo dan memiliki pupil Kristal yang cerah, dan satu-satunya Roh yang tetap tenang dalam kondisi mengerikan ini------mereka adalah Tohka dan Origami.






Meskipun Kotori tidak mudah untuk menerka apa yang mereka berdua katakan. Setelah beberapa saat bimbang keraguan, dia sungguh-sungguh mendesah dari kedalaman tenggorokannya.






“…Aku kira kalian berdua telah mengambil keputusan kalian. Baiklah, aku tak pernah merencanakan supaya salah satu dari kalian terlibat pertarungan ini pada awalnya, tapi sekarang,,”






Kotori berbalik dan sekali lagi menghela nafas, Organisasi di bawah komandonya “Ratatoskr”, yang mana keselamatan para Roh merupakan prioritas utamanya. Tindakan mengirim Roh yang kekuatanya sudah di segel ke dalam medan pertempuran sangatlah bertentangan dengan tujuan dari “Ratatorks”.






“Baiklah, Bolehkah aku meminta bantuan kali—“






Tohka dan Origami secara bersamaan bahkan sebelum Kotori menyelesaikan perkataannya.






Tidak hanya itu, semua roh lainnya mengajukan diri untuk mendapatkan persetujuan untuk menggunakan kekuatan mereka juga.






“Aku juga ingin,,,membantu.”






“Heh, heh, dengan kekuatan kami Yamai Bersaudara, badai pun bisa menembus ruang angkasa.






“Setuju. Kita tidak bisa hanya duduk dalam situasi seperti ini”






“Benar, Benar! Darling ku tercinta sedang bertarung di luar sana, aku tidak bisa hanya diam disni!”






“..Jika Yoshino pergi, aku akan pergi juga”






“Un! Itu benar, Pertarungan melawan musuh utama dimana semua bergabung dalam pertarungan! Ah, tapi kekuatan Roh ku dalam keadaan lemah sekarang, jd aku akan membatu kalian dari dalam pesawat, maaf! >_<










Yoshino, Kaguya, Yuzuru, Miku, Natsumi, dan Nia berkata seperti itu. Jadi, Kotori merasa tertolong.






“Baiklah, Aku akan meminjam seluruh kekuatan kalian semua”


Para roh mengangkat tangan nya dan berteriak dan terus berteriak tentang perang bersama. Vitalitas suara mereka bergema di seluruh area Kapal, mengrimkan rasa bergetar seluruh tubuh Kotori seakan ingin ikut berteriak dengan keras.






Namun-----suasana bersemangat sekeliling tidak berlangsung lama.






Alasanya jelas karena di layar monitor utama terlihat “Miniature Machine” atau lebih tepatnya “Bandersnatch” yang di kerahkan oleh Armada DEM yang tak terhitung jumalah nya menuju kearah Shidou dan Mukuro.






“Cih!...Brengsek itu---”






“K-Komandan! Aku mendeteksi sinyal lain dan berbeda dari unit “Bandersnatch!”






<Deep Love> Minowa Menyela perkataan marah Kotori.






Tentu saja, itu tidak membantu. Setelah itu, pada Monitor utama terlihat sesuatu yang tidak seperti unit “Bandersnatch”, bayangan yang bergerak dengan samar terlihat diantara mesin yang tak terhitung jumlahnya itu.






Dia merupakan gadis muda memiliki rambut Pirang yang mengenakan “Combat Realize” berwarna biru cerah dan Putih.






“Itu…!”






“---Artemisia Bell Ashcroft”






Origami menyebut nama gadis itu sambil matanya yang dengan seksama melihat ke monitor utama. meskipun nadanya cukup tenang dan monoton, ekspresi tegang secara bertahap terlihat di wajahnya saat tangannya tergenggam erat.






Untuk Origami, ini merupakan respon yang sangat langka, dan juga Artemisia hanya wizard dengan kekuatan tingkat kedua di bawah Ellen Mathres. Dia harus dicegah dengan segala cara sebelum mendekati Shidou, Kotori mulai berbicara dengan nada cemas.






“Kuh---lanjutkan dengan drop-off berdasarkan lokasi mereka. Tohka dan Origami kalian pertama pergi, cepatlah ke ruang teleportasi.”






“Un!”






“Dimengerti”






Setelah menjawab perintah Kotori, Tohka dan Origami bergegas ke ruang teleportasi. ketika Kotori memerhatikan mereka berdua dengan polos dia mengeluarkan perintah untuk Fraxinus AI, Maria.






“Dan juga, Maria, siapkan AW-111






[Baik! Tapi masih dalam perbaikan. Apakah tidak apa-apa?]






“Ya, Origami akan membuatnya lebih baik ketika menggunakanya”






Origami langsung memiringkan kepalanya karena dia tidak menyadari maksud dari perkataan Kotori, setelah itu, sebuah kompartemen diekstrak dari bawah konsol otomasi pusat, yang mana sebuah objek berwarna silver mulai keluar secara perlahan.






“Ini…Alat tempur darurat?”






“Benar, itu adalah CR-Unit yang di ciptakan oleh “Asgard Electronics”, Bernama <Brynhildr>. Itu adalah model terbaru milik kami, itu pasti akan sangat menakjubkan jika kamu bisa memanfaatkannya.”






Kotori menjelaskannya sambil mengangkat ibu jari nya. Lalu Origami dengan kuat mencengram Alat tempur unit yang ia pegang dan menganggukan kepalanya yang mulai bercahaya.






“----Aku mengerti”


“Baiklah, lalu biarkan mereka pergi. Konfimasi kordinat dan mulai tranfortasi.”






[Baik, Transportasi di mulai.]






Maria menjawab perkataan Kotori yang di transmisikan lewat speaker.Sehera setelah itu, tubuh Tohka dan yang lainya yang berdiri di ruang transportasi, mulai memancarkan cahaya tipis.






Dalam sekejap mereka menghilang.






“Yaaaa,,,,,,,!”






<Fraxinus> berguncang dengan sangat Keras, sebuah serangan yang tidak di ketahui, Kotori sedikit menjerit, komandan itu sempoyongan karena mendapatkan serangan tak terduga, membuatnya hampir terbalik di kursinya sendiri, karena ia hampir tidak berhasil menstabilkan dirinya.






Karena mungkin, Kotori dan anggota timnya, yang entah bagaimana dapat tetap duduk, itu dapat di anggap sebagai sebuah keberuntungan karena semua roh kehilangan keseimbangan mereka dan terjatuh ke lantai.






“Kyaa…..!”






“O,,o,,ouch…Apa yang telah terjadi?”






Nia mengusap kepalanya dengan lembut yang mana sempat terbentur dilantai, sementara mulutnya terlihat semberut karena kejadian itu. Kemudian salah satu orang Crew menjawab tentang keadaaan pada bagian bawah komando.






“<Goetia> meluncurkan sebuah tembakan peledak!”






“Territory kita sukses menetralkan serangan, tidak ada dampak parah terdeteksi!”






Laporn tersebut membuat mata Kotori tampak di penuhi amarah.






“…Cihh!”






Jika <Goetia> telah menggunakan sihir artileri dengan kekuatan bertenaga normal, dan dampak serangan tersebut harusnya tidak mencapai ruang komando. Ellen menyadari bahwa territory <Fraxinus> letaknya dekat namun tak tertembus lalu iya menggunakan territory lain dengan tujuan untuk menyerang. Itu menyerupai mengetuk Pintu.






“Apa kau meremehkan kami, Ellen Mathers..?!”






Korori mulai menggigit lollipop nya dengan giginya.










Seperti respon Kotori, Pengeras suara dalam ruang komando mulai berbunya dan memberikan peringatan yang mana menandakan datangnya transmisi serangan dari luar kapal. Tanpa harus menebak siapa yang mengirimnya, lalu Kotori memberi perintahnya.






“Sambungkan..!”






“Baik!”






Menyertai penegasan para kru, setelah beberapa macam suara berisik elektrik pada layar monitor, muncul gambar seorang gadis muda yang saat ini tengah terlihat dengan jelas di monitor utama.






Dia merupakan gadis berambut pirang yang cantik dari Eropa Utara, dia terlihat anggun dengan sirkuit platinum yang dengan jelas menegaskan statusnya sebagai “Wizard”. Bila seseorang dinilai dari penampilan luarnya, leher dan pergelangan tanganya yang cukup mudah untuk dikalahkan oleh sejumlah kecil pasukan,.






Dalam pandangan pertama, ia terlihat seperti gadis yang normal, seorang gadis asing yang rapuh dari sudut pandang siapa pun. Akan tetapi, mata nya yang biru itu memancarkan kepercayaan diri yang sangat mutlak akan kekuatanya.






“…Ellen Mathers”






“Benar, ini merupakan waktu yang sangat lama setelah percakapan terakhir kita, Itsuka Kotori.”






Ellen merespon dengan mencibir menghina, dia dengan santai dan dengan santai membuat Kotori menggetarkan alisnya.






Pemandangan ini bukan yang pertama atau sejenisnya, ketika Shidou sebelumnya meminjam kekuatan <Zafkiel> untuk menulis ulang sejarah, Kotori dan <Fraxinus> pernah bertatap muka dalam keadaan yang sama—meskipun kalah pada akhirnya.






“Kau terlihat seperti tidak pernah belajar dan sekarang kau muncul lagi, Tapi itu tidak akan berjalan sesuai rencanamu.”






“Hmph..apakah itu kapal perang kebanggaanmu? Variasi baru?. Namun, Bagaimanapun aku akan menembak jatuh lagi kapal perangmu tak peduli berapa kalipun akan ku jatuhkan.”






“Beraninya kau---“






Sesaat Kotori mengabil nafas.






Itu seperti pernah terjadi sebelumnya, sesuatu yang signifikan dari kata-kata Ellen.


