Bab 5 - Pahlawan

Font Size :
Dark Mode
Reset Mode
"Ooh!"
Tohka, begitu takjub oleh pemandangan spektakuler dari fatamorgana-korek api, ia melebarkan kedua matanya yang berkilauan selagi mengamati benda-benda yang dipamerkan di aula-khusus. Dia tidak sendirian, Yamai bersaudari dan Yoshino juga sangat berantusias saat mereka mengamati galeri-seakan begitu terpikat.
Tentu saja, itu tidak dapat membantu. Shidou dan para Spirit saat ini berada di dalam ruang pesta mewah dalam istana kerajaan - tempat yang hanya ada dalam dongeng fantasi.
Lampu kristal yang memancarkan kemuliaan seperti berlian langka melengkapi karpet beludru merah cerah yang tanpa cela tidak menunjukkan suatu kekurangan apapun. Bahkan pilar marmer dan tangga didesain dengan sentuhan avant-garde indah yang bahkan akan membuat malu rumah-rumah mewah bangsawan. Di atas meja oak besar, yang dengan mudah bisa disalahpahami oleh rakyat jelata sebagai properti upacara yang digunakan untuk ritual suci, tersaji hidangan kuliner mewah dan makanan eksotis.
Mayoritas orang-orang yang berkumpul di sana sebagian besar berasal dari keluarga keturunan bangsawan atau keturunan pakar terkenal dan sarjana. Semua orang yang menghadiri pesta mengenakan pakaian modis yang berkelas dan bercengkrama satu sama lain dengan fasih.
Shidou dan yang lainnya mengandalkan inspirasi mendadak Kotori dan akhirnya berhasil mengatasi penjaga gerbang istana. Meskipun demikian, penjaga itu masih amat
kebingungan ketika melihat mereka. Mereka adalah sekelompok orang-orang berpakaian-lusuh dan tiba-tiba muncul kembali mengenakan pakaian resmi yang didapat entah dari mana. Sejumlah kecil keraguan dan kecurigaan mulai timbul, terlebih lagi karena penjaga itu sudah menghafal wajah mereka, tapi inilah yang terjadi.
"Ah semuanya, aku mengerti apa yang kalian pikirkan, tapi jangan berjalan terlalu jauh. Jika kalian keluar dari kisaran api ini, identitas sejati kalian akan terungkap. Terutama kamu, Tohka. Kamu akan berubah menjadi nomor satu Jepang dalam sekejap. Sebelum itu, menitipkan katana kepada pihak VIP adalah sesuatu tapi yakinlah. "
Kotori memberitahu mereka sembari mengangkat obor darurat.
"Umu! Mengerti! "
Tohka menjawab dengan cukup semangat.
Akan tetapi, beberapa detik kemudian, di samping Tohka, Yamai bersaudari malah melanggar batas dari kisaran api yang terbatas.
"Uohh ?!"
"Keadaan sulit. Sungguh sial."
Gaun indah Kaguya dan Yuzuru langsung berubah kembali menjadi pakaian compang-camping dari karakter yang mereka perankan. Keduanya mengeluarkan teriakan yang tidak biasa karena kebingungan dan dengan cepat melenggokkan tubuh mereka seperti pesenam terlatih, kemudian mereka melompat mundur secara terkoordinasi.
Terlepas dari kenyataan bahwa beberapa tamu undangan menaruh perhatian mereka dengan bertanya-tanya oleh teriakan Yamai bersaudari, tidak ada satupun dari mereka yang menyaksikan keberadaan Hansel dan Gretel karena kejadian mereka berdua berlalu dengan singkat. Melihat kejadian yang mudah menguap dari jauh, Kotori mendesah dengan cara yang agak menghina.
"Sungguh, bukankah aku mengatakan untuk berhati-hati? tidak mudah bagi kita untuk menyelinap di sini. "
"M-Maaf ..."
"Permintaan maaf. Aku akan berhati-hati mulai sekarang. "
Dengan perasaan bersalah, mereka berdua menundukkan kepala mereka untuk mengekspresikan penyesalan mereka.
Kotori hanya bisa mengangkat bahu tak berdaya.
"Baiklah ... ngomong-ngomong, di mana putri duyung yang dibicarakan?"
"Uu ... Aku tidak bisa melihat sesuatupun yang seperti itu di sekitar sini."
Shidou menatap tajam ke sekeliling aula yang luas, sosok tidak dikenal bisa dilihat
dengan bangga mendekatinya dari sudut matanya.
"Selamat--malam, Nona cantik."
"Ah?"
Sapaan yang tak terduga membuat Shidou mengubah garis pandangnya ke arah sumber suara. Pandangannya jatuh pada seorang pemuda yang penuh percaya diri mengenakan jas berekor, membawakan dirinya dengan kenyamanan dan sikap tenang yang alami.
"Bisakah saya memiliki dansa ini?"
Pemuda itu tersenyum lembut dan mengulurkan tangannya dengan sopan. Melihat ini, Shidou menatap ke arah Kotori sebagai gantinya.
"Haha, dia mengajakmu berdansa. Kamu lebih baik-menerimanya, Kotori, Onii-chan cemburu. "
Namun pemuda itu tanpa diduga menggeleng dan menatap langsung ke mata Shidou sembari membuka mulutnya sekali lagi.
"B-bukan nona kecil yang di sana, saya mengacu pada Anda."
"....Ah?"
Mendengar kata-kata pemuda tersebut, Shidou meringis kebingungan. Tapi dia segera ingat bahwa penampilannya saat ini telah berubah menjadi Shiori-chan yang cantik karena korek api Kotori.
Namun, Shidou benar-benar tidak tertarik mengambil bagian dalam dansa dengan laki-laki lain.
Lagi pula, jika ia sengaja keluar dari jangkauan korek api selama wals seperti dansa, ia akan segera berubah kembali ke diri laki-laki aslinya. jenis persoalan yang bahkan tidak pernah terjadi pada Cinderella.
"..... Bukan dia?"
Shidou, dengan berkeringat dingin, menunjuk Kotori, pemuda itu mengangkat bahu seolah berkata 'kamu bercanda'.
"Betul-betul Nona yang lucu, tapi nonal kecil menyedihkan di sana akan merasa buruk. Lihat kue lezat diatas meja di sana? Mengapa anda tidak pergi makan sepotong atau dua? "
Pemuda itu mengejek Kotori, seolah-olah ia membujuk anak kecil yang marah. Dalam sepersekian detik, pembuluh darah berwarna biru terlihat muncul di pelipisnya karena marah.
"A-Apa yang kamu katakan ?!"
"H-Hei tenanglah, Kotori."
Tidak ingin memicu keributan di sana, Shidou buru-buru menahan bahu adiknya yang marah.
Tepat pada saat itu, seorang wanita yang  tampaknya sebagai MC muncul di panggung megah yang terletak di dalam ruangan, kemudian membuat pidato yang bertele-tele untuk semua tamu yang hadir.
"--Bolehkah saya meminta perhatian anda. Dalam beberapa saat, kita akan diberi hak istimewa untuk menyaksikan, secara pribadi, sesuatu yang jarang terlihat, putri duyung dengan rayuan musik yang mempesona ! "
Mendengar pernyataan itu, seluruh aula pertemuan terbakar oleh kegembiraan dan semangat yang meluap-luap.
Bahkan pemuda yang mengajak Shidou berdansa sekarang dengan penuh gairah melihat ke arah panggung dengan semangat tinggi.
"A-Ayo kita pergi, Kotori. Kita akan kesana, kita harus mencari posisi yang lebih baik. "
"Hmph, baiklah. Ayo kita pergi, semua orang. "
Kotori tanpa ragu menunjukkan ekspresi dongkolnya secara terang-terangan selagi ia memberi isyarat pada yang lain untuk menuju ke lokasi yang menguntungkan. Setelah cukup dekat, tirai kiri dan kanan di panggung perlahan terbuka, sedikit demi sedikit. Seketika, aula yang luas dipenuhi oleh riuh kegembiraan dan tatapan yang bergairah.
