Bab 02: Akiba, Aku Telah Kembali!

Font Size :
Dark Mode
Reset Mode



Kreet-Kreet” suara pelan itu muncul dari gigi mereka. Sudah tidak ada waktu lagi.


Akan tetapi atmosfir di dalam ruangan ini tidaklah dingin sama sekali. Sudah pasti jika diluar sana diselimuti oleh suhu udara dingin bulan Desember, tetapi suhu di dalam sini lumayan hangat karena ruang kantor ini dikelilingi oleh kaca tebal dan alat pengatur suhu ruangan. Semua itu menjaga suhu udara tetap nyaman untuk semua orang disini.


Meskipun begitu, Knox tidak bisa menghentikan tubuhnya yang gemetaran. Kedua tangan dan kakinya yang terbalut oleh perban dan plester juga ikut bergetar. Akhirnya, ia mengambil napas yang panjang.


Walau, bukannya Knox tidak mengerti apa yang tengah terjadi saat ini. Tepat disampingnya adalah bawahannya Burton, yang juga tengah dibalut oleh perban dan ekspresi wajahnya sama tegangnya degan Knox. Alasannya sederhana.


“……………Uhm.”


Tepat didepan mereka, terdapat seorang pria tengah duduk di kursinya, pria itu mengarahkan pandangannya kepada dokumen yang ada di tangannya.


“………………………!”


“-------------!”


Hanya dengan sedikit gerakan dari pria itu saja, keringat dingin mengalir dari dahi Knox dan Burton.


Pria itu didampingi oleh seorang wanita berambut pirang yang penampilannya dapat menarik perhatian para pria. Ekspresi wajahnya setajam pedang yang seolah siap menebas mereka bedua kapan saja, membuat mereka terus terdiam dengan wajah mereka semakin pucat.


Penampilan pria itu nampak muda. Sepertinya ia berumur tiga puluhan. Tetapi mengapa penampilannya yang nampak muda itu terlihat cocok dengan pria itu walapun umurnya setua itu? Pria itu tidak terlihat seperti pria tengah baya sama sekali. Sebenarnya, tahun ini Knox berumur 48 tahun, jadi bisa dikatakan jika umur pria itu lebih muda dari Knox.


Tetapi itu jelas saja. Pria dihadapan mereka bukanlah pria biasa.


Dia adalah pria yang namanya sangat terkenal di dunia sebagai si jenius monster keuangan di dunia yang berasal dari DEM Industry, generasi pertama yang mengembangkan perusahaan itu: Sir Isaac Westcott.


Dalam situasi normal, sangatlah mustahil bagi pilot biasa seperti Knox dan Burton untuk bisa bertemu dengan pria itu secara langsung. Bagi mereka berdua bisa berada di sini saat ini, tentunya ada alasan tertentu untuk itu.


“…………………Knox-san. Apa yang akan terjadi pada kita berdua…………”


Saat ini, Burton berbicara dengan suara pelan yang hampir tak dapat terdengar sama sekali. Knox berbalik dan menatap Burton. Knox menjawab dengan suara yang kiranya tak dapat terdengar oleh Westcott.


“……………..Sst! Diamlah!”


“……………”


Setelah mendengar kata-kata Knox, Burton berhenti berbicara.


Kekhawatiran Burton dapat dipahami. Akan tetapi, berbincang-bincang di situasi mereka yang seperti ini bukanlah hal yang tepat. Jika mereka lakukan, maka kemungkinan situasinya menjadi semakin buruk sangatlah tinggi. Satu-satunya hal yang dapat dilakukan oleh mereka berdua saat ini adalah tetap terdiam seperti batu dan menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya.


Benar. Knox dan Burton dipanggil kemari untuk beberapa alasan. Tetapi, itu bukan karena mereka akan diberikan tugas baru seperti biasanya. Malahan, itu pastilah dikarenakan oleh kesalahan fatal yang mereka buat sebelumnya.


Beberapa hari yang lalu, Knox dan juga Burton ditugaskan membawa <Material A>, yang merupakan roh tangkapan DEM Industry, dari fasilitas eksperimen pulau Neryl di Samudera Pasifik. Di tengah proses pengangkutan, mereka tiba-tiba saja diserang dan mengakibatkan <Material A> berhasil melarikan diri.


Meski, itu bukan berarti bahwa Knox dan yang lainnya sengaja membiarkan <Material A> kabur. Itu memang hanyalah kecelakaan atau kejadian tak terduga.


Tetapi mengetahui seberapa tertariknya Westcott terhadap para roh, tidak peduli apa penyebab dari permasalahan ini, berurusan dengan pria itu artinya ada hubungannya dengan hukuman mereka.


Westcott, tanpa diragukan lagi, merupakan seorang pria yang mampu mengubah keadaan ekonomi dunia hanya dengan menggunakan ujung jarinya saja. Knox dan Burton dapat dilempar ke jalanan jika pria itu memang menginginkannya, hal semacam itu sangatlah mudah bagi Westcott.


Tidak, Knox berusaha menghilangkan pemikiran semacam itu dari dalam kepalanya. Ia menebak sesuatu yang jauh lebih mengerikan lagi daripada itu jauh lebih memungkinkan, karena dugannya sebelumnya nampak terlalu baik untuk dilakukan oleh pria itu.


“………………”


Knox melirik sedikit kearah samping Westcott.


Disana terdapat seorang wanita berambut pirang tengah berdiri di belakang Westcott, ia memperhatikan wanita itu.


Hanya dengan menatap wanita itu sekali saja, dapat dirasakan jika ia berbeda dari sekretaris pada umumnya. Wanita itu merupakan pemimpin dari para wizard di DEM, Ellen Mira Mathers.


Ia memiliki kekuatan setara atau bahkan melebihi para roh, manusia terkuat yang pernah ada. Jika wanita itu bersama dengan Westcott sejak awal, itu artinya ia akan memenggal kepala Knox dan Burton sebagai hukumannya.


*Tik-Tik* suara jarum jam yang tertempel di dinding bergema di seluruh ruangan kantor itu.


Dikarenakan oleh kesunyian itu, Knox dapat mendengar dengan jelas suara langkah kaki yang berasal dari lantai di atas ruang kantor itu.


“---------Begitu ya.”


Westcott mengomentari dokumen laporan itu begitu membacanya. Tatapan dingin diarahkan ke wajah Knox dan Burton.


“………………U-Ukh.”


Westcott mengalirkan tenaganya melalui tatapannya, membuatnya serasa seakan tatapan Westcott mengoyak tubuh mereka berdua. Knox, yang tak dapat menjelaskan perasaan yang tidak nyaman itu, memasang wajah suram.


Walau begitu, Westcott nampaknya tak peduli dengan itu sama sekali, ia melemparkan laporan tersebut keatas meja. Lalu, Westcott berdiri dan berjalan mendekati mereka berdua.


Setelah itu, dihadapan mereka berdua, Westcott menggerakkan bibirnya dan berbicara dengan tenangnya.


Ia akan mengumumkan hukumannya atau pemecatan. Atau, jika manajemen beranggapan jika mereka berdua sudah tidak dibutuhkan lagi, maka sudah menjadi tugas Ellen untuk menghabisi mereka.


Knox mengalihkan pandangannya dari Westcott dan suaranya terus bergema didalam benaknya, lalu iapun menggigit gigi bagian dalamnya sambil menutup mata.


“Terimakasih atas kerja kerasnya. Kalian berdua harus menggunakan realizer untuk mengobati semua luka kalian, semua itu akan sembuh dalam sekejap saja. Beristirahatlah yang cukup sebelum kembali bekerja.”


Tubuh Knox bergetar begitu mendengan ucapan Westcott, itu sangat tak terduga.


“…………..Apa?”


“Hanya itu…………Tuan?”


Knox dan Burton saling menatap satu sama lain sebentar, dan kemudian sebuah suara suara muncul mengganggu mereka.


Westcott sendirilah yang mengatakannya. Nampaknya ia masih tak mengerti maksud dari reaksi mereka berdua.


Setelah itu, iapun mengangguk seolah mengerti akan sesuatu.


“Aah, jadi itu ya masalahnya? Tentu saja, pengobatannya akan ditanggung oleh pihak asuransi karyawan, jadi kalian berdua akan menerima—“


“Bukan, bukan itu maksud saya…………….!”


Knox tidak bisa tinggal diam mendengar ucapan Westcott. Reaksi yang diberikan oleh Westcott juga sangatlah tak terduga, tetapi Knox tanpa sadar terus berbicara.


“Karena kami telah membiarkan <Material A> melarikan diri. Tentang hukumannya……….”


“Hah? Itu bukanlah kesalahan kalian kalau dilihat dari laporannya. Sebaliknya, aku sangat menghargai keputusan tepat yang kalian ambil sewaktu <Nightmare> menyerang kalian. Apakah kalian berpikir kalau aku hanyalah orang bodoh yang akan lebih memilih emosi pribadi dan kehilangan pegawai bertalenta seperti kalian berdua?”


“B-Begitukah………..”


Kalimat tak terduga yang baru saja ia dengar membuat Knox mulai berkeringat dingin. Lalu, Westcott berkata “Selain itu”, menambahkan kalimatnya selagi ia melanjutkan ucapannya.


“Aku juga sudah berencana untuk membebaskan <Material A>. Lagipula, akan lebih baik jika membiarkannya bebas untuk saat ini. Berkat kalian, aku jadi tidak perlu mengurus hal itu.”


“Apa—?“


Mata Knox terbelalak begitu mendengar ucapan tak terduga Westcott.


----------Pria ini, ia berniat melepaskan sang roh <Material A>………Lalu apa tujuan utamanya mengirimkan roh itu ke Jepang?


“Direktur, apa yang akan kau—“


Tetapi, sebelum ia dapat menyelesaikan kalimatnya, ia dapat merasakan seseorang menarik-narik pakaiannya.


Ketika ia berbalik, itu adalah Burton yang wajahnya pucat pasi. *Bung-Bung* suara Burton menggelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri dapat terdengar.


Melihat wajah Burton, Knox menyadari bahwa ia hampir saja menanyakan sesuatu hal yang seharusnya ia tak tahu. Lalu, Knox membetulkan postur tubuhnya selagi kebingungan.


“Kami mengerti. Kalau begitu, kami mohon undur diri……….”


“Aah.”


Westcott mengangkat salah satu tangannya dan menjawab dengan nada suara bersahabat. Knox dan Burton meninggalkan ruangan itu bersama-sama.


Ketika mereka meninggalkan ruangan dan melewati pintu, mereka menduga jika Westcott akan memanggil mereka berdua untuk kembali, tapi………….Tak terjadi apapun.


Mereka berjalan menyusuri lorong, ketika mereka telah mencapai jarak dimana suara mereka tak dapat terdengar dari dalam ruangan itu, Knox dan Burton menghela napas bersamaan *Buaaah*. Sejujurnya, hingga saat ini mereka merasa seolah mereka tengah bernapas di dalam air.


“Tadi itu…………..Apa maksudnya?”


Burton bertanya selagi menyeka keringat di dahinya menggunakan lengan bajunya, Knox juga melakukan hal yang sama sembari menjawab.


“…………….Aku tidak tahu. Mungkin, pola pikir kita terlalu jauh berbeda dengan dirinya. Mustahil kita bisa mengerti dirinya. Tidak, daripada itu……..”


“Daripada, apa?”


“…………..Tidak, bukan apa-apa.”


Selagi Burton terdiam, Knox memberikan jawaban yang tidak jelas.


Mereka masih berada di dalam bangunan DEM Industry Company. Di tempat ini, mereka tidak akan tahu jika ada seseorang yang akan menguping pembicaraan mereka. Disuatu tempat atau tidak, saat ini sesuatu seperti itu muncul didalam benaknya, jadi ia memang sepertinya tidak usah melanjutkan ucapannya itu.


----------Nampaknya, “itu” bukanlah manusia seperti dirinya, itulah yang Knox pikirkan.


Tidak, lebih tepatnya lagi---------Pria itu sudah pasti, tidak menganggap dirinya sebagi mahluk hidup yang sama seperti Knox dan Burton.


Ia mengingat tatapan Westcott saat menatap mereka berdua tadi. Ia menatap mereka berdua dengan berbeda seolah mereka berdua adalah semacam reptil atau serangga. Knox bergidik karenanya.


