Arusu Quest

Font Size :
Dark Mode
Reset Mode
Maria sedang tertarik dengan cinta.
Shido dan para gadis yang lain terjebak dalam hari-hari tidak biasa yang dia buat.
Di suatu pagi, saat bangun tidur, Shido menemukan diri berada di dunia pedang dan sihir.
“Itsuka Shido, cepat ganti pakaianmu.”
Shido, sudah selesai mengganti pakaiannya, dia menjadi seorang ksatria, mengenakan Light Armor dan pedang ditangannya.
Satu-satunya jalan untuk mengubah dunia ini adalah--- dengan mengalahkan Demon King yang jahat?!
Tohka menjadi seorang “Priesstess” dan Maria menjadi “Mage”?... ... dan setiap heroine memiliki kelas yang berbeda-beda?!
Party ini memiliki banyak ciri khas, bisakah kita mengalahkan Demon King yang jahat---?!
Cerita pendek ini akan mengisahkan tentang petualangan liar dari Shido dan para heroinenya, “Arusu Quest”



“Bangun, bangun, Shidoku yang imut.”

“Mmh... ... Uu... ...”

Disuatu pagi. Karena sensasi dari guncang ringan dan suara Maria Arusu yang membuat gendang telinganya bergetar, Shido terbangun.

“Maria... ...?”

“Ya.”

Shido mengangkat tubuhnya sambil mengucek matanya dan memanggil nama gadis itu. Lalu, Maria menjawabnya sambil menganggukkan kepalanya sedikit.
Dia adalah gadis cantik dengan rambut pirang berwarna abu dan sepasang mata biru menjadi ciri utamanya. Dia tidak tahu seberapa tua umurnya, tapi, karena dia berbadan kecil dan ringan, dia terlihat lebih muda dari Shido.
Lalu...

“... ...Mmh?”

Saat melihat Maria, yang berdiri disamping kasur, Shido mengucek matanya lagi.
Alasannya sederhana. Dia, untuk suatu alasan, terlihat seperti seorang Mage yang ada di game-game fantasi. Dia memakai jubah hitam dan menggenggam tongkat kuno ditangannya.

“... ...Apa itu yang sedang kau pakai?”

“Aku seorang Mage.”

Maria menjawab dengan santai. Dia memang terlihat seperti itu.

“Jadi, begitu ya, tapi kenapa... ...?”

Shido langsung memotong ucapannya.
Jika dilihat dengan teliti, bukan hanya penampilan Maria saja, tetapi isi dari kamar tidurnya juga, berkali-kali dia melihatnya, semuanya berubah seperti bangunan orang barat dimasa lalu.

“... ... ... ...”


Mungkin dia masih bermimpi. Shido, sekali lagi, Mengucek matanya dengan serius. Bagaimanapun, isi dari kamarnya tidak berubah kembali menjadi yang biasa dia lihat.

“Apa yang sebenarnya terjadi... ...?”

“Itsuka Shido, cepat ganti pakaianmu.”

Ketika Shido masih bingung, Maria bilang begitu dan memberinya pakaian ganti.
Tetapi yang ada ditangan Maria bukanlah pakaian ataupun seragam sekolah seperti yang biasanya. Itu adalah Light Armor dan jubah. Selain itu, di dinding ada pedang bermata dua yang diletakkan secara vertikal didalam sarungnya. ... ...Bagaimana aku mengatakannya? Dari manapun kau melihatnya, itu adalah perlengkapan dari Hero RPG.

“... ...Apa maksud dari semua ini?”

Saat Shido bertanya, Maria memiringkan kepalanya dengan cara yang aneh.

“Aku yakin aku sudah memberitahumu tentang ini tadi malam, kan?”

“Kemarin... ...?”

Setelah mendengarkan kata-kata Maria, Shido mengerutkan dahinya dan mencari didalam ingatannya... ...lalu, dia membuka matanya dengan sebuah [“Ah.”].

“---Itsuka Shido, aku mengerti. Aku percaya bahwa cinta itu adalah sesuatu yang lahir saat ada situasi yang tidak biasa.”

Kemarin malam, Maria, datang ke ruang keluarga di rumah kediaman Itsuka, lalu mengucapkan kata-kata yang mengejutkan.

“Jadi, apa ada yang salah, Maria?”

“Hari ini, sepanjang hari, aku mendengar apa yang Yatogami Tohka dan para gadis lain bicarakan. --- tentang pertemuan mereka pada Itsuka Shido.”

“Pertemuan?”

“Ya. Untuk mengetahui apa itu cinta, aku pikir itu diperlukan untuk mengetahui titik awalnya, itu, saat pertemuan; adalah saat dimulainya konsep cinta.”

Maria menjawabnya sambi menatap lurus ke arah matanya.

---“Apa itu cinta?”

Itu adalah pertanyaan yang selalu diulang oleh Maria sejak dia muncul dihadapan Shido--- dan hal itu bisa menjadi kunci untuk memecahkan situasi yang dialami oleh Shido dan yang lainnya diwaktu yang sama.
Shido melihat kesekeliling dengan sebelah mata sambil menguap [“*Fuum*”].
Dinding yang biasanya, lantai dan atap. Tidak diragukan lagi itu adalah rumah kediaman Itsuka.
Tapi ini adalah rumah kediaman Itsuka dan ini tidak sama seperti biasanya.
Itu benar, disini --- di dalam Virtual Space buatan <Ratatoskr>.
Beberapa hari yang lalu, Shido dimasukan ke sebuah game khusus untuk melatihnya dalam menaklukkan Spirit. Entah bagaimana, terjadi sebuah bug yang tidak disangka-sangka, dan dia akhirnya terjebak dan tidak tahu bagaimana caranya kembali kedunia nyata.
Bug itu dipercaya adalah gadis yang sekarang berdiri dihadapan Shido, Arusu Maria. Dan dia tanpa rasa lelah mengulangnya lagi dan lagi, pertanyaan yang sebelumnya, “Apa itu cinta?”.
Mereka percaya bahwa jawaban dari pertanyaan itu ada hubungannya dengan memecahkan pembatas dari situasi yang biasanya, dan itulah sebabnya Shido dan para gadis yang lain, sepertinya dia dibawa ke dunia game dari dunia nyata, untuk menghabiskan waktu bersama Maria... ... tapi sejauh ini, belum ada hasil apapun.

“Juga, pertemuannya... ...eh? itu memang benar penting, tetapi apa kau paham?”

“Jalan yang ditempuh Itsuka Shido untuk bertemu para gadis sangat beragam, tapi itu memiliki pola. Itu yang ku pahami.”

“Pola?”

“Ya. Kebanyakan dari mereka bertemu saat sedang bertarung ataupun situasi yang berbahaya.”

“... ...Ahh... ...”

Shido menggaruk pipinya sambil mengerutkan dahinya... ...sekarang saat dia memikirkannya, dia merasa semua itu benar.
Tapi bagaimanapun juga, mereka bilang itu adalah sesuatu yang alami.
Mengesampingkan adiknya, Kotori, yang tinggal bersamanya selama beberapa tahun terakhir, para gadis yang tersisa telah dibimbing kedalam sebuah game, baik oleh Spirit ataupun anggota AST. Mungkin itu adalah hal yang tidak dapat dihindari untuk kontak pertama yang berakhir dengan kekerasan.

“Jadi, apa yang kau pelajari dari itu... ...”

“Benar. Awal dari cinta adalah situasi yang ekstrem.”

Maria bicara dengan penuh percaya diri sambil membusungkan dadanya. Ekspresinya tidak berubah sama sekali, tetapi, untuk semacam alasan, rasanya seperti dia terlihat sangat gembira, atau sepertinya dia penuh dengan rasa percaya diri.

“... ...Jadi~... aku heran jika seperti itu, benarkan~?”

Shido menjawabnya sambil menggaruk pipinya. Namun, Maria memiringkan lehernya.

“Apakah aku salah?”

“U~um... hanya saja, jadi, pertemuan yang kualami dengan para gadis, itu kejadian yang sangat langka dari sudut pandang orang normal. Aku yakin pasangan biasa tidak mengalami pertemuan yang berbahaya.”

“Itu tidak benar. Ada sesuatu yang disebut “Efek jembatan gantung”. Aku yakin kemungkinan cinta itu lahir dengan mudah ketika melakukan petualangan spektakuler yang membuat jantung berdebar.”

“Ya, mungkin kau benar, tapi... ... tunggu, jika hipotesis itu benar, apa yang akan kau lakukan?”

Shido mengatakannya sambil melihat kesekeliling.
Shido dan para gadis sedang berada di Virtual Space, tapi modelnya adalah kota Tengu yang sebenarnya.
Orang-orang yang hidup disini dikontrol oleh AI*, artinya, mereka adalah Non-Player Character (NPC).
[*Note : AI itu Artificial Intelegent/kecerdasan buatan.]
Tidak ada Spirit baru yang muncul, dan AST ataupu DEM tidak ada disini. Ini adalah dunia yang bebas dari ancaman itu. Di tempat ini, sangat tidak mungkin untuk mengharapkan sesuatu seperti situasi yang spektakuler seperti yang dibicarakan Maria.
Tetapi, Maria mengangguk dengan percaya diri.

“Jangan khawatir. Aku sudah memikirkan bagaimana caranya.”

“Cara?... ... apa yang kau rencanakan?!”

Shido mengatakannya dengan keringat yang menuruni dahinya. Lalu, Maria berbalik dengan berputar sambil mengibaskan roknya.