"Wow…"

"Seekor putri duyung asli!"

"Cantik sekali…"
Mungkin pemandangan teater disajikan dengan meniru pesisir pantai. Panggung itu didekorasi cukup baik dengan air dan pantai, bersamaan dengan beberapa batu berpasir besar yang tersebar di sana sini. Di atas salah satu batu duduk seorang gadis muda manis yang tubuhnya memiliki penampilan luar ikan dari pinggang ke bawah. Rambutnya sedikit basah dan baju renang yang ia pakai terbuat dari kerang yang mengkilap; ia memiliki kulit cerah nan halus dan sepasang mata yang lembab. Itu adalah deskripsi mengenai dirinya; dia adalah lambang dari dongeng Putri Duyung.
Akan tetapi.
"Kyaa- ?! Di mana tempat ini-! Mana Darling !? Ke mana semua orang pergi-?! "
Dia adalah Spirit yang juga ditelan ke dalam dunia mimpi bersama dengan Shidou dan Para Spirit lain, Miku.
Miku mengibaskan sirip ekornya dengan asal selagi ribut menjerit-jerit dengan keras, teriakan darah-kental. Dia tidak diragukan lagi tak tertandingi dalam kecantikan, namun benar-benar manja dalam banyak cara.
"Diamlah, kamu punya penonton."
"Bahkan jika kamu mengatakan itu ..."
Miku mengerutkan alisnya dengan marah dan berbicara dengan malu-malu. pembawa acara melanjutkan dengan berbisik ke telinga Miku.
"Sekarang sekarang, pemberontakanmu sia-sia karena kamu sudah dibeli oleh Raja kami yang murah hati. Kamu harus melayani Raja dengan menyanyikan sebuah lagu. Aku mendengar bahwa putri duyung memiliki suara yang sangat enak, jadi biarkan tamu-tamu terhormat kami yang datang dari negeri-negeri jauh memanjakan diri dalam nyanyianmu yang merdu. "
"Aku menolak! Meskipun suaraku adalah yang terbaik, aku tidak berkenan melayani beberapa perusahaan produsen atau Raja yang aku tidak tahu! Aku tidak bekerja untuk hal-hal yang tidak ada hubungannya denganku !! "
Miku berteriak sambil menoleh ke satu sisi yang lain.
Penentangan Miku menyebabkan kegaduhan di antara kerumunan padat di aula.
MC, yang berpikir bahwa melihat sikap memberontaknya seperti itu pada raja hal ini tidak akan mendorongnya untuk disaksikan di depan publik, ia memasang ekspresi tajam dan memelototi Miku dengan ganas.
"Kamu properti istana sekarang. Jika kamu tidak patuh, Raja tidak akan senang. "
"Hmph! Aku tidak peduli! "
"Yah, tidak ada yang bisa dilakukan mengenai itu. Seekor putri duyung yang tidak mau menyanyi tidak ada gunanya. Jadilah stok sup untuk besok. "
"Waa! Miku berkenan menyanyi! "
Takut direbus didalam sup ikan, Miku berupaya tersenyum penuh hormat. Melihat percekcokannya, Shidou terpaksa tersenyum kecut.
"Ditangkap lagi ya ... Miku."
"Un. Sepertinya dia tertelan ke dalam dongeng, Putri Duyung.... Bagaimana ceritanya bisa berjalan seperti ini? "
Kotori benar-benar bingung dengan pergantian peristiwa yang tidak semestinya, sebagai respon Shidou memiringkan kepalanya ke satu sisi.
Bagaimanapun juga, mereka tidak akan membiarkan Miku dijadikan stok sup seperti itu, dia sudah merasa sedih karena dipaksa menyanyi jadi Shidou dan yang lainnya maju beberapa langkah kedepan menuju panggung. Pada saat itu, Miku akhirnya menyadari kehadiran yang mencolok dan
membuka matanya, penuh dengan harapan.
"...Darling! Semua orang! Apa kalian baik-baik saja…"
"Ya, kami baik-baik saja. Kami mendengar bahwa ada seorang putri duyung di istana jadi kami datang berkunjung…"
"Ah….! Dari mana kalian mendapatkan gaun mewah seperti itu! Dan Darling adalah Shiori-san !? Ah! Ah! aku ingin mendengarkan perkembangan rincinya !!!! Apa kalian mencatat catatan apapun?! "
Dia mirip ikan yang terdampar dan dimasukkan kembali ke dalam air. mata Miku berkilauan penuh gairah selagi mengayunkan sirip ekornya nonstop pada permukaan air. Meskipun kelincahannya tidaklah merugikan, seluruh persoalannya tidak dapat diselesaikan dengan mudah. Shidou melebarkan tangannya untuk menenangkan Miku.
"T-Tenang ... yang lebih penting, bagaimana bisa kamu berakhir seperti itu?"
Shidou menanyainya dengan keringat mengalir keluar dari dahinya.
"Aku sudah seperti ini ketika aku bangun di laut. Saat aku sedang mencari yang lainnya, seorang penyihir jahat menghampiriku dan menawarkankan untuk mengubahku menjadi manusia dengan pertukarannya adalah suaraku. "
"Oh, jadi seperti itu."
Shidou mengangguk paham terhadap kasus Miku. Memang, corak ceritanya setengah mengikuti jalan cerita pada dongeng, Putri Duyung. Kesan-bijaksana, namun, putri duyung seharusnya jatuh cinta pada pandangan pertama pada pangeran tampan di daratan dan mencari penyihir untuk metode terlarang menjadi manusia. Setidaknya, begitulah alur ceritanya berkembang.
"Tapi jika kamu masih putri duyung itu berarti ..."
"Benar. Sulit dipercaya kalau penyihir itu mencoba mencuri suaraku. Ketika aku menolak dan mau pergi, dia bahkan terus menggangguku sampai mati! Jadi aku memukulnya dengan ekorku sekali dan dia kabur."
Miku mengatakannya sambil tersenyum.
Shidou hanya bisa mengikuti arus dan tertawa bersama * ahaha * menanggapi alur cerita yang dramatis dari Miku. Meskipun penyihir itu tidak mengetahui informasi di dalamnya, kesepakatan yang dia tawarkan itu terlalu bodoh. Miku adalah idola yang populer dan sekaligus penyanyi berbakat; Oleh karena itu, suaranya menyamai hidupnya. Bagaimana mungkin dia menerima pertukaran.
"Tapi ... saat aku mencoba untuk menemukan kalian dalam keadaan ini, aku tertangkap oleh beberapa nelayan di pantai…"
Shidou memahami situasi yang terjadi dan mengangguk. Benar, penampilannya agak mencolok dan dengan itu sulit baginya untuk melarikan diri di darat. Saat ia dan Miku berbicara, MC yang telah memelototi Shidou dan yang lain dari awal mengajukan keberatan.
"... Monsieur, apakah ada masalah dengan putri duyung ini?"
"Ah seperti ini. Dia sebenarnya teman kami, dapatkah anda membebaskannya? "
Shidou mengatakannya secara blak-blakan.
"Teman ... putri duyung? Sulit dipercaya. Bahkan jika itu benar, dia sudah milik Raja. Saya tidak bisa menerima permintaan anda, jadi silakan menyerah saja."
Wanita itu menjawab kembali dengan nada tegas.
"B-Bagaimana kamu bisa begitu tidak masuk akal? Bagaimana dengan keinginan bebas Miku? "
"Tidak masalah makhluk seperti apapun dia. Dia tidak perlu keinginan sejak Raja memiliki dia. "
MC memperingatkan mereka dengan sikap yang menyusahkan, hal itu menyebabkan para Spirit dibelakang Shidou menjadi tersinggung dengan susunan kata-katanya yang disengaja dan memperlihatkan tatapan yang menusuk.