“…………….Ayo pergi, Burton.”


“Ah……………Baik.”


Knox dan Burton kembali berjalan menyusuri lorong.


Diam-diam di dalam pikirannya, ia berpikir untuk menemukan kandidat baru untuk menggantikan dirinya di tempat kerja.

“Barusan, apa yang—“


Shidou memasang wajah tak percaya sambil menatap kearah gadis di depannya.


Honjou Nia. Seorang gadis yang mengaku dirinya sebagai seorang komikus, Honjou Souji.


Shidou menjawab pertanyaan gadis itu dengan pertanyaan lainnya. Akan tetapi, Shidou tak dapat tinggal diam setelah mendengar ucapan gadis itu. Alasannya sederhana, bagi gadis itu dapat mengetahui permasalahn ini sangat mengejutkan Shidou.


Benar, gadis itu barusan mengatakan--------<Roh>.


Itu adalah sumber dari bencana besar di dunia ini, sebuah keberadaan yang menjadi penyebab sebenarnya dari terjadinya gempa bumi.


Tetapi keberadaan itu dijaga kerahasiannya, hanya orang-orang tertentu saja yang diperbolehkan mengetahui keberadaan mereka. Biasanya, mereka adalah pihak pemerintahan atau departemen tertinggi dari perusahaan militer.


Terlebih, bukan hanya itu saja.


Tidak hanya gadis itu mengetahui keberadaan para roh, tetapi ia juga mengetahui nama Shidou dan tujuan utamanya untuk menyelesaikan permasalahan melalui cara damai.


“Nia…………..Bagaimana kau mengetahui itu?”


Shidou bertanya kepadanya dengan berhati-hati.


“Fufufu?”


Setelah itu, Nia melepaskan kacamata yang ia pakai untuk bekerja, kemudian mengibaskan rambutnya ke atas.


“Yah, kenapa ya, misterius sekali?”


“J-Jangan mengalihkan pembicaraan! Kau, siapa dirimu!?”


Shidou bertanya dengan nada tinggi, Nia menjawabnya dengan santai sembari melambaikan tangannya.


“Tidak perlu semarah itu. Karena~ Aku akan memberitahumu.”


Menjawab dengan nada ceria, Nia memanggil sebuah nama.


“---------<Heavently Raiment - Yod>.”


“Apa…………..!?”


Pada saat Nia memanggil nama itu, secercah cahaya mulai mengelilingi tubuhnya, kemudian tubuh Nia diselimuti oleh cahaya tersebut.


“Ini……………..”


Shidou berbisik sambil menajamkan pandangannya.


Tidak diragukan lagi. Sudah tidak salah lagi. Ini—


“Astral Dress!?”


Cahaya tersebut telah membentuk Astral Dress. Sebuah armor kuat yang seorang roh selalu gunakan. Energi roh kuat yang membentuk pakaian bercahaya.


Dengan segera cahaya tersebut telah menyelimuti tubuh Nia. Pakaian maid yang Nia kenakan sebelumnya sekarang telah berubah bentuk seutuhnya.


Cahayanya yang transparan bercahaya layaknya sebuah ilusi. Itu adalah astral dress yang nampak seperti pakaian pendeta. Motif salib di bagian tengahnya memberikan poin penting, dan kepalanya ditutupi oleh tudung. Entah bagaimana, penampilannya nampak seperti seorang biarawati.


“Hanya dengan melihat ini saja kau sudah paham, kan?”


Nia melebarkan bahunya dan memperlihatkan senyuman penuh percaya diri.


Shidou menatap penampilan Nia dari ujung kepala sampai ujung kaki. Ia berbicara dengan suara gemetaran.


“Nia, apakah kau………..Seorang roh?”


“Betul~ Yah, kalaupun ada mahluk hidup yang dapat melakukan hal semacam ini, sejauh yang aku tahu tak ada lagi yang dapat melakukannya selain roh.”


Setelah mengatakannya dengan nada bercanda, Nia tertawa.


Akan tetapi, melihat reaksi Shidou, ia masih nampak terkejut atas apa yang terjadi. Itu membuat Nia merasa tidak puas dan menaruh tangannya di atas pinggangnya lalu memanyunkan mulutnya.


“Apa-apaan ini~ Tidak ada reaksi sama sekali? Bahkan setelah aku berubah seperti ini, ini hanya membuatku terlihat seperti orang bodoh.”


“……………….Eh?”


Shidou menggaruk pipinya mendengar nada suara Nia yang casual. Nada suaranya terdengar sama seperti Nia yang biasanya. Shidou dapat merasakan jika ketegangan yang memenuhi ruangan ini mulai menghilang.


“Tadinya kupikir kau akan [A-Apa yang terjadi!?] atau semacamnya. Atau mungkin kau malah akan jadi berdebar-debar setelah melihat ada seorang gadis yang tiba-tiba saja berubah wujud seperti ini! Dan ngomong-ngomong, tidakkah kau pikir kalau Astral Dress milikku ini terlihat agak erotis? Lihat saja belahan bajuku di sebelah sini di dekat pangkal pahaku. Seluruh dress ini tercipta dari bahan semi-transparan misterius yang memperlihatkan bentuk tubuhku seutuhnya.”


Mengatakan semua itu, Nia membuat pose sembari mengangkat kakinya ke atas kursi terdekat. Dari pinggir, Shidou dapat melihat paha Nia dengan jelas melalui belahan bajunya. Wajah Shidou memerah dan iapun mengalihkan pandangannya dari Nia.


“…………………Cih!”


“Ah~ Itu dia, itu dia! Reaksi itu~ Ehehe. Bagus, bagus~ bocah. Mungkin kau lebih tertarik pada bagian kaki? Aku paham~ Kau masih muda, jadi tidak apa-apa kalau menjadi lebih sedikit rakus~”


“…………………Aah, sudah cukup!”


Shidou manggaruk kepalanya karena stress, kemudian ia kembali berbalik kepada Nia.


“Berhenti menggodaku! Aku masih kebingungan dengan situasi saat ini. Nia, aku sudah paham kalau kau adalah seorang roh. Tapi bagaimana kau bisa mengetahui tentang diriku? Kalau aku—Um, berurusan dengan para roh.”


“Aah, yang itu ya?”


Setelah Shidou bertanya, menurunkan kakinya dari atas kursi, perlahan ia meregangkan salah satu lengannya kedepan tubuhnya.


“Meskipun aku tidak begitu menyukai memberikan spoiler karena pekerjaanku, tapi aku memberikan pengecualian hanya untuk kali ini saja.”


Setelah itu, bersamaan dengan gerakannya, Nia membuka mulutnya—Mendadak, ia menyebut sebuah nama.


“<Buku Serba Tahu – Raziel>”


Pada saat ia memanggil nama itu, sesuatu muncul di tangan Nia, itu adalah sebuah buku.


Itu adalah sebuah buku besar yang nampak seperti sebuah kitab. Sampul buku tersebut terbuat dari bahan misterius yang bukan kulit ataupun metal. Sama seperti astral dress Nia, terdapat motif salib di atas buku tersebut.


“Itu…………….Angel?”


“Benar. Angelku <Rasiel>, sebuah angel serba tahu yang mengetahui semua yang ada di dunia ini.”


“Apa…………….”


Mendengar perkataan Nia, Shidou mengernyitkan alisnya.


“Serba tahu……….? Apa maksudnya?”


“Yah, meskipun kau tanya aku. Itu mirip seperti membaca buku. <Raziel> bisa memberitahukanku semua yang ada di dunia ini. Angel ini mengetahui apa saja yang terjadi di dunia ini. Angel ini juga mengetahui siapa dan apa yang sedang mereka lakukan. Contohnya-----Benar, pada waktu itu saat kau selesai berbelanja, aku sudah tahu bahwa kau akan melewati jalan itu.”


“Apa?—”


Shidou memiringkan kepalanya saat mendengar perkataan Nia.


Nia menganggap kalau reaksi Shidou lumayan lucu, lalu iapun tertawa.


“-------Jangan katakan, kau benar-benar berpikir kalau pertemuan kita hanyalah kebetulan belaka? Kau bertemu dengan seorang gadis yang jatuh pingsan di tengah jalan secara kebetulan dan kau menolongnya, dan secara kebetulan pula gadis itu adalah seorang roh. Apa kau betul-betul berpikir hal seperti itu mungkin terjadi? Tidak-tidak, kalau dipikir baik-baik yang seperti itu mustahil, kan? Kalau itu aku, aku tidak akan pernah membuat prolog seperti itu untuk sebuah cerita.”


“…………….Dengan kata lain, kau sudah tahu jika aku akan membantumu, jadi kau memang sengaja pingsan disana?”


“Yah, begitulah.”


Nia menjawab sambil mengangguk berkali-kali. Shidou menjadi gugup setelah mendengar jawabannya.


“…………..Jadi, kau juga sengaja membiarkanku membantu mengerjakan skrip nya untuk suatu alasan?”


“Ah, yang itu aku benar-benar minta bantuanmu.”


“Jadi, yang itu memang tidak ada alasannya!?”


Shidou meneriaki Nia…………..Tidak, jika memang ada maksud tersembunyi dibalik hal itu, maka itu sudah pasti mengerikan. Entah mengapa ia merasa seolah ia sedang terjatuh dari atas pesawat terbang atau semacamnya.


Bagaimanapun, itu artinya, Nia mengundang Shidou ke rumahnya karena ia telah mengetahui semua tentang Shidou. Shidou menggelengkan kepalanya untuk menenangkan pikirannya sebelum berbalik kembali kepada Nia.


“Karena itulah----Nia. Apa alasanmu sebenarnya? Kenapa…..Aku ada disini?”


Walau sedang ditanya, wajah Nia nampak sangat tenang, berlawanan dengan wajah Shidou. Lalu, Nia menjawab dengan riang sambil mengangkat bahunya.


“Tidak usah terlalu waspada begitu. Bukannya aku ada urusan penting denganmu sih. Tapi jika kau memang ingin tahu kenapa, bocah, aku hanya ingin melihatmu secara langsung dengan kedua mataku ini. Beberapa informasi mengenai dirimu kudapat dari <Raziel>. Tetapi, itu masih tidak bisa dibandingkan dengan melihatmu sendiri secara langsung.”


Nia menyentuh sampul depan <Raziel> dengan ujung jarinya dan buku itupun melayang di udara, Nia melanjutkan kalimatnya.


“Kemudian-----Itu benar, aku ingin berterimakasih kepadamu.”


“Terimakasih……..?”


Shidou keheranan. Memang benar jika Shidou telah menolong Nia sebelumnya, tapi semua itu sesuai dengan yang direncanakan oleh Nia. Itu membuat cerita Nia menjadi terdengar aneh.


Memahami pemikiran Shidou, Nia menggelengkan kepalanya untuk meyakinkan Shidou.


“Aah, bukan itu. Bukan yang satu itu. Itu karena kau telah menolongku pada awal bulan ini.”


“Eh?”


Shidou terdiam sementara.


Tidak diragukan lagi. Ini adalah pertama kalinya ia bertemu dengan Nia. Selain itu, pada awal bulan ini, Shidou kehilangan kendali atas kekuatan roh didalam dirinya karena rutenya yang menjadi sempit. Malahan, itu adalah waktu dimana ialah yang diselamatkan oleh semua orang.


“Heee, kau tidak ingat? Dengar, kau menjawab panggilanku saat itu, lalu kau menembak jatuh pesawat itu untukku, kan? Berkat dirimu waktu itu aku berhasil melarikan diri.”


“Panggilanmu………….Itu, ah—“


Setelah berkata demikian, bahu Shidou bergetar.


Memang benar jika waktu itu ingatannya menjadi buram dan ia tidak dapat mengingat dengan jelas apa yang telah terjadi. Tetapi, ia dapat mengingat jika seseorang memanggilnya waktu itu. Itulah mengapa ia mengeluarkan kekuatan roh nya.


“Jadi waktu itu kau yang memanggilku………..? Tapi transportasinya…….”


“Waktu itu aku dikunci di dalam pesawat itu, pesawat milik DEM Industry.”


“……………! DEM!?”


Begitu mendengar nama yang tak terduga, ekspresi wajah Shidou menjadi semakin tegang. Deus Ex Machina Industry. Markas utamanya dibangun di Inggris. Berbeda dengan Kotori dan yang lainnya yang berasal dari <Ratatoskr>, tujuan utama dari organisasi ini adalah untuk menangkap para roh. Sebenarnya, Shidou dan yang lainnya sudah pernah menghadapi mereka beberapa kali sebelumnya.


