"Ooh!"
Tohka,
begitu takjub oleh pemandangan spektakuler dari fatamorgana-korek api, ia
melebarkan kedua matanya yang berkilauan selagi mengamati benda-benda yang
dipamerkan di aula-khusus. Dia tidak sendirian, Yamai bersaudari dan Yoshino
juga sangat berantusias saat mereka mengamati galeri-seakan begitu terpikat.
Tentu
saja, itu tidak dapat membantu. Shidou dan para Spirit saat ini berada di dalam ruang
pesta mewah dalam istana kerajaan - tempat yang hanya ada dalam dongeng
fantasi.
Lampu
kristal yang memancarkan kemuliaan seperti berlian langka melengkapi karpet
beludru merah cerah yang tanpa cela tidak menunjukkan suatu kekurangan apapun.
Bahkan pilar marmer dan tangga didesain dengan sentuhan avant-garde indah yang
bahkan akan membuat malu
rumah-rumah mewah bangsawan. Di atas meja oak besar, yang dengan mudah bisa disalahpahami
oleh rakyat jelata sebagai properti upacara yang digunakan untuk ritual suci,
tersaji hidangan kuliner mewah dan makanan eksotis.
Mayoritas
orang-orang yang berkumpul di sana sebagian besar berasal dari keluarga
keturunan bangsawan atau keturunan
pakar terkenal dan sarjana. Semua orang yang menghadiri pesta mengenakan
pakaian modis yang berkelas dan bercengkrama satu sama lain dengan fasih.
Shidou
dan yang lainnya mengandalkan inspirasi mendadak Kotori dan akhirnya berhasil
mengatasi penjaga gerbang istana. Meskipun demikian, penjaga itu masih amat
kebingungan
ketika melihat mereka. Mereka adalah sekelompok orang-orang berpakaian-lusuh
dan tiba-tiba muncul kembali mengenakan pakaian resmi yang didapat entah dari
mana. Sejumlah kecil keraguan dan kecurigaan mulai timbul,
terlebih lagi karena penjaga itu sudah menghafal wajah mereka, tapi inilah yang
terjadi.
"Ah
semuanya, aku mengerti apa yang kalian pikirkan, tapi jangan berjalan terlalu
jauh. Jika kalian keluar dari kisaran
api ini, identitas sejati kalian akan terungkap. Terutama kamu, Tohka. Kamu akan
berubah menjadi nomor
satu Jepang dalam sekejap. Sebelum itu, menitipkan katana kepada pihak VIP
adalah sesuatu tapi yakinlah.
"
Kotori
memberitahu mereka sembari mengangkat obor darurat.
"Umu!
Mengerti! "
Tohka
menjawab dengan cukup semangat.
Akan
tetapi, beberapa detik kemudian, di samping Tohka, Yamai bersaudari malah
melanggar batas
dari kisaran api yang terbatas.
"Uohh
?!"
"Keadaan
sulit. Sungguh sial."
Gaun
indah Kaguya dan Yuzuru langsung berubah kembali menjadi pakaian
compang-camping dari
karakter yang mereka perankan. Keduanya mengeluarkan teriakan yang tidak biasa
karena kebingungan dan dengan
cepat melenggokkan tubuh mereka seperti pesenam terlatih, kemudian mereka
melompat mundur secara terkoordinasi.
Terlepas
dari kenyataan bahwa beberapa tamu undangan menaruh perhatian mereka dengan
bertanya-tanya oleh teriakan Yamai bersaudari, tidak ada satupun dari mereka
yang menyaksikan keberadaan Hansel dan Gretel karena kejadian
mereka berdua berlalu dengan singkat. Melihat kejadian yang mudah menguap dari
jauh, Kotori mendesah dengan
cara yang agak menghina.
"Sungguh,
bukankah aku mengatakan untuk berhati-hati? tidak mudah bagi kita untuk
menyelinap di sini. "
"M-Maaf
..."
"Permintaan
maaf. Aku akan berhati-hati mulai sekarang. "
Dengan
perasaan bersalah, mereka berdua menundukkan kepala mereka untuk
mengekspresikan penyesalan mereka.
Kotori
hanya bisa mengangkat bahu tak berdaya.
"Baiklah
... ngomong-ngomong, di mana putri duyung yang dibicarakan?"
"Uu
... Aku tidak bisa melihat sesuatupun yang seperti itu di sekitar sini."
Shidou
menatap tajam ke sekeliling aula yang luas, sosok tidak dikenal bisa dilihat
dengan
bangga mendekatinya dari sudut matanya.
"Selamat--malam,
Nona cantik."
"Ah?"
Sapaan
yang tak terduga membuat Shidou mengubah garis pandangnya ke arah sumber suara.
Pandangannya jatuh pada seorang pemuda yang penuh percaya diri mengenakan jas
berekor, membawakan dirinya dengan kenyamanan dan sikap
tenang yang alami.
"Bisakah
saya memiliki dansa ini?"
Pemuda
itu tersenyum lembut dan mengulurkan tangannya dengan sopan. Melihat ini,
Shidou menatap ke arah Kotori sebagai gantinya.
"Haha,
dia mengajakmu berdansa. Kamu lebih baik-menerimanya, Kotori, Onii-chan
cemburu. "
Namun
pemuda itu tanpa diduga menggeleng dan menatap langsung ke mata Shidou sembari
membuka mulutnya
sekali lagi.
"B-bukan
nona kecil yang di sana, saya mengacu pada Anda."
"....Ah?"
Mendengar
kata-kata pemuda tersebut, Shidou meringis kebingungan. Tapi dia segera ingat
bahwa penampilannya saat ini telah berubah menjadi Shiori-chan yang cantik
karena korek api Kotori.
Namun,
Shidou benar-benar tidak tertarik mengambil bagian dalam dansa dengan laki-laki
lain.
Lagi
pula, jika ia sengaja keluar dari jangkauan korek api selama wals seperti
dansa, ia akan segera
berubah kembali ke diri laki-laki aslinya. jenis persoalan yang bahkan tidak
pernah terjadi pada Cinderella.
".....
Bukan dia?"
Shidou,
dengan berkeringat dingin, menunjuk Kotori, pemuda itu mengangkat bahu seolah
berkata 'kamu
bercanda'.
"Betul-betul
Nona yang lucu, tapi nonal kecil menyedihkan di sana akan merasa buruk. Lihat
kue lezat diatas meja di sana? Mengapa anda tidak pergi makan sepotong atau
dua? "
Pemuda
itu mengejek Kotori, seolah-olah ia membujuk anak kecil yang marah. Dalam
sepersekian detik, pembuluh
darah berwarna biru terlihat muncul di pelipisnya karena marah.
"A-Apa
yang kamu katakan ?!"
"H-Hei
tenanglah, Kotori."
Tidak
ingin memicu keributan di sana, Shidou buru-buru menahan bahu adiknya yang
marah.
Tepat
pada saat itu, seorang wanita yang
tampaknya sebagai MC muncul di panggung megah yang terletak di dalam
ruangan, kemudian membuat pidato yang bertele-tele untuk semua tamu
yang hadir.
"--Bolehkah
saya meminta perhatian anda. Dalam beberapa saat, kita akan diberi hak istimewa
untuk menyaksikan, secara
pribadi, sesuatu yang jarang terlihat, putri duyung dengan rayuan musik yang
mempesona ! "
Mendengar
pernyataan itu, seluruh aula pertemuan terbakar oleh kegembiraan dan semangat
yang meluap-luap.
Bahkan
pemuda yang mengajak Shidou berdansa sekarang dengan penuh gairah melihat ke
arah panggung dengan semangat tinggi.
"A-Ayo
kita pergi, Kotori. Kita akan kesana, kita harus mencari posisi yang lebih
baik. "
"Hmph,
baiklah. Ayo kita pergi, semua orang. "
Kotori
tanpa ragu menunjukkan ekspresi dongkolnya secara terang-terangan selagi ia
memberi isyarat pada yang lain untuk
menuju ke lokasi yang menguntungkan. Setelah cukup dekat, tirai kiri dan kanan
di panggung perlahan terbuka, sedikit demi sedikit. Seketika, aula yang luas
dipenuhi oleh riuh kegembiraan dan tatapan yang bergairah.
"Wow…"
"Seekor
putri duyung asli!"
"Cantik
sekali…"
Mungkin
pemandangan teater disajikan dengan meniru pesisir pantai. Panggung itu
didekorasi cukup baik dengan air dan pantai, bersamaan dengan beberapa batu
berpasir besar yang tersebar di sana
sini. Di atas salah satu batu duduk seorang gadis muda manis yang tubuhnya
memiliki penampilan luar ikan
dari pinggang ke bawah. Rambutnya sedikit basah dan baju renang yang ia pakai
terbuat dari kerang yang mengkilap; ia memiliki kulit cerah nan halus dan
sepasang mata yang lembab. Itu adalah deskripsi mengenai dirinya; dia adalah lambang
dari dongeng Putri Duyung.
Akan
tetapi.
"Kyaa-
?! Di mana tempat ini-! Mana Darling !? Ke mana semua orang pergi-?! "
Dia
adalah Spirit yang juga ditelan ke dalam dunia mimpi bersama dengan Shidou dan Para
Spirit lain, Miku.
Miku
mengibaskan sirip ekornya dengan asal selagi ribut menjerit-jerit dengan keras,
teriakan darah-kental. Dia tidak diragukan lagi tak tertandingi dalam
kecantikan, namun benar-benar manja dalam banyak cara.
"Diamlah,
kamu punya penonton."
"Bahkan
jika kamu mengatakan itu ..."
Miku
mengerutkan alisnya dengan marah dan berbicara dengan malu-malu. pembawa acara
melanjutkan dengan berbisik ke telinga Miku.
"Sekarang
sekarang, pemberontakanmu sia-sia karena kamu sudah dibeli oleh Raja kami yang
murah hati. Kamu harus
melayani Raja dengan menyanyikan sebuah lagu. Aku mendengar bahwa putri duyung
memiliki suara yang sangat enak, jadi biarkan
tamu-tamu terhormat kami yang datang dari negeri-negeri jauh memanjakan diri
dalam nyanyianmu yang merdu. "
"Aku
menolak! Meskipun suaraku adalah yang terbaik, aku tidak berkenan melayani
beberapa perusahaan produsen atau Raja
yang aku tidak tahu! Aku tidak bekerja untuk hal-hal yang tidak ada hubungannya
denganku !! "
Miku
berteriak sambil menoleh ke satu sisi yang lain.
Penentangan
Miku menyebabkan kegaduhan di antara kerumunan padat di aula.
MC,
yang berpikir bahwa melihat sikap memberontaknya seperti itu pada raja hal ini
tidak akan mendorongnya untuk disaksikan di depan publik, ia memasang ekspresi
tajam dan memelototi Miku dengan ganas.
"Kamu
properti istana sekarang. Jika kamu tidak patuh, Raja tidak akan senang. "
"Hmph!
Aku tidak peduli! "
"Yah,
tidak ada yang bisa dilakukan mengenai itu. Seekor putri duyung yang tidak mau
menyanyi tidak ada gunanya. Jadilah stok
sup untuk besok. "
"Waa!
Miku berkenan menyanyi! "
Takut
direbus didalam sup ikan, Miku berupaya tersenyum penuh hormat. Melihat
percekcokannya, Shidou terpaksa tersenyum kecut.
"Ditangkap
lagi ya ... Miku."
"Un.
Sepertinya dia tertelan ke dalam dongeng, Putri Duyung.... Bagaimana ceritanya
bisa berjalan
seperti ini? "
Kotori
benar-benar bingung dengan pergantian peristiwa yang tidak semestinya, sebagai
respon Shidou memiringkan kepalanya ke satu sisi.
Bagaimanapun
juga, mereka tidak akan membiarkan Miku dijadikan stok sup seperti itu, dia
sudah merasa
sedih karena dipaksa menyanyi jadi Shidou dan yang lainnya maju beberapa langkah
kedepan menuju panggung. Pada saat itu, Miku akhirnya menyadari kehadiran yang
mencolok dan
membuka
matanya, penuh dengan harapan.
"...Darling!
Semua orang! Apa kalian baik-baik saja…"
"Ya,
kami baik-baik saja. Kami mendengar bahwa ada seorang putri duyung di istana
jadi kami datang berkunjung…"
"Ah….!