"Uu ... Anda tidak perlu menjadi begitu kasar."
"T-Tepat ...! Miku-san bukanlah sesuatu untuk dipertontonkan! "
"Ah tapi, baris seperti 'Kamu milikku, kamu tidak memiliki hak untuk mengingingkarinya' memiliki atmosfer dari manga Shojo.
Menyentuh, kan? Menurut pendapatku, itu tergantung pada pembicara. Bocah, cobalah mengatakan itu. "
"... Jangan membuatnya menjadi rumit, diamlah Nia,"
Natsumi mengatakannya dengan setengah hati, itu menyebabkan tawa dari Nia.
"....."
MC mengerutkan alisnya jengkel terhadap penolakan mereka untuk tanduk, dan menepuk tangannya beberapa kali.
"Pengawal! Wanita-wanita ini harus pergi sekarang. Antarlah mereka dengan hati-hati. "
Segera setelah itu, sejumlah pengawal lapis baja menanggapi panggilan dan mengepung Shidou dan Para Spirit, mereka menyebabkan kebisingan selagi beresonansi di seluruh aula.
"Apa ....!"
"Heh? Beraninya kalian mengganggu ketenangan? "
"Tantangan. Kami akan terpaksa menggunakan kekuatan. "
Ekspresi yang Yamai bersaudari berubah menjadi kejam dan tak kenal ampun. Keduanya membuat sikap menyerang, agak condong ke depan seolah siap membunuh setiap saat. Para pengawal dengan kewaspadaan menampilkan sikap siaga sebagai tanggapan dan mengasumsikan formasi pengepungan.
"Haha, kalian punya keberanian yang cukup. Mengagumkan, orang dengan keberanian yang dibuat-buat akan menuju kematian, camkan itu! Bahkan tanpa angel kami, kami tidak akan kalah dengan sampah seperti kalian! "
"Permintaan. Izinkan Yuzuru dan Kaguya melakukan pembantaian untuk membuka jalan berdarah. Kami akan menyerahkan Miku pada Shidou dan yang lainnya. "
Shidou menampilkan ekspresi pahit. Ia menentang penggunaan kekerasan, tapi sekarang keadaan telah memburuk ke tingkat yang tidak bisa diubah seperti ini, tidak ada yang bisa dia lakukan dengan hal itu.
"Uh ... kurasa kita tidak punya pilihan. Semuanya!"
"Ooh!"
"Baik!"
Para Spirit secara bersamaan meneriakkan teriakan perang yang berani. Tohka menghunus pedangnya dari sarungnya dan Nia dengan cekatan mengisi pistol ganda nya. Namun, dengan korek api ajaib Kotori, senjata-senjata mematikan mengambil bentuk menipu menjadi karangan bunga belaka yang tidak berbahaya. Meski begitu, kedua faksi memasuki formasi pertempuran masing-masing dan suasana meluap dalam ketegangan yang berada di ambang letusan. Jika titik balik lain terjadi lagi, pertempuran pasti akan pecah.
Sebaliknya, orang lain berbicara pada waktu itu.
".... Apa arti dari semua keributan ini?"
Suara keras bergema di seluruh suasana yang dilanda-pertempuran dari tangga spiral tepatnya tingkat atas.
".....!"
Saat suara tegas tadi mencapai telinga MC, ia melebarkan matanya terkejut dengan gugup. Sementara itu, semua pandangan dan tatapan di aula berkumpul pada sumber suara.
"H-Hei ..."
"Bukankah itu--"
"Mungkinkah ... betapa beruntungnya aku diberikan kesempatan untuk menyaksikan dengan mataku sendiri ...!"
Semua undangan pesta berteriak kagum oleh kejutan luar biasa yang mereka lihat, sementara itu MC hanya bisa menundukkan kepalanya dalam pemujaan yang mendalam terhadap suara yang dihormati, seolah-olah dia dicekik oleh ucapan yang memabukkan.
"Maafkan kekurangajaran saya, Yang Mulia. Beberapa jelata kasar datang dan ingin merebut putri duyung Anda, Itu sepenuhnya milik Anda. Saya dengan rendah hati ingin mengusir mereka, dan mengusir mereka adalah keharusan saya, dengan segera. "
"Yang Mulia ?!"
Shidou tiba-tiba mengangkat kepalanya terkejut pada kata-kata wanita itu, apalagi dia benar-benar menunjukkan sikap yang berbeda. Seperti yang diharapkan. Raja adalah penguasa istana. itu berarti setiap pengawal di sana tunduk pada Raja, dan Raja adalah pemilik Miku - beruntung. Jika mereka bisa membujuk Raja, mungkin saja mereka entah bagaimana bisa mengatasi sengketa.
"M-Mengenai hal itu! Kami adalah ... teman-teman putri duyung! Jadi ... .. eh?
Shidou mendebatnya secara argumentatif seolah-olah ia menuangkan keluhannya yang paling dalam, hanya saja ia menghentikan kata-katanya pada pertengahan kalimat. Alasannya sederhana. Raja itu terlihat sangat tidak asing baginya.
"O-Origami ?!"
Shidou hanya bisa berseru dengan keras. Sebelum matanya menuju Origami, yang mengenakan jubah merah longgar kelas-tinggi dan mahkota kerajaan berhiaskan permata di kepalanya.
"--Shidou."
Origami menanggapinya dengan tenang sambil mengamati kondisi aula. Dia mengangguk kuat seakan memahami keadaan, dan membiarkan jubahnya berkibar santai di udara.
Pada saat berikutnya, Shidou dan semua Spirit melebarkan mata mereka dengan bahu gemetar, kecuali Miku yang berseru * ahh *. Ini tidak bisa membantu. Bagaimanapun juga, di balik jubah merahnya, Origami tidak mengenakan satupun tenunan pakaian. Akan tetapi, ia tidak menunjukkan tanda-tanda perasaan malu atau ekspresi malu di wajahnya dan bahkan ia dengan santai menuruni tangga dengan ekspresi senang
"A-Apakah itu yang dirumorkan ...?"
"Y-Ya ... Sungguh pakaian yang fantastis!"
"T-Tepat! Sungguh menakjubkan!
Kegaduhan sekali lagi terjadi di aula, tapi pembicaraannya tampak agak dipaksakan dibandingkan dengan sebelumnya, hampir secara sarkastis. Origami tidak mengindahkan sedikitpun kegemparan yang terjadi dan hanya melangkah menuju panggung. dia mengibarkan jubahnya secara berlebihan seakan mengeluarkan sebuah manifesto.
"Mereka adalah tamuku. Tidak ada yang diizinkan menyakiti mereka. Kembali ke pos masing-masing. "
"T-Tapi ...."
"Apakah aku harus mengulangnya sendiri?"
Origami mengubah ekspresi wajahnya selagi menatap tajam ke mata MC yang memprotes, hal itu menyebabkan tubuh wanita itu menggigil ketakutan.
"Uh ...! S-saya minta maaf yang paling mendalam! "
MC menundukkan kepalanya sekali lagi dan menarik diri bersamaan dengan para pengawal. Setelah melihat mereka benar-benar pergi, Origami mengalihkan pandangannya ke Shidou dan yang lainnya.
"Shidou, semuanya, baguslah kalian semua baik-baik saja."
"Y-Ya ... kamu ... eh ... juga baik-baik saja kan?"
Shidou tidak tahu kemana harus melihat selagi matanya dengan panik melesat ke mana-mana. Origami memiringkan kepalanya naif, tidak memahami apa yang Shidou sampaikan.
"Aku tidak mengerti apa yang kamu maksudkan."
"Ah ... Kamu tidak kena ... rampok, kan?"
Masih saja Shidou tidak bisa menentukan kata-kata yang tepat, Tohka menegakkan posturnya dan mengacungkan jarinya ke arah Origami dan berterus terang.
"O-Origami! Apa yang terjadi dengan pakaianmu ?! Kamu tidak memakai apa-apa! "

Saat berikutnya, badai protes diseduh dalam aula.