“Kenapa Nia bisa berada di dalam transportasi DEM……?”


Melihat Shidou yang bertanya kepadanya dengan wajah serius, Nia menjawab kembali dengan nada datar.


“Ng—? Itu karena, tentu saja karena aku ditangkap oleh mereka. Tidak—, aku dikurung didalam ruang bawah tanah dalam kurun waktu yang lama. Berkat itu sekarang badanku jadi kaku semua. Dan yang membuat semua itu lebih buruk lagi adalah aku jadi harus menghentikan komikku dalam waktu yang lama.”


Selagi mengatakan itu, ia menaruh tangannya di atas tutup kepalanya untuk menggaruk kepalanya.


Mendengar nada suaranya yang biasa saja, Shidou hampir saja tidak menghiraukan apa yang dikatakan oleh Nia barusan. Akan tetapi, Shidou mulai memahami kalimat Nia dengan segera dan matanyapun terbelalak.


“Ditangkap? Oleh DEM…………!?”


“Ya. Itu benar~ Kurasa itu sekitar 5 tahun yang lalu? Yah, siapa yang dia itu, si gadis kurus itu?”


Lalu, Nia menunjuk ujung jari tangan kirinya untuk menyentuh sampul depan <Raziel> dengan lembut.


Setelah itu, <Raziel> bergetar sedikit untuk menunjukkan bahwa ia sedang bereaksi. Halamannya mengeluarkan cahaya sedikit dan membalikkan halamannya dengan otomatis.


Nia melihat kearah halaman itu, lalu *Plak* ia menepukkan tangannya.


“—Aah, benar juga. Dia Ellen. Ellen Mira Mathers. Aku tidak bisa melakukan apapun untuk melawannya. Aku benar-benar kalah telak darinya. Waktu itu dia menunggu sambil memasang perangkap dan iapun mendadak *Bruuk!* dan lalu menyerangku.”


“Ellen.”


Mendengar nama tersebut, wajah Shidou menjadi kaku dan tatapan matanya semakin tajam.


Ellen Mira Mathers, eksekutif kelas atas dari DEM Industry sekaligus penyihir terkuat dari umat manusia. Ellen dan rekan-rekannya telah ditakdirkan untuk menjadi musuh Shidou dan <Ratatoskr>. Sudah pasti, hanya dengan menggunakan kekuatannya saja akan cukup untuk menangkap seorang roh.


“A-Apa kau benar-benar………Tidak apa-apa?”


“Ng—, sebenarnya aku tidak begitu ingat. Mereka mengikatku kepada beragam mesin dan semacamnya. –Ah, tidak, aku koreksi. Ada satu hal yang sangat kasar yang telah mereka lakukan kepadaku. Waktu itu, orang-orang itu tidak membiarkanku menggambar komik sama sekali. Ayolah……Kalau aku tidak memegang pena dalam jangka waktu yang lama seperti itu, maka kemampuan menggambarku akan menjadi buruk. Apa yang akan mereka lakukan jika hasil penjualan komiknya jadi menurun?”


Nia melipat tangannya dan mengatakan itu dengan nada kesal. Shidou mengernyitkan alisnya sebentar. Meskipun orang ini sudah terlibat dalam masalah serius……..Bagi perusahaan yang tak kenal ampun dan tidak berhati seperti DEM, memperlakukannya hanya seperti itu saja bisa dibilang terlalu lembut. Selain itu, masih ada satu hal lagi yang masih mengganjal pikiran Shidou. Shidou berbalik kepada Nia dan bertanya,


“Intinya, Nia. Angelmu itu bisa mengetahui segalanya, kan? Lalu kenapa kau tidak mengetahui soal perangkap itu………”


Setelah Shidou bertanya, Nia mengangkat ujung jarinya dan menggelengkannya untuk membantah pertanyaan Shidou.


“Ah, tidak~. Bukan begitu cara kerjanya.”


“Apa maksudmu dengan bukan……….?”


“Meskipun Angelku <Raziel> memang angel yang serba tahu, tapi pada akhirnya, aku hanya mendapatkan informasi yang ingin kuketahui saja. Itu tidak seperti aku dapat mengetahui segalanya yang akan terjadi di masa depan, atau itu bisa memberikanku peringatan setiap kali ada bahaya yang mendekat. Intinya, aku tidak bisa menghindari sesuatu yang aku tidak ketahui. Itu mirip dengan mesin pencari super canggih.”


“Kurasa…………Aku bisa memahaminya sekarang.”


Shidou menelan ludahnya, nampaknya ia mempercayai penjelasan Nia barusan.


“Meskipun kupikir Angelmu memiliki kemampuan yang menakjubkan……….Tapi itu juga punya batasannya sendiri, ya.”


Lalu Nia berkata *Fuun?* dan menajamkan tatapannya.


“Bukankah sudah kukatakan sebelumnya, bocah? Saat ini, kau tidak tahu bahwa <Raziel> ku ini masih memiliki satu kemampuan lagi.”


“Eh………….?”


“Semua yang kau tulis di <Raziel> akan menjadi kenyataan. Dengan kata lain, itu artinya—“


Nia membuat senyuman penuh percaya diri, perlahan iapun mengangkat tangan kirinya dengan tinggi. Setelah itu, ia menggunakan jarinya untuk mengambil ornamen yang menempel di atas tutup kepalanya. Kemudian, bagian ujung dari ornamen yang tadinya tersembunyi itu akhinya dapat terlihat, bentuk utuhnya nampak seperti bentuk sebuah pena.


Lalu Niapun mempersiapkan penanya dan mulai menggambar sesuatu di atas halaman <Raziel>, yang masih melayang di udara.


“……………..”


“……………..”


“……………..”


“……………..Anu………..Apa yang sedang kau lakukan?”


Beberapa menit kemudian, Nia yang masih belum menyelesaikan pekerjaannya, akhirnya mengeluarkan suaranya.


“Tunggu. Tunggulah sebentar lagi.”


Nia menjawab dengan ekspresi serius, kemudian melanjutkan menggambar sesuatu lagi.


Dan beberapa menit setelah itu.


“----------------Oke, kurasa ini sudah cukup.”


Nia memperlihatkan wajah puas. Ia menempatkan kembali pena itu ketempat asalnya, Nia mengetukkan jarinya ke atas <Raziel>. Tak lama setelah Nia melakukan itu, <Raziel> mulai mengeluarkan cahaya tipis.


“A-Apa yang—“


“Kau akan segera mengerti. Lihat, itu akan segera dimulai.”


“Eh? E, Uwaaah!?”


Shidou langsung berteriak saat itu juga.


Tapi itu wajar saja. Karena, tubuhnya bergerak sendiri melawan kehendaknya.


“A-Apa ini!?”


“Aah~ Benar-benar. Sebelah sini-sebelah sini.”


Mengatakan semua itu, Nia kemudian berbaring di atas kasur. Setelah itu, Shidou duduk di atas punggungnya dan mulai memijat pinggang Nia dengan ahlinya menggunakan kedua tangannya.


“Aah~…………………..Sebelah sana………Sebelah sana. Ini terasa nyaman.”


“T-Tunggu sebentar! Apa-apaan ini…………..!?”


Sementara Shidou berusaha untuk protes, tangan Shidou mendadak bergerak sendiri dan mulai mengusapi pantat Nia.


“Kyaa! Bocah, kau sangat mesum!”


“T-Tidak! Tadi itu bukan aku yang—!?“


Shidou berteriak dengan nada tinggi. Kemudian, Shidou dapat mengontrol tubuhnya kembali. Ia melompat dari atas punggung Nia, “Haa-haa” ia menghela napas selagi menggoyangkan bahunya.


Begitu melihat reaksi Shidou, Nia kembali berdiri dan mulai tertawa.


“Yah, intinya, beginilah.”


Lalu kemudian ia mengetuk sampul depan <Raziel> dengan lembut, berniat untuk memperlihatkan halaman <Raziel> kepada Shidou.


Di halaman itu, terdapat sebuah ilustrasi yang gayanya sama seperti komik yang dibuat oleh Nia beberapa waktu lalu. Terlebih lagi, disana terdapat gambar tokoh yang mirip dengan Shidou dan Nia,----Tidak hanya itu, disana juga terambar detail yang mirip dengan apa yang terjadi barusan.


“I-Ini………”


“Menulis masa depan. Aku sudah mengatakannya, kan? Semua yang tertulis di <Raziel> adalah kenyataan.-------Benar. Contohnya, bahkan jika itu sesuatu yang baru saja ditulis si atasnya.”


“……………..!? A-Apa katamu…………..!?”


Shidou mengeluarkan suara terkejut. Tentu saja. Jika sesuatu seperti itu memang benar ada, itu artinya Nia dapat membuat masa depan yang sesuai dengan keinginannya. Itu bahkan sudah tidak dapat dikategorikan kedalam level menakutkan lagi, tetapi sesuatu yang berada di level Tuhan.


Akan tetapi, sesuatu muncul di dalam benak Shidou.


“……………Lalu kenapa harus komik? Bukankah akan lebih cepat jika kau menulisnya saja?”


“Ng~, karena jika kulakukan itu, aku tidak dapat merasakan feeling nya dengan baik. Tapi, jika aku memiliki waktu untuk membuat beberapa detik kejadian hanya dengan menggambar di atas buku ini, aku lebih memilih untuk menggunakan waktu luang itu untuk menyelesaikan pekerjaanku saja. Itu tidaklah begitu menyenangkan, kau lihat?”


“…………………..Err.”


Shidou nampak tidak terlalu mempercayai Nia. Zaman sekarang, mengetahui jika Nia memiliki kekuatan yang levelnya mencapai poin dimana ia mampu mengontrol dunia……….Kenapa hal seperti itu hanya lewat begitu saja di otaknya Nia? Nampaknya, Nia masih belum memikirkan masalah serius ini sampai sejauh itu saat ini.


Dapat menebak isi pikiran Shidou, Nia membuat ekspresi wajah tidak puas.


“Ah. Lagi-lagi kau membuat wajah seolah sedang meremehkan aku. Kalau bocah masih melakukan itu, maka, aku penasaran apakah aku harus menunjukkan ini juga padamu~ Mengenai betapa mengerikannya dapat mengetahui semua yang terjadi di masa lalu.”


“Eh……………..?”


Mendengar Nia, Shidou mengernyitkan alisnya. Setelah itu, Nia melakukan hal yang sama seperti yang telah ia lakukan sebelumnya. Ia mengetuk sampul depan <Raziel> dan halamannya mulai terbuka kembali.


Kemudian, Nia melihat kearah halaman itu dan menaruh tangannya diatas dagunya.


“Fufufu……………Aku mengerti. Instant Lighting Blast? Hee, bukankah itu keren?”


“Bhu…………!?”


Kata-kata tak terduga keluar dari mulut Nia, Shidou menjadi terbatuk-batuk. Kalau diingat-ingat, itu adalah nama jurus pamungkas yang ia buat waktu dulu.


Nia, melanjutkan membaca halaman itu sambil tertawa kecil.


“Ah, aku menemukan tokoh asli buatanmu. Si petarung berbaju hitam Lieven, ya? Ah, aku setuju. Hitam itu keren, bukan begitu? Ah, tapi jika kau ingin membuat sebuah cerita dengan dia sebagai tokoh utamanya, kusarankan untuk membuat beberapa titik lemah yang dapat membuat para pembaca merasa bersimpati dan untuk menambahkan ketegangan dalam cerita. Dan juga, kurasa itu karena umurmu yang waktu itu masih muda, jadi kau merasa malu untuk menggambar tokoh wanita. Tapi kau harus lebih memikirkan lagi mengenai tokoh utama wanitanya, karena karakternya akan berpengaruh langsung dengan penjualannya.”


“Tolong jangan komentari aku melalui sudut pandang seorang profesionaaaaaaaaaal!?”


Shidou menggaruk kepalanya dan membungkuk selagi menangis. Memikirkan jika ada orang lain yang mengetahui tentang tokoh yang ia buat waktu itu. Shidou merasa seolah ia telah ditusuk oleh pisau tak terlihat.