<Fraxinus> pernah di kalahkan oleh <Goetia> saat Shidou sedng berusaha keras di dunia sebelumnya. Dan ellen di dunia ini harusnya tidak tahu sedikitpun tentang hal itu.






“…Begitu, jadi ini karena <Beelzebub>”






Kotori mulai berbisik.






Demon King <Beelzebub> yang maha tau yang sebelumnya di curi oleh Issac Westcott, tidak ada misteri yang dapat di sembunyikan serta informasi dari dunia sebelumnya yang telah diubah.






“Hmm…Jadi Bos mu sangat gempar, seperti anak kecil yang baru mendapatkan mainan baru”






“Anak kecil, Huh..apa yang kau katakan mungkin tidak selalu benar”






“Ho? Meskipun “manga” tidak memliki sesuatu seperti ini, jika dia memiliki sedikit tidaknya pertimbangkan, ia tidak akan memiliki kepribadian untuk datang ke markas musuh, terlebih dia adalah pemimpinya.






“Huh?”






Dengan singkat kata-kata itu mencapi telinga Ellen, untuk pertama kalinya, wajahnya diaduk menjadi karikatur dengan wajah menyeringai.






“Apa yang kau katakan, Itsuka Kotori? Ike pergi ke Ratatoskr’s sendirian tanpaku?!”






Bersamaan dengan syok dan terkejutnya, atau lebih tepatnya rasa marah yang terlihat setelah mendengar pernyataan itu berseru di tenggorokanya.






“---------------“






Ini adalah reaksi tak terduga diberikan oleh Kotori, dengan sangat heran dan tanpa kata saat ia menelan air liurnya dengan sebuah keberuntungan.






“..Hm? Berdasakan balasanmu, sepertinya kau benar-benar tidak menyadarinya, tidak memberitahumu tentang pertarungan penting itu, meskipun kalian terlihat dekat, dia tidak sungguh-sungguh percaya padamu. Benar bukan?.”






“-------------“






Ellen menjadi tidak bisa di ajak berkomunikasi dan terlihat diam untuk beberapa saat, Kotori menarik nafas dengan ekspresi yang tidak seperti sebelumnya.






Setelah semua itu, setelah dengan pelan memindahkan bibirnya dia mulai berfikir dengan keras, Ellen kembali ke posisinya yang santai dan merapikan poni panjangnya.






“Apa-apaan ejekan terang-terangan itu, haruskah aku, atau semua orang, percaya akan kata-kata musuh?”






“Kau bisa menanyakannya jika kau tidak yakin, atau kau takut?”






“Semua yang kau katakan itu hanya tipuan belaka, lagipula. Baiklah, jika kau bersikeras, aku akan menanyakannya sendiri.”






Seperti yang ia deklarasikan, Ellen kembali menaruh sikap yang tajam dan melanjutkan.






“---5 menit sepertinya akan cukup.”






Koneksinya terputus dan secara bersamaan. Kapal perang DEM, dimana sekali lagi muncul di layar utama, menampilkan sebuah perubahan.






Ketika mereka mulai fokus dengan <Geotia>, yang kini menjadi pusat perhatian, dan 3 kapal lain yang sudah mengepung <Fraxinus> sebelumnya mereka menyadarinya. Api peperangan mulai terlihat, lalu Kotori memberikan perintah kepada anggota krunya.






“Gunakan perlengkapan Territory untuk bertahan dan serang balik!. Ketika di kepung mungkin akan sulit untuk membereskanya, dibandingkan <Goetia>, mereka semua hanyalah Kentang goreng yang kecil. Sebelum itu terjadi----“






“Kotori-san!”






Kata-kata Kotori disela oleh suara di sampingnya, itu adalah Miku.






“Tolong teleportasi kami ke luar kapal! Dan biarkan kami melawan Ketang Goreng kecil itu!”






Mendengar teriakan Miku, Roh lainpun berpendapat yang sama.






“Kotori-san bisa fokus pada <Goetia>..!”






“Mastah. Tohka dan Origami sudah pergi ke tempat Shidou. Kita juga harus pergi seperti mereka.”






“Kalian semua…”






Meskipun ragu-ragu pada awalnya, Kotori mengangguk ringan.






“-----Baiklah, aku kan menyerahkannya padamu untuk tetap tinggal disini.”






“Bagaimana bisa sampai seperti itu?! Kita juga bisa membantu dengan kekuatan kami.”






“Tenanglah, itu justru karena kekuatanmu yang kuhitung untuk tetap berada di kapal sebagai pilihan terakhir.”






“Eh…?”






“Keraguan. apa itu berarti?.”






Statemen Kotori membuat para Roh dalam keadaan tercengang.






“Sebenarnya, bahkan aku juga muak dengan tidak melakukan apa-apa. tapi karena itu <Goetia> yang berhadapan dengan kita lagi sini, mungkin ---”






Saat ia menolehkan pandangan nya pada para Roh, Kotori iya berhenti bicara, alasanya sangat sederhana----Satu Roh sudah menghilang.






“Eh…? Dimana…?”






“<Goetia> mulai mendekat!”






Namun, bukan hanya itu. Suara seorang anggota kru telah di transmisikan dari bawah bagian ruang komando. Dan sengan segera mengembalikan kesadran Kotori. Tidak ada waktu untuk memikirkan hal lain. Meskipun ia telah menyembunyikan dirinya selama pertarungan, Kotori tidak bisa menyalahkan dirinya atas tujuannya itu. Yang terpenting, dia tidak berencana untuk memaksa nya untuk memberi bantuan. Dengan rasa bangga, Kotori memberikan instruksi kepada anggota krunya.






“Semuanya tunggu kesempatan paling bagus untuk menembak! Semua anggota harap membuat persiapan! Kita akan segera melakukan penyerangan!”






“Baik!”






Seluruh penegasan anggota kru berkumandang di ruang komando, Kotori menjilat bibir nya dan memperbaiki pandangan nya pda Kapal perang Platinum yang terlihat di layar monitor.






“Aku datang, musuh yang ditakdirkan. Aku akan membiarkan kalian mengetahui bagaimana kuatnya <Fraxinus> yang baru.”






Setelah itu Kotori menatap monitor dan berkata.






“Baiklah------Watashitachi no detou hajimemashou”


( dalam bahasa indonesia “Watashitachi no detou hajimemashou” diartikan sebagai “ Baiklah, mari kita mulai kencanya”)






***


“-----<Unlock.Rataibu>.”






Disertai dengan suara sekilas yang singkat, Mukuro di tikam dengan “Tenshi” berbentuk kunci <Michael> ke dalam kekosongan. Setelah di belokan, bersamaan saat itu terbuka sebuah pintu. Dan sebuah lorong itu langsung membentangkan di angkasa, dan dengan kuat menarik berbagai tumpukan batu dan puing-puing mesin yang mengambang di sekitar Mukuro.






“Menghilang.”






“…………..!”






Dalam hitungan detik, berbagai gerbang mulai terbuka dan menutup Shidou. proyektil, yang sebelumnya pun telah ikut lenyap, dan bersamaan terlempar ke dalam gerbang. Itu adalah rentetan tak berujung dari segala arah, dari semua 360 bantalan, tidak menyisakan titik buta dengan selamat, Pada dasarnya, Territory <Fraxinus> telah merespon dan melindungi Shidou, membantunya dalam menghindari rentetan peluru itu-----belum, ini belum selesai.






Tidak seperti sebelumnya, disana benar-benar tidak ada tempat untuknya bersembunyi saat itu. Beberapa rudal yang tak terelakkan terus semakin mendekat padanya. Seakan mereka memiliki rasa haus dan tak kenal ampun untuk memberi penekanan pada Shidou.






Namun, Shidou tidak cukup naif untuk berdiam diri seperti bebek di tempat seperti ini. Ia mengangkat tangan kanannya menuju kedepan dan berteriak.






“<Zadkiel>…!”






Dalam balutan cahaya, hawa dingin mulai meyelimuti area di sekitar Shidou, dan mulai membentuk perisai Es. Puing-puing yang datang bertabrakan dengan keras pada bongkahan air yang beku, dan pecah menjadi bagian es yang kecil. Gelombang kejut tanpa belas kasih mulai menerjang Shido, mirip dengan pembuluh yang tak berdaya di guncang badai laut yang tanpa henti-hentinya.






Menyaksikan hal tersebut, Mukuro dengan samar menyipitkan matanya.






“Hmm, Engkau sesungguhnya dapat menggunakan “Tenshi” lain. Semua menjadi lebih kuning. Engkau bagaikan kesungguhan cahaya fana.”






“Aku telah mempertimbangkan kemungkinan itu sebelumnya. Tapi---“






Shidou menatap kearah mata Mukuro dengan sungguh-sungguh, menarik nafas dalam-dalam. Ia lalu dia menggambarkan sebuah ilusi dalam pikirannya dan berbicara.






“---Demi dapat mencapaimu, aku kira ini bukan waktu yang tepat untuk pilih-pilih.”






Dengan “Pasukan Nyanyian wanita<Gabriel>”, Shidou menuangkan seluruh kekutannya pada suaranya. Mantra-mantra mistis yang disebarkan dari dalam tenggorokan Shidou mulai bergetar di gendang telinganya melalui Territory <Fraxinus>. Menganugrahkan dirinya sebuah kekuatan yang melampaui batas manusia normal.






“Uooooooh!”






Shidou meringkuk kakinya di tengah udara dan segera membentangkannya dan dengan nafas yang sedikit di paksakan. Normalnya, disana tidak ada pijakan atau sejenisnya di luar angkasa. Namun, Territory membuatnya merasakan gerakannya dan mendorongnya maju dalam lompatan lebar. Dan menuju Mukuro yang sedang mengambang dengan kecepaan tinggi.






Namun, pada saat berikutnya.






“..Huh!?”






Shidou dengan reflek berhenti dan menekan nafasnya.