"Gadis itu ... beraninya dia mengatakan sesuatu yang begitu lancang!"
"Berbicara buruk mengenai pakaian Raja seperti itu ... dia pasti akan digantung!"
Ucapan menakutkan dan sejenisnya bisa terdengar dari semua empat perempat dari aula yang penuh sesak, jauh dan dekat. Jenis tirani apa ini, aturan kejam yang Origami terapkan untuk menimbulkan pemujaan yang penuh ketakutan seperti itu dan rasa hormat penuh ketakutan pada hati para pengikutnya yang taat?
Namun, itu mungkin masalah trivial yang disebabkan oleh alur cerita dimana Origami terlibat, dan dia tidak harus bertanggung jawab atas hasilnya.
Meski begitu, Origami bahkan tidak terlihat seperti dia membenci pernyataan lancang yang Tohka ucapkan bagaimanapun juga. Sebaliknya, Origami tanpa rasa malu menggelengkan kepalanya seakan bersimpati pada Tohka.
"Ini, dibeli dari seorang penenun keliling. pakaianku tidak terlihat oleh orang-orang yang tidak mencintai Shidou. Jika kamu tidak dapat melihatnya, maka itu berarti, Tohka ... Kamu ... "
"Apa ... !? T-Tunggu sebentar! "
Tohka terburu-buru menyatakan keberatannya selagi matanya terpaku ke tubuh Origami.
"U-Uun ... ini ... sungguh pakaian dengan warna yang indah !"
"Kamu tidak perlu memaksakan diri, Tohka."
Kotori menghiburnya sambil dengan lembut menepuk bahu Tohka.
"Origami, kamu sudah tertipu. Tidak peduli bagaimanapun kamu melihatnya, itu adalah Pakaian Baru Kaisar."
(Note : 'Pakaian Baru Kaisar' adalah salah satu cerita karangan Hans Christian Andersen)
"....."
Origami tetap terdiam dalam beberapa saat, dan kemudian ia dengan erat merapatkan depan jubahnya setelah itu. Dengan catatan, Miku menangis, 'Ahh biarkan aku melihatnya lagi!'
Pakaian Baru Kaisar. Kaisar ditipu sehingga membeli 'pakaian yang orang bodoh tidak bisa melihatnya ' dari beberapa penenun, sehingga ia malah mempermalukan dirinya sendiri sebagai gantinya. Itu dongeng yang cukup terkenal yang bahkan orang-orang Jepang pasti pernah mendengarnya, meski begitu.
"Aku tidak melihatnya sama sekali,"
Origami bergumam dengan nada emosi.
"Apa kalian tidak berpikir itu cukup lumayan?"
"Mereka berkata padaku bahwa orang-orang yang tidak mengerti cinta tidak bisa melihatnya, jadi aku membelinya di muka."
"B-Begitukah ...? Menakutkan, sungguh imajinasi yang luar biasa. "
Kotori menyeringai sembari menyeka keringat di dahinya.
"Nah, sekarang kita sudah menemukan semua orang, sudah waktunya kita mencari jalan keluar dari dunia ini.
Meskipun persepsi kita mengenai waktu di dunia ini berbeda dari dunia luar, jangka waktu yang agak lama sudah berlalu sejak kita datang ke sini. "
Kotori dengan berurutan mengalihkan pandangannya ke arah Miku dan Origami sambil terus menjelaskan seluk-beluk rumit dunia yang berdampingan dengan mereka, tentu saja kurang lebih begitu ringkasannya, dan hal itu menimbulkan pertanyaan.
"Kalian berdua dibawa ke dua lokasi yang berbeda, kan? Sampai saat itu, apa kalian menemui karakter yang mungkin bisa melarikan diri dari dunia ini atau mungkin sebuah benda yang bisa memiliki efek yang sama? "
Origami dan Miku saling menatap satu sama lain untuk beberapa saat, dan setelah itu menggelengkan kepala mereka.
"Tidak ada yang spesial."
"Aku tidak melihat siapa pun juga, ah kecuali penyihir dan nelayan."
"Aku mengerti…"
Dia tidak mengharapkan sesuatu yang cemerlang atau luar biasa, Kotori hanya bisa mendesah kecewa. Pada saat berikutnya, jendela sempit harapan terbuka ketika Origami melanjutkan kata-katanya.
"Saat ini, Akulah penguasa negeri ini, dan aku bisa mengeluarkan pengumuman secara nasional. Harusnya aku dapat meminta warga untuk mencari sesuatu yang mirip dengan itu. "
"Ide bagus, kekuatan dalam jumlah ya. Cara ini jauh lebih efisien daripada kita mencari ke mana-mana. Aku akan menyerahkannya padamu. "
"Mengerti. Tapi apa yang harus kita cari, khususnya? "
Origami bertanya, kali ini Nia adalah orang yang menjawab.
"Uu-Ya, pertama-tama, dunia ini cukup terbuka untuk interpretasi yang luas, jadi kupikir relik atau harta yang memberikan keinginanmu ada di sini. Seperti lampu ajaib Aladdin atau palu kecil One-Inch Boy. Meskipun manga dan video game memiliki dimensi-melampaui esper, pendahulunya lebih populer jadi kita harusnya memiliki kesempatan yang lebih tinggi. "
( note: Issun Bōshi ( "One-Inch Boy", kadang-kadang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris sebagai "Little One Inch" atau ("The Inch-High Samurai") adalah subjek dari sebuah dongeng dari Jepang. Cerita ini dapat ditemukan di Buku Bergambar Tua Jepang, Otogizōshi, dan menjelma dalam berbagai bentuk di seluruh dunia dan mirip dengan tradisi Tom Thumb dalam cerita rakyat Inggris. Sumber: Wikipedia)
"Baiklah. Aku akan segera-- "
Pada saat itu, selagi Origami menanggapi.
Sebuah resonansi yang memekakkan telinga dari kaca pecah menggema di seluruh aula dibarengi dengan serigala raksasa yang dengan dahsyat menabrak jendela istana yang mudah pecah, merobohkan segenap kelompok dalam amukannya.
"H-Hyaaaaa!"
"Seekor monster!"
Dihadapkan dengan kekacauan hebat yang tak terduga dan tidak masuk akal, dari binatang raksasa, semua undangan pesta berteriak ketakutan dan berlarian ke segala arah. Serigala
itu dengan brutal mendorong apapun, hidup atau tidak, jalan yang dilewatinya hancur. Dengan ceroboh, Kotori menjatuhkan obornya ke lantai.
"Ah….!"
Sepotong kayu yang telah terbakar itu sebenarnya hanyalah kayu bekas yang dibungkus dengan kain katun tipis, dan tepinya sudah hampir padam. Untungnya, api tidak membakar karpet yang mudah terbakar dan membakar sekitarnya sebagai gantinya, meninggalkan jejak hitam samar karena hangus.
Dalam sekejap, Shidou dan Para Spirit yang telah menyamar dengan sangat baik oleh pencahayaan api kembali ke penampilan asli mereka. Oleh karena itu mungkin, penampilan mereka yang paling tidak merupakan kekhawatiran mereka pada waktu itu, dan bahkan penahan yang muncul sebelumnya hilang entah ke mana. Tanpa sedikit pun menghiraukan hingar bingar undangan pesta yang berlarian menyelamatkan diri, serigala ganas itu langsung menyerbu Shidou dan yang lain.
"Hoh, aku akan membayar kembali kebaikan hatimu sekarang juga. Beraninya kamu babi kecil memperlakukanku seperti beberapa anjing yang menjalankan tugas mau tak mau ?! "
Serigala itu berbicara dengan rasa permusuhan, yang mana Shidou hanya bisa mengerutkan alisnya dengan hati yang kebingungan, ia bertanya-tanya apa yang dia lakukan sehingga memancing rasa permusuhan si serigala.