Shidou diam tak bergeming dari tempat itu untuk beberapa saat, “Haa-haa” ia bernapas berat selagi mencoba untuk berdiri.


Lalu, Nia membuat senyuman penuh kemenangan.


“Bagaimana? Mengenai kekuatan mengerikan dari <Raziel>, apa kau sudah mendapatkan pelajaranmu?”


“……………….Ya. Sungguh menakjubkan. Aku benar-benar minta maaf karena sudah meremehkannya.”


Shidou menundukkan kepalanya sembari meminta maaf, sementara Nia nampak puas.


“Bagus------Yah, seperti yang kukatakan sebelumnya. Berkat dirimu aku bisa melarikan diri dan melanjutkan kembali komikku. Aku benar-benar berterimakasih atas itu.”


Nia menatap langsung ke mata Shidou dan melanjutkan,


“---Tapi, yah, kupikir kau dan yang lainnya tidak akan merasa puas hanya dengan ini saja dan kemudian mengucapkan perpisahan. <Ratatoskr>…………..Kan? Kau menyelamatkan para roh dengan membuat mereka jatuh cinta padamu. Itu lumayan menarik, bukan begitu? Bukankah itu artinya kau juga harus merayuku juga?”


“Itu…………..”


Mungkin, itu benar. Meskipun Nia terlihat seperti roh yang sudah bisa beradaptasi dengan kegiatan sosial, mereka masih belum tahu kapan Nia akan membuat gempa ruang. Sejujurnya, Shidou juga menginginkan Nia berada di bawah perlindungan <Ratatoskr>.


Selain itu, Nia sudah pernah ditangkap sekali oleh DEM, dan juga masih ada satu lagi masalah yang tertinggal. Yng terpenting, tidak ada jaminan bahwa Nia tidak akan tertangkap lagi oleh DEM. Terlalu beresiko untuk meninggalkan gadis ini seorang diri.


Dapat memahami apa yang Shidou pikirkan melalui ekspresi wajahnya, Nia mengangguk berkali-kali.


“Sudah kuduga, sudah kuduga. Seperti kataku itu lumayan menarik. Sebuah organisasi rahasia terdengar super menarik. ---Terlebih, aku sudah mengatakannya, kalau aku ingin berterimakasih padamu. Bukan begitu? Maka dari itu, aku akan memberikanmu satu kesempatan utuk menunjukkan rasa terimakasihku.”


“Kesempatan------Katamu, ah………”


Shidou membuka matanya lebar-lebar. Kemudian ia teringat dengan perkataan Nia sebelumya.


“Tapi, tempatnya harus di Akiba. Aku tidak akan merubah pikiranku untuk yang satu ini, oke? Karena aku telah dikurung selama lima tahun, tubuhku telah mendambakan 2D. Kemampuanku untuk menahan diriku sangatlah buruk. Aku bergetar karena menginginkan membaca serial komik ini dan itu, beserta dengan series baru dari penulis ini dan itu.”


Nia memeluk tubuhnya sendiri selagi mengatakan itu, lalu iapun menggelengkan tubuhnya dengan sengaja.


“Setelah aku selesai, aku akan harus mengerjakan serial selanjutnya, karena aku akan sibuk di Comico pada akhir tahun ini, aku harus meluangkan sedikit waktu untukmu, jadi kau mendapatkan kehormatan dariku. Karena aku ini sangat populer, kau tahu?”


Nia menunjukkan jarinya. Keringat dingin mengalir dari pipi Shidou.


“Co-Comico?”


“Comic Colosseum. Itu adalah semacam acara Doujin dimana mereka memajangkan dan menjual Doujinshi. Tidak—, tadinya kupikir aku tidak bisa ikut berpartisipasi karena aku belum memesan tempat tahun ini, tapi ada seseorang yang sudah memesan tempat tapi tidak bisa datang karena ia mendadak sakit, lalu orang itu menyewakan temaptnya padaku. Aku masih memiliki skrip yang kugambar sebelum aku ditangkap oleh DEM. Yah~, aku juga sudah lama tidak berpartisipasi di Comico untuk waktu yang lama.”


Nia melipat tangannya, iapun menganggukkan kepalanya selagi memikirkan itu. Lalu, ia menyadari jika Shidou telah tertinggal dari pembicaraan itu.


“Aah, maaf-maaf. Dengan kata lain, seperti itulah.”


Nia menunjuk kepada dirinya sendiri dengan ibu jari di dadanya.


“----Aku akan memberikanmu satu kesempatan. Kalau kau bisa membuatku berdebar padamu, maka lakukanlah.”


Bersamaan dengan itu, Nia mengangkat ujung bibirnya. Begitu mendengar kata-kata Nia yang penuh dengan kepercayaan diri, Shidou menelan ludahnya sendiri.


“………………….!”


“Tentu saja, aku tidak akan mengintip rapat strategi kalian, jadi tidak usah khawatir. Aku tidak suka membuat spoiler untuk seseorang dan aku leeeeeeeeeeebih tidak suka diberikan spoiler oleh seseorang. Itulah sebabnya tilong buatlah sebuah strategi dengan……Err.”


Halaman <Raziel> berbalik mengikuti arah gerakan mata Nia.


“Aah, ya-ya. Kotori-chan, menjadi seorang komandan pada usia 14 sungguh mengangumkan. Silahkan merencanakan sebuah strategi sepuasnya dengan adikmu itu. Tapi ngomong-ngomong, meskipun akulah yang telah mengundangmu, sangatlah sulit untuk membuatku jatuh cinta padamu. Tolong datanglah dengan persiapan terbaikmu~”


Lalu, Nia tertawa “Ahaha” sambil melambaikan tangannya.


“----Baiklah, pembicaraannya cukup sampai disini saja. Aku juga harus menyelesaikan skripnya, dan bukankah bocah juga harus memasak makan malam untuk semuanya?”


“Ah---Nia.”


“Sudah-sudah. Ayo lanjutkan pembicaraannya di hari yang dijanjikan. Aku akan memberitahukanmu tempat dan waktunya nanti. ---Ah. Apakah tak apa jika aku mencari alamat e-mailmu sendiri?”


“A-Aah……….Tidak apa.”


“Baiklah. Terimakasih~. Sampai jumpa lagi~. Aku akan menantikannya~”


Sebelum Shidou dapat mengeluarkan mendapatnya dalam pembicaraan itu, Nia telah mengakhiri pembicaraannya dan mendorong Shidou keluar dari kamarnya.

“---------------Seorang roh yang pernah ditangkap oleh DEM?”


Setelah kembali ke rumah, Shidou langsung menghubungi fasilitas ruang bawah tanah. Ia memberitahu semuanya tentang kejadian tak terduga yang baru saja terjadi sebelumnya, Kotoripun langsung kembali ke kediaman Itsuka.


Setelah mendengar keseluruhan situasinya dari Shidou, Kotori memegang stik Chupa-Chupa Chupsselagi mengernyitkan alisnya.


“Terlebih, dia sudah bekerja sebagai komikus selama beberapa tahun sebelumnya di dunia ini?........Ini sungguh kenyataan tak terduga. --------Yah, ini mirip dengan kasusnya Miku sih. Kita tidak bisa mengatakan jika hal seperti itu mustahil terjadi…….”


Kotori menaruh tangannya di dagunya. Izayoi Miku juga sama seperti Tohka dan yang lainnya. Tetapi sebelum Shidou menyegel kekuatannya sebagai seorang roh, Shidou dan yang lainnya mengenal keberadaannya sebagai idola super yang sedang populer saat ini.


Itulah mengapa, dibandingan dengan itu, keadaan saat ini memiliki beberapa persamaan.


Lalu, ketika Kotori dan Shidou tengah tenggelam dalam pembicaraan, sebuah suara dapat terdegar dari belakang.


“…………….Mu? Shidou, apa yang sedang kau bicarakan dengan Kotori?”


Yang sedang berdiri di sana adalah seorang gadis berambut panjang berwarna langit malam dengan sepasang mata seperti layaknya kristal. -----Yatogami Tohka, Seorang roh yang kekuatannya juga telah tersegel oleh Shidou, sekarang ia telah menjadi tetangga sekaligus teman sekelas Shidou.


“Aah, Tohka. Ng………Kita sedang membicarakan soal pekerjaan sedikit.”


“Ooh, aku mengerti. Maaf sudah mengganggu.”


Tohka meminta maaf dan menundukkan kepalanya. Setelah itu, suara lainnya dapat terdengar dari orang-orang yang tengah berada di Ruang Tengah.


“-----------Shidou, aku tengah menunggu persembahannya. Cepatlah tunjukkan dedikasimu dengan mempersembahkan makanan lezat padaku.”


“Terjemahan. Kaguya mengatakan kalau ia lapar, aku ingin memakan masakan Shidou yang lezat Meow~. Begitulah yang ia katakan.”


“Bisa tidak sih kau jangan memasukkan kata akhiran yang aneh!?”


Kedua gadis itu tengah bersandar di sofa, saling beradu argumen satu sama lain.


Itu nampak seperti melihat ke arah bayangan di cermin, wajah kedua gadis itu terlihat mirip layaknya dua melon. Satu gadis mengenakan kaus berwarna merah dengan tulisan berbahasa Inggris di atasnya, sementara gadis yang satu lagi mengenakan cardigan berwarna pastel. Mereka adalah roh kembar yang layaknya Tohka yang tinggal di mansion di sebelah kediaman Itsuka: Yamai Kaguya dan Yamai Yuzuru.


“Aah, maaf-maaf. Aku akan segera mempersiapkan makan malamnya, tunggu sebentar.”


Shidou menjawab sambil tersenyum meringis, iapun membuka panggangan ikan yang merupakan menu utamanya, ia memutuskan untuk membuat Saba Shioyaki.


Itu benar. Sekarang, Shidou tengah mempersiapkan makan malam untuk para roh sambil mendiskusikan sesuatu denga Kotori. Shidou melanjutkan pembicaraan sambil memegang sumpit. Shidou mengenakan celemek dan memegang sumpit di salah satu tangannya, dan menggunakan tangannya yang satu lagi untuk memegang penyerok. Hanya dengan melihat itu saja, tak kan ada seorangpun yang akan menyangka bahwa mereka tengah mendiskusikan masalah penting yang akan menentukan nasib dunia.


“Nm, baunya enak. Oi~, apa kalian sudah mempersiapkan mejanya?”


“Ya~!”


Setelah Shidou berteriak, Kaguya, Yuzuru, Tohka, dan dua orang gadis lainnya yang tengah mengobrol dengan Tohka di Ruang Tengah menjawab Shidou.


Yoshino adalah seorang gadis yang mengenakan boneka kelinci di tangan kirinya dan memiliki kepribadian yang lemah lembut. Natsumi, gadis yang seorang lagi, adalah seorang gadis yang tengah membungkukkan badannya sementara menatap dengan rasa tidak puas. Mereka berdua juga sama seperti yang lainnya. Mereka adalah roh yang kekuatannya telah disegel oleh Shidou.


Para roh pun mengikuti perintah Shidou, kemudian mereka mulai membersihkan mejanya. Lalu, mereka menaruh kembali semua majalah Koran ke tempat asalnya. Mereka juga mengelap mejanya dan menjejerkan setiap makanan dengan manis di atas meja selagi semua makanan itu berdatangan satu per satu.


“………………….Meski begitu.”


Kemudian, selagi menonton pemandangan itu, Kotori menghela napas berat.


“Angel Serba Tahu <Raziel>…………….Ya? Tidak hanya gadis itu dapat mengumpulkan informasi apapun yang ingin ia ketahui, tetapi ia bahkan mampu menggambar masa depan mengikuti keinginannya. Sebuah Angel mengerikan telah muncul.”


Mendengar perkataan Kotori, Shidou mengangguk setuju.


“Ngomong-ngomong………………..Bahkan Kotori juga, memiliki masa lalu yang memalukan.”


“Hah? Ap-Apa yang kau katakan!?”


Shidou mengalihkan pandangannya selagi ia mengatakan itu. Kotori mengernyitkan alisnya sementara pipinya merona merah.


“Contohnya, ketika kita tidur bersama waktu itu, aku mengatakan kalau akulah yang telah membasahi kasur karena kau menangis terus-menerus. Tapi kalau dipikirkan lagi sekarang begitu mengingat wajah mereka waktu itu, kurasa baik Ayah dan juga Ibu telah mengetahui apa yang sebenarnya terjadi………..”