Dari mana kalian mendapatkan gaun mewah seperti itu! Dan Darling adalah
Shiori-san !? Ah! Ah! aku ingin mendengarkan
perkembangan rincinya !!!! Apa kalian mencatat catatan apapun?! "
Dia
mirip ikan yang terdampar dan dimasukkan kembali ke dalam air. mata Miku
berkilauan penuh gairah selagi mengayunkan sirip ekornya nonstop pada permukaan
air. Meskipun kelincahannya tidaklah merugikan, seluruh
persoalannya tidak dapat diselesaikan dengan mudah. Shidou melebarkan tangannya
untuk menenangkan Miku.
"T-Tenang
... yang lebih penting, bagaimana bisa kamu berakhir seperti itu?"
Shidou
menanyainya dengan keringat mengalir keluar dari dahinya.
"Aku
sudah seperti ini ketika aku bangun di laut. Saat aku sedang mencari yang
lainnya, seorang penyihir jahat menghampiriku dan menawarkankan untuk mengubahku
menjadi manusia dengan pertukarannya adalah suaraku. "
"Oh,
jadi seperti itu."
Shidou
mengangguk paham terhadap kasus Miku. Memang, corak ceritanya setengah
mengikuti jalan cerita pada dongeng, Putri Duyung. Kesan-bijaksana, namun,
putri duyung seharusnya jatuh cinta pada pandangan pertama pada pangeran
tampan di daratan dan mencari penyihir untuk metode terlarang menjadi manusia.
Setidaknya, begitulah alur
ceritanya berkembang.
"Tapi
jika kamu masih putri duyung itu berarti ..."
"Benar.
Sulit dipercaya kalau penyihir itu mencoba mencuri suaraku. Ketika aku menolak
dan mau pergi,
dia bahkan terus menggangguku sampai mati! Jadi aku memukulnya dengan ekorku
sekali dan dia kabur."
Miku
mengatakannya sambil tersenyum.
Shidou
hanya bisa mengikuti arus dan tertawa bersama * ahaha * menanggapi alur cerita
yang dramatis dari Miku. Meskipun penyihir
itu tidak mengetahui informasi di dalamnya, kesepakatan yang dia tawarkan itu
terlalu bodoh.
Miku adalah idola yang populer dan sekaligus penyanyi berbakat; Oleh karena
itu, suaranya menyamai
hidupnya. Bagaimana mungkin dia menerima pertukaran.
"Tapi
... saat aku mencoba untuk menemukan kalian dalam keadaan ini, aku tertangkap
oleh beberapa nelayan di pantai…"
Shidou
memahami situasi yang terjadi dan mengangguk. Benar, penampilannya agak
mencolok dan dengan itu sulit baginya untuk melarikan diri di darat. Saat ia
dan Miku berbicara, MC
yang telah memelototi Shidou dan yang lain dari awal mengajukan keberatan.
"...
Monsieur, apakah ada masalah dengan putri duyung ini?"
"Ah
seperti ini. Dia sebenarnya teman kami, dapatkah anda membebaskannya? "
Shidou
mengatakannya secara blak-blakan.
"Teman
... putri duyung? Sulit dipercaya. Bahkan jika itu benar, dia sudah milik Raja.
Saya tidak bisa menerima permintaan anda, jadi silakan menyerah saja."
Wanita
itu menjawab kembali dengan nada tegas.
"B-Bagaimana
kamu bisa begitu tidak masuk akal? Bagaimana dengan keinginan bebas Miku?
"
"Tidak
masalah makhluk seperti apapun dia. Dia tidak perlu keinginan sejak Raja
memiliki dia. "
MC
memperingatkan mereka dengan sikap yang menyusahkan, hal itu menyebabkan para
Spirit dibelakang Shidou menjadi tersinggung dengan susunan kata-katanya yang
disengaja dan memperlihatkan tatapan yang menusuk.
"Uu
... Anda tidak perlu menjadi begitu kasar."
"T-Tepat
...! Miku-san bukanlah sesuatu untuk dipertontonkan! "
"Ah
tapi, baris seperti 'Kamu milikku, kamu tidak memiliki hak untuk
mengingingkarinya' memiliki atmosfer dari manga Shojo.
Menyentuh,
kan? Menurut pendapatku, itu tergantung pada pembicara. Bocah, cobalah
mengatakan itu. "
"...
Jangan membuatnya menjadi rumit, diamlah Nia,"
Natsumi
mengatakannya dengan setengah hati, itu menyebabkan tawa dari Nia.
"....."
MC
mengerutkan alisnya jengkel terhadap penolakan mereka untuk tanduk, dan menepuk
tangannya beberapa kali.
"Pengawal!
Wanita-wanita ini harus pergi sekarang. Antarlah mereka dengan hati-hati.
"
Segera
setelah itu, sejumlah pengawal lapis baja menanggapi panggilan dan mengepung Shidou
dan Para Spirit, mereka menyebabkan kebisingan selagi beresonansi di seluruh
aula.
"Apa
....!"
"Heh?
Beraninya kalian mengganggu ketenangan? "
"Tantangan.
Kami akan terpaksa menggunakan kekuatan. "
Ekspresi
yang Yamai bersaudari berubah menjadi kejam dan tak kenal ampun. Keduanya
membuat sikap menyerang, agak condong ke depan seolah siap membunuh setiap
saat. Para pengawal dengan kewaspadaan menampilkan sikap siaga sebagai
tanggapan dan mengasumsikan formasi pengepungan.
"Haha,
kalian punya keberanian yang cukup. Mengagumkan, orang dengan keberanian yang
dibuat-buat akan menuju kematian, camkan itu! Bahkan tanpa angel kami, kami
tidak akan kalah dengan sampah seperti kalian! "
"Permintaan.
Izinkan Yuzuru dan Kaguya melakukan pembantaian untuk membuka jalan berdarah.
Kami akan menyerahkan Miku pada Shidou dan yang lainnya. "
Shidou
menampilkan ekspresi pahit. Ia menentang penggunaan kekerasan, tapi sekarang
keadaan telah memburuk ke tingkat yang tidak bisa diubah seperti ini, tidak ada
yang bisa dia lakukan dengan
hal itu.
"Uh
... kurasa kita tidak punya pilihan. Semuanya!"
"Ooh!"
"Baik!"
Para
Spirit secara bersamaan meneriakkan teriakan perang yang berani. Tohka
menghunus pedangnya dari sarungnya dan Nia dengan cekatan mengisi pistol ganda
nya. Namun, dengan korek api ajaib Kotori, senjata-senjata mematikan mengambil
bentuk menipu menjadi karangan bunga belaka yang
tidak berbahaya. Meski begitu, kedua faksi memasuki formasi pertempuran
masing-masing dan suasana
meluap dalam ketegangan yang berada di ambang letusan. Jika titik balik lain terjadi
lagi, pertempuran pasti akan pecah.
Sebaliknya,
orang lain berbicara pada waktu itu.
"....
Apa arti dari semua keributan ini?"
Suara
keras bergema di seluruh suasana yang dilanda-pertempuran dari tangga spiral tepatnya
tingkat atas.
".....!"
Saat
suara tegas tadi mencapai telinga MC, ia melebarkan matanya terkejut dengan
gugup. Sementara itu, semua pandangan dan tatapan di aula berkumpul pada sumber
suara.
"H-Hei
..."
"Bukankah
itu--"
"Mungkinkah
... betapa beruntungnya aku diberikan kesempatan untuk menyaksikan dengan
mataku sendiri ...!"
Semua
undangan pesta berteriak kagum oleh kejutan luar biasa yang mereka lihat,
sementara itu MC hanya bisa menundukkan kepalanya dalam pemujaan yang mendalam
terhadap suara yang dihormati, seolah-olah dia dicekik oleh ucapan
yang memabukkan.
"Maafkan
kekurangajaran saya, Yang Mulia. Beberapa jelata kasar datang dan ingin merebut
putri duyung Anda, Itu sepenuhnya milik Anda. Saya dengan rendah hati ingin
mengusir mereka, dan mengusir
mereka adalah keharusan saya, dengan segera. "
"Yang
Mulia ?!"
Shidou
tiba-tiba mengangkat kepalanya terkejut pada kata-kata wanita itu, apalagi dia
benar-benar menunjukkan
sikap yang berbeda. Seperti yang diharapkan. Raja adalah penguasa istana. itu
berarti setiap
pengawal di sana tunduk pada Raja, dan Raja adalah pemilik Miku - beruntung.
Jika mereka bisa
membujuk Raja, mungkin saja mereka entah bagaimana bisa mengatasi sengketa.
"M-Mengenai
hal itu! Kami adalah ... teman-teman putri duyung! Jadi ... .. eh?
Shidou
mendebatnya secara argumentatif seolah-olah ia menuangkan keluhannya yang
paling dalam, hanya saja ia menghentikan kata-katanya pada pertengahan kalimat.
Alasannya sederhana. Raja itu terlihat sangat
tidak asing baginya.
"O-Origami
?!"
Shidou
hanya bisa berseru dengan keras. Sebelum matanya menuju Origami, yang
mengenakan jubah merah longgar kelas-tinggi dan mahkota kerajaan berhiaskan
permata di kepalanya.
"--Shidou."
Origami
menanggapinya dengan tenang sambil mengamati kondisi aula. Dia mengangguk kuat
seakan memahami keadaan, dan membiarkan jubahnya berkibar santai di udara.
Pada
saat berikutnya, Shidou dan semua Spirit melebarkan mata mereka dengan bahu
gemetar, kecuali
Miku yang berseru * ahh *. Ini tidak bisa membantu. Bagaimanapun juga, di balik
jubah merahnya, Origami
tidak mengenakan satupun tenunan pakaian. Akan tetapi, ia tidak menunjukkan
tanda-tanda perasaan malu atau ekspresi
malu di wajahnya dan bahkan ia dengan santai menuruni tangga dengan ekspresi
senang
"A-Apakah
itu yang dirumorkan ...?"
"Y-Ya
... Sungguh pakaian yang fantastis!"
"T-Tepat!
Sungguh menakjubkan!
Kegaduhan
sekali lagi terjadi di aula, tapi pembicaraannya tampak agak dipaksakan dibandingkan
dengan sebelumnya, hampir secara sarkastis. Origami tidak mengindahkan
sedikitpun kegemparan yang terjadi dan hanya melangkah menuju panggung. dia
mengibarkan jubahnya secara berlebihan seakan mengeluarkan sebuah manifesto.
"Mereka
adalah tamuku. Tidak ada yang diizinkan menyakiti mereka. Kembali ke pos
masing-masing. "
"T-Tapi
...."
"Apakah
aku harus mengulangnya sendiri?"
Origami
mengubah ekspresi wajahnya selagi menatap tajam ke mata MC yang memprotes, hal
itu menyebabkan tubuh wanita itu menggigil ketakutan.
"Uh
...! S-saya minta maaf yang paling mendalam! "
MC
menundukkan kepalanya sekali lagi dan menarik diri bersamaan dengan para
pengawal. Setelah melihat mereka benar-benar pergi, Origami mengalihkan
pandangannya ke Shidou dan yang lainnya.
"Shidou,
semuanya, baguslah kalian semua baik-baik saja."
"Y-Ya
... kamu ... eh ... juga baik-baik saja kan?"
Shidou
tidak tahu kemana harus melihat selagi matanya dengan panik melesat ke
mana-mana. Origami memiringkan kepalanya naif, tidak memahami apa yang Shidou
sampaikan.
"Aku
tidak mengerti apa yang kamu maksudkan."
"Ah
... Kamu tidak kena ... rampok, kan?"
Masih
saja Shidou tidak bisa menentukan kata-kata yang tepat, Tohka menegakkan
posturnya dan mengacungkan jarinya ke arah Origami dan berterus
terang.
"O-Origami!
Apa yang terjadi dengan pakaianmu ?! Kamu tidak memakai apa-apa! "
Saat
berikutnya, badai protes diseduh dalam aula.
"Gadis
itu ... beraninya dia mengatakan sesuatu yang begitu lancang!"
"Berbicara
buruk mengenai pakaian Raja seperti itu ... dia pasti akan digantung!"
Ucapan
menakutkan dan sejenisnya bisa terdengar dari semua empat perempat dari aula
yang penuh sesak, jauh
dan dekat. Jenis tirani apa ini, aturan kejam yang Origami terapkan untuk
menimbulkan pemujaan
yang penuh ketakutan seperti itu dan rasa hormat penuh ketakutan pada hati para
pengikutnya yang taat?