“Kau harus menunggu dengan semangat sampai besok.---selamat malam, Itsuka Shido. Mimpi yang indah.”

Dia berkata dan pergi dengan cepat.

“Ah, tunggu... ...!”

Shido berbicara padanya, namun Maria tidak berhenti. Setelah membungkuk sedikit, dia pergi keluar dan meninggalkan rumah kediaman Itsuka.

“... ... ...”

Dia tidak tahu apa yang Maria rencanakan, tapi meskipun dia memikirkannya dia tidak akan memecahkan apapun. Shido menggaruk pipinya untuk beberapa saat dan pergi kamar tidurnya.

“... ...Eh! inikah situasi spekatakulernya?!”

Sekarang saat dia memikirkannya, dia punya firasat bahwa dia akan mengatakan sesuatau semacam itu. Pipi Shido sedikit bergetar saat keringat menuruni dahinya.

“Ya. Itulah sebabnya, Hero Itsuka Shido, ayo kalahkan Demon King bersama rekan-rekan kita.”

“... ... ... ...”

Saat Maria tiba-tiba berkata, Shido menaruh tangannya di dahinya.
Itu benar. Maria bisa mengubah dunia dalam game jika dia mau. Faktanya, Shido dan para Spirit pernah diculik beberapa waktu yang lalu, dan berakhir dengan hubungan mereka saat ini dan mereka mengkonfigurasi ulang kepribadian yang berbeda agar menjadi nyata.

Kelihatannya saat ini dia menggunakan kekuatannya ke seluruh dunia dan sepenuhnya mengubah Virtual Space yang menampilkan kota Tengu menjadi dunia yang terlihat seperti fantasi RPG.

“Jika kita membicarakan tentang petualangan, maka fantasi itu adalah klasik. Itulah yang sudah ku catat. Ditambah adanya situasi berbahaya, kita akan menemui kemalangan bersama. perasaan bisa dicapai dengan mendapatkan sesuatu, aku memperkirakan situasi seperti ini yang mereka sebut sebagai cinta alami yang sebenarnya.”

Maria menegaskan sambil mengenggam tinjunya kuat-kuat

“Jadi seperti itu, huh?... ...”

... ... banyak hal yang berlarian memasuki pikirannya, tetapi, bagimanapun, untuk mengembalikan dunia seperti semula, mereka harus menjawab pertanyaan dari Maria. Shido mengangkat kedua tangannya sebagai tanda bahwa dia menyerah.

“Baiklah. Aku akan mengikutimu. ... ... sekarang, untuk mengalahkan Demon King, apa yang harus kita lakukan?”

Setelah mendengarnya, Maria mengangguk sambil terlihat puas.

“Ya. Pertama kita harus mengumpulkan rekan untuk berpetualang bersama kita. Beberapa gadis muda itu penting saat aku ingin berbagi suka dan duka, dan dengan siapa kau akan membuat hubungan yang lebih mendalam. Sepanjang perjalanan, jangan ditahan dan tolong ungkapkan cinta meraka secara tersirat.”

“... ... Jika kau memberitahuku sejak awal, aku mulai ragu dengan perjalanan ini.. ...”

Shido menggaruk kepalanya sambil tertawa miris. Bagaimanapun, kelihatannya Maria tidak peduli dengan semua itu dan meletakkan Light Armor dan juga jubah dikasur.

“Sekarang, tolong cepat ganti bajumu, aku akan menunggu di luar.”

Setelah mengatakan itu, dia menuju pintu keluar dan pergi.

Shido, ditinggal sendirian didalam kamar, dia mengeluarkan nafas panjang dan mengenakan pakaian ganti yang ditinggalkan Maria untuknya.

“... ...Ahh~”

Dia mengeluarkan suara ratapan kecil saat melihat dirinya memakai pakaian pahlawan dengan lengkap. ... ... Mengapa? Desainnya sendiri sangat bagus, tetapi dia merasa sangat malu.
Baiklah, tidak ada gunanya berdiri terus seperti ini. Shido mengambil pedang yang ada di dinding dan meninggalkan rumah dengan cepat untuk mengikuti Maria.

“... ...! Uwoh... ...!”

Saat dia membuka pintu, Shido membuka matanya dengan lebar.
Sangat tidak bisa dipercaya. Semuanya, bukan hanya rumahnya Shido, tetapi seluruh pemandangan, sejauh mata memandang, sudah menjadi dunia lain. Rumah dan jalan terbuat dari batu. Juga, orang-orang yang berjlan di jalanan mengenakan pakaian seperti pakaian eropa abad pertengahan. Sejak tadi, yang lewat bukanlah mobil, tetapi kereta kuda.

“Ini luar biasa... ...!”

Shido terkesan dengan detail yang luar biasa. Dia melihat ke kiri dan kanan sambil membuka matanya lebar-lebar.

“Sudah siap, huh? Itsuka Shido.”

Saat itu, dia mendengar suara maria, yang sudah menunggunya di rumah kediaman Itsuka. Meski penampilannya, terlihat agak aneh, ketika melihat kearah jalan, aneh, untuk menggabungkan lingkungan tanpa menarik perhatian.

“Jadi, ayo pergi bersama menuju rekan pertama.”

“Ya... ...dan juga, bagaimana kita bisa pergi bersama rekan?”

“Disana.”

Maria berkata sambil menunjuk pada bangunan yang ada disebelah rumah kediaman Itsuka.
Tempat itu adalah apartemen yang dibangun untuk tempat tinggal para Spirit, sebuah bangunan besar dengan dua lantai bisa terlihat. Melihat dari eksterior dindingnya, ada tong besar yang berdiri disana dan di pintu masuknya ada papan dari besi yang menggantung berbentuk botol bir.

“Sebuah kedai... ...?”

“Ya. Kedai yang menjadi tempat berkumpulnya pada petualang.”

“U~mn... begitu ya, ku pikir kau benar... ...”


Dia ingin bilang [“Tapi kita belum cukup umur... ...], tetapi bilang begitu didunia ini, mungkin, agak aneh. Shido tetap tenang dan memasuki kedai bersama Maria.
Meskipun masih siang, dia melihat banyak orang yang ada di kedai. Mereka berbeda dengan orang-orang yang berjalan di jalanan. Mereka mengenakan Armor dan jubah Priest. Dia melihat orang-orang itu, faktanya, mereka terlihat seperti petualang.

“Jadi, ayo temui pemilik kedai untuk memperkenalkan pada kita beberapa petualang.”

“Y-ya.”

Shido pergi kebelakang kedai seperti yang diminta oleh Maria. Dan dia sampai di depan meja kasir dari bar klasik itu.
Lalu, seorang wanita dengan wajah mengantuk berdiri dihadapan Shido dan Maria.

“... ...Yaa, selamat datang. Apakai ini pertama kalinya kau kesini?”

“Re-Reine-san?!”

Shido menaikkan suaranya dengan spontan. Tentu saja, seseorang yang berdiri disana, tidak lain adalah petugas analisis Ratatoskr dan asisten guru di kelas Shido, Murasame Riene.
Meskipun, orang ini bukanlah Reine yang sebenarnya. Tentu saja, seperti orang-orang itu, dia adalah NPC yang dikendalikan oleh AI.

“Ma-Maria...apa ini... ...?”


“Dia adalah pemilik dari “Kedai Reine*”. Dia akan memperkenalkan kita pada rekan petualang kita. Sapa dia.”
[*Note : Riene disini bisa diartikan juga sebagai ‘Queen/Ratu’, aku gak tau yang mana maksud sebenarnya.]

“Y-Ya... ...senang bertemu denganmu.”

“... ...Mh...sama-sama.”

Setelah Shido menundukkan kepalanya, Reine menjawabnya dengan melambaikan tangannya dengan gerakan yang gemetaran.

“Maaf kalau mendadak, Nyonya pemilik, tapi tolonglah, tunjukkan pada kami beberapa petualang.”

“... ...Aa... kelas apa saja yang kau inginkan?”

“Ada apa saja?”

Maria melihat kearah Shido bersamaan dengan kata-kata Reine.

“Eh? Mari kita lihat... ...kita punya Hero dan Mage, jadi mungkin, Priest bisa menyembuhkan kita, ataupun Warrior yang sangat berguna saat pertempuran, biasanya begitu kan?”

“Begitu ya. Jadi, pertama adalah seorang Priest dan Warrior. Sisanya, apapun yang kau rekomendasikan, Nyonya pemilik.”

“... ...Mh... dimengerti. Lalu—“

Reine menepuk tangannya *Clap, Clap*, dan seperti menjawab panggilannya, dari arah belakang kasir, seorang gadis cantik, dengan rambut panjang berwarna seperti malam yang gelap dan pupil kristal, muncul.

“! Tohka!”

“Ooh, Shido! Arusu!”

Setelah Shido memanggil namanya, Tohka memasang senyum diwajahnya.

“Tohka, apa yang kau pakai... ...?”

Shido mengerutkan dahinya sambil menunjuk pakaian Tohka. Saat ini, Tohka mengenakan jubah Priest longgar dan memegang Khakkhara* yang berhiaskan permata cantik ditangannya.
[*Note : Khakkhara itu tongkat kayu yang memiliki cincin diujungnya, tongkat ini biasa digunakan untuk bertarung dan berdoa dalam agama Budha.]

“Umu! Sepertinya sesuatu yang disebut Priestess!”

Setelah mengatakannya, dia dengan bangga membusungkan dadanya bersama dengan *Ehhem*. Tetapi, berbeda dengan Tohka yang penuh dengan percaya diri, keringat menuruni dahinya Shido.