“Kyaa……………..! Kyaaaaaaaaaaaaa!”


Shidou mengatakan itu sambil melipat tangannya. Teriakan Kotori mengentikan mulut Shidou.


Yamai bersaudari, yang merasa penasaran dengan teriakan tersebut, menolehkan wajah mereka ke arah Shidou dan Kotori secara bersamaan.


“Ng? Kalian berdua, apa yang sedang kalian bicarakan? Topik pembicaraannya terdengar menarik?”


“Setuju. Kurasa aku baru saja mendengar sesuatu tentang membasahi kasur barusan-“


“M-Membasahi meja! Ya, itu! Setelah selesai membersihkan meja, ayo tata makanannya, Kaguya urus ikannya, Yuzuru urus rebusannya, Oke?”


Mendengar Kotori yang menjawab dengan nada tegas, membuat Kaguya melanjutkan kembali pekerjaannya sementara ia menyerahkan sebuah penyerok kepada Yuzuru.


“B-Begitu, ya?”


“Diterima. Aku mengerti………..”


Menilai dari atmosfir saat ini, mereka berdua mengikuti instruksi Kotori dengan patuhnya. Mereka mulai menata makanannya.


“…………………………”


Setelah mereka berdua melanjutkan pekerjaan mereka, Kotori menoleh ke arah Shidou sekali lagi. Melihat ekspresi wajahnya yang sangat mengerikan, Shidou berteriak “Hiiiii” lalu menahan napasnya.


“………………Mulai dari sekarang, kalau kau sampai berani mengatakan itu di depan umum…………Kau sudah tahu apa yang akan terjadi, kan?”


Berbicara dengan nada dingin, Kotori mengatakan itu. Kalau dipikirkan baik-baik, Kotori sama seperti Nia. Ia tahu banyak mengenai masa lalu Shidou. Jika Shidou mencoba melawan Kotori, maka ia tak akan tahu apa yang akan terjadi padanya.


“M-Mengerti……………”


Shidou mengangkat kedua tangannya seperti mencoba mengatakan jika ia telah menyerah, lalu Kotori pun mengeluarkan suara “Fuuh” selagi ia menghela napas sementara ia duduk kembali di atas kursi.


“……………..Bukan itu maksudku. Jika Angel seperti itu memang benar ada, maka setiap jenis penjagaan kan menjadi sia-sia. Terlebih lagi, bukankah itu artinya ia dapat mencari tahu mengenai hubungan dan rahasia super penting milik militer Negara? Bergantung pada bagaimana kau menggunakannya, itu dapat memicu peperangan. Memikirkan jika yang seperti itu ada di tangan DEM selama ini………Kurasa itu sangat mengerikan.”


“M-Mungkin…………Kurasa juga begitu.”


Menyetujui, Shidou mulai berkeringat dingin.


Tetapi berdasarkan kesan Shidou terhadap Nia, rasanya tak mungkin jika Nia akan menggunakan Angel nya untuk melakukan hal semacam itu…….Jika kekuatan seperti itu jatuh ke tangan seseorang dengan niat yang buruk, maka dunia akan mendapat bencana lainnya yang jauh lebih mengerikan daripada yang disebabkan oleh gempa ruang.


Kotori mengambil Chupa-Chupa Chups di tangannya, lalu melambaikannya seperti layaknya tongkat konduktor, lalu iapun melanjutkan.


“Dan bukan hanya itu saja.”


“Ng? Ada apa?”


“Jiak Angel seperti itu benar ada, mungkin kita juga dapat mengetahui sesuatu tentang <Phantom>.”


Kotori mengatakan itu selagi memegang stik Chupa-Chups.


“! Kau benar………..!”


Mata Shidou terbelalak karena terkejut dan mengeluarkan pendapatnya.


Seseorang yang telah mengubah Kotori menjadi roh, seorang roh yang tak dikenali <Phantom>.


Mungkin jika itu <Raziel>, mereka mungkin dapat mengetahui sesuatu tentang spirit yang tak dikenali itu.


“Selain itu……”


“Selain itu?”


Shidou balik bertanya, Kotori mangelihkan pandangannya sedikit sebelum akhirnya melanjutkan.


“……………..Mungkin, kita bisa mencari tahu tentang ingatan masa lalu Shidou dan Mana yang terlupakan.”


“Ah----“


Mendengar perkataan Kotori, mata Shidou terbelalak sekali lagi.


Benar. Shidou dan Mana adalah saudara kandung…………Itu adalah sesuatu yang telah mereka ketahui. Akan tetapi, mereka tak dapat mengingat masa-masa saat mereka masih bersama.


Untuk beberapa alasan Kotori membuat ekspresi wajah yang rumit. Ia meletakkan sikutnya di atas meja.


“……Yah, tapi itu cuma sekadar pengandaian. Kita tidak menyegel para roh untuk tujuan menyalah gunakan kekuatan mereka. Tujuan utamanya adalah untuk menempatkan Nia dibawah perlindungan kita.—Tentu saja, aku akan membantumu seperti biasanya, tapi kau harus tetap berjuang, Shidou.”


“A-Aah…………………Aku mengerti.”


Memang benar apa yang dikatakan oleh Kotori. Entah itu mengenai <Phantom>, atau mengenai motif pribadinya, Shidou harus membuat keduanya sebagai motif kedua. Jika ia terus berpikir demikian, Nia pastilah dapat merasakan motif tersembunyi tersebut.


Shidou menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan pikiran tersebut, kemudian iapun mengepalkan tangannya.

Dua hari kemudian. Shidou tengah berdiri di depan mesin tiket pintu gerbang Akihabara, menunggu Nia.


Pada akhir pekan, stasiun dipenuhi oleh kerumunan orang. Tahun-tahun belakangan, semenjak stasiun menjadi populer sebagai objek wisata, terdapat banyak orang asing terlihat berlalu-lalang.


Shidou memperhatikan pintu gerbang tiket untuk melihat kedatangan Nia. Pemandangan di sekeliling entah mengapa nampak berbeda.


Bahkan hingga saat ini, Shidou sudah pernah mengunjungi stasiun ini beberapa kali, sudah tidak diraukan lagi jika ini adalah stasiun yang eksentrik. Disebelah sana, terdapat iklan-iklan yang berhubungan dengan Anime dan game dalam jumlah yang tak terhitung. Shidou merasa seolah ia telah pergi ke dunia yang benar-benar aneh. Hari ini, ia merasa seolah ia tengah pergi dalam perjalanan. Tetapi di jalan ini, semua orang berkumpul hanya demi satu alasan.


“-----------A-Ah, apa kau bisa mendengarku, Shidou?”


Lalu, suara Kotori dapat terdengar dari dari intercom yang tertempel di telinga kanannya. Area sekeliling pintu gerbang tiket sungguh ramai, tetapi berkat tekhnologi canggih yang dikembangkan oleh <Ratatoskr>, suara Kotori terdengar di dalam gendang telinga Shidou dengan jelas.


“Aah, aku bisa dengar.”


“Waktunya sudah dekat-----------Saat ini kita tidak dapat menggunakan <Fraxinus>, jadi kita tidak bisa menggunakan transmisi untuk mengirimmu keluar dari kota sama sekali. Meskipun, didengar dari ceritamu nampaknya ia bukanlah tipe roh yang suka bertarung-------Tapi kau harus tetap berhati-hati, Shidou.”


“Aku mengerti. Dia juga sudah mengatakan jika ia tidak punya banyak waktu. Entah bagaimana, aku harus bisa meningkatkan rasa ketertarikannya padaku dalam waktu hari ini juga.”


Setelah Shidou mengatakan itu, sebuah suara dapat terdengar lagi dari intercom. Suara Minowa terdengar dari tempat yang sama dengan tempat Kotori berada di ruang control sementara di bawah tanah.


“Komandan, Shidou-kun, dia datang! Target kita………….Nia!”


“………….! Jadi dia sudah datang.”


“Kalau begitu, ayo, Shidou. ----------Ayo kita mulai Kencan <Perang> kita.”


“Aah-------!”


Setelah Shidou menjawab, ia mengetuk intercomnya menggunakan jarinya untuk mengkonfirmasi. Lalu, ia pergi untuk mencari Nia di pintu gerbang tiket.


Setelah itu, kerumunan orang berdatangan dari arah berlawanan di pintu gerbang tiket. Setiap orang berjejer dari dalam kereta di saat yang sama ketika mereka berjalan melewati gerbang tiket.


“Itu, Nia ……………Err.”


Lalu, Shidou melihat ke arah setiap orang yang berjalan melewati gerbang tiket dari ujung ke ujung. DI tengah kerumunan, ia menemukan seorang gadis yang terlihat familiar baginya. Seorang roh yang sudah memiliki janji bertemu dengannya hari ini: Nia.


Meskipun Shidou dapat mengenali Nia………Gaya gadis itu nampak agak berbeda hari ini. Saat ini, Nia yang jatuh pingsan beberapa hari yang lalu tidak berpakaian dalam Astral Dress bergaya Biarawati ataupun denim yang ia kenakan sebelumnya. Malahan, ia mengenakan sebuah jaket tebal dan sebuar scarf yang menutupi mulutnya. Kapanpun Nia mengambil napas, kacamata yang ia kenakan menjadi agak berkabut.


Ditambah lagi, ia membawa beberapa barang bawaan bersamanya. Nia tengah menggendong sebuah ransel besar di belakang punggungnya, meskipun itu terlihat kosong dan datar. Lalu di tangan kirinya, ia menarik sebuah koper seolah ia akan pergi jalan-jalan ke luar negeri. Tidak, bukan hanya itu saja. Jika dilihat baik-baik, disana juga terdapat beberapa carry cart ukuran kecil yang diikatkan kepada koper itu dengan menggunakan beberapa tali yang terbuat dari karet.


“……………………….Uwah.”


Shidou menyeringai begitu melihat penampilan Nia, yang tidak memperdulikan kecantikan dan sisi menarik hanya untuk membawa semua tas miliknya.


Setelah itu, Nia menyadari keberadaan Shidou. Iapun melambaikan tangan kepadanya, sebuah suara *Glutuk-glutuk* dapat terdengar selagi Nia membawa kopernya selagi ia berjalan pergi menghampiri Shidou.


“Halo-halo, bocah. Selamat pagi. Ini sungguh pagi yang indah.”


“……………Ah, ya. Nia itu, bagaimana yah………………….Benar-benar telah mempersiapkan segala sesuatunya, ya?”


Setelah Shidou mengatakan itu, mata Nia terbelalak. Lalu, ia membuat suara “Ehehe” selagi menggetarkan bahunya dan mulai tertawa.


“Tidak-tidak, apa yang kau bicarakan? Kita bahkan belum mulai berbelanja, kan?”


“O-Ooh, kau benar.”


Shidou menjawab dengan ragu, kemudian suara Kotori terdengar dari income di telinga kanannya.


“-----------------Shidou, pilihannya sudah keluar.”


Di dalam ruang control sementara di fasilitas bawah tanah, semua kru dari pesawat <Fraxinus> telah berkumpul.


Komandan, Itsuka Kotori tengah duduk di kursi tengah, sementara wakil komandan, Kannazuki Kyouhei berada tepat dibelakangnya. Dan setiap enam orang anggota organisasi duduk di depan computer, menatap ke arah layar dengan penuh konsentrasi.


Diatas layar monitor yang tertempel di dinding ruangan, penampilan Nia yang berdandan tanpa ada daya tarik sama sekali muncul disana. Beberapa pilihan lalu muncul di layar di hadapan mereka semua.


1. [Pakaianmu terlihat sangat manis. Itu terlihat cocok denganmu.]


2. [Pakaian macam apa yang kau kenakan? Ayo aku pilihkan yang baru untukmu.]


3. [Hee~ kelihatannya kau mengenakan sesuatu yang pantas untuk dilucuti?]


Meskipun peralatan yang sesungguhnya tidak ada disini, semua pilihan yang tertera di ruang komando sekarang tetap terhubung dengan AL dari <Fraxinus>, yang masih dalam perbaikan. Kemudian, mereka mulai memilih pilihan yang terdapat di sistem.


“Semuanya, pilihlah pilihan kalian!”


Mengikuti instruksi Kotori, semua anggota kru mulai mengoperasikan console yang ada di tangan mereka.