Alasannya dari reaksinya sudah dapat di pastikan, hanya sesaat sebelum ia sampai pada posisi Mukuro, bayangan seseorang yang mengenakan pakain “Pakaian tempur” terlihat dari sudut mata Shidou.






“Aku minta maaf, tapi roh itu adalah milik kami.”






Gadis berambut pirang mengeluarkan “Laser Saber” miliknya dan berbicara dalam nada apatis.






“Kau----“






Shidou mengingat siapa gadis itu, Artemisia Ashcroft. Salah satu Wizard dari DEM dan gadis yang menyerang dia saat dia “Inverse”.






Itu terlihat seperti dia datang kesini bersama dengan <Goetia>. Tanpa memperhatikan fakta itu, Shidou, yang mana sebelumnya seluruh perhatianya tertuju pada Mukuro, bahkan tak mampu menyadari tanda terkecil dari kehadiran Artemisia sampai hal itu terjadi.


Pedang Artemisia membidik pada leher Shidou yang rapuh.






Anak itu telah tiada, mati, terpenggal. Shidou tidak tahu apakah api dari <Camael> dapat menyembuhakan kepala yang terpengal. Dan sepertinya butuh keajaiban agar bisa terjadi, Artemisia dan Mukuro tetap tidak sabar menunggu kepala Shidou yang secara perlahan terpasang kembali ke tubuhnya.






Namun, dengan periode hidupnya yang singkat, emosi yang terlalu berlebihan yang tanpa memperdulikan keselamatan diri-sendiri jelas muncul dari hati Shidou.






Itu benar. Jika Shidou mati disini, Artemisia pasti akan menyerang Mukuro tanpa ragu. Tentu saja, Mukuro adalah roh. Dengan adanya <Michael> miliknya, bisa saja ia dengan cepat menyelamatkan dirinya sejauh yang ia bisa. Ia bahkan kuat sampai-sampai dia bisa membunuh Artemisia bukan.






Sebaliknya, jika yang terakhir itu yang terjadi, akan sama artinya Mukuro menyegel hatinya sendiri selamanya.






Pilihanya hanya mati atau kebekuan abadi






Untuk Mukuro, menghilangnya Shidou itu berarti dia hanya memiliki 2 pilihan tersebut.






“Sesuatu seperti itu……..siapa yang mau menerimanya…!”






Shidou berusaha mengontrol dan membangkitkan tubuhnya menggunakan <Michael> dan mengarahkannya kedepan. Tentu saja, itu sudah terlambat baginya untuk berjuang.






Meskipun begitu, asalkan kepala Shidou tetap terhubung dengan tubuhnya bahkan oleh lapisan kulit yang tipis, masih ada kesempatan untuk <Camael> menyelamatkan hidupnya.


Itu semua memungkinan tanpa adanya pengecualian, dan semata-mata murni sebuah khayalan. Namun, itu adalah upaya terbesar yang dapat Shidou lakukan serta untuk di gapai.






Ujung dari “Laser Blade” Artemisia mulai mendekati tenggorokan Shidou. Ujung tajam dari pedang yang dibentuk dengan “Kekuatan Sihir” yang sangat besar merobek daging yang tanpa perlindungan itu, sebuah goresan yang menyiksa tajam di seluruh sistem saraf seperti bau busuk darah yang hangus tersebar di seluruh ruang. Tetapi---.






“……U-Ugh!.”






Orang yang kehilangan nafasnya bukan Shidou, tapi Artemisia.






“Eh----?.”






Mendengar seruan seperti itu, ia tidak bisa menahan diri dan dengan pelan mulai berseru sendiri.






Shidou, mengira dirinya telah mati beberapa saat lau, masih memiliki kesadaran untuk meyakinkan dirinya sendiri, dan tenggorokanya yang masih bisa mengungkapkan kata-kata. Akhirnya Shidou mengerti. Pedang yang sebelumnya menebas lehernya telah terhalang sesuatu dari bawah.






“-------Shidou, kau baik-baik saja?.”






“Origami?”






Mata Shidou mulai melebar sembari iya memanggil nama gadis yang muncul di hadapanya.






“Pakain itu----“






“Akan ku jelaskan nanti.”






Setelah Origami membalasnya dengan kata singkat, ia memalingkan pandangan nya ke Artemisia, yang kehilangan keseimbanganya setelah menangkis serangan Origami sebelumnya.






“Kuh…”






“…..Ugh.”






Selama Territory masih berdampak satu sama lain, mereka bisa melihat kekuatan dan ketahanan satu sama lain. Origami dan Artemisia secara samar-samar ekspresi mereka seperti menyeringai akan hasilnya.






Intensitas kekuatan mereka terpusat pada satu titik. Menjadikan lintasan cahaya yang menyilaukan di seluruh area Alam semesta yang gelap, dan mulai menyilaukan mata mereka.






“Shidou.”






Sebuah suara yang mencapai telinganya ketika ia baru saja dibebaskan dari jalan buntu keputusasaan.






Dan dengan mudah, pergelangan tanganya di pegang dengan erat dan mungkin saja akan membuat tanganya terkilir, dan menariknya menjauh.






“Ugah!?”






Shidou tidak bisa menahan dirinya untuk tidak berteriak, sebelum ia bisa menyadari hal tersebut sesaat setelah itu.






Dalam sekejap, ruang angkasa yang sebelumnya keberadaan Shidou yang di liputi cahaya menyilaukan yang terpancar dari Mukuro. Seharusnya, jika Shidou tetap disana mungkin dia akan terancam. kehidupan yang sudah di selamatkan Origami akan terbuang sia-sia.


“Kau baik-baik saja, Shidou?!”






“Ah, ya, Terima Kasih banyak, Tohka.”






Shidou dengan suara yang agak terputus-putus memanggil nama gadis yang telah menarik dan menjauhkanya dari bahaya. Tanpa keraguan, gadis yang menyelamatkanya dari bahaya adalah Tohka, dengan menggunakan “Astral Dress” terbatasnya dan tanganya memegang “Tenshi” <Sandalphon> miliknya. Terlihat ia datang bersama dengan Origami.






Namun, tidak ada waktu untuk istirahat.






Mukuro terlihat menarik napas dan sekaligus mengangkat <Michael> sekali lagi, menyerang dengan proyektil kearah mereka. Tidak berakhir disana, Humanoid yang tak terhitung jumlahnya muncul di di sekitar mereka-----<Bandersnatch>. Robot mesin itu mulai menyerang Shidou dan Mukuro.










“Guh…<Zadkiel>!”






“Hah!”






Shidou mengeluarkan sebuah perisai menggunakan <Zadkiel> sementara Tohka menyerang unit <Bandersnatch> dengan <Sandalphon> di waktu yang bersamaan. Pada dasarnya, jika hanya sendirian tidak akan cukup untuk menyerang pihak yang lain.






Shidou, Ratatoskr, Pemburu Roh DEM, dan gadis yang di perbutkan oleh kedua belah pihak, Mukuro, dirinya seperti “Grails Kudus” yang sangat istimewa, yang telah tersucikan oleh jagat raya dengan banyak energi spiritual dan Kekuatan Sihir.






“…..Ugh!”






Namun, meskipun terjebak dalam pusaran penuh gejolak perang, Shidou menangguhkan ketakutanya. Tepatnya, filsafat lain saat telah diatur dalam garis pemikirannya.






“Tohka! Sekarang kesempatanmu!”






“Un! Aku akan membereskannya!”






Tohka berteriak dengan kencang.






Pikiran mereka berdua terlihat seperti telah tersambung secara instan bahkan dalam keadaan terbang sekalipun. Memang seperti itu seharusnya. Dalam pertarungan, kecepatan dan ketajaman Tohka mengambil keputusan jauh di atas Shidou.






Memang, Shidou dan yang lainya merupakan pusat dari medan perang, meskipun di lindungi oleh Territory <Fraxinus>. Itu adalah zona tempur tanpa ampun di mana tidak ada kesalahan dan ada hukum yang mengikat. Setiap akibat dari kesalahan-----lokasi ledakan yang penuh dengan kekuatan sihir yang luar biasa.






Pada waktu yang sama, diri Mukuro bingung dengan keadaan dimana ia berhasil untuk mengatasinya. Faktanya, dia saat bertempur ketika apapun mendekatinya, dengan bantuan sinar sihir atau memanfaatkan <Michael> untuk membuka pintu yang bisa menelan mereka keseluruhan.






“Ayo, Tohka!”






“Oohh!”






Setelah mengajak Tohka, mereka melompat bersamaan, melemparkan diri mereka kedalam hujan meteor.






Dalam kegelapan alam semesta, dua bayangan terjerat, bertabrakan, dan melayang satu sama lain.






Origami memanipulasi Territory nya sendiri menggunakan tombaknya dan mengamati regulator penyeimbangnya, ketika dalam prosesnya mendapatka serangan dari Artemisia






“Fuuh----“






“Terlalu naif.”






Origami mencoba menembak dengan tombaknya, . tetapi tidak berhasil karena peluru di hadang oleh Artemisia menggunakan “Lazer Saber” miliknya. Molekul sihir yang pecah itu bagaikan kembang api, bercahaya di depan matanya.






“Kuh---“






Satu tebasan setelahnya, Artemisia mulai melambat, tapi pasti, menutup jarak antara mereka pertarungan sengit mereka berdua. Wajah Origami mulai berkeringat. Diberikan kepercayan untuk menggunakan peralatan terbaru tidak mengurang jarak antara kemampuan mereka. Fakta inilah yang membuatnya bernostalgia saat dia pernah menyeimbangi Ellen Mathers, meskipun telah hancur dari lawannya yang sangat kuat.






“Heheheh…..”






Raut wajah Origami seperti menikmatinya, Artemisia bersenandung dengan lembut.