Namun,
itu mungkin masalah trivial yang disebabkan oleh alur cerita dimana Origami
terlibat, dan dia tidak harus bertanggung jawab atas hasilnya.
Meski
begitu, Origami bahkan tidak terlihat seperti dia membenci pernyataan lancang
yang Tohka ucapkan bagaimanapun juga. Sebaliknya, Origami tanpa rasa malu
menggelengkan kepalanya seakan bersimpati pada Tohka.
"Ini,
dibeli dari seorang penenun keliling. pakaianku tidak terlihat oleh orang-orang
yang tidak mencintai Shidou.
Jika kamu tidak dapat melihatnya, maka itu berarti, Tohka ... Kamu ... "
"Apa
... !? T-Tunggu sebentar! "
Tohka
terburu-buru menyatakan keberatannya selagi matanya terpaku ke tubuh Origami.
"U-Uun
... ini ... sungguh pakaian dengan warna yang indah !"
"Kamu
tidak perlu memaksakan diri, Tohka."
Kotori
menghiburnya sambil dengan lembut menepuk bahu Tohka.
"Origami,
kamu sudah tertipu. Tidak peduli bagaimanapun kamu melihatnya, itu adalah
Pakaian Baru Kaisar."
(Note
: 'Pakaian Baru Kaisar' adalah salah satu cerita karangan Hans Christian
Andersen)
"....."
Origami
tetap terdiam dalam beberapa saat, dan kemudian ia dengan erat merapatkan depan
jubahnya setelah itu. Dengan catatan, Miku menangis, 'Ahh biarkan aku
melihatnya lagi!'
Pakaian
Baru Kaisar. Kaisar ditipu sehingga membeli 'pakaian yang orang
bodoh tidak bisa melihatnya ' dari beberapa penenun, sehingga ia malah
mempermalukan dirinya sendiri sebagai gantinya. Itu dongeng yang cukup terkenal
yang bahkan orang-orang Jepang pasti pernah mendengarnya, meski begitu.
"Aku
tidak melihatnya sama sekali,"
Origami
bergumam dengan nada emosi.
"Apa
kalian tidak berpikir itu cukup lumayan?"
"Mereka
berkata padaku bahwa orang-orang yang tidak mengerti cinta tidak bisa
melihatnya, jadi aku membelinya di muka."
"B-Begitukah
...? Menakutkan, sungguh imajinasi yang luar biasa. "
Kotori
menyeringai sembari menyeka keringat di dahinya.
"Nah,
sekarang kita sudah menemukan semua orang, sudah waktunya kita mencari jalan
keluar dari dunia ini.
Meskipun
persepsi kita mengenai waktu di dunia ini berbeda dari dunia luar, jangka waktu
yang agak lama sudah berlalu sejak kita datang ke sini. "
Kotori
dengan berurutan mengalihkan pandangannya ke arah Miku dan Origami sambil terus
menjelaskan seluk-beluk
rumit dunia yang berdampingan dengan mereka, tentu saja kurang lebih begitu ringkasannya,
dan hal itu menimbulkan pertanyaan.
"Kalian
berdua dibawa ke dua lokasi yang berbeda, kan? Sampai saat itu, apa kalian menemui
karakter yang mungkin bisa melarikan diri dari dunia ini atau mungkin sebuah
benda yang bisa memiliki
efek yang sama? "
Origami
dan Miku saling menatap satu sama lain untuk beberapa saat, dan setelah itu
menggelengkan kepala mereka.
"Tidak
ada yang spesial."
"Aku
tidak melihat siapa pun juga, ah kecuali penyihir dan nelayan."
"Aku
mengerti…"
Dia
tidak mengharapkan sesuatu yang cemerlang atau luar biasa, Kotori hanya bisa
mendesah kecewa. Pada saat berikutnya, jendela sempit harapan terbuka ketika
Origami melanjutkan
kata-katanya.
"Saat
ini, Akulah penguasa negeri ini, dan aku bisa mengeluarkan pengumuman secara
nasional. Harusnya aku dapat
meminta warga untuk mencari sesuatu yang mirip dengan itu. "
"Ide
bagus, kekuatan dalam jumlah ya. Cara ini jauh lebih efisien daripada kita
mencari ke mana-mana. Aku akan menyerahkannya padamu. "
"Mengerti.
Tapi apa yang harus kita cari, khususnya? "
Origami
bertanya, kali ini Nia adalah orang yang menjawab.
"Uu-Ya,
pertama-tama, dunia ini cukup terbuka untuk interpretasi yang luas, jadi
kupikir relik atau harta
yang memberikan keinginanmu ada di sini. Seperti lampu ajaib Aladdin atau palu
kecil One-Inch Boy. Meskipun manga dan video game memiliki dimensi-melampaui
esper, pendahulunya lebih populer jadi kita harusnya memiliki kesempatan yang
lebih tinggi. "
(
note: Issun Bōshi ( "One-Inch Boy", kadang-kadang diterjemahkan ke
dalam bahasa Inggris sebagai "Little One Inch" atau ("The
Inch-High Samurai") adalah subjek dari sebuah dongeng dari Jepang. Cerita
ini dapat ditemukan di Buku Bergambar Tua Jepang, Otogizōshi, dan menjelma
dalam berbagai bentuk di seluruh dunia dan mirip
dengan tradisi Tom Thumb dalam cerita rakyat Inggris. Sumber: Wikipedia)
"Baiklah.
Aku akan segera-- "
Pada
saat itu, selagi Origami menanggapi.
Sebuah
resonansi yang memekakkan telinga dari kaca pecah menggema di seluruh aula
dibarengi dengan serigala
raksasa yang dengan dahsyat menabrak jendela istana yang mudah pecah,
merobohkan segenap kelompok dalam amukannya.
"H-Hyaaaaa!"
"Seekor
monster!"
Dihadapkan
dengan kekacauan hebat yang tak terduga dan tidak masuk akal, dari binatang
raksasa, semua
undangan pesta berteriak ketakutan dan berlarian ke segala arah. Serigala
itu
dengan brutal mendorong apapun, hidup atau tidak, jalan yang dilewatinya hancur.
Dengan ceroboh, Kotori menjatuhkan obornya ke lantai.
"Ah….!"
Sepotong
kayu yang telah terbakar itu sebenarnya hanyalah kayu bekas yang dibungkus
dengan kain katun tipis, dan tepinya sudah hampir padam. Untungnya, api tidak
membakar karpet yang mudah terbakar dan membakar sekitarnya sebagai gantinya,
meninggalkan jejak hitam samar karena hangus.
Dalam
sekejap, Shidou dan Para Spirit yang telah menyamar dengan sangat baik oleh
pencahayaan api kembali ke penampilan asli mereka. Oleh karena itu mungkin, penampilan
mereka yang paling tidak merupakan kekhawatiran mereka pada waktu itu, dan
bahkan penahan yang muncul sebelumnya hilang entah ke mana. Tanpa sedikit pun
menghiraukan hingar bingar undangan pesta yang berlarian menyelamatkan diri,
serigala ganas itu langsung menyerbu Shidou dan yang lain.
"Hoh,
aku akan membayar kembali kebaikan hatimu sekarang juga. Beraninya kamu babi
kecil memperlakukanku seperti beberapa anjing
yang menjalankan tugas mau tak mau ?! "
Serigala
itu berbicara dengan rasa permusuhan, yang mana Shidou hanya bisa mengerutkan
alisnya dengan hati yang kebingungan, ia bertanya-tanya apa yang dia lakukan
sehingga memancing rasa permusuhan si serigala.
"Serigala
yang sebelumnya ....!? Mengapa, bukankah kamu memakan dumpling Tohka dan
berubah baik ?! "
"Hah!
Aku sudah lama mencerna benda itu, lama sekali dan membuangnya sudah! "
(Note
: membuang disini maksudnya lewat BAB)
Serigala
itu menjawab sambil menepuk-nepuk perutnya.
"Dumpling
menggunakan semacam sistem !?"
Shidou
tidak mampu menahan diri dari meneriakkan keengganannya dengan keras. Pada saat
itu, penjaga istana akhirnya tiba dan dengan cepat melemparkan tombak runcing
mereka ke arah serigala, satu per satu.
"Yang
Mulia, silahkan mundur!"
"Serahkan
ini pada kami!"
Namun.
"Jangan
terlalu percaya diri, lemah !!"
Serigala
itu dengan kuat mengayunkan tungkai depannya, yang seukuran pohon besar, dan
dengan mudahnya memukul
seluruh barisan tentara ke udara sebagai hasilnya, melemparkan mereka hingga
membentur seberang dinding dengan meja besar dan segala sesuatu di atasnya.
"Woah
... seperti yang diharapkan dari adaptasi. Tohka-chan, cobalah berikan sekali
lagi millet dumplingmu!"
Nia
memberikan instruksi sambil dengan sikap waspada mengeluarkan pistol gandanya.
Tohka kemudian merogohkan tangannya ke kantong yang tergantung bebas di
pinggangnya.
"Un,
siap. Serigala, makan ini! "
Tohka
melemparkan millet dumpling dengan segenap kekuatan yang bisa ia kerahkan ke
mulut menganga serigala. Tapi, sebelum dumpling itu akan memasuki mulut
serigala, dumpling itu tiba-tiba berhenti
di udara seolah-olah waktu ditangguhkan sesaat.
"Apa
....?"
Tohka
berteriak saat situasinya jatuh ke dalam tingkat yang tidak menguntungkan.
Didalam
ruangan itu, sosok bayangan seorang wanita tua, yang memiliki hidung bengkok dan
mengenakan jubah
hitam-yang tidak memantulkan cahaya, menampakkan diri dengan melayang
perlahan-lahan.
"Hihihi,
serigala menyedihkan. Kecerobohan akan membawa ke kematianmu. "
Wanita
mengerikan itu mencemooh serigala selagi dengan bengis menghancurkan dumpling
yang tertangkap menjadi remah-remah yang tak terhitung jumlahnya, dan dengan
misterius mengirimkan hawa dingin ke tulang belakang Shidou.
Menyaksikan
peristiwa yang merugikan, Yamai bersaudari menahan napas mereka dengan sangat
ketakutan.
"U-Uahh!
Itu si penyihir tua! "
"Terkejut.
Dia adalah wanita tua yang tinggal di rumah permen. "
Seringai
jahat Penyihir Mephistophelean itu bahkan menjadi lebih mengerikan. Ular bernama
rasa takut merayap perlahan menaiki kaki si kembar selagi kekuatan mereka yang
tersisa berkonstriksi dalam intensitas
besar, dan secara bertahap naik ke perut langsing mereka sampai wajah mereka
memucat.
"Hihihihi
.... Didalam tubuh kasar, Hansel dan Gretel yang hina. Jiwa kurang ajar kalian
akan terbakar dalam api neraka iblis yang menggigit untuk dimakan di tempat
tinggalku! Kasihan, aku akan berbaik hati mengampuni tubuh kurus kalian yang
empuk dan berharap bisa mengkonsumsi tubuh sintal kalian , tetapi menahan diri
akan menjadi
sedikit
berguna untuk mengampuni kalian jadi sekarang aku akan berbaik hati! "
"Ahahaha!
Kamu masih sehat meskipun sudah berumur eh, manusia purba? Jauhkan tangan
kotormu dari mangsaku, babi kecil dan gadis kecil berkerudung merah! "
Serigala
itu membentak dengan tamak, tertawa
mencemooh. Ekspresi Kotori berubah menjadi cemas.
"Kuh
... serigala saja sudah lebih dari cukup, apalagi penyihir!"
"Heh?
Kamu kelihatannya sudah salah paham mengenai sesuatu. "
"Apa
katamu…?"
Kotori
mengerutkan alisnya tak percaya atas ejekan serigala angkuh sampai-sampai
sudut-sudut bibirnya memanjang
ke telinga.
"Siapa
ya yang pernah mengatakan bahwa itu semua?"
Setelah
serigala itu menyelesaikan intimidasi merendahkannya, volume besar air laut
yang terkonsentrasi secara spontan mengalir melalui jendela kaca yang
sebelumnya rusak.
"Apa
....!? Ini …!"
Air
garam misterius itu tampak seolah-olah menenggelamkan aula pesta entah
bagaimana, dan tiba-tiba menggembung menjadi
bentuk yang tidak teratur - bentuk putri duyung kuno. Melihat adegan misterius
itu, Miku segera
mengacungkan jarinya ke arah kemunculan yang megah itu.
"Ahh!
Kamu! Penyihir yang mencoba mencuri suaraku! "
"...