Dengan segera, hasilnya tertera di atas layar.


No. 1 mendapat vote paling sedikit, sementara no. 2 dan 3 saling bersaing.


“Hee, sungguh hasil yang mengejutkan. Aku tidak terpikir kalau no. 1 akan mendapat vote paling sedikit.”


Kotori berkata begitu sambil menggerakkan stik Chupa-Chups di mulutnya. Seorang anggota kru yang duduk di kursu depan mulai angkat bicara.


“Itu karena, sulit menjelaskannya, tapi pakaian Nia-chan agak……..”


“Kau benar. Itu akan terdengar seperti ejekan yang kejam jika Shidou memuji pakaiannya.”


<Paku Kutukan> Shiizaki dan <Cinta Terdalam> Minowa kemudian menatap kearah monitor sambil memegangi pipi mereka.


Mungkin benar apa yang mereka katakan, pakaian Nia tidak cukup menarik untuk diberikan pujian.


“Kalau begitu, bukankah no. 2 pilihan yang tepat? Awalnya dimulai dengan kata-kata kasar, kemudian menunjukkan sisi baikmu dibalik semua itu. Kau dapat meNiakkan tingkat ketertarikannya dengan membantu memilihkan pakaian untuknya. Kalau kau melakukan ini untuk seorang gadis, aku yakin mereka pasti akan jatuh hati padamu.”


<Presiden> Mikimoto berkata demikian sembari menujukkan jarinya ke atas. Akan tetapi, seseorang menyanggah pernyataannya, <Penghancur Dimensi> Nakatsugawa dan <Kutukan Pernikahan> Kawagoe ikut angkat bicara.


“Tidak, coba pikirkan lagi. Nia-chan tidak datang hari ini untuk membeli pakaian! Komik, Light Novel, Figurine dan Blu-Ray! Dia datang untuk membeli yang seperti itu! Pergi ke toko baju hanya akan menjadi siksaan untuknya!”


“Itu benar. Lagipula, kalau dilihat dari cerita Shidou-kun, Nia jelas-jelas tidak keberatan dengan topik semacam itu. Ini akan bagus untuk mengecilkan jarak di antara mereka.”


“Fumu………………..”


Mendengarkan pendapat semua orang, Kotori mengambil mikrofon yang terhubung dengan income di telinga Shidou.


“Shidou, pilih no. 3.”


“…………………………..”


Menerima instruksi seperti itu dari ruang kontrol, Shidou mengerutkan dahinya. Meskipun ia memang pernah berbicara dengan Nia sebelumnya, tapi mustahil baginya untuk mengatakan hal seperti itu kepada Nia di pertemuan seperti ini, bahkan Nia mungkin sedang meningkatkan kewaspadaannya pada hari ini. Meski begitu, Shidou tak dapat terus terdiam selamanya. Shidou mengambil napas dalam, kemudian mengelus dagunya dan berkata,


“H-Hee~ Bukankah kau memakai pakaian yang layak untuk dilucuti?”


“Eh?”


Setelah itu, mata Nia terbelalak.


“Uehehe, apa itu, bocah? Apa kau berencana melakukan itu padaku hari ini? Tadinya kupikir kau itu seorang herbivore kalau dilihat dari penampilanmu~”


Setalh mengatakan itu, Nia menyikut perut Shidou dengan sikutnya.


“Ahaha…………………Tidak, bukan begitu maksud……………………………”


“Eh? Apakah itu berarti kita harus melakukan sampai sejauh itu supaya bisa menyegel kekuatan roh ku? Tidak~, tadinya kupikir kita hanya perlu berciuman untuk menyelesaikan semuanya. Oh, tidak~ Tampaknya aku belum mengumpulkan cukup informasi sebelumnya. Hey, apa boleh kalau aku mengganti CD ku dulu?”


“E-Eeh!?”


Shidou berteriak histeris, Nia tertawa begitu melihatnya.


“Cuma bercanda~, bercanda~”


Berkata begitu, Nia *Puk-Puk* menepuk bahu Shidou.


Shidou merasa lega, ia rilex sedikit sambil menyeringai. Tetapi,


“Aku sudah memakai CD keberuntnganku.”


“Jadi itu bagian leluconnya!?”


Merespon kata-kata Nia, Shidou berteriak kembali.


“Ahahahaha!”


Kemudian, Nia tak dapat menahan tawanya sambil memegangi perutnya……………Nampaknya, bagian itu juga cuma sekadar lelucon.


“Ketegangannya lumayan tinggi, ya……………….”


Dari income, suara Kotori dapat terdengar.


“Tapi yah, itu tidak tampak seperti reaksi yang buruk sama sekali. Kita akan terus melanjutkan seperti ini.”


“Y-Ya…………….Itu benar.”


Shidou menjawab dengan suara yang tak dapat terdengar oleh Nia.


Tapi, melihat tingkah Shidou, Nia mendekatinya, lalu ia menatap wajah Shidou.


“Ng~? Ah, mungkin kau sedang berbicara dengan ruang komando.”


“Eh!? Tidak, itu-“


“Dari tadi aku penasaran apakah benda aneh yang terbang itu sebenarnya adalah kamera? Hey~, Kotori-chan~, apa kau melihatku~?”


Nia membuat *Piece* pose sambil menatap ke atas. Melihat tingkahnya yang aneh, para pejalan kaki menatap ke arah Nia sebentar. Tapi mereka segera mengalihkan pandangan mereka begitu mereka sudah tidak tertarik lagi.


“……………………..Yaa, aku bisa melihatmu. Sangat de--------kat~”


Setelah melihat aksi seperti tadi, kalimat semacam itu dapat terdengar dari income Shidou……………Entah mengapa, hanya didengar dari suaranya saja, Shidou dapat membayangkan wajah Kotori yang depresi.


Tapi itu jelas saja. Lagipula, dengan kekuatan dari Angel milik Nia <Raziel>, ia dapat mencari tahu apa yang Shidou dan yang lainnya tengah lakukan.


Membuat dia jatuh hati lalu menyegel kekuatan rohnya, semua itu sudah diketahui oleh target. Meskipun mereka telah mempersiapkan segala sesuatunya sebelumnya, lawan mereka nampaknya sangat sulit untuk ditaklukkan.


Begitu melihat situasinya, Shidou menghela napas.


“………………………Dia melihatmu sangat dekat.”


“Aah~. Tidak ada kamera dapat terlihat satupun. Sungguh Hi-Tech.”


Kemudian Nia melihat kesekeliling untuk mencari kamera tersembunyi. Setelahnya, iapun mengutarakan kekagumannya dan membungkukkan badannya sebelum membuat suara “Yosh!” sambil mengangkat tangannya ke udara. Lalu, Nia berbalik kepada Shidou dan membungkuk padanya.


“Kalau begitu, mohon bantuannya untuk hari ini. Kau bisa coba merayuku sepuasmu.”


“A-Ah………………Baiklah.”


Nia berkata demikian sambil menghadap Shidou secara langsung, membuat Shidou merasa luar biasa malu. Kemudian Shidou menjawabnya dengan wajah merah.


Akan tetapi, Nia tak nampak memperhatikan itu dan hanya melihat ke arah kota.


“Kalu begitu…………………Ayo kita pergi menuju Akiba ku tercinta.”


Kemudian, ia mulai berjalan sambil membawa kopernya.


“---------------Hey, aku akan membawakannya. Pasti sulit untuk membawa itu seorang diri.”


“Ah, sungguh? Yah~, bocah sungguh seorang gentleman~”


Lalu Nia mengetuk bagian atas tangan Shidou. Shidou tertawa sambil mengambil koper itu darinya.


Setelah itu, Nia membuka dan menutup tangannya yang kosong.


“Hah? Tanganku jadi kosong sekarang. Aoa yang harus kulakukan? Mau menggenggam tanganku?”


“Eh?”


Nia mengatakan itu dengan nada acuh tak acuh hingga membuat Shidou terkejut. Siapa sangka jika ia tiba-tiba ditawari hal seperti itu?


Begitu melihat reaksi Shidou, Nia membuat sebuah wajah “Aaargh!”, kemudian menepuk dahinya dengan gaya yang lucu.


“Maaf-maaf. Benar juga, disaat begini harusnya laki-lakilah yang mengatakannya.”


“O-ooh……………..Itu benar.”


Shidou mengulurkan tangannya sambil merasa malu.


“Nia………………….Apa kau mau bergandengan tangan?”


Setelah itu, entah mengapa Nia memeluk bahunya sendiri dan mengalihkan pandangannya.


“Eeh, melakukan hal seperti itu pada awal berjumpa rasanya agak………….”


“Bukannya kau yang mengatakan itu duluan!?”


Shidou kembali menjawab dengan nada suara tinggi. Nia tertawa sembari memegangi perutnya.


“Tidak~, hahaha, cuma bercanda, bercanda.”


Kemudian merekapun bergandengan tangan. Karena Nia tidak mengenakan kaus tangan, Shidou dapat merasakan dinginnya tangan Nia.


“Kalau begitu, ayo pergi.”


“A-Aah.”


Nia menarik Shidou selagi berjalan sambil membawa kopernya.


Sebuah suara bernada tinggi dapat terdengar dari intercom dan memarahi Shidou karena hal itu.


“Tunggu, Shidou, tidak seharusnya kau dipimpin oleh perempuan!”


“Meski kau bilang begitu………….”


Lalu, Shidou terus berjalan dengan wajah suram. Nia mendadak berhenti melangkah setelah mereka tiba di sebuah jalan.


Setelah itu, Nia melepaskan tangan Shidou dan mulai berlari kedepan. Di tengah jalanan, ia mengambil napas dalam.


“Ng~! Sudah lama sekali~ Akiba! Aku telah kembali!”


Setelah mengatakan itu, Nia mulai melihat kesekelilingnya.

“Sudah kuduga, ada banyak sekali hal yang telah berubah setelah selama ini~! Sungguh menyegarkan!”


“Bukankah kau sudah mengetahui tentang perubahannya dari <Raziel>?”


“Tidak. Sebisa mungkin aku tidak menggunakan <Raziel> jika itu bukan untuk sesuatu yang penting.”


“Eh? Begitukah? Kenapa?”


“Ng~………..”


Mendengar pertanyaan Shidou, entah mengapa Nia nampak ragu untuk menjawabnya.


Akan tetapi, Nia kembal kepada dirinya yang biasanya, dan menaruh tangannya di pinggangnya. Kemudian ia berkata “Tch-tch-tch”, sembari menggelengkan jarinya.


“Bukankah sudah kukatakan sebelumnya? Aku benci spoiler. Selain itu, ada perbedaan besar antara mengetahu segalanya melalui <Raziel> dengan melihat dan mendengar yang aslinya secara langsung.”


“J-Jadi begitu…………….”


“Begitulah. --------------------Kalau begitu, ayo mulai dari buku seperti yang telah direncanakan………………….”


Kemudian, Nia menghentikan kata-katanya, ia mulai berpikir seolah teringat akan sesuatu.


“Ah~………………Benar juga, ng~”


“Ng? Ada apa?”


“Tidak ada, hanya, bukankah kencan ini harusnya hadiah untukmu bocah? Jadi, tidak seharusnya kita memulainya dengan acara belanjaku, kan?”


“Tidak, aku tidak keberatan sama sekali…………..”


“Tidak~! Itu tidak bagus! Aku akan merasa tidak enak hati kalau melakukannya.”


Setelah Nia berkata demikian, ia menggenggam tangan Shidou kembali lalu mulai berjalan.


“Tunggu, k-kemana kita pergi?”


“Ehehe, itu adalah sesuatu yang harus kau tunggu~”


Setelah Nia sampai di sebuah jalan, ia menghentikan langkah kakinya tepat di depan sebuah toko.


“Ya, ini dia~”


“Ini kan……………..”


“Yep, ini Toko Cosplay.”


“Kenapa!?”


Shidou berteriak histeris, kemudian Niia tertawa seolah menikmatinya.


“Apa-apaan itu………….Kau sudah tahu, kan? Lihat, ayo masuk, ayo masuk.”


“Wah…………..J-Jangan dorong aku.”


Shidou dipaksa masuk ke dalam toko itu sambil didorong oleh Nia.


Didalam toko, terdapat banyak pakaian berwarna-warni dipajang di tempat yang berbeda. Mulai dari kostum karakter Anime, sampai kostum berbagai profesi, disana terdapat beragam kostum yang bisa mereka pilih.