“CR-Unit mu itu agak eksentrik, jika harus ku katakan, Tombak mu dapat menyerap sihir yang tersebar di sekitar nya dan menjadikanya energ pada ujung tombak yang seperti pedang itu. Pertarungan stamina berarti menjadi akhir bagiku.






“………..”






Alis Origami mulai mengkerut. Tentu saja, laser di ujung tombak yang ia pegang ditanganya, <Einherjar>, memiliki atribut bawaan seperti yang telah Artemisia katakan. Untuk alasan ini, Origami harus dapat mengontrol dan memegangnya dengan kuat saat menghasilkan kekuatan sihir untuk memaksa lawan nya kedalam gesekan sebuah pertarungan.










“CR-Unit itu terlihat baru menurut pandanganku. Tetapi, dirimu sendiri adalah seorang wizard, dan karena alasan apa kau berpihak pada Roh?”






“……..”






Rasa yang seperti tercambuk tertinggal pada kalimat itu, Artemisia seharusnya mengenal Origami. Kecuali jika dia melupakan dirinya, sangat sulit dibayangkan bagaimana ia bisa dilupakannya.






“…Artemisia, kenapa kau pindah dari SSS dan bergabung dengan DEM? Bukannya kau tidak memiliki sedikitpun toleransi pada mereka?”






“….Omong kosong apa yang kau katakan? Darimana kau tahu namaku….dan yang kau sebut tadi, apa itu SSS…apa artinya..?”






Wajah Artemisia dengan terang-terangan seakan memperlihatkan wajah tegang, ia memiringkan alisnya, diikuti dengan memegang dahinya dengan tanganya.






“Agh…huh…?”






Ia terlihat kesakitan, dengan paksa menggelengkan kepala seolah ingin melepaskan diri dari rasa sakit kepala yang luar biasa, dan mengubah garis pandangan nya pada Origami.






“…Lupakan itu, itu seperti kau ingin tetap berdiri di depan jalanku untuk menyelesaikan misiku.”






Artemisia menyipitkan matanya dan menghunus pedangnya lagi, dan sudah dalam posisi bertarung.






“Maafkan aku, tapi aku harus melenyapkanmu.”






“…!”






Tak sampai hitungan detik, sosok Artemisia dengan cepat menghilang dari pandangan Origami, melesat tanpa peringatan. Fenomena itu seperti Artemisia sudah mulai bergerak bahkan sebelum Origami sempat berfikir, apalagi melihat pergerakanya.






Beruntung, “Laser Saber”, yang menjulang untuk membelah dahinya yang terbuka berhasil di tangkis menggunakan <Einhenjar> dalam waktu yang singkat. Namun, melakukan hal tersebut tidak akan menghentikan serangan Artemisia, Atas, bawah, samping kiri, samping kanan, dan depan---Sayatan pembunuh yang tanpa henti mencabik Origami tanpa intervensi apapun.






“K-Kuh…”






Menangkis setiap serangan terbukti menjadi usaha yang mustahil untuk Origami. daerah perutnya terasa sakit akibat daya dorong langsung, hingga membuat nya agak mundur kebelakang. Melihat bilah pedang dan menerima pukulan satu demi satu, Origami sekali lagi menyadari perbetaan kemampuan bertarung nya dengan Artemisia.






Meskipun Origami sendiri memiliki rasa percaya diri untuk tidak kalah, itu terkecuali Artemisia berada pada level standar. Kualitas dari kapasitar sihir, control, cakupan dan ketepan Territory mereka tidak lagi berperan dalam perbandingan itu. Bahkan mungkin dasar kemampuannya berada di tingkat maksimal yang bisa di capai oleh tubuh manusia. Bisa dikatakan itulah yang dimiliki oleh Origami, sebagai seorang Wizard, di setiap aspek yang memungkinkan.






“…..Ugh, bagaimanapun---“






Origami memiliki alasan untuk memenangkan pertarungan ini.






Ia memutar wajah sedihnya dan mengepalkan tinjunya.






“Artemisia Ashcroft, kau sangat kuat, dan selalu lebih kuat dariku.”






Origami menarik nafas dengan dalam dan berkonsentrasi.






“------sebagai seorang Wizard, itu adalah.”






Setelah dia mengatakan kalimat itu.






“….Huh!?”






Mengayunkan pedangnya kebawah seperti seorang eksekutor, Artemisia membuka lebar matanya dan terkejut---Sistemnya mendeteksi sesuatu yang berbeda dari Origami. Tidak ada yang bisa ia lakukan tentang ini. Jika, di tengah peperangan, tubuh lawannya tiba-tiba mulai memancarkan cahaya, meskipun Origami akan waspada untuk setiap pergerakan yang di buat pihak lawan.






“Ini…?”






Artemisia memandang Origami dengan mata bingung, dan benar-benar tertegun.






Perlengkapan metallic nya di lapisi dengan “Astral Dress” mode terbatasnya yang mana terpancar cahaya yang mulia. Tentu saja, “Astral Dress” terbatasnya mempengaruhi apa yang ia kenakan seperti sulap. Dan jika saat itu ia mengenakan sebuah CR-Unit yang mana memiliki kemampuan untuk bertarung, dan seperti hasil yang tak terelakan.






Roh dan Wizard, sesuatu yang bertentangan bergabung menjadi sebuah penggabungan dari harmoni. Seorang Wizard spiritual---seperti salah satu keajaiban dunia dan hanya Tobiichi Origami yang dapat mewujudkanya.






“Dengan ini, aku akan dapat menhadapimu.”






Setelah tenang kembali, “Astral Dress” Origami yang murni dan putih mulai berkibar saat ia mulai memandang kearah Artemisia. Dan setelahnya, Artemisia, yang matanya telah melebar seperti kelereng bulat, mengeluarkan tanggapanpanya.






“Seorang Roh? Haha…Jadi itu yang sebenarnya terjadi. Kau adalah Roh yang juga hadir dalam penangkapan <Sister>. Menggunakan CR-Unit membuatku gagal untuk mengenalimu.






Artemisia melengkungkan sudut-sudut bibir nya dan terkakah.






“Baiklah---melihatmu seorang Roh. Aku bisa menebasmu tanpa ampun.”






“……….”
























Origami dan Artemisia saling menatap dalam diam, seperti dua magnet yang kutubnya berbeda, melirik satu sama lain. Pasangan yang secara bersamaan ditenggelamkan di kekosongan hampa.






***






“Menyebarkan <Yanggdrafolium> nomor satu sampai sepuluh ke kordinat yang sudah di tentukan, maksimalkan keluarnya Territory.”


“Baik!”






Bagian bawah ruang komando, <Dimantion Breaker> Nakatsugawa memainkan panel tersebut. Sesaat setelahnya, monitor pembantu menampilkan gambar <Fraxinus>, menunjukkan bagian belakangnya memancarkan cahaya biru dan beberapa Unit foliage otomatis yang dikeluarkan.






Kemudian, mereka mengepung <Goetia>, Masing-masing memperluas Territorynya ke tingkat maksimum dan terlihat seperti senjata di luar angkasa.






“Baiklah, sudah waktunya! Tembakan meriam sihir, <Mystletainn>!”






“Baik! <Mystletainn> siap di luncurkan.”






Sebaimana AI Maria merespon perintah Kotori, pada level rendah yang sedikit meredam, sebuah getaran mengejutkan ruang komando, dan cahaya kilat menyilaukan terlihat pada layar monitor utama.






Sebuah semburan kekuatan sihir yang dahsyat muncul dari ujung depan <Fraxinus> dan meluncur kearah <Goetia> dengan kecepatan yang sangat tinggi, kecepatan yang tak akan bisa di ikuti oleh mata telanjang.






Tetapi----kapal perang musuh berhasil menghindar ke arah kanan dengan jalan yang tidak wajar, menghindar dari <Yanggdrafolium> secara tiba-tiba.






“Cihhh…mereka selalu membuat pergerakan yang berlebihan.”






Kotori mulai mengerutkan alisnya.






Senjata terhebat yang di kendalikan oleh Ellen Mathers adalah kapal perang <Goetia>. itu adalah Keunggulan diletakan pada bagian senjata sehingga bisa memusnahkan apapun dan juga memiliki ketahanan tak terbatas yang mampu menahan apapun------tetapi itu merupakan keleluasaan yang takan terlihat oleh mata telanjang.






Tidak seperti Kapal Udara lain, karena Ellen Mathers di interposisi langsung, gerakan yang menentang hukum-hukum dasar fisika dapat dicapai. <Goetia> situasi saat itu seperti tugas berat sebuah kendaraan bermotor yang mencoba melepaskan diri dari telapak tangan raksasa. <Fraxinus> bisa melakukan apa yang bisa lakukan untuk meningkatkan kemampuan manuvernya. Tapi mereka tidak akan pernah bisa mencapai <Goetia>. Jika mereka mempertahankan status quo, itu.






“---------Kannazuki.”










“Sekarang.”






Saat Kotori memanggilnya, Laki-laki tinggi dan langsing di samping tempat duduk Komandan memberikan sebuah jawaban. Dia merupakan <Fraxinus> Vice-Comander, Kannazaki Ryouhei. Yang terpasang di kepala nya merupakan perangkat aneh yang mentransmisikan gelombang gelombang otak ke sebuah Realizer-Unit.






“Maria, atur <Fraxinus> ke dalam mode manual”






“Roger. Satu Realizer-Unit yang tersisa sementara yang tetap mejadi Generator sihir.”






Setelah Maria berkata demikian, Kannazaki menaruh tanganya pada perangkat dan mengangkat pojok mulutnya.






“Sangat disayangkan, meskipun aku tidak mengingat apapun, orang-orang disisi lain itu telah memberi kita kekalahan telak di dunia sebelumnya-----Tak bisa di maafkan. Mereka adalah Wizard terkutuk yang telah melukai pohon dunia yang indah milik Komandan. Dan aku yang gagal dalam melindunginya.