Hahaha, benar. Aku datang untuk membalas tamparan di wajahku yang kamu berikan
kepadaku! Tidak hanya aku akan mencuri suaramu, aku juga akan memotong lidahmu!
"
Penyihir
laut mencemooh menghina. Kelihatannya penjahat antagonis dari setiap
cerita yang mempunyai rasa dendam dan dengki terhadap Shidou dan yang lainnya secara
bersamaan menggabungkan kekuatan
jahat mereka untuk mencari pembalasan.
Berikutnya
dilanjutkan dengan gemuruh langkah kaki raksasa, yang secara garis besar
menyamai hebatnya
beberapa kombinasi gempa bumi yang dahsyat. Seekor ogre kejam yang mengenakan
cawat longgar yang terbuat dari kulit harimau dengan kuat mengangkat alat
pemukul dari besi dan menghancurkan dinding
kastil menjadi puing-puing, kemudian menerobos masuk ke aula.
"Uah
... Mungkinkah ini Oni dari pulau setan !?"
Tohka
mengatakannya dengan bahu gemetar selagi si ogre kejam memamerkan gigi-seperti
taringnya.
"Tentu
saja! Aku menunggu dan menunggu dan menunggu .. muu PEREMPUAN JALANG tapi kamu
tiiidak perrrnah datang padaku jadi aku dattang kepada muu !! "
"Kamu
jelas tidak ada hubungannya dengan kami dan datang sendiri !!"
Shidou
hanya bisa secara lisan mengungkapkan keraguannya pada pernyataan konyol ogre
yang memuakkan itu. Penyihir hutan dan Penyihir laut memiliki alasan tersendiri
menimbun rasa kebencian yang kuat terhadap Shidou dan yang lainnya, tapi dari
apa yang terlihat, itu hanyalah mental-menantang
raksasa yang bahkan belum pernah bertemu dengan Tohka sebelumnya.
Tapi
kegilaan tidak berakhir di sana. Selagi sekutu dari serigala yang sebelumnya
berubah kembali menjadi jahat berkumpul satu
demi satu di aula kastil, gerbang yang sekarang tak terjaga tiba-tiba terbuka,
menampilkan tiga
wanita jahat yang mengenakan gaun pesta dengan model over the top, dengan hati
busuk sampai ke inti.
"Ohohoho!
Cinderella! Kamu pikir seorang gadis sepertimu bisa menghadiri pesta? "
"Ibu
tiri dan Saudara tiri Cinderella ... ?! Ah, meskipun kalian hanya remake yang
tidak punya
kesempatan, mengapa kalian berkumpul dengan penyihir dan Ogre disini !? "
Seorang
anak di bawah umur lalu memasuki ruangan, untuk alasan yang tidak diketahui.
"Raja
telanjang ... karena aku mengatakan ini; ayahku dilemparkan ke penjara. Tapi
aku akan terus mengatakan kebenaran,
raja telanjang! "
"Apakah
ada sesuatu yang begitu serius dalam cerita !?"
Pada
saat berikutnya, bola api besar muncul di langit, dan dalam nyala api muncul
seorang hantu
yang berkabung yang mana mata gelapnya mencerminkan tidak adanya cahaya.
"O
cucu ... nyalakan semua korek apimu ... dan bersatu kembali denganku ..."
"Nenek
Gadis Penjual Korek Api berubah menjadi roh jahat ?!"
Shidou
berteriak dengan sikap terkejut.
Sebuah
koloni kelelawar yang tak terhitung jumlahnya berbondong-bondong memasuki
ruangan melalui jendela yang hancur, dan kemudian berhimpun menjadi bentuk
humanoid. Permukaan lembab dari lantai yang basah kemudian membengkak tegak
lurus menjadi zombie,
selanjutnya, sesuatu yang tidak dapat dideskripsikan, monster mengerikan yang
membuat siapa yang melihatnya menjadi gila karena kelihatannya hanya terwujud
dari bayangan.
"I-ini
..."
"Ah,
yang satu ini karyaku. Vampir dari Volume
1 • Nosferatu, Zombie dari Volume 2 • Undead
Lord, dan entitas yang tidak diketahui dari Volume 3 • Ancestral Deity-Atipikal pembantaian
Silver Bullet. Karya aksi dan fantasi yang populer, "Silver Bullet",
yang saat ini sedang diserialkan
di Weekly Shonen Blast! "
"Itulah
sebabnya manga Shonen memiliki masalah kekerasan !!"
Dihadapkan
dengan iklan tak tahu malu Nia, Shidou ingin sekali berteriak diatas paru-parunya.
Di dalam aula pesta yang luas, berkumpul penjahat aneh dan jahat dari setiap
plot cerita.
Selain
itu, mereka sudah mengepung Shidou dan yang lainnya dengan maksud untuk
mencegah setiap upaya melarikan diri, perlahan-lahan mereka memperpendek jarak
dengan setiap langkah.
"Uh
....!"
Tekanan
besar yang kali ini diberikan pada mereka benar-benar tidak bisa dibandingkan
dengan pasukan pengawal istana yang mengepung mereka sebelumnya. Itu sudah
diduga. Selain itu, disamping dari beberapa pengecualian yang berbeda, yang
patut dibenci, eksistensi jahat yang mengepung Shidou dan Para Spirit adalah
penjahat keji dan makhluk yang mengerikan. Selain musuh yang jahat, situasi
mereka senantiasa diperburuk
dengan kenyataan bahwa mereka benar-benar tidak mampu menggunakan kekuatan
angel mereka, baik itu untuk
menyerang ataupun bertahan. Tiap-tiap tubuh rentan mereka dihadapkan dengan
krisis kehidupan dan kematian yang tersaji di depan mereka, hasilnya denyut
jantung dipercepat dan otak bekerja keras.
"Kami
tidak akan kalah dengan orang-orang seperti kalian!"
Selagi
semua orang ditekan kecemasan karena keadaan yang tidak menguntungkan, Hanya
Tohka yang meneriakkan perlawanan dengan nyaring dan melompat ke udara dengan
tiba-tiba, menyerang musuh dengan katana tajam yang ia pegang.
"Haaaaaa!"
Akan
tetapi, sebelum pedangnya bahkan bisa mendaratkan serangan pada ogre, penyihir
dikanan dan kirinya melepaskan sihir serangan dan tembakan energi. Sihir mereka
menargetkan tubuh rentannya, menyebabkan beberapa ledakan kecil saat
mengenainya.
"Ack
!?"
Tohka
merintih kesakitan karena mendapatkan serangan berat dari dua sisi. Merebut
satu kali kesempatan, ogre yang memuakkan itu mengangkat pemukul besinya dan
mengayunkannya pada Tohka dari
atas kepalanya dengan kuat.
"Ha
ha ha ha! Terlaluuu naiiif, Momotarou! "
"Uhh
....!"
Tohka
tanpa sadar menginstruksikan tangan lemahnya untuk entah bagaimana bertahan
dari serangan peremuk-tulang, tetapi dengan serangan yang berada di udara; dia
tidak bisa mengerahkan cukup daya untuk menggerakkan tangannya dan
mendapati dirinya terhuyung-huyung di atas lantai.
"Tohka
!!"
Shidou
meneriakkan namanya dengan semua suaranya dan bergegas untuk melindunginya,
atau setidaknya, ia mencoba.
Akan
tetapi.
"Membiarkan
pertahananmu lengah berbahaya, babi kecil."
Selagi
Shidou tanpa sengaja mendengar suara dingin serigala dari atasnya, perutnya
mengalami tumbukan
intens tanpa peringatan.
"Uaah
!?"
Dia
segera mengerti kenapa - tubuhnya terkena sapuan tangan raksasa serigala. Tubuh
Shidou terlempar
melintasi ruangan yang luas, membentur dinding yang keras dan setelah itu jatuh
ke lantai dengan menyedihkan.
"Ou
... ch ..."
"Shidou!"
"S-Shidou-san!"
Semua
Spirit berteriak khawatir pada Shidou dan berupaya menghampirinya dengan
keyakinan yang tak tergoyahkan, hanya saja upaya mereka tanpa ampun dihentikan
oleh serigala dan sekutunya
yang secara sadis menghalangi jalan mereka untuk mencapai Shidou.
"Sayang
sekali, Kalian tidak akan bisa ke mana-mana."
"Hah….!"
"Y-Yoshino
...."
"I-Ini
akan baik-baik saja, Natsumi-san ...."
Para
Spirit, sebagian tanpa rasa mundur dan sebagian lagi merasa gelisah, mereka
benar-benar merapat satu sama lain. Para penjahat yang berjajar rapi dalam
barisan pengepungan mencium ketakutan ini dan tertawa mengejek, memperpendek
jarak dalam setiap detik.
"Persiapkan
dirimu untuk menjadi perjamuan!"
"Hihihihihi
... Lemaskan; Aku akan memakan kalian dari kepala sampai kaki! "
"Kehehe,
aku ingin tahu lidah putri duyung akan terdengar seperti apa."
"H-hyaa-
...!"
Miku
berteriak sebagai respon sembari menutup mulutnya rapat-rapat.
Namun,
Miku bukan satu-satunya yang bergidik dan gemetar ketakutan. Meskipun mereka tidak
menunjukkan reaksi yang mencolok, semuanya berkeringat deras karena mereka tak
berdaya menantikan monster yang kian mendekat seolah-olah mereka sedang dihukum
pada guillotine yang tidak berjiwa.
"Kuh
... brengsek!"
Shidou
bergumam dengan kekuatannya yang tersisa selagi dengan paksa menopang tubuhnya.
"Jangan
berani-berani ... meletakkan tangan kalian pada mereka!"
Namun,
tubuh kurus Shidou, kembali roboh membentur dinding, dia benar-benar tidak dapat
bertindak selaras dengan tekad belaka tidak peduli seberapa teguh, dan kaki
lesunya segera
menyerah keletihan, kelihatannya tubuh bagian bawahnya benar-benar lumpuh diatas
lantai yang lembab.
"Uah
....!"
Meskipun
dengan ekspresi yang berbelit, Shidou menggertakkan giginya kuat-kuat dan
menahan rasa sakit yang menyiksa. Dia mencakar tanah memilukan dengan tangannya
yang masih bisa digerakkan, ia merangkak dengan perlahan menuju para Spirit,
tapi itu sudah terlambat. Penjahat keji sudah menghajarnya
untuk hal ini.
"Ahahahaha!
Ayo kita mulai dari kamu! "
"Kya
....!"
"Y-Yoshino!
J-Jangan menyentuhnya kamu anjing menjijikkan! "
Serigala
itu dengan cekatan menggerakkan cakarnya dan menangkap Yoshino dari permukaan
dengan jari-jarinya.
Meskipun
Natsumi berpegangan erat di pahanya, serigala itu hanya pura-pura bodoh dan
menimang-nimang Yoshino dalam hal apakah enak dimakan.
"Un
un, terlihat lezat, Gadis Kecil Berkerudung Merah!"
"Uu
...."
"Ahh!
Makan Yoshinon akan membuat sakit perut! "
"Kuh
....!"
Jika
itu terus berlanjut, itu akan benar-benar terlambat. Jantung Shidou berdenyut
resah. Bahkan jika dia entah bagaimana bisa menyusul
mereka, jumlah hal-hal yang benar-benar bisa dilakukan sangat terbatas. Paling
tidak, dia
hanya
bisa berharap menghambat mereka untuk beberapa waktu. Itu hal yang sia-sia,
Untuk seseorang yang sudah tanpa daya dilemparkan oleh serigala dalam proses
membiarkan Yoshino dimakan.
Pada
saat itu ia menyadari sesuatu.
Tiba-tiba,
kata-kata penuh arti Mukuro saat berbincang-bincang melalui komunikator
melintas sekilas dalam pikiran Shidou yang goyah.
'...
Jika kamu menyegelku, bisakah kamu juga menjamin perlindunganku? Sudahkah kamu
menyegel Para Spirit yang tidak pernah berkelakuan jahat? '
"....."
Shidou
dengan lemah mengulurkan tangannya untuk meraih Tohka dan yang lainnya, ia
tidak berhenti bahkan untuk sesaat.
"AKU…."
Para
Spirit yang mana kekuatan mereka dengan sengaja disegel oleh Shidou saat ini
sedang diserang
oleh berbagai monster menakutkan. Hanya ada satu alasan untuk itu, hanya satu alasannya,
alasan yang berkibar melalui kesadaran Shidou yang redup selagi ia merenungkan
tentang perbuatannya. Jika ia tidak menyegel kekuatan Spirit mereka, mungkin
mereka bisa memiliki kesempatan melawan Beelzebub
Westcott.