Nia berkata “Ho-Ho! ~” dengan mata berkilauan, lalu ia kembali kepada Shidou dengan tiga buah koostum di kedua tangannya.


“Baiklah! Sekarang, mulai pilih!”


“EH?”


Nia berbicara dengan cara yang sama dengan Kotori ketika ia memberikan Shidou sebuah perintah. Shidou agak terkejut.


“Bocah, kostum mana yang kau ingin aku pakai!”


1. Cosplay Perawat


2. Cosplay Maid


3. Cosplay Valkyrie Misty’s Midnight Final Form


------Ayo, pilihlah pilihanmu!


Berteriak, Nia berkata “Tik-tik-tik……………” menirukan suara batas waktu.


Di tangan Nia, terdapat kostum perawat dan kostum maid, beserta sebuah kostum mewah yang nampak sangat terbuka.


“Eh, anu, kalau kau menanyakannya padaku secara mendadak begini………….Ngomong-ngomong, bukankah kostum yang terakhir berasal dari genre yang benar-benar berbeda?”


“Shidou, pokoknya saat ini ikuti saja keinginan Nia. Pilih saja salah satu!”


Dari income, suara Kotori terdengar.


“Sial! Terserahlah………….!”


Di tengah kebingungan, Shidou menunjuk kearah salah satu kostum di tangan Nia.


“Kalau begitu no. 1! Aku pilih no. 1!”


“No. 1, ya?”


“………..Ya.”


“Benarkah? Kau yakin tidak akan menyesal?”


“I-Iya………..”


“Apa kau yakin tidak ingin memilih Midnight Final Form saja?”


“Tidak, kalau kau memang ingin memakai yang itu, lalu kenapa kau memberikanku beberapa pilihan sebelumnya!?”


Shidou berteriak, lalu Nia melambaikan tangannya.


“Bercanda-bercanda. Lagipula sekarang saatnya untuk service~ Kalau begitu aku akan memakai pilihanmu.”


“Bukannya aku benar-benar ingin melihatnya sih…………….”


“Mungkin memang karena itu ya? Dulu ketika kau dirawat di rumah sakit, seorang perawat cantik menjahilimu, dan sejak hari itu gairahmu akan tergugah kapanpun kau melihat pakaian putih perawat?”


“Bisakah kau berhenti mengarang cerita seperti itu!?”


Shidou berteriak dan Nia merespon dengan tertawa.


“Kalau begitu, tunggu sebentar. Aku akan ganti pakaian dulu.”


Nia pergi kedalam ruang ganti tepat di hadapannya sambil membawa kostum perawat di tangannya.


Setelah menutup gordennya, suara Nia yang tengah berganti pakaian dapat terdengar. Shidou merasa gugup, iapun mengalihkan pandangannya dengan pipi yang memerah.


Setelah beberapa saat, Nia mengeluarkan suara.


“------Ah, bocah-bocah. Kalau kau mau mengintip, sekaranglah saat yang tepat. Aku baru menyadarinya saat aku melihat kearah kaca, stocking yang baru setengah dipakai terlihat super erotik.”


“Tidak, apa yang kau bicarakan!?”


Mendengar perkataan Nia dibalik gorden, Shidou berteriak.


“Eh~, tapi lihat, bukankah ini luar biasa? Ini sinergi yang tak terduga.”


Nia mengungkapkan pendapatnya, untuk sesaat, gorden ruang ganti itu terbuka dari dalam.


“Hah………………!?”


Menghadapi situasi yang tak terduga, tubuh Shidou membeku.


Bagaimanapun, Nia masih belum selesai mengganti pakaiannya. Pakaian perawat yang ia kenakan masih belum dikancingi, memperlihatkan pakaian dalam dibaliknya. Terlebih lagi, stocking yang baru setengah terpakai di kakinya, seperti yang Nia katakan, terlihat super erotik.


“Hey~, bukankah ini erotik? Ini penemuan terbaru.”


“Lupakan itu, gantilah pakaianmu dengan benar!”


Shidou meneriaki Nia, Shidou menutup kembali gorden yang terbuka.


“Yaah~, karena aku sudah memenuhi kuotaku, ayo pergi ke toko buku!”


“………………..Y-Ya, ayo pergi.”


Shidou menjawab sambil berkeringat dingin mengalir di pipinya……………..Entah mengapa, walaupun kencannya baru akan dimulai, Shidou sudah merasa sangat kelelahan.


Akan tetapi, Nia tidak memperhatikan keadaan Shidou. Nia memegangi dagunya dan memikirkan sesuatu.


“Kita mulai dari toko yang mana ya~? ~Ah, hanya untuk referensi, yang mana yang bocah sukai? Mate? Gema? Tora?”


“Hah……………….?”


Tiba-tiba ditanyai, Shidou mengedipkan matanya.


“Ah, bukan itu. Maksudku Animate atau Gamers atau Toranoana. Ah, mungkin Melon Books, COMIC ZIN, atau Shosen Book Tower?”


“…………………..Itu, boleh aku tahu, apa perbedaannya?”


“Ng~, mereka lumayan berbeda, kau tahu? Yaah, pada dasarnya buku ynag mereka jual memang sama, tapi setiap toko menawarkan bonus yang berbeda, bahkan iklan yang mereka buatpun berbeda pula. Entah itu tulisan tangan PoP atau pojokan spesial berdasarkan ide para staff, mereka membuatmu selalu menantikannya. Kalau kau ingin membeli buku-buku series keluaran lama, ada beberapa rekomendasi yang bagus……………..Ah, Tora dan Melon juga menjual Doujin, mereka bahkan menyimpan stok untuk series edisi terbatas buatan circles tertentu. Intinya, semuanya wajib untuk dikunjungi.”


Mendadak, Nia jadi banyak bicara. Keringat dingin mengalir di pipi Shidou selagi ia berkata “B-Begitu ya……..” untuk menjawab Nia.


“Yaah, kalau kau tidak punya pilihan khusus, ayo tidak pergi ke toko terdekat saja. Kau tidak keberatan, kan?”


“Aah, tentu.”


Setelah Shidou menjawabnya, Shidou berjalan bersama Nia.


Kemudian Nia menghentikan langkahnya untuk beberapa saat, dari stasiun, sebuah toko dapat langsung terlihat. Di depan toko tersebut, terdapat gambar berbagai karakter dari buku-buku terbaru berjejeran di rak. Disana terdapat komik, majalah game, majalah mengeNia pengisi suara, dan masih banyak lagi yang lainnya berjejeran di sekitar dinding.


“Uwaaaaa………………aaaaaaaaaaaah!”


Ketika mereka pergi kedalam toko itu, mata Nia bercahaya sembari berteriak saat itu juga. Mendadak saja, semua pengunjung yang tadinya tengah berbelanja di dalam toko mulai menengok kearah mereka karena terkejut.


Akan tetapi, Nia bahkan tidak memperdulikan itu, lalu iapun mulai mengambil komik di tangannya.


“Uwah, uwah, serius nih? Gaya gambar Kasamura-sensei telah berubaaaah! Dan ini bahkan sudah volume ke-25!? Waktu benar-benar berlalu dengan cepaaaaaaaaat!”


Nia mengambil komik tersebut sambil berteriak kegirangan dan mata Nia terbelalak seolah baru menemukan sesuatu.


“I-Ini kan………………..Serial terbaru dari Kurauchi-sensei!?”


“Ah, yang itu. Saat ini serial itu tengah beredar. Apa kau menyukai series buatan Kurauchi-sensei?”


“Tidak, itu bahkan tidak dapat diekspresikan hanya dengan kata ‘suka’~, malahan, hidupku berubah karena [CHRONICLE] dari Kurauchi-sensei~. Itulah alasan mengapa aku ingin menjadi komikus dulu~. Tokiya adalah waifuku! Meskipun ia adalah karakter laki-laki, tapi dia waifuku!”


Begitu melihat kelakuan Nia yang mendadak jadi aneh, Shidou menyeringai.


Walaupun Shidou telah mengetahui bahwa [CHRONICLE] adalah serial terkenal yang mendapatkan adaptasi Anime…………….Tapi ia tidak seantusias Nia mengeNia hal ini.


Lalu Niapun menumpukkan semua buku dan bersiap membawa semua itu kepada kasir denagn wajah riang.


“H-Hey, hey.”


Setelah itu Shidou pun berlari kearah Nia, iapun mengambil setengah dari gunungan buku itu dari Nia.


“A-Aw, maaf bocah.”


“Apa kau akan membeli semua ini?”


“Tentu saja! Karena DEM, aku tidak membaca apapun selama lima tahun ini. Karena aku telah menyelesaikan pekerjaanku, aku akan menikmati hariku~. Ah, tentu saja aku tidak berniat untuk membeli volume terbaru saja, aku akan mengkoleksi seluruh volume, kau tahu?”


“O-Oh.”


Keringat dingin mengalir di pipi Shidou. Nia tersenyum sembari membayar semua buku itu di kasir. Nia memasukkan semua buku itu kedalam koper yang dibawa Shidou.


“Kalu begitu, ayo pergi ke lantai selanjutnya, lantai selanjutnya.”


Setelah itu, Nia dan Shidou meNiaki elevator.


Bila dibandingkan dengan lantai pertama, lantai kedua dipenuhi dengan lebih banyak buku. Tidak hanya buku terbaru dan pojokan spesial sudah tertata, disana juga terdapat komik dari beragam genre berjejeran di rak buku.


“Lantai pertama pada dasarnya untuk buku keluaran terbaru. Panggung utamanya adalah disini…………Eh, wu-wuaaaaaah~. Yang ini juga sudah keluar!? Aku harus beli ini~……………”


“A-Apa-apaan itu, mendadak saja…………..Eh, itu kan—“


Shidou menatap kearah buku di tangan Nia dan mengernyitkan alisnya.


Tetapi ia tidak dapat melihatnya dengan jelas. Nia tengah memegangi satu buah buku novel, tetapi………..Pada sampul depannya, terdapat ilustrasi dua orang pria cantik setengah telanjang tengah saling memeluk satu sama lainnya. Disana terdapat judul tertera di Obi nya yang belum pernah ia dengar sebelumnya. Apa artinya ‘My Caleidbluf’?


“A-Ah—……………..”


Meskipun Shidou tidak tahu keseluruhan detailnya, ia tahu jika genre seperti itu memang ada. Dari reaksinya ia nampak agak terganggu dengan itu hingga ia tidak dapat mengungkapkannya dengan kata-kata yang tepat.


Begitu melihat reaksi Shidou, Nia menghela napas sambil tersenyum sinis.


“Fuh, orang-orang yang tidak memiliki hati otome tidak akan mengerti…………..”


“………………Itu, apa kau tahu cara yang tepat untuk menggunakannya…………..?”


“Tentu saja aku tahu. Itu karena seorang Pro dapat melihat kelebihan suatu objek hanya dengan sekali lihat.”


Setelah mengatakan itu, Nia menaruh kembali buku itu di rak untuk sementara waktu dan membuat pose peace dengan kedua tangannya. Diantara jarinya, Nia menatap Shidou selagi membatu. Kemudian, Nia nampak tengah menganalisa sesuatu.


Beberapa detik kemudian, mata Nia terbelalak dan iapun melanjutkan kata-katanya.


“------------[Tidak Peka – Sou-uke].”


“Hey, tunggu, barusan kau mengklasifikasikanku kedalam apa!?”


Walaupun Shidou tidak dapat begitu mengerti artinya, entah mengapa ia merasakan jika itu bukanlah sesuatu yang bagus. Kemudian, iapun meneriakkan protesnya secara langsung.


“Ahaha. Tidak apa, tidak apa. Karena aku bukanlah seorang ahli, level keakuratanku tidaklah tinggi. Seorang ahli yang sesungguhnya dapat melihat potensi tersembunyi darimu.”


Meskipun Shidou tidak mengerti apa yang ia maksud dengan tidak apa, Nia menjelaskannya dengan penuh percaya diri.


Entah mengapa membuat Shidou tidak bisa memprotesnya, iapun menghela napas.


“Tapi…………….Nia benar-benar memiliki ketertarikan yang bervariasi, kau membaca buku dari beragam genre. Tadi juga, kau membeli komik Shoujo dan komik bertema berat.”