"Serigala yang sebelumnya ....!? Mengapa, bukankah kamu memakan dumpling Tohka dan berubah baik ?! "
"Hah! Aku sudah lama mencerna benda itu, lama sekali dan membuangnya sudah! "
(Note : membuang disini maksudnya lewat BAB)
Serigala itu menjawab sambil menepuk-nepuk perutnya.
"Dumpling menggunakan semacam sistem !?"
Shidou tidak mampu menahan diri dari meneriakkan keengganannya dengan keras. Pada saat itu, penjaga istana akhirnya tiba dan dengan cepat melemparkan tombak runcing mereka ke arah serigala, satu per satu.
"Yang Mulia, silahkan mundur!"
"Serahkan ini pada kami!"
Namun.
"Jangan terlalu percaya diri, lemah !!"
Serigala itu dengan kuat mengayunkan tungkai depannya, yang seukuran pohon besar, dan dengan mudahnya memukul seluruh barisan tentara ke udara sebagai hasilnya, melemparkan mereka hingga membentur seberang dinding dengan meja besar dan segala sesuatu di atasnya.
"Woah ... seperti yang diharapkan dari adaptasi. Tohka-chan, cobalah berikan sekali lagi millet dumplingmu!"
Nia memberikan instruksi sambil dengan sikap waspada mengeluarkan pistol gandanya. Tohka kemudian merogohkan tangannya ke kantong yang tergantung bebas di pinggangnya.
"Un, siap. Serigala, makan ini! "
Tohka melemparkan millet dumpling dengan segenap kekuatan yang bisa ia kerahkan ke mulut menganga serigala. Tapi, sebelum dumpling itu akan memasuki mulut serigala, dumpling itu tiba-tiba berhenti di udara seolah-olah waktu ditangguhkan sesaat.
"Apa ....?"
Tohka berteriak saat situasinya jatuh ke dalam tingkat yang tidak menguntungkan.
Didalam ruangan itu, sosok bayangan seorang wanita tua, yang memiliki hidung bengkok dan mengenakan jubah hitam-yang tidak memantulkan cahaya, menampakkan diri dengan melayang perlahan-lahan.
"Hihihi, serigala menyedihkan. Kecerobohan akan membawa ke kematianmu. "
Wanita mengerikan itu mencemooh serigala selagi dengan bengis menghancurkan dumpling yang tertangkap menjadi remah-remah yang tak terhitung jumlahnya, dan dengan misterius mengirimkan hawa dingin ke tulang belakang Shidou.
Menyaksikan peristiwa yang merugikan, Yamai bersaudari menahan napas mereka dengan sangat ketakutan.
"U-Uahh! Itu si penyihir tua! "
"Terkejut. Dia adalah wanita tua yang tinggal di rumah permen. "
Seringai jahat Penyihir Mephistophelean itu bahkan menjadi lebih mengerikan. Ular bernama rasa takut merayap perlahan menaiki kaki si kembar selagi kekuatan mereka yang tersisa berkonstriksi dalam intensitas besar, dan secara bertahap naik ke perut langsing mereka sampai wajah mereka memucat.
"Hihihihi .... Didalam tubuh kasar, Hansel dan Gretel yang hina. Jiwa kurang ajar kalian akan terbakar dalam api neraka iblis yang menggigit untuk dimakan di tempat tinggalku! Kasihan, aku akan berbaik hati mengampuni tubuh kurus kalian yang empuk dan berharap bisa mengkonsumsi tubuh sintal kalian , tetapi menahan diri akan menjadi
sedikit berguna untuk mengampuni kalian jadi sekarang aku akan berbaik hati! "
"Ahahaha! Kamu masih sehat meskipun sudah berumur eh, manusia purba? Jauhkan tangan kotormu dari mangsaku, babi kecil dan gadis kecil berkerudung merah! "
Serigala itu membentak dengan tamak,  tertawa mencemooh. Ekspresi Kotori berubah menjadi cemas.
"Kuh ... serigala saja sudah lebih dari cukup, apalagi penyihir!"
"Heh? Kamu kelihatannya sudah salah paham mengenai sesuatu. "
"Apa katamu…?"
Kotori mengerutkan alisnya tak percaya atas ejekan serigala angkuh sampai-sampai sudut-sudut bibirnya memanjang ke telinga.
"Siapa ya yang pernah mengatakan bahwa itu semua?"
Setelah serigala itu menyelesaikan intimidasi merendahkannya, volume besar air laut yang terkonsentrasi secara spontan mengalir melalui jendela kaca yang sebelumnya rusak.
"Apa ....!? Ini …!"
Air garam misterius itu tampak seolah-olah menenggelamkan aula pesta entah bagaimana, dan tiba-tiba menggembung menjadi bentuk yang tidak teratur - bentuk putri duyung kuno. Melihat adegan misterius itu, Miku segera mengacungkan jarinya ke arah kemunculan yang megah itu.
"Ahh! Kamu! Penyihir yang mencoba mencuri suaraku! "
"... Hahaha, benar. Aku datang untuk membalas tamparan di wajahku yang kamu berikan kepadaku! Tidak hanya aku akan mencuri suaramu, aku juga akan memotong lidahmu! "
Penyihir laut mencemooh menghina. Kelihatannya penjahat antagonis dari setiap cerita yang mempunyai rasa dendam dan dengki terhadap Shidou dan yang lainnya secara bersamaan menggabungkan kekuatan jahat mereka untuk mencari pembalasan.
Berikutnya dilanjutkan dengan gemuruh langkah kaki raksasa, yang secara garis besar menyamai hebatnya beberapa kombinasi gempa bumi yang dahsyat. Seekor ogre kejam yang mengenakan cawat longgar yang terbuat dari kulit harimau dengan kuat mengangkat alat pemukul dari besi dan menghancurkan dinding kastil menjadi puing-puing, kemudian menerobos masuk ke aula.
"Uah ... Mungkinkah ini Oni dari pulau setan !?"
Tohka mengatakannya dengan bahu gemetar selagi si ogre kejam memamerkan gigi-seperti taringnya.
"Tentu saja! Aku menunggu dan menunggu dan menunggu .. muu PEREMPUAN JALANG tapi kamu tiiidak perrrnah datang padaku jadi aku dattang kepada muu !! "
"Kamu jelas tidak ada hubungannya dengan kami dan datang sendiri !!"
Shidou hanya bisa secara lisan mengungkapkan keraguannya pada pernyataan konyol ogre yang memuakkan itu. Penyihir hutan dan Penyihir laut memiliki alasan tersendiri menimbun rasa kebencian yang kuat terhadap Shidou dan yang lainnya, tapi dari apa yang terlihat, itu hanyalah mental-menantang raksasa yang bahkan belum pernah bertemu dengan Tohka sebelumnya. 
Tapi kegilaan tidak berakhir di sana. Selagi sekutu dari serigala yang sebelumnya berubah kembali menjadi jahat berkumpul satu demi satu di aula kastil, gerbang yang sekarang tak terjaga tiba-tiba terbuka, menampilkan tiga wanita jahat yang mengenakan gaun pesta dengan model over the top, dengan hati busuk sampai ke inti.
"Ohohoho! Cinderella! Kamu pikir seorang gadis sepertimu bisa menghadiri pesta? "
"Ibu tiri dan Saudara tiri Cinderella ... ?! Ah, meskipun kalian hanya remake yang tidak punya kesempatan, mengapa kalian berkumpul dengan penyihir dan Ogre disini !? "
Seorang anak di bawah umur lalu memasuki ruangan, untuk alasan yang tidak diketahui.
"Raja telanjang ... karena aku mengatakan ini; ayahku dilemparkan ke penjara. Tapi aku akan terus mengatakan kebenaran, raja telanjang! "
"Apakah ada sesuatu yang begitu serius dalam cerita !?"
Pada saat berikutnya, bola api besar muncul di langit, dan dalam nyala api muncul seorang hantu yang berkabung yang mana mata gelapnya mencerminkan tidak adanya cahaya.