Tidak, itu tidak terbatas pada kesempatan itu sendiri. Seperti apa
yang Mukuro katakan, Tohka dan Para Spirit lainnya telah terjun, dari waktu ke
waktu, dalam banyak bahaya di masa lalu. Shidou telah
menyegel kekuatan mereka untuk menyelamatkan mereka, tetapi sebaliknya, karena
alasan inilah Shidou tanpa
sadar membahayakan hidup mereka juga. Hatinya terasa sakit seolah-olah telah
hancur menjadi beberapa bagian. Apakah ia melakukan hal yang benar selama ini?
Atau menyelamatkan Para Spirit hanyalah beberapa media
remeh untuk bahan bakar egoismenya seperti apa yang telah dikatakan Mukuro?
"--Hey,
Ini tidak seperti kamu mengkhawatirkan yang seperti itu."
Pada
saat itu, suara nostalgia yang kelihatannya sudah sepenuhnya Shidou ketahui
melalui pikiran
dan emosinya terdengar dari suatu tempat.
"Hm
....?"
"Hah….?"
Ucapan
kebingungan Shidou dan ucapan kebingungan serigala tumpang tindih.
"Apa
yang sedang terjadi? suara yang barusan- "
Serigala,
dengan satu cakar yang memegang Yoshino di udara, memandang kesekeliling pada
sumber suara yang mengganggu. Akan tetapi, saat garis pandangnya berpaling dari
Yoshino ...
"...
Apa ....!?"
Sebuah
garis lurus menebas tangan serigala, membaginya menjadi dua bagian yang
berdekatan.
"I-ini,
tidak mungkin!"
"Yaa
....!"
Disertai
dengan teriakan menyakitkan dari serigala, tubuh mungil Yoshino dijatuhkan ke
lantai, bersamaan
dengan anggota badan serigala yang terputus.
Kemudian,
sebelum tubuhnya menyentuh permukaan.
"-Apa
kamu baik-baik saja, Yoshino?"
Sebelum
dia sempat melihatnya seorang anak laki-laki yang familiar menangkap dengan
hati-hati tubuhnya yang jatuh.
"Eh?
I-itu .... "
Yoshino
menampilkan ekspresi kebingungan saat ia memiringkan kepalanya untuk melihat
sekilas tampang anak laki-laki itu. Tidak, Yoshino bukan satu-satunya.
"Eh
....?"
"B-Bagaimana
hal ini bisa terjadi?"
Para
Spirit lainnya, beserta Itsuka Shidou sendiri, semuanya menaruh perhatian
mereka semata-mata terpusat pada anak
laki-laki itu dan melebarkan mata mereka yang berkilauan tanpa ekspresi. Meski
begitu, reaksi tak terduga dari mereka tak
bisa dihindari. Bagaimanapun juga, anak laki-laki itu dengan ahli mengayunkan
pedang panjangnya yang tidak diragukan lagi adalah senjata milik Tohka sendiri,
Sandalphon.
"Baiklah,
Kalian penjahat. Perkenankan aku, Wali dari Para Spirit, Itsuka Shidou, untuk
menghadapi kalian! "
Karakteristik
wajah dari orang pemberani yang tanpa rasa takut mengatakan hal itu, tidak
peduli dari perspektif
mana seseorang melihatnya, ia dengan sempurna menyerupai Shidou itu sendiri.
"S-Siapa
iblis yang kamu maksudkan?! Tiba-tiba muncul seperti itu dan berbicara bodoh-"
Serigala
menanyainya sembari melihat pada tungkainya yang terpotong dengan berlinang air
mata dan dengan marah melotot pada
Shidou.
Akan
tetapi, Shidou mengabaikannya bahkan ia tidak memberikan serigala kesempatan
untuk melakukan sesuatu yang mengganggu dan mengangkat Sandalphon
dengan berpose algojo. Pada saat berikutnya, seluruh tubuh besar serigala itu seketika
diiris menjadi dua bagian dalam sekali tebasan pedang tersebut.
"Gah
... Gaaaaaah!"
Meninggalkan
jeritan memekakkan telinga, Tubuh terpisah serigala secara mistis berubah
menjadi halaman buku yang robek, melayang di udara sampai akhirnya jatuh ke
tanah. Menyaksikan pembantaian
yang terjadi tepat didepan mereka, para penjahat yang tersisa menahan napas
mereka takjub saat situasi berbalik mengancam mereka.
"Apa
....! Serigala itu ... ?! "
"Kamu
... apa kamu pahlawan suci negeri ini ?!"
Dua
penyihir jahat meratap sembari gemetaran dalam ketakutan yang mutlak. Shidou
melengkungkan bibirnya tersenyum.
"Aku
hanya seorang siswa SMA yang kebetulan lewat."
Shidou
menjawabnya sembari dengan mantap memijakkan kaki di lantai yang lembab dan
dengan spontan menyerang
ke arah musuh yang lemah dengan Sandalphon yang siap di tangannya.
Dia
membelokkan sihir kutukan para penyihir, dengan cepat memotong pemukul besi
tanpa adanya perlawanan, dan menusuk sebuah rongga lebar di tubuh ogre yang
cacat. Ogre yang menyedihkan itu mengeluarkan suara erangan yang memekakkan
mirip dengan erangan menderita serigala yang sekarat, dan berubah menjadi
sobekan kertas.
Akan tetapi, tekanan tak terbendung Shidou tidak hanya berhenti sampai di sana.
Dia menyalurkankan kekuatan fisiknya ke tangan dan kakinya, ia lantas memainkan
Shandalpon dengan anggun selagi terlibat
dalam pertempuran dengan penjahat menyedihkan yang tersisa.
Shidou
mengamati adegan surealis yang terjadi dengan tatapan kosong.
"A-Apa
yang terjadi ...?"
"Shidou!"
Tohka
dan Para Spirit lainnya dengan cepat bergegas menolongnya setelah jalan mereka
yang sebelumnya dibloklade musuh secara berangsur-angsur terbuka.
"Apa
kamu baik-baik saja, Shidou? Apa kamu terluka ?! "
"T-Tidak,
aku baik-baik saja. Lebih penting lagi, siapa yang ... "
Shidou
sekali lagi dengan kebingungan menatap Shidou lain yang sekarang menangkis serangan
musuh mereka. Kotori kemudian juga mengerutkan alisnya dengan keraguraguan.
"Itu
jelas-jelas kamu ... Katakan, apa kamu bisa menggunakan jutsu klon bayangan,
Shidou?"
"Tidak,
aku tidak ingat pernah magang ninja ..."
Shidou
tertawa selagi Nia kemudian berucap * ah *, seolah-olah dia telah menyadari
sesuatu yang luar biasa sembari
meraba-raba dagunya.
"Mungkinkah
Bocah # 2 menjadi karakter di dunia ini?"
"Eh
... ..?"
Shidou
juga meraba-raba dagunya takjub. Kata-katanya cukup masuk akal, sebetulnya. Sekalipun
begitu, perbedaan lain yang saling bertentangan akan timbul. Mereka terjebak
dalam dunia khayal yang terdiri dari beraneka ragam dongeng yang terjalin. Jika
Shidou tidak termasuk dalam persona cerita yang dramatis, maka karakter Shidou
hanya bisa eksis di--
"Aahhhh!"
Pada
saat itu, selagi pikiran Shidou terhubung dengan kepingan kongruen puzzle
sampai disini, Natsumi
tiba-tiba berteriak dengan suara keras yang agak tidak sesuai dengan tubuh
lolinya.
"A-ada
apa, Natsumi?"
"...
A-aku tahu siapa dia...! Aku tahu, orang itu ...! "
Natsumi
mengacungkan jarinya menunjuk Shidou lain, yang mempertontonkan pertempuran
yang indah melawan para
penjahat, dengan jari yang gemetaran.
"Kau
tahu dia Natsumi ?! Sungguh?"
"Y-Ya
... sebenarnya, kita semua seharusnya! Karena laki-laki itu, Shidou itu ...
adalah karakter yang kita semua gambar
di manga bulan lalu! "
"!!!"
Shidou
dan Para Spirit lainnya menahan nafas mereka dalam keterkejutan mendengar
pernyataan yang diucapkannya.
Yang
satu ini juga terwujud; cerita yang mereka pikir tidak terwujud, cerita yang
menggambarkan Itsuka Shidou
sebagai protagonis utama. Shidou dan yang lainnya telah merencanakan plot di
mana mereka bersama-sama menggambar
manga dimana mereka sepakat Shidou memainkan karakter utama, dalam tujuan untuk
membujuk Nia, yang tidak bisa jatuh cinta dengan apa pun selain 2D.
"T-Tapi
... Bukannya itu karya bersama?Diselamatkan oleh pahlawan seperti itu... itu
terlalu kebetulan! "
Shidou
berseru protes, Nia menggeleng dengan lembut.
"Aku
sudah berkata sebelumnya, Bocah. Karya sastra tidak memiliki batas ketika
sampai pada penyelesaian cerita dan bisa
saja terwujud di dunia ini. Selain itu, semua penulis manganya telah berkumpul
di sini.
Apa
kamu tidak berpikir kemungkinanannya cukup tinggi? "
Berpakaian
karakter manga aslinya sendiri, Nia dengan penuh gairah melanjutkan
kata-katanya.
"Dan
itu Bocah # 2, apakah dia Itsuka Shidou asli atau bukan, dia digambarkan dalam
karya bersama kalian sebagai Itsuka
Shidou yang kuat yang menyelamatkan Para Spirit untuk mendapatkan sanjunganku!
"
"A-Apa
artinya itu?"
"Permintaan.
Tolong uraikan. "
Yamai
bersaudari memiringkan kepala mereka dengan enteng untuk mengekspresikan
ketidakpahaman mereka terhadap semburan kata-kata Nia yang tiada hentinya.
Meski begitu, Nia melanjutkan kembali dengan napas segar.
"Dengan
kata lain! Dia super-tampan, super-kuat, gambaran bocah idaman di hati semua
orang! "
Selagi
Nia akhirnya mengakhiri penjelasannya yang eksentrik, Shidou lain mengayunkan
Sandalphonnya dengan elegan setelah menumpas
musuh terakhir dari manga.
"Hu
...."
Dia
kemudian menyisir rambutnya dengan cepat dan mendekati Shidou perlahan-lahan.
"Yo,
apa semuanya baik-baik saja, aku?"
"Y-Ya
..."
Merasa
benar-benar tidak terbiasa dengan bagaimana ia tidak pernah berbincang dengan
orang lain dengan cara seperti itu sebelumnya,
Shidou tetap berupaya untuk membalasnya.
"Terima
kasih karena sudah menyelamatkanku ... aku."
"Haha,
kita terdengar seperti Kurumi."
Shidou
lain menanggapinya sambil tertawa riang.
Shidou
tidak bisa menahan untuk tertawa bersama, karena ia dihadapkan dengan sensasi
menarik dari melihat
bayangannya di cermin.
"Tapi
... kalian berada di tempat yang cukup ketat. Bagi kita bisa berada di sini,
aku mengira ini harusnya perbuatan Westcott?
"
Shidou
lain bertanya dengan berhasrat.
Tak
begitu terpengaruh oleh keberadaan luar biasa dari dua Shidou, Kotori
mengangguk jujur sebagai tanggapan.
"Un,
aku akan berterus terang karena kamu sudah mengetahui situasi kami. Apa kamu
tahu bagaimana kami bisa kembali
ke dunia kami? Kami harus cepat kembali. "
Shidou
mengangguk, tegas.
"Oh,
serahkan itu padaku."
"Eh
?!"
Kotor
berteriak kebingungan. Hal itu tidak dapat dielakkan, karena Shidou lain dengan
santai berbicara tanpa
menunjukkan sedikitpun keragu-raguan.
"K-Kamu
bisa membantu kami?"
Kotori
bertanya, Shidou lain kemudian dengan mengesankan mempertunjukkan Sandalphonnya
dan menanggapi.
"Un.
dunia ini diciptakan dengan kekuatan angel, dan bisa juga dihancurkan dengan kekuatan
yang sama. Meskipun aku keberadaan fiksi, dalam hal dunia ini, angel yang
kugunakan sangat nyata."