“Jangan khawatir soal itu, tapi aku akan mengijinkanmu membalas atas kekalahan kita sebelumnya.”






“Tentu saja, Ah, untuk malu dan dipermalukan tanpa sepengetahuan diri sendiri, tidak ada yang mengubah atupun memaksa mu melakukan hal-hal secara bawah sadar.”






[Kotori, aku mohon pertimbangkan lagi untuk menyerahkan kendali kapal kepada orang ini.]






“Aku mengerti akan keraguanmu, tapi cobalah untuk bertahan dengan-nya.”






Kotori memberikan jawaban atas pertanyaan Maria yang sedang panik terhadap kata-kata Kannazuki. Bagaimanapun, orang itu sendiri tidak keberatan----Bukan, itu tidak akurat untuk mangatakan bahwa dia merasakan sebuah kenikmatan atas permintaan Maria.


“Ngomong-ngomong, lanjutkan. Perlihatkan padaku apa yang berbeda dari sekarang dan ktimbang sebelumnya.”






“Baik!, Seperti komandan harapkan.”






Seperti respon Kannzuki yang penuh penghormatan, <Goetia> dengan cepat mendekan seakan berada dalam panggungnya.






Di waktu yang bersamaan, Kannazuki memberikan tatapan sinis dan mengerahkan <Yanggdrafolium> terakhir dari bagian belakang kapal dan seterusnya untuk menyerang <Goetia>.






Pada dasarnya kapal perang biasa tidak akan mampu menghindari serangan pada kecepatan dan jarak seperti itu, meskipun pertahanan mereka telah di lindungi oleh Territory. Tentu saja, jika mereka merupakan kapal biasa.






Tepat sebelum terjadi kontak dengan batas dari Territory <Yanggdrafolium>, <Goetia> dengan cepat mengubah arah. Tepatnya, mempertahankan kesejajaran dari batasan dirinya sendiri, melalui celah-celah sempit diantara <Yanggdrafolium> dan secara bertahap mulai mendekan dan terus mendekat.






“<Goetia> masih terus mendekat.”






Suara anggota kru terdengar di ruang komando, <Fraxinus> telah di arahkan ke sudut yang berbeda. Sebuah kapal akan menyerang langsung musuhnya dengan jarak yang sangat dekat. Bagaimanapun, <Fraxinus> bukan hanya sekedar sebuah kapal.






“-----------Hm”






Saat itu Territory <Fraxinus> dan <Goetia> mulai bertabrakan, kaki Kotori mulai merasakan sensasi mengambang yang sudah tidak asing lagi..


Bersamaan, Monitor yang tersambung dengan <Fraxinus> menampilkan perubahan yang terjadi berada pada tingkat yang menakutkan.






“Uaaahh!?”






Teriakan yang keras dari seseorang memenuhi ruangan.






Dalam sekejap mata, <Goetia> berada dalam posisi <Fraxinus> yang sebelumnya, <Fraxinus> sama seperti <Goetia> yang tidak dapat bergerak secara analogi dengan bantuan baling-baling.






Tindakan itu dilakukan demi menjaga keselamatan pada ruang komando dari efej akibat serangan yang nekat dan mulai menegerahkan Territory. Dalam gaya seperti orang nekat yang berani mati, aksi seperti pergeseran sebuah pesawat besar dalam hitungan detik belum diminimalisir, tidak di ragukan lagi telah di penuhi oleh muntahan darah para anggota kru.






“Uaahhh! Apa itu! Layar mulai kabur dan….!”






Kaguya dengan semngat berteriak dari belakang. Kotori mengambil lolipopnya yang sebelumnya ada di mulutnya dan kemudian mengangkatnya pojok mulutnya.






“Ini adalah fitur baru <Fraxinus> yang di dapat setelah dianalisis. Dengan membentuk Territory lain pada kapal udara itu, reaksi antara mereka memungkinkan dalam kebebasan untuk bergerak dari yang sebelumnya tidak dicapai.






Sambil mengangkat bahu, Kotori memancarkan sebuah kebanggaan yang terliat dimatanya.






“Jadi, Jangan pedulikan aku. Aku hanya kesal tidak mendapat kesempatan untuk mengalahkan <Goetia> sampai sekarang untuk apa yang telah meraka laukan di dunia sebelumnya.”






Sama seperti bagian produksi Maria menjawab ke Kotori. Suara maria yang terdengar melai pengeras suara.






[Tidak masalah, Kotori, Realizer dan Kapal dapat dibuat oleh siapapun. Tetapi----]






Setelah beberapa saat omonganya di jeda, Maria melanjukanya.






[-----Hanya itu yang benar-benar bagus.]






Kotori melonggarkan wajahnya dan menatap lurus ke <Goetia>.






“Itu benar Maria,----Mari kita buat meraka sadar, siapa yang memulainya”






“Baik.”






Dipimpin oleh Kannazuki, anggota kru yang lain merespon secara bersamaan. Tapi ada satu orang yang menaikan alisnya dan merasa di nistakan. Ia adalah Nia.






“Uh, Tetapi Imouto-chan, apa ini benar-benar baik saja? Aku akui itu memang sedikit keren, tapi itu hanya meniru lawan dan tidak sepenuhnya melampaui mereka.”






Memang, kata-katanya memiliki arti. Kotori berbalik ke Nia, memutuskan untuk menjawab pertanyaan Nia. Tetapi Maria mendahuluinya.






[Ada apa dengan orang ini? apakah dia berpikir bahwa mengatakan beberapa keluhan akan membuatnya tampak bijaksana?]






“tidak, tidak, tidak, Aku tidak berpikir seperti itu..”






[Benar-benar tamu dengan tempramen yang buruk, jika “Claimer” ingin untuk berkembang biak, anak buah mereka harus menangani mereka sebagai “Monster Parent”. Yang akan menjadi ancaman bagi seluruh umat, jadi tolong hentikan.]






“Ugh. Kenapa aku merasa anak nakal ini menjadi keras kepala hanya padaku?”






Nia dengan tidak yakin mengkerutkan alis nya terhadap pernyataanya itu. Kotori tidak bisa membantu tetapi mengangkat bahunya.






“Kita hanya bisa mengandalkan bagian yang ada sekarang untuk membuat perbergerakan. Pertama kita selesaikan <Goetia>.”






Lalu Kotori menujukan lolipopnya secara langsung ke arah <Goetia> yang terlihat di monitor.






***






“…Huh.”






Dalam ruang komando Kapal udara berkecepatan tinggi <Goetia>, Ellen Mira Mathers dengan tenang menarik nafas.






Tidak, lebih tepatnya memberikan kata yang terkesan ambigu, tepatnya di pusat area di mana berbagai alat elektronik dan unit mekanik di keluarkan, Ellen duduk di ruangan pesawat induk, dengan berbagai berkas kabel yang terhubung ke dalam sirkulasi rumit yang ditanamkan pada pakaian nya.






Namun itu bukanlah kenyatannya. Faktanya, kapal <Goetia> operasinya menggunakan metode khusus yang tidak seperti pada umumnya, itu bisa dinilai Ellen memiliki tujuan khusus, raksasa, tehnik Realizer-Unit.






“Pergerakannya yang sebelumnya----Meniru <Goetia>? Jadi begitu, itu terlihat seperti sebuah peningkatan yang mereka pernah katakana sebelumnya.”






Ellen mulai menyipitkan matanya saat mengamati kapal yang ada di sekitarnya.


Kapal perang Ratatoskr, <Fraxinus>, kinerjanya melampaui apa yang sejauh pernah di lansir Ellen. Di samping itu, ada ketidaknyamanan lainnya------Roh yang tinggal di dalam kapal.






Jika meraka menghancurkan <Fraxinus>, para roh akan menyadari diri mereka sendiri diseret ke dalam bentrokan penuh pertentangan. Dalam scenario yang salah, Kristal “Sephira” bisa tersebar di seluruh jagat raya, dan akan pernah bisa di temukan lagi.






Sebagi hasilnya, itu sangat di perlukan Ellen untuk menahan <Fraxinus> untuk kembali ke kekuatan normalnya. Jika mereka berniat membiarkan para Roh tetap tinggal dalam kapal, Ratatoskr akan memiliki kekuatan mengerikan yang ptut di perhitungkan.






“Baiklah, jangan pedulikan itu.”






Ellen belum menunjukan kalau dia terkesima.






“Di hadapan Singa, ini hanyalah Kelinci menjadi Rubah.”






Setelah sempat mengatakan kaliamat itu, Ellen sekali lagi mengarahkan <Goetia>. Dengan menggunakan pakaian listrik nya, Sistem sensor yang ada pada tubuh Ellen telah memperluas cakupanya. Seolah-olah telah tenggelam kedalam samudra saraf yang luas dan saling berhubungan. Situasi saat ini Ellen keseluruhanya terlah tersambung dengan “Platinum-Hull” kapal. Mirip seperti gambar dalam pikirannya.






Etensitas yang melampaui Simbiosis Mutualisme antara Ellen dan <Goetia> tidak akan pernah ada di dunia ini.






“Aku akan memperbaiki diri. <Fraxinus>-------Tiga menit sudah lebih dari cukup.”






<Goetia> menyapu panjang dan luasnya kosmos yang tak terbatas, Menyerang <Fraxinus> dengan tembakan beruntun. <Fraxinus> berhasil membalasan dengan usaha yang cukup keras. Bagaimapun, tiap waktu yang berlalu, perbedaan waktu di kedua sisi mulai munyusut, dan perbedaan yang sungguh-sungguh naik ke level klimaks dapat diatasi lagi.






“----Fuh.”






Bintang yang tak terhitung jumlahnya bercahaya di langit di teliti oleh mata Ellen dengan sangat cermat, sensasi dari seorang gadis ketika ia d lemparkan dalam sungai meteor yang sangat besar.