“Tohka adalah Priestess... ...huh?”

Kenapa? Dia benar-benar tidak memiliki bermaksud buruk, tetapi Tohka terlihat lebih seperti siap pergi ke garis depan dan mengayunkan pedangnya keseluruh tempat.

“Nu? Ada masalah?”

“Tidak, bukan begitu, tapi... ...jika kau adalah Priestess, apakah kau bisa menggunakan sihir penyembuhan?”

“Umu...tentu saja! Aku memang seorang Priestess!”

“Eh? Benarkah?”

“... ...kau tidak percaya padanya?”

Setelah Shido mengatakannya sambil terkejut, Reine bertanya sambil memegang dagunya dengan tangannya.

“U~mh... ...bukannya aku meragukan, tapi, gimana bilangnya? Aku hanya tidak bisa menggambarkannya... ...”

“... ...begini, aku ingin kau melihat dirimu sendiri.---Arusu.”

“Ya.”

Setelah mengangguk menjawab pertanyaan Reine, Maria langsung meringkuk, dan dengan tongkat yang dia pegang dia memukul Shido dengan seluruh kekuatanya dibagian tulang keringnya*.
[*Note : tulang kering itu tulang yang ada di kaki tepatnya di bagian betis.]


“Sakit!”
Menanggapi serangan yang mendadak itu, Shido meringkuk sambil berdiri memegangi tulang keringnya.

“A-apa yang kau lakukan... ...?

“Sekaranglah waktunya, Yatogami Tohka.”

“Ooh! Serahkan padaku!”
Tohka mengangguk dengan penuh semangat, dan selanjutnya, dia berjongkok sambil menaikkan lengan bajunya, dan langsung memegang tangannya Shido.

“Tohka... ...?”

“Jangan Khawatir, Shido. Sekarang aku akan mengurangi rasa sakitmu.”
Setelah mengatakan itu, dia menghadap ke bawah sambil menggenggam tangan Shido. Dia benar-benar terlihat seperti seorang Priestess yang sedang berdoa pada Tuhan.

“Aku tidak percaya, sebenarnya... ...?”

“*Tooh!*”
Setelah Shido dibisiki kata-kata itu, Tohka menekuk jari tengahnya Shido dengan sekuat tenaga, dan hampir membuatnya menyentuh bagian belakang tangannya.

“*Agyah?!”
Dia langsung melompat dan mendapat rasa sakit yang luar biasa. Mungkin karena dia melihatnya, Tohka membuka matanya lebar-lebar sambil terkejut.

“A-apa yang salah, Shido?”

“Apa maksudmu dengan “apa yang salah”? apa yang kau lakukan?”

“Mu... ...? jika ada yang sakit disuatu tempat, maka kau harus mencubit bagian lain untuk menghilangkan rasa sakitnya. Itu yang Reine bilang padaku, jadi aku mencoba mempraktikannya, tapi... ...”

“Sekarang jariku yang sakit, kan?”

“... ...ah!”
Tohka membuka matanya lebar-lebar sekali lagi karena terkejut. Sepertinya dia baru sadar.

“Aku minta maaf, Shido! Apakah itu menyakitkan?”

“Tidak... ...aku baik-baik saja. ... ...sebenarnya, rasa sakit dibetisku benar-benar menghilang.”

“Benarkah... ...?”
Setelah mendengar kata-kata Shido, Tohka mengendurkan ekspresinya dengan lega. ... ... sebenarnya baik batis dan jarinya masih terasa sakit, tapi saat ini, lebih baik bilang sudah tidak ada lagi.

“... ...jadi, Reine-san, Warriornya?”

“... ...Mh.”

Shido memandang Reine sambil menahan air matanya, dan Reine, sekali lagi, menepuk tangannya.
Lalu, setelahnya, dari belakang kasir ada suara yang menggema seperti ada benda berat yang diseret.
Beberapa saat kemudian, seorang gadis berambut kebiruan yang memakai armor gagah diseluruh tubuhnya dan menyeret pedang besar yang terlihat sangat berat pun muncul.

“*Haa*... ...*Haa*... ...Terima kasih... ...telah... ...memilih... ...ku~. aku akan membersihkan lantai... ....yang penuh dengan musuh... ...satu persatu... ...diwaktu yang sama... ...aku adalah Heavy Warrior dengan kekuatan luar biasa... ...di partymu, Izayoi Miku... ...siap~... ...?

“Mi-miku... ...? kau seorang Warrior?”

“Ah, Darling... ...senang bertemu denganmu~... ...”
Setelah Miku mengatakannya sengan nafas yang terengah-engah, dia langsung duduk dilantai.
Rupanya, hanya karena menggunakan armor dan membawa pedang, dia sudah menghabiskan seluruh kekuatan fisiknya... ... rasanya peran mereka benar-benar salah, tidak peduli seberapa banyak kau memikirkannya.

“... ...Hei, Maria. Bukankah lebih baik jika perannya Tohka dan Miku ditukar saja?”
Shido bertanya dengan lembut, tapi Maria menolaknya dengan memalingkan wajahnya.

“Tidak masalah. Faktanya, semakin banyak masalah, semakin kau bahagia jika kau bisa menyelesaikannya.”

“Tapi... ...”

“Yang lebih penting, petualang selanjutnya akan datang.”
Bersamaan dengan perkataan Maria, Reine menepuk tangannya untuk ketiga kalinya.
Tetapi... ...setelah beberapa saat, tidak ada seorangpun yang muncul dari balik kasir.

“Eh... ...?”

“... ...tunggu sebentar.”
Setelah Shido memiringkan kepalanya, Reine berjalan menuju kebelakang toko... ... beberapa saat kemudian, dia datang sambil menarik tangan seorang gadis muda yang wajahnya memerah seperti tomat.
Dia adalah seorang gadis kecil yang membawa boneka klinci ditangan kirinya. Sekarang dia memakai jugah besar yang menutupi seluruh tubuhnya.

“Yoshino... ...?”

“... ...! Shi-Shido... ...-sa----“
Setelah namanya keluar dari bibir Shido, Yoshino memerah lagi.

“A-apa yang terjadi?”

“>Ah~, soal itu~...”
Saat Yoshinon, si boneka, membuka mulutnya untuk menjawab pertanyaan Shido, sambil memegang salah satu ujung jubah yang menutupi tubuh Yoshino dan dia langsung menaikkannya.

“Kya... ...!”

“Apa... ...?”
Pakaian yang disembunyikan Yoshino saat jubahnya dinaikkan ke udara pun terlihat. Setelah melihatnya, Shido, tanpa sadar, membuka matanya lebar-lebar.
Tidak mengherankan, karena apa yang Yoshino pakai sekarang adalah pakaian Dancer yang sedikit nakal, permukaannya terlihat kecil seperti pakaian renang.
“>Meskipun Yoshino adalah seorang Dancer, kau tahu, dia malu dengan pakaiannya sendiri~”

“Yo-Yoshinon... ...!”
Yoshino berteriak sambil meneteskan air mata, dan sekali lagi memakai jubahnya untuk menutupi tubuhnya. Lalu, dia duduk disamping Miku yang jatuh terduduk.

“A-apa kau baik-baik saja, Yoshino... ...?”

“U-uuuu... ...”

Yoshino melihat kelantai sambil tersipu malu. Itu adalah kesalahan peran yang lainnya.

“Dia adalah orang ketiga, kan? Lalu, tolong selanjutnya.”

Tapi Maria tidak menghiraukannya dan meminta Reine untuk membawa petualang selanjutnya.

“... ...Aa.”
Reine membuat suara *Clap clap* dengan tangannya. Lalu, diwaktu yang sama, tidak seperti Yoshino, sebuah bayangan melesat dengan cepat. Sesaat kemudian, bayangan itu berdiri tepat didepan dada Shido. Dan sesaat kemudian, Shido merasakan sesuatu yang dingin menekan tenggorokannya dengan ketat.

“Apa... ...?!”

“Fufun... kau sangat terbuka, Hero-sama.”
Ketika Shido menahan nafasnya, seorang gadis muda, yang mengenakan pakaian gelap dan terlihat bergaya, menaikkan sisi bibirnya dengan senyuman kecil. ---- dia adiknya Shido, Kotori.
Saat itu, untuk mencocokkannya, Reine, berbicara sambil meyilangkan tangannya.

“... ...Dia adalah petualang yang kami rekomendasikan, Kotori, si Assassin. Ku pikir dia akan menjadi rekan yang kuat.”

“A-Assassin?”

“... ...Benar. maksudnya, dia adalah seorang Killer.”

“O-ooh... ...”
Akhirnya, rekan yang bergunapun muncul. Dengan refleks, Dia mengeluarkan suara kagum.

“... ...tentu saja, kemampuannya tidak hanya soal membunuh. Kemampuan lainnya yaitu, Dia juga bisa menyusup dan mengintai.

“Itu hebat!”

“... ...dan saat pertarungan dimulai, dengan kecepatan yang tidak bisa dilihat mata...”

“Terus, terus.”

“... ...dia akan menaruh permen beracun kedalam mulut para musuhnya.”


“Dia melakukan semua itu hanya untuk meracuni mereka?!”
Shido mengeluarkan tangisan yang tak tertahankan, apa yang dia tekankan dilehernya bukanlah pisau, melainkan permen lolipop.

“Ada masalah? Mau protes?”
Kotori berbicara sambil terlihat tidak puas setelah menaruh permen di mulutnya. Shido menggaruk pipinya lagi.