Akan
tetapi, Shidou melanjutkan:
"Aku
hanya bisa membuka pintu keluar dunia ini. Ketika semua orang kembali ke dunia
lain, Westcott mungkin disana
menunggu kalian. "
"Apa
....!"
Kotori
melebarkan matanya, ia tidak dapat menerima kenyataan bahwa ia belum memikirkan
hal fatal tersebut, tapi kemungkinan
kemungkinan sebelumnya.
"Apa
harus kami lakukan? Kami harus bergegas untuk Mukuro dan- "
Selagi
ekspresi serius Kotori mulai memudar.
"Aku
meramalkan bahwa ini akan terjadi !!"
Nia
berteriak keras, seakan menyela kata-kata Kotori.
"A-Apa
Nia! Kamu tidak perlu mengatakannya begitu keras ... "
"Ehehe,
aku selalu ingin mencoba dan mengatakan baris itu. Bagaimana? Seperti wanita
yang cakapkah? "
"Apa
kamu bercanda…"
Kotori
mengatakan dengan melirik pada Nia. Nia menggaruk kepalanya malu-malu,
seolah-olah mengatakan 'ahh maaf maaf'.
"Aku
sudah membuat persiapan yang diperlukan jadi Bocah # 2, Kamu tidak perlu
khawatir. Kamu dapat membuka pintu keluar segera?"
"Hei,
apa yang kamu katakan, Nia? Bahkan jika kita kembali ke dunia asli kita,
bukankah semua usaha kita selama ini akan sia-sia jika kita muncul di depan
Westcott? "
"Hehehe,
tidak perlu khawatir."
Nia
menggoyangkan jarinya seperti metronom, dan menggerakkan kembali sudut-sudut
mulutnya.
"Kalian
tahu, sebelum aku tertelan ke sini, Beelzebub telah diaktifkan di dunia itu.
Rasiel dan Beelzebub
adalah keberadaan tunggal. Tentu saja, hal itu juga dapat memikul tanggung
jawab atas link antara
kedua dunia. "
"Itu
berarti ..."
"Yup,
kecuali kalau bajingan itu tetap di sana selamanya, kemungkinan bertemu
dengannya sangat rendah."
Nia
mengedipkan matanya, dan Para Spirit bersorak gembira serentak.
"Mengagumkan,
Nia!"
"Haha,
benar-benar sangat cakap."
"Memuji.
Jadi kamu bukan hanya pemabuk. "
"Nyahaha,
aku malu, puji aku lebih banyak."
Nia
membusungkan dadanya puas. Shidou lain kemudian menyangga Sandalphonnya dan
mengalihkan pandangannya ke arah Shidou dan yang lainnya.
"Baiklah,
sekarang sudah oke?"
"Un,
jika kamu mau,"
Sesuai
permintaan Kotori, Pada saat berikutnya, Shidou lain mengangguk dan menutup
matanya untuk mengkonsentrasikan
energinya, Ia mengayunkan Sandalphonnya kuat-kuat kebawah dengan gerakan
membelah.
"--Hah!"
Dalam
sekejap, angin kencang berdesir dari tepi yang tajam dari Pedang Sakti
Sandalphon, dan
lubang dimensi retak terbuka dalam celah sempit di ruang yang ditebas oleh
pedang sakti.
"Kalian
harusnya bisa kembali melalui lorong ini."
Shidou
lain tersenyum hangat-tulus selagi menumpukan Sandalphon di tanah.
"Mengenai
Mukuro yang kamu sebutkan sebelumnya, dia Spirit baru, kan? Lakukan yang
terbaik, aku; Kamu
pasti bisa menyelamatkannya. "
"....."
Mendengar
kata-kata bijak Shidou lain, yang terdengar familiar dengan kata-kata
perpisahan Woodman; Shidou
merasa detak jantungnya terus menerus melompat tiba-tiba.
"...
Apa yang kamu lakukan, Shidou? Ayo pergi."
Kotori
memasang ekspresi tak paham saat ia menatap kakaknya yang diam dengan jengkel
dan dengan
tidak sabar menunggu semua orang untuk datang ke celah transenden.
"Sekali
lagi terima kasih karena sudah menyelamatkan kami, dan jaga dirimu baik-baik,
Shidou."
"Un,
aku akan menyampaikan salam untuk teman-temanmu di dunia ini."
"Haha,
aku menduga mereka ada di sini juga. Entah bagaimana itu terasa agak rumit,
"
Kotori
tersenyum sembari melambaikan tangannya untuk mengucapkan selamat tinggal, dan
dengan teguh memasuki portal.
Berikutnya
di belakangnya, Para Spirit masing-masing mengucapkan perpisahan dan terima
kasih mereka pada Shidou lain satu demi satu
selagi mereka masuk ke dalam portal. Setelah semuanya sudah pergi, Shidou lain
menatap Shidou.
"Sekarang
giliranmu, aku. Pergilah, mereka sedang menunggumu. "
"Y-Ya
..."
Shidou
mematuhi anjuran ramah Shidou lain dan menuju ke lorong.
Namun,
ia tiba-tiba menghentikan langkahnya sekali lagi, seolah-olah kakinya telah
disematkan ke lantai.
--Shidou.
Melalui
imajinasi kreatif Shidou dan Para Spirit, Shidou fiksi adalah Shidou idaman yang
ahli dalam menyelamatkan Para Spirit. Berhadapan dengan Shidou lain secara
pribadi, suatu keinginan kecil tumbuh dalam hati
Shidou. Ada keadaan yang kekal dari pikiran yang seharusnya saling terhubung,
dan belitan yang singkat ini ia harus berjuang melepaskannya. Namun ada hal
tertentu yang masih tetap mengganjal di lubuk hati Shidou ini seperti endapan
terjal.
"Hei
... aku."
"Un?
Apa yang salah, aku? "
"Apa
yang kamu katakan itu benar. Aku akan pergi ke sisi Mukuro, Spirit baru.
Tapi-"
Shidou
sedikit mengerutkan alisnya selagi ia tergagap menceritakan mengenai Mukuro
dengan ragu-ragu dan tidak jelas. Bagaimana dia dengan dingin ditolak,
bagaimana dia terang-terangan dituduh mengabaikan pendapat pribadi Para Spirit,
dan bagaimana dia tidak mampu menyangkalnya sama sekali.
"....."
Shidou
lain menampilkan ekspresi bersungguh-sungguh selagi ia dengan penuh perhatian
mendengarkan pengakuan menyedihkan Shidou, dan
mendesah ringan.
"Aku
mengerti ... sulit meyakinkan Spirit lain ya?"
"...
Aku punya keyakinan. Ketika semuanya sedang diserang oleh penjahat, aku
berpikir kalau saja aku tidak menyegel
mereka, mereka tidak akan begitu tak berdaya ... Tidak, tentu saja, jika aku
tidak melakukan itu, mereka akan dalam masalah besar, tapi ... "
Ia
tidak cukup mampu menyimpulkan putusan yang pantas dari apa yang telah
dialaminya. Shidou menggaruk kepalanya dan melanjutkan.
"...
Menyegel kekuatan Mukuro. Aku tidak mempunyai keluhan tentang itu. Jika aku
tidak melakukannya, DEM akan melancarkan serangan
lain. Tapi ... Aku tidak tahu apa yang harus dilakukan ... Apa pendapatmu? Apa
kamu rasa aku bahkan memiliki hak
untuk berdiri di hadapan Mukuro meskipun aku masih belum punya apa-apa untuk
menyangkalnya? Bisakah aku
yang bimbang ini membuka kunci di hatinya ...? "
Shidou
lain yang tetap diam dalam beberapa saat mulai menggerakkan mulutnya.
"-Jika
Itu aku, aku akan melakukannya lagi."
"Tapi,
Mukuro tidak ingin diusik ..."
"Meski
ia berkata begitu, apa ini tidak aneh jika kamu memikirkannya lebih hati-hati?
Katakanlah ia mengunci hatinya
agar ia tidak akan merasa kesepian, apakah itu berarti dia tidak tahan kesepian
jika dia
tidak menggunakan angelnya? "
"...
Itu ... kamu benar."
Jika
Mukuro tidak sanggup mengalami depresi karena kesepian, kesedihan dan kemarahannya
dari awal, lalu itu akan menjadi alasan ia tidak perlu secara kejam mengunci hati
dan emosinya di tempat pertama. Ada kemungkinan ia merasa tidak perlu
memberitahu Shidou tentang ini.
"Apa
yang dia katakan, tidak peduli bagaimana aku memandangnya, rasanya seperti
sinyal S.O.S. dari Mukuro sendiri.
Oleh
karena itu, Kamu harus pergi tidak peduli apa yang dia lemparkan padamu.
Ngomong-ngomong, bukankah kamu sudah memiliki kunci
untuk membuka hatinya yang dikunci? "
"Eh
....?"
Mendengar
kata-kata Shidou lain, Shidou memiringkan kepalanya. Dalam sekejap, dia segera mengerti
di mana makna yang tidak jelas dari kalimat berbohongnya.
"...Mungkinkah…"
"Benar,"
Shidou
lain mengangguk puas terhadap reaksi yang diungkapkan Shidou.
"Satu
hal lagi, kamu harus memandangnya sebagai hal yang terpisah,"
Shidou
lain mengatakan ini sembari menyodorkan tinjunya ke dada Shidou.
"Apa
yang kamu pikirkan, aku? Bukankah semua yang kamu katakan hanya tentang Mukuro?
Meskipun memikirkannya adalah hal yang baik, Kamu tidak akan melihat
perasaannya hanya dengan itu. Nah, aku, bagaimana kamu akan mengurus
Mukuro? "
".....!"
Mendengarkan
nasihat yang berarti dari Shidou lain, Shidou tiba-tiba menahan napasnya.
Setelah beberapa detik dalam
keheningan, Shidou menghirup napas dalam-dalam, dan menghembuskannya lagi.
"...
Un-Baiklah ....Oke."
Shidou
membalasnya secara berangsur, benar-benar berangsur. Menjawab pertanyaan jauh
lebih mudah daripada
ceramah. Ketika menyatakannya, bagaimanapun juga, sampai kapanpun selalu ada
perasaan yang melepaskan semua akumulasi kesuraman yang terpendam dalam lubuk
hatimu. Shidou lain tersenyum, kemungkinan besar ia mengetahui
keputusan Shidou.
"Lakukan
yang terbaik, kamu siswa SMA."
"Kamu
juga, siswa SMA."
Shidou
lain dan Shidou berpamitan dengan mengadu tinju mereka, dan Shidou terjun ke celah
yang telah dibuat di ruang tersebut.
"....
Uu."
♢♢♢
-Sensasi
mesra di bahunya berubah menjadi guncangan bolak-balik yang lembut dan secara
bertahap memulihkan
kesadaran yang terpendam Shidou. Shidou mendengus dengan lembut dan membuka
matanya yang belum fokus, menangkap
pandangan kabur dari adik angkatnya yang mana memegang telapak tangannya yang
dilebarkan tepat di depan
wajah konyolnya.
"Apa
yang kamu lakukan, Kotori?"
"Syukurlah,
Akhirnya kamu terbangun. Satu detik lagi dan aku akan menamparmu untuk yang
kedua puluh kalinya. "
"...
Eh? Kamu sudah menamparku 19 kali ?! Sebanyak itu ?! "
Shidou
berteriak marah sembari menaruh tangannya di wajahnya dengan enggan, Ia mencoba
untuk merasakan panas yang memancar dari bekas kemerahan yang panas.
"Hanya
bercanda."
Kotori
menjawabnya dengan mengangkat bahunya sarkastis.
Selagi
Shidou menyentuh wajahnya dengan sensitif untuk memastikan kembali bahwa rasa
sakit itu benar-benar tidak ada, ia
bersamaan melakukan pengamatan cepat pada sekelilingnya dan keadaan sekarang.
Dia tidak
berada di pondok jerami reyot dimana sebelumnya dia terbangun dekat-malapetaka, sebaliknya,
dia mendapati dirinya baru saja terbaring di salah satu dari banyak koridor di
basis rahasia Ratatoskr, dengan dinding dari semen yang mengeras dan
langit-langit beton bertulang baja semuanya telah runtuh tanpa
pengecualian dalam tumpukan yang cukup besar dari puing-puing yang berserakan.
Para
Spirit lainnya berkerumun bersama-sama di satu tempat dan Tohka menempatkan
tangannya di bahu
Shidou, dan mengguncangkannya dengan lembut. Semuanya tidak mengenakan pakaian
katun compang-camping atau gaun
resmi mewah lagi. Penampilan mereka sudah kembali ke aslinya, pakaian
mereka yang biasa.