Otak Ellen masi bisa mengidentifikasi keadaan yang mengisyaratkan situasi saat ini. Pikiranya menjadi sangat tajam dengan segala hal di sekelilingnya dan mulai mengunci dengan seimbang sementara dia sendiri melampaui realitas. Tidak ada di dunia ini yag bisa mendeskripsikan pengalaman yang telah mereka dapatkan untuk di sandingkan dengan Ellen.










“Mengakitifkan kekuatan sihir, waktu pengisian, tidak menyebutkan bahwa kemampuan yang nyata----Itu tampak seperti meraka memang lebih kuat daripada <Fraxinus> di dunia sebelumnya. Namun demikian, strategi yang paling penting tidak pantas bagi mereka. Sayang sekali.






Seperti Ellen memberikan sebuah kebencian, Ia memejamkan matanya di atas <Fraxinus> dengan postur mengancam untuk melespaskan ledakan Kekuatan sihir yang lebih kuat dari sebelumnya.






“Aku akan memujimu karena sudah berhasil menginjakan kaki di Territory kami.”






Setelah itu, mulut meriam berbelok lurus ke arah body kapal yang tak terlindungi itu.






“Mereka yang berani menantang langit haruslah di cabut sayapnya----dan akan hangus oleh api suci seperti si bodoh Icarus”






Sebuah sinar cahaya, penuh dengan kekuatan sihir yang meledak pada titik paling krusial dalam satu semburan yang bergejolak, Menuju kearah <Fraxinus>. Territory <Fraxinus>, yang sudah seharusnya melindungi mereka, sudah sangat lemah ketika bertabrakan dengan <Goetia>----kesempatan seperti ini Ellen takan melepaskanya.






Mengingat jarak dan kesempatan, kemungkinan <Fraxinus> untuk menghindar adalah Nol.






Namun----






“…..Huh?”






Dengan segera, Ellen terpaksa menarik nafas.






Sederhana saja, hanya pada saat dampak yang terlihat, <Fraxinus> seketika bergeser, dan misil berkekuatan sihir milik <Goetia> hanya melewatinya tanpa mengenainya.






“Ini?....”






Ellen membuka lebar matanya, memandang <Fraxinus> yang sudah tidak ada disana. Di tempat itu hanya ada sebuah gelomang yang menyakitkan yang mengarah kepada Ellen.






“Apa ini…..!?”






Kursi Ellen dengan keras terguncang, dan membuatnya terjatuh dari tempat duduknya.






“Apa yang terjadi!?”






Permukaan <Goetia> sudah tertutup oleh lapisan Territory. Bahkan hujan meteorpun tak akan mengakibatkan guncangan yang separah ini.






Satu hal yang dapat memberikan memberkan dampak pada kapal angkasa hanyalah serangan dengan kekuatan sihir. Dan saat ini, hanya ada satu kapal musuh di arena perang.






Itu benar. Sebuah struktur kapal yang memiliki zat variabel sebagai <Fraxinus> memutar di belakang <Goetia>, memulai serangan balik sementara memancarkan cahaya seperti rona perak yang di oleskan. Pada saat di tegaskan, alat observasi yang di pasang pada <Goetia> memberikan peringatan.






------------Gelombang Roh terdeteksi.






Energi Sihir yang ditimbulkan oleh kapal perang di depan tidak dilakukan melalui sebuah Realizer-Unit------tetapi dari kekuatan para Roh.






“---------<Fraxinus>……..!”






Mata Ellen terlihat sangat marah dengan amarah membabi buta ketika mengetahui kenyataan ini, suaranya tergambar dengan nyata, permusuhan penuh benci.






***






“---------Siapa bilang kita hanya punya satu kartu andalan?”






Kotori mengalihkan pandangan nya pada kapal musuh yang terlihat di monitor sambil mengusap keringat dingin pada dahinya dengan lenganya. Pihak lawan telah menerima serangan langsung dari meriam sihir, membuat lapisan baja bagian dalam kapal perang berkecepatan tinggi itu.






Saat ini, Kotori duduk bungkuk secara mendalam di kursinya, beberapa elektroda melekat ke seluruh tubuhnya dan membentang dari kursinya.






Tidak, itu merupakan masalah yang berbeda. Disamping tempat duduknya berdiri tegak sebuah perangkat berbentuk silinder, dan Roh saat ini menempatkan tangannya pada bagian atas alat itu.






“-----Kerja bagus semuanya. Kekuatan Roh ku sendiri tidak akan cukup.”






“Tak masalah….aku senang jika bisa membantu,”






“Mastah! Bersatu, kita luar biasa.”






“Persetujuan. Tidak ada yang bisa melawan kita.”






Para roh dengan senang menjawab Kotori.






“Pada tingkat ini, kekuatan kita bersama akan menyatu! Kita akan menjadi satu! Ah”






…Juga, sebagai seorang gadis yang gembira pada masalah yang berbeda dari yang mereka pikirkan dalam pikiran mereka.






Sesaat setelah itu, dengan kerjasama mereka semua, mereka memang telah membalas kekalahan mereka sebelumnya terhadap <Goetia>






-------System BloT






Ini merupakan Fraxinus Ex yang baru saja menggunakan kartu andalanya.






Sama seperti meriam “Gungnir” yang menggunakan kekuatan Roh, itu sepenuhnya di siapkan oleh para Roh dan mengijinkan Territory untuk memperoleh kekuatan yang tak terbayangkan dalam waktu singkat.






Normalnya, sejak di segel para Roh perlu memaksakan arus balik tertentu dalam ikatan meraka dengan Shidou jika meraka ingin menggunakan sejumlah energinya, Kotori lebih suka untuk tidak menggunakan mekanisme ini sama sekali. Meskipun, ketika di gunakan, kekuatan yang di keluarkan tidak diragukan lagi monumentalnya.






Tidak perlu di pertanyakan kekuatan dari kelima Roh----Kotori, Yoshino, Kaguya, Yuzuru, dan Miku----keika sedang dugunakan saat itu.






<Fraxinus> yang sekarang tidak bisa di anggap kapal perang pada umumnya.






Lebih tepatnya-----Itu adalah peluru penentuan yang memiliki kehendak bebas, melangkah melewati angkasa.






“Sungguh di sesalkan, bahkan Realizer-Unit milik Ratatoskr jauh lebih unggul, kita harus memakai permainan kotor pada akhirnya.”






Seperti fakta, apakah mereka telah membalikan keadaan kedua belah pihak yang kekuatanya sangat sulit untuk di katakan.


Tetapi----






“Kita saat ini telah menang, jatuh di medan perang, Wizard terhebat di dunia.”






Kotori lalu memberikan jempol ke bawah setelahnya.






Seolah-olah selaras dengan gerakan nya, <Fraxinus> melepaskan tembakan sepasangan meriam sihir, yang di tujukan pada <Goetia>, reaksinya melamban akibat serangan sebelumnya.






dengan sombongnya, menyatakan dirinya merupakan kapal perang Platinum terkuat kini memuntahkan asap hitam ketika kembali ke Bumi.



















***






“Uaaahhhh!”






Shidou dengan kuat memegang <Haniel> dengan kedua tangannya, sapu itu yang kini telah berubah menjadi <Michael>, karena di percepat dengan Territory.






“Bandersnatch” yang tak terhitung jumlahnya kini sudah semakin mendekat dengan Mukuro, dan di dua sisi menjadi terlibat dalam peperangan kusut dan bentrokan kecil, Mukuro melambaikan <Michael> saat memukul mundur Humanoid Machine menggunakan sinar laser dan hujan meteor.






Sebuah kesempatan emas, Selain itu, apa yang bahkan lebih menyebalkan adalah fakta bahwa sebagian besar robot DEM benar-benar mengabaikan Shidou dalam keributan ini. Tentu saja “Bandersnatch” bukan sekutu Shidou dan lainnya, mereka juga tidak setuju untuk gencatan senjata sementara. Beberapa unit yang muncul terlalu dekat dengan Shidou. Tetapi, mereka merespon dengan memberikan serangan.






Meskipun begitu.










“-------Hah!”






Sebelum “Bandersnatch” menyerang dan mengenai targetnya, Tohka telah berada di depan Shidou dan menghalangi nya dengan menggunakan <Sandalphon>.






“Pergi, Shido!”






“Un!”






Sepertinya Tohka membuat kesempatan untuk Shidou, ia mengambil kesempatan dengan cepat untuk bergerak maju ke arah Mukuro dengan maksud untuk memasukkan ujung kunci ke dalam tubuhnya.






“<Michael>”






Namun, tepat ketika ia disentuh oleh <Michael>.






“-------Unlock-Rataibu>”






Suara Mukuro yang tenang berdenyut, miniature gerbang terbuka sebelum <Michael> yang Shidou gunakan sebelumnya memanjang, dengan paksa nenusukan ujungnya kedalam.






“Ap----huh!?”






“----Apakah engkau begitu percaya musuh-musuh itu akan menurunkan kewaspadaan Muku dan menjadi lalai? Engkau begitu menjijikan.”






Dengan tatapan tajam, Mukuro menatap Shidou, dan saat bersamaan memutar <Michael> ke atas. Berdasarkan tindakanya, partikel cahaya mulai menyatu pada ujung <Michal>.






“Shidou! Lari dari sana!.”






“Kuh….”






Shidou dengan tegang menarik nafas dan mencoba kabur dari sana.


Tapi----itu sudah terlambat, <Michael> milik Mukuro sudah siap melepaskan sebuah serangan tembakan cahaya sebelum Shidou berhasil membuat jarak antara mereka.






“Shidou!”






“--------Hm?”






Sebuah objek raksasa meluncur dari arah kanan dan menghalangi serangan Mukuro.