“Ya, karena kau memiliki semua kemampuan itu, kupikir itu adalah cara menyerang yang efektif, kan?”

“Berhenti mengeluh! Ini adalah kebijakanku!”
Kotori mengeluarkan bunyi sengau* sambil mengangkat stik permennya. Saat itu, Shido tersadar akan sesuatu.
[*Note : bunyi sengau itu bunyi yang dihasilkan oleh hidung.]

“---Hei, Kotori. Apa tidak masalah kau memakan permen itu?”

“Eh?”
Saat Shido mengatakannya, wajah Kotori berubah menjadi ungu kebiruan dan dia merasa pusing dengan busa keluar dari mulutnya.

“Abababababa...?”

“Ko-Kotori?!”

“... ...ini buruk. Tohka, gunakan sihir anti-racunmu!”

“Umu! Baiklah!”
Tohka mengangguk menanggapi ucapan Reine, dan tanpa membuang waktu, dia mulai memutar tangan Kotori dan, *Pum!*, dia memukul perutnya Kotori.

“*Gefuh*”
Kotori mengeluarkan suara penuh penderitaan dan diwaktu yang sama, cairan berwarna violet, bercampur dengan air liurnya, keluar dari mulutnya, tidak diragukan lagi. Itu adalah racun yang ada didalam permennya. Wajah Kotori perlahan terlihat membaik.

“Fuu... ...untuk sekarang, sudah cukup.”

“Kau menggunakan kekuatan fisik?”
Setelah melihat Tohka dengan tangan yang ada dipinggulnya seperti sudah menyelesaikan pekerjaan, Shido menangis tanpa sadar.

“... ...bukankah Kotori memang ceroboh? Sewaktu Dia makan.”
“Bukankah lebih baik jika kau berhenti menaruh racun kedalam permen?!”

“... ... jadi, ayo ke petualang yang selanjutnya.”

“Tolong, dengarkan apa yang kukatakaaaaaaaaaaan!”
Meskipun dia berteriak, Reine tidak menghiraukannya. Shido mengeluarkan nafas panjang. ... ... sisanya tinggal berdoa pada petualang yang muncul benar-benar bisa digunakan saat pertempuran.

“... ...jadi siapa selanjutnya?”

“... ...Aa, Yamai bersaudara.”

“Kaguya dan Yuzuru?... ...tapi, bukankah, kelas mereka tidak akan cocok dengan mereka, kan?... ...apa mereka menjadi Sage? Atau mungkin Merchant?”

“...Apa yang kau bicarakan? Spesialisasi mereka adalah pertarungan udara. Mereka adalah Dragon Knight.”

“Eh?”
Setelah jawaban yang mendadak itu, Shido membuka matanya lebar-lebar.
Dragon Knight, dengan kata lain, seorang ksatria yang menunggangi naga. Memiliki kelincahan dan kekuatan serangan yang luar biasa. Tidak diragukan lagi permainan mereka akan memiliki peran penting selama petempuran. Apalagi, Yamai bersaudara memang Spirit yang mengendalikan angin. Benar-benar kecocokan yang sempurna.

“Benarkah?! Itu sangat menjanjikan.”

“... ...Aa. kau memiliki harapan yang besar. ----Kaguya, Yuzuru.”
Reine menepuk tangannya untuk memanggil mereka. Lalu, dari belakang kasir, tiba-tiba, bayangan besar muncul.

“Oh... ...!”
Yang pertama dia lihat adalah Yuzuru. Tubuhnya ditutupi armor tipis yang dihias dengan baik, dan dia menggenggam tombak ditangannya. Dia memiliki kesan yang mengagumkan. Sekilas terlihat dia akan sangat membantu dalam pertempuran.
---tetapi...

“... ... ... ...”
Ketika dia melihat sesosok “naga” mengagumkan yang ditunggangi oleh Yuzuru, Shido kehilangan kata-kata.
Tapi itu tidak mengejutkan. Memang, apa yang ditunggangi Yuzuru adalah seorang gadis muda yang memiliki wajah yang sama dengan dia, dan dia mengenakan kostum naga.

“... ...permisi, Reine-san. Apa itu?”

“... ...aku akan memperkenalkan padamu. Yuzuru, si Dragon Knight, dan Kaguya, si Dragon.”

“Hormat. Senag bertemu denganmu, Hero Shido.”

“*Mooooooooo!*”

Diwaktu yang sama saat Yuzuru bicara, si naga berdiri dengan sikapnya yang seperti biasa dan mengirim Yuzuru terbang kebelakang. Tetapi sekali lagi, dia adalah Dragon Knight. Yuzuru memutar tubuhnya dan mendarat dilantai dengan indah.

“Kenapa aku adalah Dragon dan Yuzuru adalah Dragon Knight?! Tidak peduli seberapa banyak aku memikirkannya, ini benar-benar aneh.”

“Ragu. Aku tidak mengerti apa yang aneh dengan itu. Kaguya adalah peliharan Yuzuru yang imut.”

“Apa yang kau bicarakan... ...?”

“Elus. Sini~, sini, sini.”
Yuzuru mulai mengelus dagu Kaguya, yang langsung berdiri untuk menenangkannya. Lalu, Kaguya berguling dilantai dengan perut terbuka sambil mengeluh [“*Uguu... ...*”]
Tapi saat dia membuka matanya setelah dia memperoleh kesadarannya lagi, dia memegangi Yuzuru.

“Ha... ...! Hei, apa yang baru saja kau lakukan?!”

“Sebentar. Lem~but, lembut, lembut.”

“*U-unyuu... ...*”
Kaguya berguling dilantai lagi. ... ...entah bagaimana dia terlihat menikmatinya. Shido mengalihkan pandangannya pada mereka berdua yang sedang bermain satu sama lain, dan sekali lagi melihat kearah Reine.

“... ...jadi, siapa lagi?”

Sudah kuduga, untuk mengalahkan Demon King dengan grup ini sangat mustahil. Dia hanya bisa berdoa supaya rekan terakhir yang akan muncul benar-benar bisa bertempur.

“... ...Mh... jadi, selanjutnya datanglah.”

Reine menepuk tangannya, dan lagi, dari belakang kasir, bayangan seseorang muncul.

Tapi rasanya ada sesuatu yang berbeda. Diwaktu yang sama seseorang muncul, lantainya mulai bergetar dan ada suara yang mirip suara petir bisa terdengar.

“A-apa ini... ...?”

*Go, go, go, go*... ...memberikan tekanan yang luar biasa, seorang gadis muda berjalan menuju Shido... memiliki rambut sebahu. Wajahnya bagaikan boneka.---dia adalah teman sekelasnya Shido, Tobichii Origami.
Tapi, entah mengapa, Origami memakai pakaian serba hitam, dan ada tanduk dikepalanya. Sekilas tidak mungkin ada orang yang tahu kelas apa dia sebenarnya.

“Origami? Ada apa dengan penampilan itu... ...?”

“Aku adalah Demon King.”

“Bos terakhir?!”
Origami menjawabnya seperti tidak ada apapun yang terjadi. Shido, tidak bisa menahannya lagi, diapun menangis.

“Tidak, ini sangat aneh, kan? Kenapa si Demon King ada di kedai? Bukankah mengalahkan Demon King adalah tujuan petualangan kita?”