"Sungguh
... Bukannya aku sudah mengatakan kita kehabisan waktu? Berhentilah
membuang-buang waktu. "
Kotori
menyilangkan tangannya dengan ketat di dadanya dan menghembuskan napasnya acuh
tak acuh.
"Oh
... Maaf tentang itu. Tapi-"
Shidou
berdiri kikuk dengan semua kekuatan yang ada pada kakinya dan menepuk wajahnya beberapa
kali dengan ringan untuk membersihkan kepalanya yang kotor.
"-Semuanya
oke sekarang."
"....?
Aku mengerti, baiklah, ada baiknya melihatmu berenergi. "
Kotori
memiringkan kepalanya ke satu sisi dengan semburat curiga, tapi ia segera
menilai bahwa tidak
ada waktu untuk duduk diam, dan memberikan isyarat dengan dagunya untuk memacu
semua orang.
"Pokoknya,
kita harus bergegas. Meskipun waktu yang kita habiskan lebih pendek daripada yang
kita pikirkan, serangan kejutan menimpa Fraxinus setiap saat. "
"Un!"
"Mengerti."
Para
Spirit berteriak setuju dan mengikuti Kotori dengan taat, berjalan melalui
jalanan-menurun di koridor dengan keteguhan hati. Shidou juga berada tidak jauh
di belakang, terus maju melalui jalanan yang berlepotan, Suara
yang terdengar pada basis yang porak poranda cukup keras, suara ledakan dan
tembakan yang menusuk-telinga masih berkumandang. Setelah bertemu
secara acak dan kemudian membinasakan beberapa unit <Bandersnatch>,
Shidou dan
yang lainnya akhirnya mencapai pintu masuk hanggar khusus Fraxinus.
Mungkin
kamera pengintai eksternal mengenali identitas mereka masing-masing atau
mendeteksi situasi yang mengerikan sebelumnya, tapi Shidou dan lainnya
diizinkan masuk ke hanggar
yang luas dimana suara Kannazuki terdengar dari pengeras suara.
"-!
Komandan! Anda selamat! "
"Un,
maaf membuat kalian menunggu."
Kotori
mengangkat tangannya dengan enteng sebagai tanggapan dan terus berjalan menuju
dek kapal udara yang rendah. Shidou dan Spirit lainnya mengekor di belakangnya,
dan langsung dibawa ke jembatan kapal.
"-Bagaimana
situasinya?"
Begitu
dia masuk jembatan, Kotori bergegas maju ke depan sembari dengan cepat melepas
jaket seragam-militernya, mensampirkannya di bahunya. Dia tiba-tiba mengulurkan tangan
kanannya yang kosong ke satu sisi, dimana Kannazuki, dengan patuh menunggu
perintah, penuh
dengan hormat dan menyerahkan salah satu dari banyak lollipop identik yang
tersusun rapi di rak.
Kotori
menerimanya dengan rasa terima kasih, merobek bungkus lollipopnya dengan rakus
dan menempatkan kenikmatan
rasanya ke dalam mulutnya selagi secara bersamaan duduk di kursi komandan.
Shidou hanya
bisa kagum pada ketenangan adiknya, urutan gerakannya,
hampir anggun.
"Roger.
Pada saat ini, salah satu kapal perang udara jenis-Arbatel melayang di atas
basis.
Sekitar
120 Wizard telah menyusup kedalam basis. 21 korban terkonfirmasi telah dilaporkan,
termasuk tenaga teknis, dan 185 orang telah mengungsi. "
"...Aku
mengerti."
Selagi
Kotori berbisik meratapi, kemudian karakter MARIA tampak muncul pada monitor
utama.
「Tidak ada waktu untuk murung,
Kotori. Kamu harus melaksanakan tugasmu sekarang. 」
"Un,
aku tahu itu."
Kotori
menghembuskan napasnya dengan tenang untuk membuang perasaannya yang
berlarut-larut dan membuat keputusan tegas, ia
mengangkat kepalanya.
"-Kami
Akan menyelesaikan apa yang kami tetapkan untuk dilakukan. Persiapkan Fraxinus
EX untuk lepas landas. Aku yakin pemeliharaannya sudah selesai? "
"Roger!"
Semua
anggota kru berteriak serempak.
"Tapi,
tampaknya daya di hanggar telah dikacaukan oleh musuh. Kami tidak
bisa mengoperasikan gerbang. "
"Hm,
kurasa kita tidak punya pilihan. -Penerobosan."
"Hubungkan
dasar Unit Realizer dengan baling-baling dan sebarkan territory. Inisialisasi
kamuflase dan penghindaran
otomatis. "
"Seperti
yang Anda perintahkan, meluncurkan dasar Unit Realizer dan mesin
penjajaran."
"Menyebarkan
territory. --Kita siap untuk berangkat. "
Suara
*beep* dan nada elektronik dari mesin yang mulai menyala terdengar dari suatu
tempat didalam kapal
disertai oleh suara kegembiraan para kru. Selagi suara secara berangsur-angsur
semakin nyaring, Kotori mengangguk dengan lembut dan melirik pada Shidou dan
Para Spirit yang berdiri
di belakangnya.
"Bersiap,
kuatkan diri kalian."
"Oh,
baik."
Shidou
mengangguk dan mencengkeram erat pilar yang diposisikan di samping dinding.
Para Spirit meniru apa yang dilakukannya, kecuali Origami dan Nia yang memegang
lengannya.
Keduanya
akhirnya ditarik dipisahkan oleh Tohka dan yang lainnya meskipun membutuhkan
tenaga maksimal untuk melepaskan
setiap jari yang mencengkram lengan Shidou. Kotori mendesah enggan dan
memalingkan
kepalanya ke depan, memberikan perintah.
"Fraxinus
EX, berangkat!"
Setelah
itu, seluruh kapal berguncang hebat seolah memperhatikan perintahnya. Monitor
utama menunjukkan
dinding bagian hanggar yang benar-benar diratakan, oleh gaya yang tak terlihat, dilumatkan
dengan paksa menjadi kepingan material.
Sedikit
rasa geli, sensasi melayang memenuhi seluruh jembatan, dan pada saat
berikutnya, gambar yang ditampilkan pada layar
lebar berubah menjadi langit biru.
"Uohh
..."
Shidou
berseru pelan sembari mengerahkan kekuatan pada kakinya untuk menstabilkan
tubuhnya.
Sebuah
kapal udara yang memanfaatkan unit Realizer tidak perlu mendapatkan gaya angkat
penerbangan seperti pada sebuah pesawat
biasa untuk terbang. Sebaliknya, territory yang menyelimuti seluruh kapal memungkinkan
kapal besar untuk melayang tanpa kendala. Karena alasan ini, kapal udara ini
bisa terbang dengan cara yang menentang
hukum konvensional fisika.
Pada
saat itu, bayangan hitam besar terkonfirmasi terbang di langit dan ditampilkan
pada Monitor,
yang mengakibatkan alarm pada jembatan berbunyi.
「Kapal perang musuh yang melayang
di atas basis telah terkonfirmasi. Apa yang harus kita lakukan? 」
Suara
Maria memancar dari loudspeaker. Kotori mengerutkan alisnya dan meluruskan batang
permen lolipopnya.
"Kita
harus melaju ke luar angkasa secepat mungkin."
「Setuju.」
"Meskipun
kita akan terkena dampak yang merugikan, kita tidak harus memperlambat."
「Setuju.」
"Kau
tahu berhenti, Maria."
「Setuju.」
Selagi
Maria menjawab dengan menjemukan, Kotori memegang lollipopnya diantara
jari-jarinya dan mengacungkannya ke depan.
"Selesaikan
itu dalam waktu satu menit."
「Itulah Kotori yang aku tahu. 」
Dengan
kata-kata Maria yang lebih bahagia, Kotori kemudian memberikan arahan pada kru.
"Lepaskan
<Yggdrafolium> nomor 1-3. Atur territory untuk memblokir penyusup dalam
bentuk apapun dan setelah itu ubah
atribut ke eksplosif. "
"Roger,
<Yggdrafolium> unit 1-3 bersiap untuk peluncuran."
Monitor
tambahan menampilkan bagan Fraxinus, menunjukkan bagian belakangnya yang menyerupai
pohon raksasa yang bersinar terang. Pada saat berikutnya, beberapa 'benda yang
tidak diketahui', ditampilkan pada layar terbang menuju langit yang tak
berujung.
Alasan
mengapa itu dideskripsikan sebagai 'benda yang tidak diketahui' sederhana, Itu
karena 'benda yang tidak diketahui' diselimuti dengan kamuflase tembus pandang.
Mata telanjang Shidou tidak dapat melihatnya.
Dengan
asumsi <Yggdrafolium> transparan meluncur untuk melakukan kontak dengan
kapal musuh, lintasannya sudah ditentukan akan sedikit mendistorsi ruang.
Beberapa
saat kemudian, mereka tiba di depan kapal perang DEM dan 'benda-benda yang
tidak diketahui' diledakkan
bersamaan. Bahkan musuh tidak menduga itu terjadi. Kapal udara menyedihkan itu
mengeluarkan asap tebal dan mulai jatuh ke permukaan.
"Hmm."
Kotori
menudingkan ibu jarinya ke bawah.
"Waktu
berlalu, 52 detik."
"Hanya
bisa dilewati. Kita harus memperbaiki keterlambatan itu. Naikkan ketinggian dan
meluncur ke atmosfer dalam
satu kesempatan. "
"Roger!"
Sesuai
dengan apa tanggapan kru, body Fraxinus sedikit bergetar dan gambar pada layar
utama beralih
pada pemandangan di bawah dengan kecepatan luar biasa. Pemandangan memikatnya
menyerupai salah
satu pemandangan yang diambil oleh kamera yang melekat pada balon udara.
Sebelum
beberapa menit telah berlalu, pemandangan yang ditampilkan pada monitor utama
sudah memisahkan
diri dari langit. Ruang gelap-gulita memenuhi seluruh layar dimana bintang yang
tak terhitung jumlahnya bersinar
dan berkedip-kedip.
Ini
adalah pemandangan yang sama seperti apa yang telah diambil oleh kamera
otomatis sebelumnya. Shidou menelan ludah, menatap tajam pada gambar.
Pada
saat itu…
Muncul
sosok seorang gadis muda yang sedang tenggelam dalam tidurnya yang tenang
dengan rambut keemasan yang berkibar.
"...
Mukuro ...!"
Shidou
mengepalkan tinjunya dengan erat sambil memanggil nama gadis itu. Terlepas dari
kenyataan bahwa suaranya tidak
bisa mencapai bagian luar kapal, alis Mukuro sedikit bergerak.
"...Hah?"
Fraxinus
kemungkinan besar telah mendeteksi suara yang datang dari luar. Meskipun lemah,
itu pasti
suara Mukuro yang diteruskan melalui loudspeaker.
Dalam
keadaan normal, suara tidak bisa merambat melalui ruang hampa. Tapi mungkin
itu karena adanya territory-seperti pengaruh dari Astral Dressnya yang
memungkinkan suaranya jelas dan mantap
bergetar ke gendang telinga Shidou.
"Kamu
seharusnya mengindahkan peringatanku , kamu asalnya memang tak berubah."
Mukuro
meregangkan tubuhnya dan mengangkat tangan kanannya, bibirnya sedikit bergerak.
"--Michael."
Dengan
bait miliknya, tongkat berbentuk kunci terwujud di tangan kanan Mukuro dari
lubang yang
kosong. Dia kemudian menusukkan ujung bergerigi Michael ke ruang angkasa.
"--<Unlock-Rātaibu>."
Mukuro
memutar kuncinya, menciptakan sebuah gerbang raksasa. Dia mengangkat tangannya,
dan segera mengayunkannya ke bawah seakan mengeksekusi hukuman mati.
Bongkahan-bongkahan sampah tak terhitung jumlahnya yang tersebar diseluruh
ruang didekatnya semua tertarik ke gerbang dan terhisap didalamnya, mirip
dengan bagaimana
black hole menghisap segala sesuatu. Pada saat berikutnya, bahkan gerbang
ekstra muncul disekitar Fraxinus,
menembakkan rentetan peluru yang tak terhitung pada saat yang sama.
"U-Uawahh
?!"