Bisa dikatakan,meskipun telah di lindungi oleh Territory <Fraxinus>, melindungi dari serangan Roh dengan pecahan metal adalah sesuatu yang tak mungkin. Ternyata itu merupakan lempengan armor dari sebuah pertempuran pesawat angkasa yang telah melayang ke lokasi mereka. Tapi itu hanya melindungi dari serangan langsung dari sinar laser Mukuro. Pecahan logam yang mengahalangi serangan Mukuro itu membuat Shidou terpental kebelakang karena kekuatan dan tekanan yang sangat hebat.






“Guuahh….ugh!”






“K-kau baik-baik saja, Shidou!?”






Entah sudah berapa jauh terpental dari Mukuro, lempengan armor itu akhirnya berhenti dengan sebuah guncangan. Terlihat seperti Tohka berhasil menangkap Shidou dan membuat pecahan logam itu terhenti.






“A-ah…Terima kasih banyak, Tohka. Ngomong-ngomong----“






Shidou dengan kuat menaruh tangannya pada piringan logam yang mana telah melindungi dirinya.






“Sebuah pecahan logam ini melayang dari kanan diantara Mukuro dan----“






Bicara pada titik itu, Shidou dengan segera menghentikan kata-katanya.






“Eh….?”






Ia melihat sesuatu di dalam Pecahan armor itu.






***






“…Fuh, ternodai seperti seekor hewan liar yang tiba-tiba ingin di tunggangi.”






Dengan kosong menatap alam semesta yang telah mengarahkan sebuah proyektil logam dengan mata Mukuro yang terlihat tak senang, Mukuro menghela nafas dengan perasaan emosinya.






Tumpukan potongan mesin yang tidak teratur mengambang di seluruh ruang angkasa di sekitar Mukuro dan secara bertahap mulai menyerupai robot humanoid.


Mukuro menyambar sepotong laisan armor yang mengambang itu dan memperhatikanya dengan seksama.






“Penawaran besar tamu hari ini tidak masuk akal. Hmm…”






Ia mencampakan robot mekanik itu dan menatap jauh.






“Tak satu pun bisa menyaingi engkau, Shidou.”






Disana berdiri seorang remaja laki-laki yang pupil matanya memandang dengan gigih, seperti api, bersamaan dengan seorang gadis yang berdiri diantaranya dan untuk melindunginya.






“Mengingkari sumpah-Mu yabg sudah dengan susah payah untuk hidup? Keberuntungan tidak akan datang dua kali.”






Mukuro dengan erat memegang <Michael> seperti yang dihafalkan. Keringat dingin yang mulai bercucuran, mata Shidou tetap menunjukan hasrat-menyala pada Mukuro.






“Aku tidak akan lari. Aku sudah bilang sebelumnya, aku akan membuka hatimu.”






“Kemunafikanmu seperti sebuah labirin yang harus ku jerat; Muku mengatakan dengan demikian sampai saat dan lagi.”






Seperti saat ia menyipitkan setengah matanya, Mukuro menunjuk daerah sekitar dengan tangan membentang.






“’------Yang memungkinkan, apa yang engkau putuskan? Engkau tidak terlihat ingin bertahan dengan boneka besi itu? Engkau tidak akan lagi mampu merenggut paksa apapun dengan perubahan lain yang licik.”






“Lalu kenapa --- bahkan jika mereka hancur, mereka masih bisa di gunakan.”






Shidou mengkerutkan ujung bibirnya, mengangkat ke atas <Michael> yang ada di tanganya. Menanggapi hal ini, bagian dari humanoid yang tersebar mulai melayang kearahMukuro seperti halnya sebuah asteroid kecil.






Tetapi, tidak hanya itu.






“Tohka!”






“Un!”










Menyertai teriakan yang kuat itu, Shidou dan gadis itu melesat kearahMukuro dengan cepat bersamaan dengan pyoktil yang terhitung jumlahnya itu.






----Mereka bermaksud menyudutkan Mukuro untuk mengetaui kelemahanya yang tersembunyi dengan menggunakan memanfaatkan momentum dari serangan kombinasi itu.






“Tidak..”






Mukuro dengan segera menolak gambaran yang muncul dalam benaknya, dan pada saat itu menyipitkan matanya.






“Haaaaaaa!”






Dan seolah-olah untuk mengganggu proses berfikirnya Mukuro, gadis dengan kuat memegang pedang besar dengan teriakan menusuk yang mengancam akan menyayat Mukuro.






Meskipun begitu, serangan ini tidak di maksudkan untuk menjadi serangan yang menghancurkan yang akan mengenai tubuh Mukuro. Bahkan tidak ada sedikitpun rasa haus darah dari tehnik berpedang gadis itu. Karena temanya, Shidou telah berjanji untuk menolong dan menyelamatkan Roh yang lain yang membuatnya tidak akan pernah menebasnya menjadi dua bagian.






Sebuah serangan langsung akan dengan mudah di halangi. Mukuro dengan kuat memegang <Michael>.










“…………”






Tetapi, sesaat sebelum ia menerima serangan pedang itu, Mukuro mengelakan tubuhnya kesamping dan melangkah menghindari serangan itu.






“Uwahh!?”






Berfikir Mukuro dapat menghindari serangan sebelumnya bahkan dari jarak yang dekat, Gadis itu secara tak terduga terhuyun ke depan. Mukuro memberinya sebuah tendangan pada bahunya, ia benar-benar kehilangan keseimbanganya dan bahkan berputar jauh.






Dalam sekejap, sebuah gerbang muncul di belakang Mukuro, dan Ujung <Michael> yang memanjang keluar dengan sangat cepat.






“Apa------?”






Dengan nada suara panik keluar sebuah raungan dari bibir Shidou-dan merubah pandanganya, ekspresi tertegun yang tampak dari wajahnya ketika ia memegang <Michael> dengan kedua tanganya.






Seperti yang sudah di perkirakan Mukuro, ujung dari <Michael> Shidou telah di telan oleh sebuah portal-seperti gerbang yang melewati celah angkasa kosong.






“Seperti yang di kehendaki.”






Mukuro mengeluarkan dengungan.


Menggambarkan perhatian Mukuro melalui berbagai proyektil, Tohka menyerang, dan meskipun sebuah gerbang terbuka yang menghubungkan <Michael> dengan dimensi ruang angkasa disampingnya dan muncul di belakang Mukuro----Jika tiruan <Michael> Shidou memiliki kekutan yang sejajar dengan asli, tidak akan nada sedikitpun keraguan saat ia memikirkan rencana tersebut.






Kenyataanya, hal ini dengan cekatan memanfaatkan sebuah “Tenshi” yang memiliki karakteristik yang unik; sebuah gerakan yang pragmatis.






-----Tetapi, rencana itu tidak akan berhasil terhadap lawan yang benar-benar mengetahui tentang kemampuan dari “Tenshi” itu sendiri.






“Dengan penuh sesal. Ini adalah, kematianmu.”






Mukuro dengan singkat mengucapkan dan percaya sebuah Kunci-Berbentuk tongkat di tanganya dan memasukanya kedalam gerbang yang di buka oleh Shidou. Ujung kunci itu melemparnya keluar dari gerbang dan kembali ke luar angkasa yang telah terdistorsi






kekutan sebuah “Tenshi”. Saat ini, semuanya akan menjadi sebuah akhir. Meskipun untuk Shidou, meskipun fungsi tubuhnya telah di segel, ia tidak bisa bergerak meskipun sudah berusha dengan keras.






Tapi saat ujung <Michael> hendak menusuknya.






“Hyaaa!”






Sebuah teriakan terdengar, dan tubuh Shidou dengan cepat menyusut, merubah menjadi sosok gadis kecil mungil dengan rambut tidak rapi, sebuah ringisan terlihat di wajahnya. Dia memeluk kepalanya sendiri seolah-olah untuk menghindari serangan Mukuro dengan teriakan yang berlawanan dengan tindakanya.






“S-S-Sekarang, Shidou!’






“-----Hm?”






Perubahan yang tak terduga membuat Mukuro dalam keadaan kaget, menyebabkan dia tiba-tiba memperluas matanya saat itu bahkan membentang didepan mereka. Dan pada saat itu, ia merasakan kehadiran tak terduga muncul dari balakangnya.






“….Huh?”






Mukuro melihat kebelakang, entah kenapa dan bagaimana, ia melihat Shidou berdiri di belakangnya dengan memegang <Michael> di tanganya.






“Tidak dapat dibayangkan. Siapa sebenarnya engkau-----“






“---Aku hanyalah seorang murid SMA.”






Dengan cepat bersamaan dengan kata-katanya, Shidou dengan cepat menerjang ke depan dengan <Michael>.






Akhinya kunci itu menusuk pada dada Mukuro yang rapuh.






Tepatnya kapan, bagaimana, dan mengapa; masing-masing dari keraguan dan kepanikan mulai melanda di sekitar kepala Mukuro. Meskipun begitu, mereka bertahan untuk hanya beberapa detik.
















“….<Unlock.Rataibu>!’






Bersamaan dengan suara Shidou, ia memutar <Michael> yang tertusuk pada Mukuro.






“Ah------------“






Dalam hitungan detik, Mukuro merasakan keseluruhan pada lubuk hati nya, yang telah di segel tampak seperti sebuah keabadian, seolah-olah itu telah ditanamkan dengan ilusi ” Coruscating Kaleidoskop” yang menyesatkan.






***







“F**


sidoskop” uuuhhh------“






“-----Haaaaa!”






<Einhenjar> Origami dan “Saber Laser” Artemisia saling menebas satu sama lain, dengan tidak menentu menyebarkan Chaya berkilauan di dalam kegelapan cosmos.






“Kuh…”






Serangan fatal dari sebuah pedang yang berlika-liku terus menghantam tombak yang ada di tangan Origami. Itu tidaklah sulit untuk menangkisnya satu atau seterusnya dari serangan itu, setiap serangan dari lawannya melahirkan pembantaian gigih yang INTENS sebuah kekuatan tak tergoyahkan.