“... ...Tenanglah.”
“Meski dia adalah Demon King, dia bukanlah musuh yang harus kau kalahkan. Ayolah, bukankah ini sering terjadi? Contohnya, setelah bertarung melawan Demon King yang awalnya kau anggap musuh, musuh yang sebenarnya pun muncul dan kalian akhirnya menggabungkan kekuatan untuk melawannya. Atau, di dunia dimana ada beberapa musuh berkelas Demon King, dan salah satunya menjadi rekanmu.”
“K-kau pikir baik-baik saja menggunakan kata kiasan seperti itu... ...?”
“Tidak masalah. Ini untuk kemenangan Hero Shido.”
Origami mengangguk dan memegang tangan Shido.
Lalu, Tohka yang melihatnya, langsung berteriak dari pojokan.
“Ah! Hei, dasar sampah! Jangan sentuh Shido!”
“Jangan mengganggu. Dalam hubungan antara Hero dan Demon King, tidak ada tempat untuk Priestess berisik.”
“Apa kau bilang? Bukankah Hero dan Demon King itu musuh?”
“Kau tidak mengerti apapun. Kemarin adalah musuh dan hari ini adalah pacar. Dikarenakan mereka selalu bermusuhan di masa lalu, cinta mulai lahir diantara keduanya. Dan sejak awal, kau adalah Priestess : seseorang yang berjanji untuk melayani Tuhan. Artinya, kau tidak boleh punya pendamping hidup. Aku ingin kau pergi dari urusanku.
“Apa... ..?!
Ketika dia mendengar ucapan Origami, Tohka memasang wajah kebingungan... ...entah mengapa, rasanya konsep Priestess dan biarawati sudah tercampur... ...tapi itulah Origami. Dia mungkin sudah tahu apa yang dia katakan.
Tapi, Tohka menggelengkan kepalanya untuk mengembalikan kekuatannya
“Tidak masalah! Dalam hal ini, bagaimana jika Shido jadi Tuhan?”
“... ...!
Anehnya, kata-kata Tohka, membuat bahu Origami bergetar karena terkejut.
“Aku tidak menyangkat, mendengar kata-kata itu keluar dari mulutmu. Memang benar jika Shido bisa menjadi Tuhan. Kau benar.”
“Benarkan? Jika Shido jadi Tuhan, maka aku juga bisa---“
“Bagaimanpun juga, tidak ada tempat untukmu.”
“Apa yang kau katakan? Apa maksudnya itu?”
“Kau adalah seseorang yang hanya melayani Dios. Kurang lebih seperti itu. Tidak sepertimu, aku adalah rekan Tuhan. Aku akan menyuap dan melahap Shido yang akan menjadi Tuhan. Seseorang yang mampu melakukannya hanyalah Iblis, benarkan?”
“Aku tidak mengerti, tapi kedengarannya buruk!”
Tohka dan Origami selalu berdebat. Mengambil keuntungan dari situasi ini, Shido kabur meninggalkan mereka berdua dan pergi ke kasir sambil mengeluh.
“... ...jadi, ini sudah semuanya?”
“... ...tidak, masih ada satu orang lagi.”
Setelah mengatakannya, sekali lagi, Reine menepuk tangannya.
Lalu, diwaktu yang sama, seorang gadis muda muncul dan berjalan dari balik kasir, dia memakai pakaian orang biasa.
Sekilas, dia tidak terlihat seperti kelas petarung.
Tetapi, ketika dia melihat wajah orang yang memakainya, pikiran Shido langsung berubah. Rambut hitamnya diikat tidak beraturan dikanan dan kirinya. Dia memiliki sepasang mata yang berbeda warnanya. Ada jam yang tergambar di mata kirinya. Gadis muda itu tersenyum ringan dan mengangkat ujung roknya, dia menunduk.
“Senang bertemu denganmu. Namaku Tokisaki Kurumi. Kelasku adalah Villager.”
“BOHOOOONG!!”
Saat Shido mendengar kelas dari gadis itu---Kurumi, Shido pun menangis
“Ara, ara... ada apa, Hero-sama? Tidak peduli bagaimana kau melihatku, aku adalah seorang Villager bukan?”
“Kau terlihat seperti yang lain! Tidak mungkin kau seorang Villager!”
“Itu tidak benar. Aku adalah Villager yang mempesona dan tidak berbahaya, dan aku akan membantumu membunuh para Iblis.”
“Lihat?! Aku sudah tahu! Seorang Demon King! Kau adalah Demon King kedua di party ini!”
Meskipun Shido berteriak, itu sudah terlambat.
Dan begitulah, party Hero sudah dibentuk, dengan tujuan untuk mengalahkan Demon King.
- Hero (Karena terpaksa)
- Mage (Pembuat segalanya)
- Priestess (Cuma bisa pake otot)
- Warrior (Lemah, tidak berdaya)
- Dancer (Pemalu)
- Assassin (Ceroboh)
- Dragon Knight dan Dragon (Cuma Cosplay)
- Demon King (Berada disana karena suatu alasan)
- Villager (BOHOOOONG!!)
***


“... ...Jadi, dimana si Demon King?”
Shido, meninggalkan kota bersama rekannya, berbicara pada Maria yang berjalan disisi kirinya.
Oh ya, saat ini yang berjalan bersama Shido hanya tiga orang, Maria, Tohka dan Miku. Para gadis yang lain sedang menyiapkan kereta di Guild
Kuda yang akan menarik keretanya memiliki surai putih yang indah, dan penutup dari kereta itu memiliki tulisan “Fraxinus” dengan cetakan yang besar... ...itu terlalu berlebihan
Karena orang yang berjalan diluar kereta untuk berpetualang maksimal hanya empat orang, termasuk Hero, para anggota yang lain hanya bisa menunggu giliran mereka di kereta. Alasannya sederhana. Rupanya, Maria takut jika terlalu banyak orang, maka disaat cintanya mulai tumbuh berkembang dengan jumlah yang besar, dia tidak akan mampu memproses semuanya.
Seluruh gadis memasang wajah ketidak puasan, tapi di dalam game ini kau tidak bisa pergi tanpa Maria. Karena tidak ada pilihan, mereka melakukan batu-gunting-kertas dan mereka akan bergabung ke dalam party dengan sistem rotasi.
“Ya.”
Maria mengangguk untuk menjawab pertanyaan Shido.
“Istana Demon King ada dipusat benua utara.”
“Benua utara?”
“Ya. Dunia ini terbagi menjadi empat benua. Kita berada di benua timur. Pertama kita harus pergi ke benua selatan dan barat lalu kita akan menaiki balon udara.”
“Tunggu, tunggu! Apakah itu tidak terlalu jauh?! Berapa lama itu?”
“Jangan khawatir. Meski mereka dipanggil benua, mereka masihlah berada di layar game. Jadi, itu tidak terlalu besar.”
“... ...bukankah aku sudah memberitahumu, berhenti menggunakan kata kiasan.”
Shido tersenyum pahit, dan dari kanannya, Tohka berbicara dengan ceria.
“Shido, bukankah perjalanan ini benar-benar menyenangkan? Gimana bilangnya ya? Ini membuatku senang.”
Setelah mengatakannya, dia menunjukkan senyuman yang menggetarkan hati.
“Hei, hei... ... kau tidak melupakan tujuan kita, kan? Ingat, kita pergi untuk mengalahkan Demon King.”
“U...fufu... ... ya... ...mengapa... ...tidak kau... ...lupakan saja itu... ...? menikmati... ...perjalanan... ...bukankah itu hal yang bagus... ....kan~?... ...*Haa*... ...*Haa*... ...”
Setelah Shido berkata sambil mengangkat bahunya, Miku, yang berjalan dibelakang mereka, menjawabnya... ...karena terlihat sangat berat, mereka membiarkannya memakai armor yang lebih ringan. Tapi sepertinya pedang besar yang dia bawa dipunggungnya juga tidak kalah berat. Meskipun mereka belum berjalan jauh, nafasnya sudah terengah-engah.
Bagaimanapun, Shido paham dengan apa yang dikatakan Tohka dan Miku. Shido melihat pemandangan disekelilingnya.
Meskipun mereka baru berjalan beberapa menit yang lalu, pemandangan disekitar mereka sudah berubah itu sangat mengejutkan. Padang rumput yang luas. Pohon-pohon yang mulai tumbuh. Sebelum mereka sadar, alamnya benar-benar terlihat sangat langka karena mereka hidup di area perkotaan yang luas.
“Ya... ...kau benar. Ini pemandangan yang luar biasa. Apa ini juga pekerjaanmu, Maria?”
Setelah mendengar perkataan Shido, Maria menengok kesamping dengan wajah yang mengatakan ‘Aku tidak tahu apa maksudmu.’
“Aku tidak tahu apa maksudmu, Itsuka Shido. Dunia ini selalu seperti ini. Jadi, untuk melindungi pemandangan yang indah ini, ayo kalahkan Demon King.”
“... ...Ya, ya.”
Karena melihat sesuatu yang bergerak. Shido bicara sambil menunjuk ke depan.
Di waktu yang sama, semak-semak didepan mereka berbunyi berisik. Lalu, dari atas mereka, beberapa benda mirip jeli muncul dan melompat.
“A-apa ini?”
“---Mereka adalah Slime.”
Shido bersiap, dan, dari samping, dia mendengar suara santai Maria. Serperti yang Maria katakan. Apa yang muncul lalu melompat kearah Shido dan para gadis itu makhluk semacam Amoeba, musuh klasik dari setiap game RPG. Mereka menyeret tubuh semi-transparan mereka dengan gerakan seperti amoeba dan melihat ke arah Shido dan para gadis.
“Gadis-gadis, hati-hati! Mereka datang!”
Shido berteriak sambil menarik pedangnya. Lalu, Tohka, Miku dan Maria, merespon ucapannya, mereka bersiap. Tapi saat Miku mencoba menarik pedangnya, dia malah terbawa berat pedangnya hingga dia kehilangan keseimbangan dan jatuh kedepan.
“*Ay, ay*... ... Auch!”
“Miku! Hati-hati!”
Shido langsung berteriak. Tapi itu biasa. Setelah itu, Miku, yang terlempar kedepan, berakhir dengan mendarat didepan barisan Slime.
“*Kuh*---“
Saat itu juga, Tohka menendang lantai dan berlari menuju Miku.
Tapi... ...itu sudah terlambat. Slime itu sudah mengembangkan tubuh gelatin mereka lalu menyerang Tohka dan Miku dengan ganas.
“*Guh*... ...sialan!”
“Kya-kyaaaaaaaaaaah!”
“Tohka! Miku!”
Slime itu sudah menutupi tubuh Tohka dan Miku. Tapi...
“Mu... ...?”
“*A~~nh* rasanya lengket semua~”
Setelah mengatakannya, Tohka memiringkan kepalanya dengan curiga dan Miku membuat alisnya hingga membentuk huruf “八”. ... ...kelihatannya mereka menerima Damage yang lebih kecil daripada yang mereka pikirkan.
“... ...Ehh... apa kalian baik-baik saja, gadis-gadis?”
“U-umu. Rasanya tidak nyaman, tapi jangan khawatir.”
“Ya~! ini tidak menyakitkan sama sekali~!”
Tohka dan Miku menjawabnya dengan sikap yang berbeda jauh. Saat, Shido mengerutkan dahinya, Maria mulai menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi
“Slime ini adalah monster yang muncul diawal petualangan. Jadi, mereka tidak punya banyak Attack Power."
“Hah... ...jangan menakut nakuti kami seperti itu.