"O cucu ... nyalakan semua korek apimu ... dan bersatu kembali denganku ..."
"Nenek Gadis Penjual Korek Api berubah menjadi roh jahat ?!"
Shidou berteriak dengan sikap terkejut.
Sebuah koloni kelelawar yang tak terhitung jumlahnya berbondong-bondong memasuki ruangan melalui jendela yang hancur, dan kemudian berhimpun menjadi bentuk humanoid. Permukaan lembab dari lantai yang basah kemudian membengkak tegak lurus menjadi zombie, selanjutnya, sesuatu yang tidak dapat dideskripsikan, monster mengerikan yang membuat siapa yang melihatnya menjadi gila karena kelihatannya hanya terwujud dari bayangan.
"I-ini ..."
"Ah, yang satu ini karyaku. Vampir dari Volume  1 • Nosferatu, Zombie dari Volume 2 • Undead Lord, dan entitas yang tidak diketahui dari Volume 3 • Ancestral Deity-Atipikal pembantaian Silver Bullet. Karya aksi dan fantasi yang populer, "Silver Bullet", yang saat ini sedang diserialkan di Weekly Shonen Blast! "
"Itulah sebabnya manga Shonen memiliki masalah kekerasan !!"
Dihadapkan dengan iklan tak tahu malu Nia, Shidou ingin sekali berteriak diatas paru-parunya. Di dalam aula pesta yang luas, berkumpul penjahat aneh dan jahat dari setiap plot cerita.
Selain itu, mereka sudah mengepung Shidou dan yang lainnya dengan maksud untuk mencegah setiap upaya melarikan diri, perlahan-lahan mereka memperpendek jarak dengan setiap langkah.
"Uh ....!"
Tekanan besar yang kali ini diberikan pada mereka benar-benar tidak bisa dibandingkan dengan pasukan pengawal istana yang mengepung mereka sebelumnya. Itu sudah diduga. Selain itu, disamping dari beberapa pengecualian yang berbeda, yang patut dibenci, eksistensi jahat yang mengepung Shidou dan Para Spirit adalah penjahat keji dan makhluk yang mengerikan. Selain musuh yang jahat, situasi mereka senantiasa diperburuk dengan kenyataan bahwa mereka benar-benar tidak mampu menggunakan kekuatan angel mereka, baik itu untuk menyerang ataupun bertahan. Tiap-tiap tubuh rentan mereka dihadapkan dengan krisis kehidupan dan kematian yang tersaji di depan mereka, hasilnya denyut jantung dipercepat dan otak bekerja keras.
"Kami tidak akan kalah dengan orang-orang seperti kalian!"
Selagi semua orang ditekan kecemasan karena keadaan yang tidak menguntungkan, Hanya Tohka yang meneriakkan perlawanan dengan nyaring dan melompat ke udara dengan tiba-tiba, menyerang musuh dengan katana tajam yang ia pegang.
"Haaaaaa!"
Akan tetapi, sebelum pedangnya bahkan bisa mendaratkan serangan pada ogre, penyihir dikanan dan kirinya melepaskan sihir serangan dan tembakan energi. Sihir mereka menargetkan tubuh rentannya, menyebabkan beberapa ledakan kecil saat mengenainya.
"Ack !?"
Tohka merintih kesakitan karena mendapatkan serangan berat dari dua sisi. Merebut satu kali kesempatan, ogre yang memuakkan itu mengangkat pemukul besinya dan mengayunkannya pada Tohka dari atas kepalanya dengan kuat.
"Ha ha ha ha! Terlaluuu naiiif, Momotarou! "
"Uhh ....!"
Tohka tanpa sadar menginstruksikan tangan lemahnya untuk entah bagaimana bertahan dari serangan peremuk-tulang, tetapi dengan serangan yang berada di udara; dia tidak bisa mengerahkan cukup daya untuk menggerakkan tangannya dan mendapati dirinya terhuyung-huyung di atas lantai.
"Tohka !!"
Shidou meneriakkan namanya dengan semua suaranya dan bergegas untuk melindunginya, atau setidaknya, ia mencoba.
Akan tetapi.
"Membiarkan pertahananmu lengah berbahaya, babi kecil."
Selagi Shidou tanpa sengaja mendengar suara dingin serigala dari atasnya, perutnya mengalami tumbukan intens tanpa peringatan.
"Uaah !?"
Dia segera mengerti kenapa - tubuhnya terkena sapuan tangan raksasa serigala. Tubuh Shidou terlempar melintasi ruangan yang luas, membentur dinding yang keras dan setelah itu jatuh ke lantai dengan menyedihkan.
"Ou ... ch ..."
"Shidou!"
"S-Shidou-san!"
Semua Spirit berteriak khawatir pada Shidou dan berupaya menghampirinya dengan keyakinan yang tak tergoyahkan, hanya saja upaya mereka tanpa ampun dihentikan oleh serigala dan sekutunya yang secara sadis menghalangi jalan mereka untuk mencapai Shidou.
"Sayang sekali, Kalian tidak akan bisa ke mana-mana."
"Hah….!"
"Y-Yoshino ...."
"I-Ini akan baik-baik saja, Natsumi-san ...."
Para Spirit, sebagian tanpa rasa mundur dan sebagian lagi merasa gelisah, mereka benar-benar merapat satu sama lain. Para penjahat yang berjajar rapi dalam barisan pengepungan mencium ketakutan ini dan tertawa mengejek, memperpendek jarak dalam setiap detik.
"Persiapkan dirimu untuk menjadi perjamuan!"
"Hihihihihi ... Lemaskan; Aku akan memakan kalian dari kepala sampai kaki! "
"Kehehe, aku ingin tahu lidah putri duyung akan terdengar seperti apa."
"H-hyaa- ...!"
Miku berteriak sebagai respon sembari menutup mulutnya rapat-rapat.
Namun, Miku bukan satu-satunya yang bergidik dan gemetar ketakutan. Meskipun mereka tidak menunjukkan reaksi yang mencolok, semuanya berkeringat deras karena mereka tak berdaya menantikan monster yang kian mendekat seolah-olah mereka sedang dihukum pada guillotine yang tidak berjiwa.
"Kuh ... brengsek!"
Shidou bergumam dengan kekuatannya yang tersisa selagi dengan paksa menopang tubuhnya.
"Jangan berani-berani ... meletakkan tangan kalian pada mereka!"
Namun, tubuh kurus Shidou, kembali roboh membentur dinding, dia benar-benar tidak dapat bertindak selaras dengan tekad belaka tidak peduli seberapa teguh, dan kaki lesunya segera menyerah keletihan, kelihatannya tubuh bagian bawahnya benar-benar lumpuh diatas lantai yang lembab.
"Uah ....!"
Meskipun dengan ekspresi yang berbelit, Shidou menggertakkan giginya kuat-kuat dan menahan rasa sakit yang menyiksa. Dia mencakar tanah memilukan dengan tangannya yang masih bisa digerakkan, ia merangkak dengan perlahan menuju para Spirit, tapi itu sudah terlambat. Penjahat keji sudah menghajarnya untuk hal ini.
"Ahahahaha! Ayo kita mulai dari kamu! "
"Kya ....!"
"Y-Yoshino! J-Jangan menyentuhnya kamu anjing menjijikkan! "
Serigala itu dengan cekatan menggerakkan cakarnya dan menangkap Yoshino dari permukaan dengan jari-jarinya.
Meskipun Natsumi berpegangan erat di pahanya, serigala itu hanya pura-pura bodoh dan menimang-nimang Yoshino dalam hal apakah enak dimakan.
"Un un, terlihat lezat, Gadis Kecil Berkerudung Merah!"
"Uu ...."
"Ahh! Makan Yoshinon akan membuat sakit perut! "
"Kuh ....!"