Tetapi Origami bukan dengan enteng dan tanpa berfikir dalam menerima serangan. Origami yang sekarang dapat menggunakan tehnik pertarungan yang sebelum nya tidak penah ia lakukan.






“--------<Metatron>!”






Dengan suara lantang, puluhan sayap berbulu terwujud di belakang Origami, masing-masing dari mereka terlihat seperti terbang dengan dengan kehendang mereka sendiri. Setelah itu, semua ujung bulu itu mengarah pada Artemisia. Menargetkan dia sebagai targetnnya dan mulai menegeluarkan sinar cahaya secara bersamaan.






“Oh.”






Artemisia dengan lembut berseru, segera setelah itu ia mengayunkan tubuhnya yang ramping itu untuk menghindari serangan.






“Kau tidak akan bisa pergi jauh.”






Origami memalingkan pandangannya pada Artemisia dengan tatapan tajam, memancarkan perintah memalui pikiranya pada <Metatron> yang melambuang di luar angkasa. Mengikuti perintah, sebagian dari bulu itu sudah berada di belakang Artemisia, mengeluarkan sebuah sinar laser dan menghalangi rute pelarian Artemisia. Dan setengahnya berkumpul bersama pada ujung depan <Einhenjar>, membentuk seperti bor raksasa.






“Hah!”






Sinar cahaya yang memancar dari <Metatron> dengan cepat dari berputar dan menyatu ke dalam spiral helik, menyerang lurus ke arah Artemisia.






“------tidak buruk.”






Artemisia mencibir dengan lembut dan menyipitkan matanya.






Dan dengan cepat, struktur seperti sayap yang melekat pada “Jetpack” di belakang Artemisia mulai memusatkan perhatianya pada bulu <Metatron> dan berkumpul lalu melakukan pengeboman sihir.






“Kuh…!”






Dua sinar cahaya bertabrakan satu sama lain, dan secara bertahap menyebabkan gelombang kejut. Akan tetapi, konfrontasi diantara mereka berdua tidak berlangsung lama. Artemisia menghunuskan “Lazer Saber” di tanganya kearahkepala Origami.






“Cihhh..!”






Dengan tegang mengkerutkan alisnya, Origami menarik kembali punggungnya saat ia menjauhi proyektil itu. Tetapi, anlisa yang menunjukan ini merupakan kesempatan yang langka, Artemisia melompat dengan menggunakan pegangan tombak “Einhenjar” sebagai pijakanya dalam upaya memlepaskan diri dari jeratan Origami.






“Phew…itu benar-benar hampir saja.”






Menjaga jarak dirinya dengan Origami, Artemisia menarik nafas lega setelah menarik kembali pedangnya, yang sebelum nya sempat ia lempar untuk memanipulasi Territory.






“Sebuah kombinasi dari kekuatan Roh dan kekuatan sihir, eh? Sangat menarik…sepertinya harus ku katakan sekarang bukan waktunya untuk main-main. Seorang pemenang harus di tentukan---“






Pada saat itu, kata-kata Artemisia tiba-tiba terhenti.






Wajah Origami di warnai dengan kesan bingung, dengan apa yang sebenarnya terjadi----hanya dalam sekejap setelah ia memfokuskan garis penglihatanya pada Artemisia.


<Goettia>------kapal angkasa raksasa yang di komandoi oleh Ellen Mathers yang saat ini tengan turun ke Bumi disertai dengan asap hitam.






“Ellen!? Berarti <Goetia> telah…!?”






Karena selalu memiliki ekspresi tersusun dan tenang, Artemisia memperlihatkan ekspresi terguncang untuk pertama kalinya. Mengetahui untuk bertindak lebih hati-hati, Origami membuka mulutnya ketika sedang mengarahkan ujung tombaknya pada Artemisia.






“------Ini adalah kekalahanmu. Menyerahlah!”






“………..”






Artemisia terdiam beberapa saat sebelum ia mulai melirik kearahOrigami dengan tatapan tajam setelahnya.






“…..Jangan salah paham, kekalahan Ellen memang di luar perkiraan, tapi itu bukan berrati kekalahan ku. Karna tujuan utama kami hari ini adalah-----“






“-----------“






“Untuk menjatuhkan para Roh!”






“Ugh….<Metatron>!






Dengan segera, Origami memanfaatkan kesempatan saat Artemisia melirik kearah kanan dan memberikan perintah pada “Tenshi” <Metatron> miliknya.






Tetapi----ia terlalu lambat, sebuah tembakan bertenaga sihir di tembakan oleh Artemisia dan menerobos serangan <Metatron> dan menuju langsung kearah Shidou dan Mukuro berada.






***






“A-Ah…”






Sebuah garis penglihatan mulai terlihat dengan samar-samar. Sensasi aneh dari nostalgia yang membuat darah mengalir dengan cepat ke anggota tubuh yang sudah kehabisan tenaganya. Jiwa Mukuro yang di perketat oleh metamorphosis lingkungan yang secara mendadak, bingung dan dibingungkan seperti tertutupi oleh kekacauan sempurna.






-------Kekacauan.






Memang. Hal ini berlaku sebagai fenomena menyimpang pada diri sendiri.






Dimana hati dan jiwa Mukuro yang telah di segel oleh <Michael> tidak pernah dapat merasakan perasaan suka yang sedemikian.






-------Ah, bukan. Itu benar, sedikit demi sedikit, Mukuro mulai mengerti. Kunci yang menikamnya adalah <Michael>. Shidou, Itsuka Shidou. <Unlock>. Dia telah membukanya. Dia membuka segel permanen yang selama ini telah mengisolasi hati Mukuro.






aliran emosi mulai meluap; itu mulai mengosongkan dirinya menuju kedalam hati Mukuro. Mukuro mengalami sesuatu hal yang tidak terlihat, warna yang tak terlihat, sekarang hidup dengan warna intens dan gambar animasi.






Marah karena hatinya telah ditembus begitu saja; tergiur dan terpukai oleh bagaimana Shidou menerapkan sebuah operiasi modus yang memiliki keuntungan; dan hampir semua itu, perasaan tertentu terhadap orang yang telah sampai ke titik ini semua dilepaskan tanpa ragu-ragu dan menhiraukan keselamatan dirinya dalam perjuangan nya demi Mukuro-----






“Mukuro!!”






Karena lonjakannya sangat luar biasa dari berbagai emosi yang berbeda, bergema secara demikian di dalam kesadaranya dan membuatnya bingung karena tidak adanya sebuah peringatan. Sejak singkronisasi yang menghubungkan antara prasaan dan pikiranya belum terbentuk. Tetapi di suatu tempat dalam kepala Mukuro, informasi yang di peroleh dari daerah penglihatanya membuatnya dapat untuk menerka keadaan saat ini.






Semakin mendekat, sebuah sinar laser telah menuju ke arah Mukuro.






Apa yang Shidou pernah sebut dengan jelas. Tetapi. Bagaimapun. Semburan emosi yang menyerangnya dengan kasar membuat Mukuro benar-benar tidak mampu menggerakan tubuhnya sendiri. Itu membutuhkan lebih dari hal sepele untuk sinar cahaya itu dapat melubangi tubuh Mukuro.






Ah, bagaimana menakutkanya.






------Takut.






Takut terhadap rasa sakit dan takut terhadap kematian, terror panjang dan tak terbayangkan dengan cepat menuju ke hati Mukuro.






Tetapi.






“Guh…!”






Dengan cepat, ketakutan yang menyebar di hati Mukuro mulai di gantikan oleh prasaan yang lain.






Shidou dengan kuat memeluk Mukuro untuk melindunginya dari sinar cahaya yang menerjang.






“Ah------“






“<Zadkiel>…..ugh!”






Bersamaan dengan teriakan itu, sebuah prisai es terbentuk di belakang Shidou, yang sesaat setelah itu, menerima beban langsung dari gemuruh ledakan sihir.






“H-a..Ugh!”






Perisai es yang di buat itu seperti tidak dapat menahan kekuatan dari serangan itu. Dengan tersiksa, Shidou yang memeluk Mukuro terpental.






Mukuro merasakan sebuah perasaan misterius.






Ketika Mukuro merenungi tentang kehangatan yang tak bisa di jelaskan bertaburan di sekitarnya kini tiba-tiba lenyap, untuk lebih jelasnya, kekuatan tak bisa dibedakan mulai dengan keras menariknya.






Tidak butuh waktu lama untuk dia mengetahui bahwa ini adalah gravitasi Bumi. Setelah terpental akibat menerima dampak dari serangan langsung sinar laser, karena Shidou dan Mukuro yang tak dilindungi oleh territory yang sebelumnya terus menerus melindungi Shidou.






Jika mereka terus berada dalam kondisi tersebut, mereka akan terbakar di atmosfir. Mukuro dengan teguh mencoba menggunakan <Michael> untuk membuka gerbang menuju tempat yang aman. Tapi---Tubunya menolak untuk mematuhi keinginanya.






“Guh-----<Raphael>!<Zadkiel>!”






Seperti yang Shidou panggil, Sebuah tornado dan Dinding es muncul di sekitar mereka.






“Kau baik-baik saja?....Mukuro! Aku akan berusaha…untuk melindungimu..ugh!”






Setelah berkata demikian, Shidou memeluk Mukuro dengan erat. Berdebar; berdebar; detak jantung mereka semakin cepat.






“-----------‘






Sebuah warna tertentu muncul dari emosi yang melimpah.






Tapi sebelum apa yang di singgung dapat di pertimbangkan;






Tubuh Mukuro dan Shidou telah berada di dalam planet Biru.






















Kredit :


Translator : Marda K. Charlotte / Gus Marda


Editor/Translator checker : Marcellino Novaldo ( admin kampret :v )





Share Tweet Share

0 comments

Please wait....
Disqus comment box is being loaded