“Tapi...”
“Tapi?”
Shido memiringkan kepalanya saat Maria berbicara. Dan disaat yang sama, dari arah depan, Tohka dan Miku berteriak keras.
“A-apa yang terjadi?”
“Kyaaaa! Kyaaaaaaaaa!”
“Gadis-gadis, ada apa---“
Shido berhenti bicara dan menyipitkan matanya.
Tapi itu bisa dimengerti. Karena, pakaian mereka yang bersentuhan dengan Slime langsung meleleh dan membuat suara seperti air mendidih/
“I-ini.....!”
“Damage sebenarnya memang kecil, tapi, Slime bisa melelehkan pakaian. Aku mengerti ini karena ini adalah pengetahuan umum dalam fantasi.”
“... ...Tunggu! Maria, kau juga!”
Disaat, Shido berteriak karena terkejut. Tubuh Maria sudah ditutupi oleh Slime, mereka bergerak pelan dipunggungnya dan mulai melelehkan jubahnya. Meskipun, sekarang mereka mencoba menunjukkan kulit mulus mereka, Maria, tanpa malu, melanjutkan dengan ekspresi wajah yang sama.
“Tidak masalah, aku adalah Mage, jadi, memakai baju atau tidak, tidak akan mempengaruhi Defence Powerku.”
“Tidak, itu bukan masalahnya, apa yang kau pikirkan?”
Dia langsung memindahkan Slime yang menutupi tubuh Maria. Lalu, Slime itu berangsur turun dan melariakan diri lewat tanah. Dengan cara yang sama, Tohka dan Miku menggoyangkan diri mereka untuk menjatuhkan Slime yang menutupi tubuh mereka, tak disangka, mereka langsung lepas dan jatuh.
Tapi itu bukanlah akhirnya. Para Slime itu sudah jatuh dari tubuh Maria dan dua gadis lainnya ditempat yang sama. Jadi, mereka menggabungkan diri mereka dan berubah menjadi Giant Slime.
Dan seakan belum cukup, Slime baru muncul dari semak-semak dan mengepung Shido dan Maria.
“Apa... ...?”
Disaat yang sama, Shido berteriak ketakutan, Giant Slime itu mengembangkan tubuhnya untuk memperlihatkan kekuatannya dan menyerang Tohka dan Miku lagi.
“*Guh*---“
Tohka membawa Miku ditangannya dan hampir saja terkena serangan jika terlambat melompat. Giant Slime itu menutupi tempat mereka beberapa saat yang lalu.
Tohka dan Miku sudah setengah telanjang. Jika Slime itu menyerang mereka lagi, pakaian mereka akan meleleh sepenuhnya.
Bagaimanapun juga, mengalahkan Slime dengan Priestess dan Warrior yang lemah itu sulit. Namun, Shido dan Maria sedang dikepung oleh Slime, jika mereka punya cukup waktu untuk bertukar tempat dengan anggota yang lain dikereta, tapi tidak---
Seketika, ada ide yang masuk kepikiran Shido.
“Tohka! Gunakan Healing Magic terkuatmu kepada Slime itu!”
“Nu... ...?! jika aku melakukannya, Slime itu akan memiliki kekuatan penuh!”
“Lakukan saja! Percaya padaku!”
“Mu... ...Baik!”
Tohka langsung mengangguk dan menurunkan Miku kesuatu tempat. Lalu dia berbalik untuk berhadapan dengan Giant Slime.
“*Toryaaaaaaaa!*”
Langsung---*Bichah!* saat itu suaranya bisa terdengar, Giant Slime itu meledak dan ada banyak potongan jeli kecil menutupi seluruh area itu. Setiap potongan itu, mencoba melariakn diri dengan gerakan amoeba dalam beberapa saat, lalu menghilang saat mereka terhisap ketanah. Sepertinya Slime punya kecerdasan. Setelah melihatnya, Slime yang mengepung Shido dan Maria lari ketakutan menuju semak-semak
“Bagus... ...!”
Seperti yang dia pikirkan. Shido menggenggam tinjunya.
“O-Ooh... ...?”
Setelah melihat tangan kanannya dan tempat Slime tadi berada, Tohka membuka matanya sambil terkejut.
“Slime itu hancur karena Healing Magic?! Apa itu kelemahannya... ...?”
“... ...Ya. benar, seperti yang kau bilang. Tidak hanya Slime, masih banyak monster yang lemah terhadak Healing Magic. Jadi cobalah pada mereka tanpa menahannya, bisa kan?”
“Umu! Aku akan melakukannya!”
Tohka berbicara sambil tersenyum tanpa dosa.
... ...Shido bilang begitu, agar dia tidak perlu mendapat Healing Magic, itu benar-benar menyakitkan.
***
Shido dan para gadis petualang yang sedang melakukan perjalanan menuju benua terakhir dalam beberapa jam.
Semua gadis memiliki kelas yang tidak sesuai, tapi karena sejak awal kemampuan mereka sudah tinggi, mereka tidak mengalami kesulitan saat bertarung.
Jadi, jika dipikir lagi, itu sudah alami. Kecuali Shido, sembilan orang lainnya merupakan seorang Spirit atau Wizard sedang pergi bersama. Di RPG normal, tidak mungkin untuk mendapat anggota semacam ini sejak awal. Tidak mungkin mereka kalah melawan monster kelas menengah yang muncul selama perjalanan. Tidak peduli bagaimana kau melihatnya, mereka semua nge-Cheat.
Yang lainnya, masalah terberat adalah saat mereka mencoba bertahan dari Event yang ada di kota dan Dungeon. Saat kompetisi menari untuk memilih Miko, karena Yoshino sangat malu, mereka menutup seluruh mata para penonton, ketika mereka menemukan semacam tumbuhan yang dapat membuat musuh tertidur, untuk semacam alasan, Origami selalu menawarkan diri untuk membantu menyiapkan makan malam... ...dan semacam itulah.
Namun, Event terburuk yang mereka hadapi adalah saat Yamai bersaudara harus bermain di sebuah kasino di tengah kota disaat perjalanan dan mempertaruhkan seluruh anggota party. Jika mereka tidak berhenti, mungkin sekarang, Shido dan para gadis, tanpa ragu, harus bekerja untuk kasino itu.
Tapi, Shido dan para gadis, bisa mengatasi berbagai kesulitan itu, dan akhirnya mereka sampai ditujuan mereka yang ada di tengah dari benua utara---Istana Demon King.
Shido menelan ludahnya dan menahan nafasnya ketika menatap gerbang besar yang memiliki jalan masuk yang kotor.
“Akhirnya... ...kita sampai disini, kan?”
Seorang gadis yang berdiri didepan pintu, mengangguk sesuai dengan perkataannya.
“Ya. Ini pantas diberi pujian.”
“Umu. Jika kita bisa mengalahkan Demon King disini, maka kedamaian akan kembali ke dunia ini, kan?”
“Ah~, ah~...fufu. bukankah ini gema yang bagus?”
“A-aku akan... ...melakukan yang terbaik... ...!”
“Senangnya. Ayo selesaikan dengan cepat. Aku ingin tidur di kasurku.”
“Kuku... raja kegelapan abadi, huh?---kupikir aku akan menunjukkan padamu kekuatan dari naga penghancur.”
“Setuju. Party kita adalah yang terkuat.”
“jelas sekali endingnya adalah pesta pernikahanku dengan Shido.”
“Ufufu... ...Aku penasaran, apakan Demon King-san ini enak~... ...”
... ...rasanya beberapa dari mereka punya tujuan lain, tapi saat ini dia tidak mempedulikannya.
Benar. Karena keretanya tidak bisa memasuki istana ini, semua anggota party boleh mengikutinya tanpa terkecuali.
Sebuah party besar dengan sepuluh orang anggota, sesuai dugaan, tidak mendapat pertarungan yang serius melawan musuh di istana Demon King, dengan asumsi bahwa ini adalah dungeon terakhir, dan akhirnya mereka sampai digerbang terakhir, dibaliknya pasti Demon King sudah menunggu mereka.
“Jadi, aku akan membukanya.”
Setelah mendengar ucapan Shido, para gadis, sekali lagi, mengangguk dan berbaris dibelakannya.
Shido mengeluarkan nafas panjang, dia memasukan kunci yang sudah mereka dapatkan kedalam lubang kunci dan memutarnya hingga terdengar bunyi besi.
Lalu, gerbangnya bergetar dengan bunyi *Go, go, go, go,go*... ...lalu terbuka kekanan dak kiri.
Disisi lain gerbang ada tempat yang luas dan gelap. Arsitekturnya mungkin mirip dengan aula tamu kerajaan. Lalu ada cahaya yang berbaris didinding yang memiliki desain yang seram, dan ditengah ruangan ada sebuah singgasana.
Dan di singgasana itu, duduklah seorang monster yang memakai jubah hitam. Dia bertipe humanoid, namun bagian atasnya tidak seperti manusia. mungkin itu bisa disebut mirip dengan armor dan helm dari seorang Knight yang miliki tanduk dengan ukuran yang berbeda sejak lahir. Dia memiliki tubuh yang aneh dengan bentuk yang menyimpang.
“Kukuku... ...selamat karena bisa berbuat sejauh ini, Hero-dono.”
Demon King membuat suara tingginya keseluruh ruangan. Mengejutkan, cara bicaranya mirip dengan Kaguya.
“Aku tidak menyangka kau bisa menembus istanaku yang dijaga oleh iblis-iblis hebatku. Kuku...itu pasti menghabiskan kekuatan yang besar pada tubuh manusia."
Demon King itu tertawa kecil setelah mengatakannya... ...ya, mungkin mereka memiliki tubuh manusia, lebih tepatnya, sebagian besar dari anggota party adalah Spirit.
“Aku menyukaimu. Apa yang kau pikirkan? Maukah kau menjadi sekutuku? Jika kau melakukannya, aku akan memberimu sepertiga dunia.”
“... ... ... ...”
Bagaimanapun juga, dia adalah Demon King yang pelit. ... ...tapi, sepertiga bukankah itu cukup besar, tapi, untuk semacam alasan, dia tidak memikirkannya.
Bagaimanapun juga, dia tidak bisa menerima penawaran Demon King. Shido mengacungkan pedangnya kearah Demon King. Itu adalah Legendary Sword, yang mereka temukan selama perjalanan dan hanya bisa digunakan oleh Hero.
Mereka mendengar bahwa mereka tidak bisa mengalahkan Demon King tanpa pedang itu.
“Aku menolak! Aku akan mengalahkanmu, Demon King!”
“Kukuku...dasar bodoh!”
Demon King berteriak lalu berdiri dari singgasananya dan langsung membuka jubahnya.
“Baiklah! Aku akan menunjukkan padamu kekuatan dari King of Demon! Ayo, serang aku!”
Saat Demon King berkata seperti itu...
“””Oooooooooooooooooooooooooooooh!!!”””
Semua Spirit yang ada dibelakang Shido menyerang Demon King disaat yang bersamaan.
“He---?”
Demon King mengeluarkan suara bingung.
Tapi itu sudah terlambat. Kaki si Demon King sudah dipegang oleh bayangan si Villager (BOHOOOONG!!), tubuhnya juga menerima Healing Magic dari Priestess (Yang bisanya Cuma pake otot), lalu kekuatannya sudah diredam dengan lagu dari Warrior (Lemah), dia kesakitan setelah menerima serangan gabungan dari Dragon Knight dan Dragon (Cuma Cosplay), dia juga diserang dengan kejam oleh Demon King (Yang berada disana karena suatu alasan), si Assassin (Ceroboh) menaruh permen beracun dimulutnya, dan akhirnya, boneka dari Dancer (Pemalu) membelai kepalanya, dan dia membuat ekspresi datar diwajahnya.
“*Gu-gufu... ...*”
Setelah itu, saat Demon King masih berdiri. Para Spirit meneriakkan tanda kemenangan.
[“Ohh!”]
“Ooh! Kita melakukannya, Shido!”
“Ara, ara... bukankah dia hanya bicara besar ?”
“Dia salah karena memanggil dirinya Demon King. Karena, satu-satunya Demon King yang bisa berdiri disamping Shido, adalah aku.”
“... ...Ehh...”
Dahi Shido berkeringat, dia menggaruk pipinya sambil menggenggam Legendary Sword, tidak tahu apa yang akan dilakukannya... ...Demon King punya banyak bilangan. Dia merasa bersalah pada Demon King.
Bagaimanapun juga, dengan ini tujuan mereka akan tercapai. Untuk mengubah suasana dia menelan ludah dan melirik kearah Maria.
“Kita mengalahkan Demon King... ...sekarang, apa yang akan kita lakukan?”
“... ... ... ...”
Shido-pun sadar bahwa Maria membuat ekspresi tidak yakin.
“Ada apa, Maria?”
“Tidak. Hanya saja, aku belum menemukan hasil yang kucari.”
“Ah... ...”
Saat dia menyebutnya, tujuan petualangan ini adalah untuk mengetahui “Apa itu cinta?” dalam situasi yang berbahaya. Tapi sejak semua anggotanya lengkap, sejak awal, mereka tidak pernah menemui situasi yang benar-benar berbahaya.
Banyak Event yang sudah diselesaikan selama perjalanan, tapi akhirnya, apa yang mereka lakukan sama sekali tidak ada bedanya dengan apa yang biasa mereka lakukan.
“Ya, kejadian seperti itu pernah terjadi. Ayo lakukan yang terbaik mulai besok.”
“Kau benar,---seharusnya ada peti dibalik singgasana. Jika kau mengembalikan permata cahaya kepada raja, gamenya akan berakhir.”
“Mh. Baiklah. Gadis-gadis, dibelakang singgasana---“
Tapi...
Shido berhenti bicara.
Alasannya sederhana. Demon King, memasang muka datar setelah dihajar oleh para gadis, dia langsung berdiri.
“... ...! gadis-gadis! Lari!”
Perasaannya tidak enak dan dia berteriak. Spertinya para gadis juga merasakan suasana yang aneh, mereka menendang lantai dan melompat menghindari Demon King.
Selanjutnya, tubuh Demon King berubah menjadi gelembung dan dia mulai membesar lagi dan lagi, sampai akhirnya, penampilannya menjadi buruk sekali. Tubuh raksasa yang memiliki sayap dan ekor. Taringnya tumbuh tidak beraturan. Jika kau hanya melihatnya sekilas, dia terlihat seperti naga mirip dengan kostum yang dipakai Kaguya. Tapi, banyak mata yang muncul diseluruh tubuhnya dan kulitnya terlihat sangat berotot, hanya satu kata yang cocok untuk menggambarkannya, dia adalah “Monster”.
“A-apa itu... ...?”
Shido berteriak dengan dahi yang mengkerut. Kenyataan bahwa Demon King memiliki bentuk kedua tidaklah aneh. Tapi, bagaimana bilangnya? Rasanya penampilannya itu sangat berbeda dengan monster-monster yang pernah muncul sebelumnya. Itu adalah Zombie dari Shooter Game yang muncul di dunia fantasi RPG. Tidak peduli bagaiman kau mengatakannya, CERO akan mengklarifikasikannya dari A menjadi Z*.
[*Note : CERO (Computer Entertainment Rating Organization) adalah badan rating game yang ada dijepang, mereka memberi rating dengan huruf A untuk semua umur sempai dengan Z untuk 18+]
*Gu... ...!*”
“Apa... ...?”
Tohka dan Kotori yang ada disana terkena serangan ekor dan terpental hingga menabrak dinding. Dinding yang mereka tabrak menjadi retak dan beberapa pecahan batu mulai berjatuhan.
Lalu, Demon King membuka mulutnya lebar-lebar lalu mengeluarkan semburan api besar. Orang yang ada disana adalah Yamai bersaudara, mereka menghindar sedikit, tapi mereka menerima serangan langsung, ini benar-benar berubah menjadi tragedi.
“Hei, ini bukan lagi game... ...!”
Dia benar-benar berbeda dengan monster-monster yang muncul sebelumnya. Dia benar-benar berniat membunuh mereka semua dan dia benar-benar memiliki kekuatan yang besar. Sejak petualangan ini dimulai, untuk pertama kalinya mereka merasakan ancaman.
“Maria, bukankah ini terlalu berlebihan ?!”
“... ...aku tidak mengatur Event ini.”
“Apa maksudmu... ...?!”
Mendengar kata-kata Maria, Shido mengerutkan dahinya.
“Aku akan menylidikinya. Beri aku waktu!”
Setelah mengatakannya, Maria, langsung menutup matanya sambil berdiri ditempatnya, kelihatannya dia seperti sedang melakukan semacam meditasi.
Bagaimanapun juga, Demon King tidak akan menunggu sampai Maria selesai. Demon King langsung bergerak saat dia mengetahui gerak-gerik Maria yang mencurigakan, lalu dia membungkuk kebelakang dan mengambil nafas panjang.
“... ...!”
Saat itu juga, Shido menahan nafasnya. Itu adalah nafas api yang sama dengan sebelumnya.
Perkiraan Shido benar. Lalu, setelah Demon King membuka mulut besarnya, dia melepaskan serangannya, itu adalah semburan api, yang mengarah kepada Maria.
“Maria... ...!”
Shido menahan nafasnya dan menendang lantai dengan setengah sadar.
“---“
Maria, yang matanya masih tertutup, merasa tubuhnya melayang diudara. Saat itu, dia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, tapi dia mengerti. Shido memegang tubuh Maria dengan tangannya lalu dia melompat dari tempat mereka berada.
Disaat yang sama, dia juga mengerti kenapa Shido langsung melakukannya. Tempat dimana dia berada beberapa saat yang lalu sudah ditelan oleh api merah milik Demon King. Jika saja Shido tidak menyelamatkannya, mungkin dia sudah terbakar oleh api neraka itu.
Jika seperti ini, tidak ada seorangpun yang akan mengganggunya. Tapi, jelas sekali, Demon King itu memang keberadaan yang tidak biasa. Alasannya tidak diketahui. Mungkinkah karena bug? Atau mungkin---
“Shido?”
Lalu, Maria menyela pikirannya. Itu karena dia mencatat keanehan Shido, saat dia menyelamatkannya.
Benar. Shido yang telah menyelamatkan Maria. Tidak benar-benar menghindari apinya. Jubahnya terbakar dan ada bekas luka bakar yang terukir dipunggungnya.
“---!”
Saat dia melihatnya, Maria mengalami serangan perasaan dihatinya, dia tidak pernah memperkirakan itu sebelumnya, dia tertekan.
Ini adalah perasaan yang aneh. Shido terluka karena melindunginya. Saat dia menyadarinya, sepertinya bukan rasa sakit biasa, untuk semacam alasan, ada semacam rasa sakit yang hebat diseluruh tubuhnya.
“Hei.. ...apa kau baik-baik saja, Maria?”
“Aku baik-baik saja. Yang lebih penting, bagaimana denganmu...?”
“*Ha, ha*... ...ya, masih sama seperti sebelumnya.”
Setelah mengatakannya, Shido menunjukkan senyuman saat keringat menuruni dahinya.
“----“
Saat dia melihat wajahnya, Maria merasakannya sekali lagi, sensasi saat jantungnya berdebar kencang.
Maria tidak tahu apa itu. Ini perasaan yang menyenagkan, tapi menyakitkan diwaktu yang sama, perasaan ini sangat sulit diungkapakan denga kata-kata.
---lalu.
“Haaaaa!”
Saat Maria kebingungan, teriakan Tohka menggetarkan gendang telinganya.
Sepertinya dia menggunakan Healing Magicnya pada Demon King. Dengan paku tajam yang mengenai tubuh besarnya, Demon King menggeliat kesakitan.
Setelah Tohka, Para Spirit yang lain, mulai menyerang Demon King dari berbagai arah. Tentu saja, dia sangat berbeda dengan Demon King beberapa saat yang lalu. Dia sulit untuk dijatuhkan.
Tapi karena serangan yang dia terima dari semua arah, Demon King mengubah arahnya pada Maria. Maria menggoyangkan kepalanya, dan setelah memindahkan perasaan aneh yang ada dihatinya, dia menutup matanya sekali lagi dan mengeluarkan nafas berat *Fuu*.
Saat itu, si Demon King, yang sudah bertarung dengan para Spirit, langsung memancarkan cahaya dan gerakannya menjadi lambat.
“Maria, ini... ...?!”
“... ...seharusnya, ini bisa menghentikannya, tapi setidaknya hanya ini yang bisa kulakukan. Tapi---“
“---Ya, sudah cukup.”
Shido mengangguk sebagai tanda dia mengerti apa yang ingin dikatakan Maria, dan diapun berdiri. Luka bakar dipunggungnya sudah pulih disaat yang sama. Ini bukan berarti dia bisa memanipulasi datanya. Ini hanyalah manifestasi dari kekuatannya sebelum datang di dunia ini.
Lalu, perlahan dia mengambil pedangnya. Legendary Sword, yang sudah diprogram hanya bisa digunakan oleh Hero. Hanya pedang suci beratribut cahaya yang bisa mengalahkan Demon King di dunia ini.
“Tapi, kupikir Herolah yang seharusnya mengalahkan Raja Iblis. ----aku minta maaf, Demon King. Akulah yang harus melakukan serangan terakhir.”
Setelah mengatakannya, Shido berlari melewati lantai menuju kearah Demon King, yang sudah diserang dari segala arah dan gerakannya sudah dibatasi.
“Uoooooooooooooooooooooo!”
Lalu, Shido, menendang lantai dan melompat ke udara, sambil mengayunkan pedangnya kebawah dengan teriakan datar---menancapkannya didahi Demon King.
Lalu---
----GuruuOooooooooooooooooooooooooooooooooooooo----------------
Meninggalkan teriakan panjang, tubuh besar Demon King jatuh ke lantai.
Setelah itu, tubuhnya menjadi partikel cahaya dan menghilang di udara.
“Ooh! Kau melakukannya, Shido!”
“Kuku...ya, kupikir aku akan memberimu nilai yang tinggi.”
“Puji. Luar biasa.”
“Ya... ...terima kasih. Ini berkat kalian semua, gadis-gadis.”
Shido tersenyum malu-malu dan berjalan kearah Maria sambil menyarungkan pedangnya.
Lalu, dia mengulurkan tangannya kepada Maria, yang masih terduduk dilantai.
“Terima kasih, Maria---ayo, kau bisa berdiri?”
“... ...!”
Lalu, bahu Maria bergetar karena terkejut. Dia tahu dia akan bingung sepanjang waktu, sampai Shido berbicara padanya.
“Maria?”
“... ...tidak ada. Terima kasih banyak.”
Sambil bertingkah tenang, Maria menggenggam tangan Shido dan berdiri.