Jika itu terus berlanjut, itu akan benar-benar terlambat. Jantung Shidou berdenyut resah. Bahkan jika dia entah bagaimana bisa menyusul mereka, jumlah hal-hal yang benar-benar bisa dilakukan sangat terbatas. Paling tidak, dia
hanya bisa berharap menghambat mereka untuk beberapa waktu. Itu hal yang sia-sia, Untuk seseorang yang sudah tanpa daya dilemparkan oleh serigala dalam proses membiarkan Yoshino dimakan.
Pada saat itu ia menyadari sesuatu.
Tiba-tiba, kata-kata penuh arti Mukuro saat berbincang-bincang melalui komunikator melintas sekilas dalam pikiran Shidou yang goyah.
'... Jika kamu menyegelku, bisakah kamu juga menjamin perlindunganku? Sudahkah kamu menyegel Para Spirit yang tidak pernah berkelakuan jahat? '
"....."
Shidou dengan lemah mengulurkan tangannya untuk meraih Tohka dan yang lainnya, ia tidak berhenti bahkan untuk sesaat.
"AKU…."
Para Spirit yang mana kekuatan mereka dengan sengaja disegel oleh Shidou saat ini sedang diserang oleh berbagai monster menakutkan. Hanya ada satu alasan untuk itu, hanya satu alasannya, alasan yang berkibar melalui kesadaran Shidou yang redup selagi ia merenungkan tentang perbuatannya. Jika ia tidak menyegel kekuatan Spirit mereka, mungkin mereka bisa memiliki kesempatan melawan Beelzebub Westcott. 
Tidak, itu tidak terbatas pada kesempatan itu sendiri. Seperti apa yang Mukuro katakan, Tohka dan Para Spirit lainnya telah terjun, dari waktu ke waktu, dalam banyak bahaya di masa lalu. Shidou telah menyegel kekuatan mereka untuk menyelamatkan mereka, tetapi sebaliknya, karena alasan inilah Shidou tanpa sadar membahayakan hidup mereka juga. Hatinya terasa sakit seolah-olah telah hancur menjadi beberapa bagian. Apakah ia melakukan hal yang benar selama ini? Atau menyelamatkan Para Spirit hanyalah beberapa media remeh untuk bahan bakar egoismenya seperti apa yang telah dikatakan Mukuro?
"--Hey, Ini tidak seperti kamu mengkhawatirkan yang seperti itu."
Pada saat itu, suara nostalgia yang kelihatannya sudah sepenuhnya Shidou ketahui melalui pikiran dan emosinya terdengar dari suatu tempat.
"Hm ....?"
"Hah….?"
Ucapan kebingungan Shidou dan ucapan kebingungan serigala tumpang tindih.
"Apa yang sedang terjadi? suara yang barusan- "
Serigala, dengan satu cakar yang memegang Yoshino di udara, memandang kesekeliling pada sumber suara yang mengganggu. Akan tetapi, saat garis pandangnya berpaling dari Yoshino ...
"... Apa ....!?"
Sebuah garis lurus menebas tangan serigala, membaginya menjadi dua bagian yang berdekatan.
"I-ini, tidak mungkin!"
"Yaa ....!"
Disertai dengan teriakan menyakitkan dari serigala, tubuh mungil Yoshino dijatuhkan ke lantai, bersamaan dengan anggota badan serigala yang terputus.
Kemudian, sebelum tubuhnya menyentuh permukaan.
"-Apa kamu baik-baik saja, Yoshino?"
Sebelum dia sempat melihatnya seorang anak laki-laki yang familiar menangkap dengan hati-hati tubuhnya yang jatuh.
"Eh? I-itu .... "
Yoshino menampilkan ekspresi kebingungan saat ia memiringkan kepalanya untuk melihat sekilas tampang anak laki-laki itu. Tidak, Yoshino bukan satu-satunya.
"Eh ....?"
"B-Bagaimana hal ini bisa terjadi?"
Para Spirit lainnya, beserta Itsuka Shidou sendiri, semuanya menaruh perhatian mereka semata-mata terpusat pada anak laki-laki itu dan melebarkan mata mereka yang berkilauan tanpa ekspresi. Meski begitu, reaksi tak terduga dari mereka tak bisa dihindari. Bagaimanapun juga, anak laki-laki itu dengan ahli mengayunkan pedang panjangnya yang tidak diragukan lagi adalah senjata milik Tohka sendiri, Sandalphon.
"Baiklah, Kalian penjahat. Perkenankan aku, Wali dari Para Spirit, Itsuka Shidou, untuk menghadapi kalian! "
Karakteristik wajah dari orang pemberani yang tanpa rasa takut mengatakan hal itu, tidak peduli dari perspektif mana seseorang melihatnya, ia dengan sempurna menyerupai Shidou itu sendiri.
"S-Siapa iblis yang kamu maksudkan?! Tiba-tiba muncul seperti itu dan berbicara bodoh-"
Serigala menanyainya sembari melihat pada tungkainya yang terpotong dengan berlinang air mata dan dengan marah melotot pada Shidou.
Akan tetapi, Shidou mengabaikannya bahkan ia tidak memberikan serigala kesempatan untuk melakukan sesuatu yang mengganggu dan mengangkat Sandalphon dengan berpose algojo. Pada saat berikutnya, seluruh tubuh besar serigala itu seketika diiris menjadi dua bagian dalam sekali tebasan pedang tersebut.
"Gah ... Gaaaaaah!"
Meninggalkan jeritan memekakkan telinga, Tubuh terpisah serigala secara mistis berubah menjadi halaman buku yang robek, melayang di udara sampai akhirnya jatuh ke tanah. Menyaksikan pembantaian yang terjadi tepat didepan mereka, para penjahat yang tersisa menahan napas mereka takjub saat situasi berbalik mengancam mereka.
"Apa ....! Serigala itu ... ?! "
"Kamu ... apa kamu pahlawan suci negeri ini ?!"
Dua penyihir jahat meratap sembari gemetaran dalam ketakutan yang mutlak. Shidou melengkungkan bibirnya tersenyum.
"Aku hanya seorang siswa SMA yang kebetulan lewat."
Shidou menjawabnya sembari dengan mantap memijakkan kaki di lantai yang lembab dan dengan spontan menyerang ke arah musuh yang lemah dengan Sandalphon yang siap di tangannya.
Dia membelokkan sihir kutukan para penyihir, dengan cepat memotong pemukul besi tanpa adanya perlawanan, dan menusuk sebuah rongga lebar di tubuh ogre yang cacat. Ogre yang menyedihkan itu mengeluarkan suara erangan yang memekakkan mirip dengan erangan menderita serigala yang sekarat, dan berubah menjadi sobekan kertas. Akan tetapi, tekanan tak terbendung Shidou tidak hanya berhenti sampai di sana. Dia menyalurkankan kekuatan fisiknya ke tangan dan kakinya, ia lantas memainkan Shandalpon dengan anggun selagi terlibat dalam pertempuran dengan penjahat menyedihkan yang tersisa.
Shidou mengamati adegan surealis yang terjadi dengan tatapan kosong.
"A-Apa yang terjadi ...?"
"Shidou!"
Tohka dan Para Spirit lainnya dengan cepat bergegas menolongnya setelah jalan mereka yang sebelumnya dibloklade musuh secara berangsur-angsur terbuka.
"Apa kamu baik-baik saja, Shidou? Apa kamu terluka ?! "
"T-Tidak, aku baik-baik saja. Lebih penting lagi, siapa yang ... "
Shidou sekali lagi dengan kebingungan menatap Shidou lain yang sekarang menangkis serangan musuh mereka. Kotori kemudian juga mengerutkan alisnya dengan keraguraguan.
"Itu jelas-jelas kamu ... Katakan, apa kamu bisa menggunakan jutsu klon bayangan, Shidou?"
"Tidak, aku tidak ingat pernah magang ninja ..."
Shidou tertawa selagi Nia kemudian berucap * ah *, seolah-olah dia telah menyadari sesuatu yang luar biasa sembari meraba-raba dagunya.