“Yaa~ Karena aku seorang omnivora. Pada dasarnya tidak ada genre yang tidak bisa aku baca~. Kalu harus kujelaskan, aku menyukai sesuatu yang ditulis yang mengandung gairah dari penulisnya~.”


“Gairah…………..Ya.”


“Ya-ya. Yang satu itu menakjubkan, loh. Didalam sebuah dunia fantasi, meskipun pada awalnya sang pangeran dan kesatria memberikan kesan klise, tapi sebenarnya itu adalah cerita NTR. Gairah sang penulis mengeNia [Aku ingin menulis yang seperti ini, apa kau ada masalah!?] dapat terasa~. Tidak~, scene dimana Orpheus menjadi tawanan musuh di volume 3 sungguh hebat. Aku tidak pernah terpikirkan kalau kau bisa menulisnya seperti itu…………..”


Lalu Niapun mengambil kembali buku yang tadi ia taruh di rak sebelumya. Nia memulai kembali pidatonya, Shidou, yang tidak begitu bisa mengikutinya, hanya dapat menjawabnya dengan “B-Begitu ya…………”.


Menyadari keadaan Shidou, Nia menggigit lidahnya.


“Aah, maaf-maaf. Mungkin itu masih terlalu cepat untukmu bocah. Tunggu sebentar. Setelah aku selesai membayar semua ini, aku akan menunjukkan padamu bocah tempat asyik untuk dikunjungi.”


“Tempat asyik…………….?”


Shidou memiringkan kepalanya, sementara Nia tersenyum. Iapun ikut membawa serta tumpukan buku yang barusan ia bawa ke kasir untuk dibayar.

Kemudian setelah berjalan keluar dari toko itu, sekarang mereka berjalan menyusuri jalanan. Nia berhenti tepat di depan sebuah toko, nampaknya, itu toko komputer.


“Lihat, kita sampai.”


“Ini kan…………….Aku tidak begitu tertarik dengan PC atau semacamnya…………”


“Aah, bukan itu-bukan itu. Kemarilah.”


Setelah mengatakan itu, iapun menarik Shidou dan mengajaknya masuk kedalam toko tersebut.


Kemudian, mereka berhenti di sebuah pojokan. Niapun menoleh kepada Shidou.


“Ayo, pilih yang manapun yang bocah sukai. Karena sekarang adalah hari yang spesial, aku akan membelikanmu apapun yang kau inginkan dari jejeran barang yang dipajang di pojokan sana.”


----------Lalu, Nia menunjuk kearah sebuah bungkusan dengan ilustrasi seorang gadis mengenakan pakaian berbahaya di atasnya.


“I-Ini kan…………”


“Yep. Eroge.”


“Aku kan masih kelas 2 SMU!?”


“Eeh!? Seorang murid SMU tidak boleh main eroge!?”


“Dunia mana sih yang kau tinggali!?”


Shidou berteriak, sementara Nia berkata, “Kebudayaannya berbeda~!” dengan ekspresi terkejut yang berlebihan.


“Aku mengerti~……………Zaman telah berubah.”


Nia mengatakan itu sembari mengangguk dan melipat tangannya, ekspresi wajahnya mulai berubah dengan cepat.


“Tapi~, kau juga agak tertarik, kan? Eeh? Bocah SMU? Dengan banyaknya harta karun di depanmu, tidakkah bagian dari tubuhmu mulai kehilangan kendali karena tergerak secara emosional?”


Nia tersenyum licik sembari berkata demikian, Nia menepuk tulang rusuk Shidou dengan sikutnya.


“Tunggu……………H-Hentikan itu.”


“Ehehe. Apa-apaan itu~. Ini bukanlah sesuatu yang memalukan. Bukankah gairah seksual merupakan salah satu dari ketiga gairah terbesar manusia selain makan dan tidur?”


“Meskipun itu benar, tapi tetap saja!”


“Tapi, walau manusia akan mati jika tidak makan atau tidur, mereka tidak akan mati jika tidak melakukan sex. Gairah seksual sungguh aneh, bukan begitu? Meskipun memiliki keturunan memang hal yang penting, mengapa itu termasuk ke dalam ketiga kategori? Bukankah itu mirip seperti mausia terkuat dari keempat raja surgawi sebenarnya tidak memiliki kekuatan spesial apapun?”


“Tidak, bukankah itu kau yang mengungkit soal ketiga gairah terbesar manusia pada awalnya?”


“Jiak gairah seksual merupakan elemen penting untuk hidup, maka gadis perawan dan laki-laki perawan harus di dalam masyarakat harus diberi kebebasan.”


“Makanya dari tadi itu kau membicarakan apa sih!?”


Shidou berteriak, sementara Nia hanya meresponnya dengan tertawa.


“Ah~, maaf-maaf. Entah mengapa sepertinya pidatoku jadi kelewat batas~”


Nia mengatakan itu tanpa ada sedikitpun keraguan, kemudian ia membuat ekspresi wajah serius sembari memegangi dagunya.


“…………….Ngomong-ngomong, perempuan macam apa yang laki-laki seperti bocah sukai? Naki-ge? Chuuni-ge? Ryoujoku-ge?”


“Tidak, makanya…………..”


Kemudian, Shidou menggaruk kepalanya sambil menjawab Nia, sebuah suara dapat terdengar dari income.


“-------------Tunggu sebentar, Shidou. Pilihannya baru saja keluar!”


“Sekarang!?”


Shidou angkat bicara tanpa memperdulikan apakah Nia mendengarnya atau tidak.


-----------Beberapa menit kemudian, mereka berdua masih belum sempat makan siang, jadi mereka pergi ke toko hamburger terdekat.


“Waah~! Aku puas-aku puas. Aku benar-benar puas~”


“Aah, walaupun ini pertama kalinya aku pergi berkeliling Akiba selama ini, tapi di luar dugaan ini menyenangkan juga.”


Shidou menghela napas dan menjawab Nia. Ngomong-ngomong, tas ransel yang Nia gendong dan koper yang Shidou bawa telah penuh, beratnya telah menjadi beberapa kali lipat lebih berat dari sebelumnya. Karena figurine dan barang-barang lain telah memenuhi kopernya, mereka harus memperbanyak carry cart dengan mengikatkan tali karet disekeliling kopernya.


Entah mengapa, daripada terlihat seperti seorang yang tengah berbelanja, sekarang mereka malah terlihat seperti seorang penjual.


Tapi itu wajar saja. Ngomong-gomong, setelah Shidou dan Nia pergi toko figurine dan mengunjungi beberapa toko buku yang mengadakan penjualan edisi terbatas. Disana, Nia menghamburkan uangnya dengan bebas pada komik, light novel dan buku material. Setelahnya, ia juga membeli beberapa Anime Blu-ray disk, beberapa figurine, dan mereka bahkan pergi mengunjungi Toko Hobby untuk mengecek game analog versi terbaru.


Tentunya, itu bukan berarti Shidou terus-terusan ditarik kesana-kemari oleh Nia. Dengan bantuan dari <Ratatoskr>, Shidou melakukan beberapa aksi untuk meningkatkan level ketertarikan Nia, dan semuanya mendapat respon yang sangat bagus.


“Lihat~? Sudah kuduga, harta karun harus dibeli secara langsung~. Meskipun membeli secara online lewat mail order itu praktis, pada akhirnya sensasi yang didapatkan masih tidak bisa dibandingkan dengan membeli secara langsung.”


“Aah~……………………..Aku rasa aku bisa mengerti itu.”


Shidou mengutarakan persetujuannya sembari mengangguk kepada Nia…………Yah, di situasi Shidou, apa yang muncul di benak Shidou malah sesuatu yang berhubungan dengan bahan masakan. Meskipun membeli bahan yang dapat diantar ke rumah sangatlah praktis, tapi berjalan mengelilingi toko sambil memikirkan menu apa yang harus ia masak adalah sesuatu hal yang akan selalu ia nikmati.


“Ehehe, jadi bocah juga mengerti, ya. Sesuatu yang praktis itu bagus, tapi mereka tidak dapat mengalahkan sensasi dari sesuatu yang nyata.”


Setelah mengatakan itu, Nia tersenyum lebar.


Berinteraksi dengan Nia seharian, Nia benar-benar suka tertawa.


Walaupun terkadang Nia membicarakan suatu topik yang Shidou tidak tahu harus merespon seperti apa, tapi Nia itu jujur dan terbuka, dan Shidou merasakan jika Nia adalah gadis yang baik. Melihat senyumnya, Shidou tanpa sadar berpikir seperti itu.


Di saat yang sama, sensasi dari misi yang tadinya menghilang mulai muncul kembali di dalam benak Shidou dan mulai menguat saat itu juga.


Benar, Shidou harus melindungi gadis ini tidak perduli apapun yang terjadi.


Untuk melakukan itu, ia harus meningkatkan level ketertarikan Nia dan menciumnya.


Kemudian, seolah merasakan perasaan Shidou, suara Kotori dapat terdengar dari income.


“-----------Itu bagus. Ngomong-ngomong, sudah lama juga semenjak terakhir kali kita mengadakan kencan yang berjalan lancar seperti ini, benar kan?”


Kotori berkata demikian dengan nada bercanda.


Tetapi jika dipikirkan baik-baik, pastinya (kecuali saat setelah penyegelan), Shidou belum pernah mengadakan kencan yang selancar ini sebelumnya. Tidak ada level ketertarikan yang menurun karena pilihan yang salah, ataupun Shidou mendapat serangan dari Nia. Shidou hanya menikmati berbincang dengan Nia sembari berbelanja. Sebenarnya, itu membuat Shidou melupakan soal misinya untuk sesaat.


-----------Akan tetapi.


“…………………!? K-Komandan! Lihatlah—“


Seolah mengikuti atmosfirnya, anggota kru yang lain juga ikut angkat bicara.


“Ada apa, Minowa?”


“Tolong lihatlah nilai rate ini………….! Ini adalah grafik level ketertarikan Nia-chan, tapi……………Seharian ini, level ketertarikannya tidak berubah sedikitpun dari nilai awalnya………! Tidak salah lagi ini level untuk seorang sahabat……….! Walaupun ia menciumnya sekarang, mungkin ia tidak akan bisa menyegel kekuatan Nia-chan sepenuhnya!”


“A-Apa katamu!?”


“Eh……………?”


Begitu mendengar perkataan tak terduga dari income, Shidou mengernyitkan alisnya.


Menyadari ini, Nia menjadi terkejut dan mengubah ekspresi wajahnya.


“……………..Ah~, mungkin, sesuatu terjadi pada Kotori-chan dan yang lainnya?”


“Eh? Tidak, itu—“


Setelah ia menebaknya dengan tepat, Shidou tidak dapat menjawabnya. Nia menggaruk kepalanya seolah ia dapat menebak semuanya.


“Ng~, mungkin aku benar ya? Level Ketertarikan. Kau tidak bisa menyegelku jika level ketertarikanku tidak melewati level tertentu.”


“………………….”


Shidou terdiam sesaat, dan berpikir “Bagaimana ia bisa tahu?”. Pertanyaan semacam itu muncul didalam benaknya. Tetapi—Segera, ia mengingat jika rahasia apapun akan menjadi tidak berarti di hadapan Nia.


“Yaah~………Kau tahu, aku, tidaklah mudah bagiku untuk terus menjalani hidup sambil diincar, aku akan sangat menghargainya jika kau bisa menyegelku……….Tetapi sesuai dugaan ini sia-sia saja. Maafkan aku, aku telah membuatmu menjalani semua kesia-siaan ini.”


“A-Apa aku telah melakukan sesuatu yang menyinggung perasaanmu?”


Setelah Shidou berkata begitu, Nia menggaruk kepalanya seolah itu adalah sesuatu yang berat baginya untuk dikatakan, kemudian ia melanjutkan dengan ragu.


“Tidak~……………………Itu, bukan begitu. Itu semua sepertinya dikarenakan oleh masalahku sendiri………...”


“Eh?”


Ditanya balik, Nia menyeringai dan menjawab.


“----------Sebenarnya………….Aku tidak pernah jatuh cinta pada siapapun kecuali 2D……….”


“…………………..Hah?”


Begitu mendengar pernyataan yang tak terduga, mata Shidou terbelalak karena terkejut.

Share Tweet Share

0 comments

Please wait....
Disqus comment box is being loaded