***
“----Fufufu."
Istana Demon King berada dipusat benua utara. Disebuah menara yangada ditengahnya, seorang gadis melompat-lompat kecil seperti menari.
Membiarkan rambut panjang berwarna hitam metaliknya tertiup angin dan dia benar-benar memiliki kebiasaan buruk, dia berputar-putar dipuncak menara.
“Sepertinya kau bisa mengalahkan Demon King tanpa masalah, ya kan? ----ya, aku heran kenapa kau melewati perjalanan ini, hanya untuk mengetahui tentang cinta.”
Setelah mengatakannya, dia menyentuh bibirnya sambil membuat senyuman dan melihat dengan sombong, pelataran istana yang terhampar dibawah matanya. Disana ada grup dari Hero yang sudah mengalahkan Demon King dan membawa permata cahaya.
Disepanjang jalan, dia mencampuri program yang dibuat untuk Demon King dan melepaskan pembatasnya... ...tapi, sepertinya memanipulasi program yang ada saja tidak cukup.
“Tapi... ...ya, kupikir hari ini aku sudah puas dengan ini. Meskipun aku hanya melihat dari sisi lain, perjalanan mereka sepertinya menyenangkan.”
Dia melanjutkan bicaranya dengan kata “Tapi...”
“Perasaan yang muncul dihatimu, untuk mengetahuinya... ...sepertinya kau masih punya jalan yang harus kau lewati, ya kan?”
Setelah mengatakannya, gadis itu---Arusu*, menendang lantai dengan kuat lalu menghilang di udara.
[*Note : Arusu disini adalah Arusu Marina]
***