Shidou
hanya bisa meringkuk saat melihat material batuan yang tak terhitung jumlahnya melaju
menuju kapal dengan kecepatan tinggi. Akan tetapi, Kotori tidak sedikitpun
kebingungan dan segera
mengeluarkan instruksi.
"Territory,
spesialisasi bertahan!"
"Roger!"
Layar
monitor tambahan memancarkan cahaya lemah. Sementara itu, proyektil tak terhitung langsung
hancur tepat sebelum kontak dengan body kapal.
"I-ini
..."
"Ceritanya
lain jika kita langsung diserang menggunakan angel, tapi kacang polong kecil
ini hampir tidak
berpengaruh pada Fraxinus. "
Kotori
mengutarakan kemenangannya sembari memutar kursi komandannya 180 derajat ke
arah Shidou.
"Baiklah,
Shidou, giliranmu berikutnya. Apa kamu siap?"
"-Un,
Tentu saja."
Shidou
mengangguk dengan semangat selagi menunjukkan kebulatan tekadnya. Kotori
kemudian melebarkan matanya seolah-olah dia tidak menduga respon tenangnya.
"Meski
aku tidak tahu apa yang kamu dan Shidou di dunia lain bicarakan, etosmu
tidaklah buruk. Baiklah, mari mulai kencan <perang> kita. "
Selagi
dia mengatakan hal tersebut, Kotori menggunakan dagunya untuk memberikan
isyarat pada para kru untuk mengoperasikan konsol
mereka. Disekeliling bagan Fraxinus yang ditampilkan pada monitor, bidang yang
melingkar diperbesar.
"Kita
akan memperluas territory Fraxinus hingga koordinat Mukuro, Oleh karena itu
Shidou, Kamu tidak perlu khawatir
tentang masalah seperti udara atau radiasi kosmik. Kamu nanti bisa mengandalkan
tubuhmu untuk bergerak di luar
angkasa. -Bagaimanapun juga, memakai luar angkasa selama kencan hanyalah
terlalu tidak romantis dan tidak sensitif. "
Kotori
mengangkat bahunya seakan memecah lelucon, dan meneruskan perkataannya.
"Kamu
bisa mengandalkan kami untuk mengontrol gerakan dan pertahanan mendasarmu.
Territory harusnya mampu memblokir serangan apapun seperti sebelumnya. Shidou,
kamu harus melakukan segala kemungkinan untuk mendekati
Mukuro. Strategi dimulai. "
"....."
Shidou
sekali lagi menatap dengan penuh perhatian pada Mukuro yang melayang di
pertengahan monitor LCD, dan menganggukkan kepalanya dengan enteng sembari
mengembuskan napas.
-Pada
waktu itu.
"...
T-Tentang itu."
Natsumi,
yang malu-malu menyembunyikan dirinya dibalik punggung Yoshino yang juga
bertubuh loli, tiba-tiba berbicara.
"Apa
yang salah, Natsumi?"
Tanya
Kotori, terkejut dengan suara yang tiba-tiba.
"...
Tidak, tidak ada apa-apa, ini b-bagus, tapi Mukuro-san terlihat ...
m-menakutkan ... tidakkah kita harus pergi bersama-sama?
Ini akan ... bagaimana pendapatmu? "
Natsumi
berbicara dengan ragu-ragu sembari mengalihkan pandangannya ke sisi lain.
Seolah
entah bagaimana digerakkan oleh kata-katanya, Para Spirit lainnya tampak
mengungkapkan pendapat yang mendukung juga.
"J-Jika
aku boleh membantu ... A-Aku dengan senang hati membantu melindungi Shidou-san
dengan Zadkiel ... apabila territory tidak
bisa menahan Mukuro-san ... "
"Ah,
ide bagus ~. Lagu dari Gabrielku mungkin juga berguna. "
"Ooh!
Aku akan pergi juga! "
Para
Spirit mengutarakan berbagai permohonan pada Kotori dengan mata anak anjing
yang memohon, Kotori menampilkan ekspresi
tidak nyaman untuk jangka waktu yang cukup lama. Pada akhirnya, Kotori tidak
punya pilihan lain selain melepaskan keragu-raguannya dan menghela napas berat
menyerah.
"Kalian
benar-benar ... Tapi hanya pergi saat hidup Shidou dalam bahaya, pertama-tama,
kencan ini seharusnya untuk membujuk
Mukuro. Kerumunan orang-orang yang mendekat tanpa sajak atau alasan
pasti akan membuatnya merasa was-was dan membuat kami kesulitan. "
"Ooh!"
Para
Spirit menganggukkan kepala mereka terpaksa mendengar peraturan yang ketat dari
Kotori. Shidou hanya bisa tersenyum kecut terhadap kesatuan pendapat mereka.
"Terimakasih
semuanya. Aku akan melakukan yang terbaik jadi kalian tidak perlu turun tangan.
"
Shidou
dengan mantap melangkah menuju dan menempati unit teleporter, yang sebelumnya membawanya
ke jembatan.
"Baiklah
kalau begitu, aku berada di tanganmu, Kotori."
"Un,
segera mulai transpor-"
Namun,
selagi Kotori memberikan instruksi akhir, lampu merah menyala di dalam jembatan
dan tiba-tiba,
sirene peringatan terdengar di seluruh jembatan.
"Apa
yang terjadi?!"
"...!
Ini ... musuh! Di atas bumi ada tiga ... tidak, empat kapal perang luar angkasa
DEM!! "
Selagi
Minowa meneriakkan situasi darurat yang mendesak, gambar digital banyak kapal
perang raksasa muncul di monitor. Perubahan peristiwa yang mendadak menyebabkan
ekspresi wajah Kotori berbalik geram.
"Membicarakan
mengenai waktu yang kurang tepat ... Meskipun hal ini sudah diantisipasi, aku
tidak berpikir hal ini akan benar-benar terjadi.
Yah,
mereka akan menjadi seperti ikan kecil sebelumnya, tidak peduli seberapa banyak
mereka- ... "
Saat
mencapai pertengahan kalimat, alis Kotori sedikit berkedut. Matanya menatap
lekat-lekat pada empat kapal perang besar yang ditampilkan pada layar,
pandangannya terutama terpaku pada kapal perang yang terkecil dari empat kapal.
Tapi 'kecil' hanyalah penjelaskan ukuran relatif. Ekspresinya menjadi pedas, terserapi
oleh sedikit eksitasi. Kapal perang itu memiliki karakteristik body yang
ramping yang disapu oleh warna platinum, dan penampilan luarnya jelas berbeda
dari penampilan sederhana tiga kapal
perang lainnya. Karena semua kapal perang itu datang ke sini, kapal perang luar
angkasa itu tanpa diragukan lagi
memiliki tujuan bertempur. Tapi kapal yang dipoles indah serta menonjol dari
empat kapal lainnya tampak seolah-olah adalah
kapal-istimewa yang khusus dibuat untuk pejabat-tinggi spesial.
Kotori
memutar batang permen lolipopnya dan menyerukan nama kapal itu.
"Goetia
...!"
"Apa
...!"
Shidou
membelalakkan matanya terkejut.
<Goetia>.
Meskipun ini adalah pertama kalinya ia melihat secara langsung kapal itu dengan
matanya sendiri,
Nama
itu sudah berkali-kali diucapkan dari mulut Kotori sebelumnya. Itu kapal perang
pribadi Ellen Mira Mathers,
yang dilengkapi dengan tenaga mesin terkuat di dunia. Juga, di 'Dunia
Sebelumnya', kapal itu dengan kejam menembak jatuh Fraxinus. Butir-butir
keringat mengalir dari wajah Kotori selagi ia menjilat bibirnya yang kering.
"...
Agak dendam eh, mengadakan pertempuran ulang di hari pertama setelan kapal
Fraxinus yang baru."
"Apa
ada masalah…?"
Shidou
bertanya sambil sedikit mengikuti alisnya. Maria kemudian menjawab melalui
loudspeaker.
「Jangan khawatir. Aku berbeda dari
versi sebelumnya. Aku akan membiarkan musuh mengetahui - nama dari kapal udara
nomor satu di dunia. 」
"Seperti
yang kamu katakan, Maria."
Kotori
menaikkan sudut-sudut mulutnya membentuk senyuman dan secara naluriah
memerintahkan anggota kru.
"Sebarkan
territory ganda! Memperluas lapisan pertama ke koordinat (6,2,2), tetapkan
atributnya ke kontrol luar angkasa, dan atur lapisan kedua ke defensif! Bersiap
untuk bertempur!"
"Roger!"
Para
anggota kru merespon bersamaan instruksi improvisasi Kotori dan dengan segera
mulai mengoperasikan konsol masing-masing. Selagi Kotori mengamati proses kerja
mereka, dia menoleh ke arah Shidou dan memberinya jempol dengan murah hati.
"Mukuro
milikmu, Shidou. Semoga beruntung dalam perjuanganmu, tidak, dalam hal ini ...
Semoga beruntung dalam perjuangan cintamu.
"
"Haha,
apa artinya itu."
Mendengar
adiknya yang aneh tapi entah bagaimana merestuinya, Shidou hanya bisa
meledakkan tawa.
"Kamu
juga, Kotori."
"Un."
Mengikuti
jawaban singkat Kotori, tubuh Shidou diteleport ke luar kapal tanpa penundaan.
Penglihatannya langsung berubah dari jembatan kapal ke kosmos yang tak
terhingga. Sensasi melayang menyelimuti seluruh tubuhnya.
"Ooh
... ?!"
Shidou
berteriak saat tubuhnya mendadak dibebaskan dari belenggu pembatas gravitasi, nyaris
berputar di tempat.
Meski
begitu, sama seperti apa yang Kotori jelaskan, ada perasaan tak terbayangkan
dari stabilitas yang besar seolah-olah ada tangan tak terlihat yang menyokongnya
dari belakang. Tidak diragukan lagi territory
mempertahankan postur tubuh Shidou. Tentu saja, karena faktanya ia benar-benar tidak
punya pengalaman mengambang di luar angkasa, sensasi aneh ini tidak bisa
dihilangkan. Tapi dia bisa bernapas
dengan normal dan suhu yang dirasakan oleh kulitnya juga sesuai. Kondisi yang
telah diatur ini cukup untuk memberikan Shidou lingkungan yang sesuai untuk mengobrol
santai dengan Mukuro.
"-Oke."
Shidou
menganggukkan kepalanya dengan lembut, ia mengonstraksikan kakinya dan
mengayuhkannya di luar angkasa. Ia menyesuaikan gerakannya dengan akumulasi
daya dorongnya, sehingga tubuh Shidou terdorong ke arah Mukuro sebagai
hasilnya.
"--Hah?"
Saat
itulah ia akhirnya melihat keberadaan mengusik yang perlahan-lahan mendekati
dirinya.
Mukuro
memalingkan pandangannya ke samping dan melihat Shidou mendekatinya, Ia
menyipitkan matanya angkuh sebagai respon.
"Kamu,
aku ingat ... keberadaan bernama Shidou, sayangnya tanpa kenangan. Apa Muku
tidak menawarkanmu kata
perpisahan umur panjang dengan penuh kebencian? "
Mendengar
suara asli Mukuro untuk yang pertama kalinya tanpa sarana perangkat elektronik
apapun, sedikit
rasa gugup bercampur dengan kegembiraan dan ketetapan atas tugasnya berkembang
dalam hati Shidou yang teguh saat ia dengan penuh perhatian menghadapi Mukuro.
"Aku
merasa terhormat kamu mengingat namaku. Mungkinkah kamu ingin melihatku yang
begitu buruk? "
"...Hah?"
Mukuro
memiringkan kepalanya, tapi itu tidak berarti bahwa dia tidak mengerti
kata-kata persuasif Shidou. Mengucapkan kata-kata seperti itu dengan begitu
berani membuatnya menyangka bahwa Shidou tidak sengaja membenturkan kepalanya
di suatu tempat dan psikisnya menjadi terganggu. Akan tetapi, Shidou sama
sekali tidak menghiraukannya dan dengan
santai melanjutkan kata-katanya.
"Bersiaplah,
kamu anak manja. Kamu pastinya tahu bahwa egoku tidak memiliki akhir. "
Didalam
dunia gelap yang memisahkan langit dan bumi, tirai yang berat terbuka untuk
menyingkap [kencan] rahasia antara manusia dan spirit.
Bersambung.
♢♢♢
Terima Kasih :)
Credits
:
Translator
dan Penyusun Kata : Aldi
Editor
: Marcel
0 comments
Please wait....
Disqus comment box is being loaded