Dihari berikutnya. Ketika dia membuka matanya, dunia fantasi kembali lagi menjadi kota Tengu.
Karena kemarin adalah pesta kemenangan grup Hero yang sudah mengalahkan Demon King, pesta besar diadakan di istana kerajaan dimana mereka bisa minum dan bernyanyi tanpa henti, (Ya, hanya mengingatkan, apa yang mereka minum hanyalah jus). Tapi, sekarang saat dia sadar, armornya berubah menjadi piyama dan istana kerajaan berubah menjadi kamar tidurnya yang biasa. Ternyata, semua sudah kembali seperti semula saat dia tidur.
Sekarang, para gadis yang pergi berpetualang bersama, berada diruang keluarga rumah kediaman Itsuka, berbicara dengan ceria tentang apa yang mereka alami kemarin.
“Tapi, bukankah itu sangat menyenangkan?! Bisakah kita melakukannya lagi, Arusu?!”
“Ya~ itu lebih menyenangkan daripada yang kupikirkan~. Ah, tapi jika kita melakukannya lagi, buat kelasku menjadi Diva, ok~?”
“Aku...ya...aku ingin menjadi...seperti Mage...yang menggunakan jubah... ...”
“Selanjutnya aku ingin menjadi Dragon Knight! Dan aku akan sangat senang jika bisa menunggangi naga Yuzuru!”
“Berpikir. Sepertinya menyenangkan. Aku akan membiarkanmu menunggangiku dan jatuhlah pada naga yang terpercaya.”
“Aku menyerah. Tapi sebelum itu, kita harus mencari cara bagaimana caranya kembali ke dunia kita.”
“Ufufu... ya, aku tidak melihat ada yang salah? Kau tahu, meskipun kau terburu-buru, kau tidak akan mendapatkan hasilnya.”
“Jika kita melakukannya lagi, aku berharap kelasku adalah istrinya Shido.”
Mereka terlihat menikmati obrolan mereka. Saat melihat mereka semua, rasanya aku bahagia.
Tapi diantara mereka, ada seorang gadis yang membuat wajah bingung.
“Ada apa, Maria? Apa kau masih khawatir dengan apa yang terjadi dengan Demon King? Tidak ada yang terluka, jadi mengapa tidak kau biarkan itu berlalu saja?”
“... ...Tidak, memang benar jika itu membuatku khawatir, tapi yang lebih penting, masalahnya adalah aku masih tidak mengerti apa itu cinta. Kupikir aku memiliki kesempatan yang besar saat ini, tapi...”
“Ahaha... ...”
Maria tidak berubah, dia memaksakan senyuman yang tidak disengaja.
Tapi, mungkin karena dia mendengarnya, Origami menggerakkan alisnya sedikit.
“---Soal itu, aku punya ide.”
“Ide?”
Maria memutar kepalanya. Setelah mengangguk, Origami melanjutkan bicaranya.
“Kau ingin mencari tahu proses yang bisa membuatmu mengerti tentang bagaimana cinta terbentuk. Jika seperti itu, aku mencoba memikirkan metode yang mungkin bisa dicoba.”
“Bisakah aku mendengarnya?”
“Dalam psikologi ini dikenal sebagai “Stockholm Syndrome”---“
“Berhenti! Tunggu sebentar, Origami!”
Shido menghentikan pembicaan Origami.
Tapi, sudah terlambat. Maria sudah mencari informasi tentangnya.
“---Stockholm Syndrome. Merujuk pada korban kejahatan, yang menghabiskan waktunya bersama penjahat, perasaan mereka berkembang menjadi rasa sayang atau rasa kasihan, benarkan? Aku mengerti, akhirnya cinta mereka berkembang karena rasa takut yang mereka alami... ...menarik. sepertinya patut untuk dicoba.”
“Tunggu sebentar! Demi Tuhan, apa yang kau rencanakan?!”
“Ini benar-benar tidak sulit. Pertama, aku akan mengubah semua gadis menjadi sekelompok penjahat yang melakukan kejahatan dengan kejam, dan Itsuka Shido akan menjadi sandera---“
“Tentu saja tidak!”
Tangisan Shido menggema keseluruh dunia virtual.



[Tamat]
Share Tweet Share

0 comments

Please wait....
Disqus comment box is being loaded