"Mungkinkah Bocah # 2 menjadi karakter di dunia ini?"
"Eh ... ..?"
Shidou juga meraba-raba dagunya takjub. Kata-katanya cukup masuk akal, sebetulnya. Sekalipun begitu, perbedaan lain yang saling bertentangan akan timbul. Mereka terjebak dalam dunia khayal yang terdiri dari beraneka ragam dongeng yang terjalin. Jika Shidou tidak termasuk dalam persona cerita yang dramatis, maka karakter Shidou hanya bisa eksis di--
"Aahhhh!"
Pada saat itu, selagi pikiran Shidou terhubung dengan kepingan kongruen puzzle sampai disini, Natsumi tiba-tiba berteriak dengan suara keras yang agak tidak sesuai dengan tubuh lolinya.
"A-ada apa, Natsumi?"
"... A-aku tahu siapa dia...! Aku tahu, orang itu ...! "
Natsumi mengacungkan jarinya menunjuk Shidou lain, yang mempertontonkan pertempuran yang indah melawan para penjahat, dengan jari yang gemetaran.
"Kau tahu dia Natsumi ?! Sungguh?"
"Y-Ya ... sebenarnya, kita semua seharusnya! Karena laki-laki itu, Shidou itu ... adalah karakter yang kita semua gambar di manga bulan lalu! "
"!!!"
Shidou dan Para Spirit lainnya menahan nafas mereka dalam keterkejutan mendengar pernyataan yang diucapkannya.
Yang satu ini juga terwujud; cerita yang mereka pikir tidak terwujud, cerita yang menggambarkan Itsuka Shidou sebagai protagonis utama. Shidou dan yang lainnya telah merencanakan plot di mana mereka bersama-sama menggambar manga dimana mereka sepakat Shidou memainkan karakter utama, dalam tujuan untuk membujuk Nia, yang tidak bisa jatuh cinta dengan apa pun selain 2D.
"T-Tapi ... Bukannya itu karya bersama?Diselamatkan oleh pahlawan seperti itu... itu terlalu kebetulan! "
Shidou berseru protes, Nia menggeleng dengan lembut.
"Aku sudah berkata sebelumnya, Bocah. Karya sastra tidak memiliki batas ketika sampai pada penyelesaian cerita dan bisa saja terwujud di dunia ini. Selain itu, semua penulis manganya telah berkumpul di sini.
Apa kamu tidak berpikir kemungkinanannya cukup tinggi? "
Berpakaian karakter manga aslinya sendiri, Nia dengan penuh gairah melanjutkan kata-katanya.
"Dan itu Bocah # 2, apakah dia Itsuka Shidou asli atau bukan, dia digambarkan dalam karya bersama kalian sebagai Itsuka Shidou yang kuat yang menyelamatkan Para Spirit untuk mendapatkan sanjunganku! "
"A-Apa artinya itu?"
"Permintaan. Tolong uraikan. "
Yamai bersaudari memiringkan kepala mereka dengan enteng untuk mengekspresikan ketidakpahaman mereka terhadap semburan kata-kata Nia yang tiada hentinya. Meski begitu, Nia melanjutkan kembali dengan napas segar.
"Dengan kata lain! Dia super-tampan, super-kuat, gambaran bocah idaman di hati semua orang! "
Selagi Nia akhirnya mengakhiri penjelasannya yang eksentrik, Shidou lain mengayunkan Sandalphonnya dengan elegan setelah menumpas musuh terakhir dari manga.
"Hu ...."
Dia kemudian menyisir rambutnya dengan cepat dan mendekati Shidou perlahan-lahan.
"Yo, apa semuanya baik-baik saja, aku?"
"Y-Ya ..."
Merasa benar-benar tidak terbiasa dengan bagaimana ia tidak pernah berbincang dengan orang lain dengan cara seperti itu sebelumnya, Shidou tetap berupaya untuk membalasnya.
"Terima kasih karena sudah menyelamatkanku ... aku."
"Haha, kita terdengar seperti Kurumi."
Shidou lain menanggapinya sambil tertawa riang.
Shidou tidak bisa menahan untuk tertawa bersama, karena ia dihadapkan dengan sensasi menarik dari melihat bayangannya di cermin.
"Tapi ... kalian berada di tempat yang cukup ketat. Bagi kita bisa berada di sini, aku mengira ini harusnya perbuatan Westcott? "
Shidou lain bertanya dengan berhasrat.
Tak begitu terpengaruh oleh keberadaan luar biasa dari dua Shidou, Kotori mengangguk jujur sebagai tanggapan.
"Un, aku akan berterus terang karena kamu sudah mengetahui situasi kami. Apa kamu tahu bagaimana kami bisa kembali ke dunia kami? Kami harus cepat kembali. "
Shidou mengangguk, tegas.
"Oh, serahkan itu padaku."
"Eh ?!"
Kotor berteriak kebingungan. Hal itu tidak dapat dielakkan, karena Shidou lain dengan santai berbicara tanpa menunjukkan sedikitpun keragu-raguan.
"K-Kamu bisa membantu kami?"
Kotori bertanya, Shidou lain kemudian dengan mengesankan mempertunjukkan Sandalphonnya dan menanggapi.
"Un. dunia ini diciptakan dengan kekuatan angel, dan bisa juga dihancurkan dengan kekuatan yang sama. Meskipun aku keberadaan fiksi, dalam hal dunia ini, angel yang kugunakan sangat nyata."
Akan tetapi, Shidou melanjutkan:
"Aku hanya bisa membuka pintu keluar dunia ini. Ketika semua orang kembali ke dunia lain, Westcott mungkin disana menunggu kalian. "
"Apa ....!"
Kotori melebarkan matanya, ia tidak dapat menerima kenyataan bahwa ia belum memikirkan hal fatal tersebut, tapi kemungkinan kemungkinan sebelumnya.
"Apa harus kami lakukan? Kami harus bergegas untuk Mukuro dan- "
Selagi ekspresi serius Kotori mulai memudar.
"Aku meramalkan bahwa ini akan terjadi !!"
Nia berteriak keras, seakan menyela kata-kata Kotori.
"A-Apa Nia! Kamu tidak perlu mengatakannya begitu keras ... "
"Ehehe, aku selalu ingin mencoba dan mengatakan baris itu. Bagaimana? Seperti wanita yang cakapkah? "
"Apa kamu bercanda…"
Kotori mengatakan dengan melirik pada Nia. Nia menggaruk kepalanya malu-malu, seolah-olah mengatakan 'ahh maaf maaf'.
"Aku sudah membuat persiapan yang diperlukan jadi Bocah # 2, Kamu tidak perlu khawatir. Kamu dapat membuka pintu keluar segera?"
"Hei, apa yang kamu katakan, Nia? Bahkan jika kita kembali ke dunia asli kita, bukankah semua usaha kita selama ini akan sia-sia jika kita muncul di depan Westcott? "
"Hehehe, tidak perlu khawatir."
Nia menggoyangkan jarinya seperti metronom, dan menggerakkan kembali sudut-sudut mulutnya.
"Kalian tahu, sebelum aku tertelan ke sini, Beelzebub telah diaktifkan di dunia itu. Rasiel dan Beelzebub adalah keberadaan tunggal. Tentu saja, hal itu juga dapat memikul tanggung jawab atas link antara kedua dunia. "
"Itu berarti ..."
"Yup, kecuali kalau bajingan itu tetap di sana selamanya, kemungkinan bertemu dengannya sangat rendah."
Nia mengedipkan matanya, dan Para Spirit bersorak gembira serentak.
"Mengagumkan, Nia!"
"Haha, benar-benar sangat cakap."
"Memuji. Jadi kamu bukan hanya pemabuk. "
"Nyahaha, aku malu, puji aku lebih banyak."
Nia membusungkan dadanya puas. Shidou lain kemudian menyangga Sandalphonnya dan mengalihkan pandangannya ke arah Shidou dan yang lainnya.
"Baiklah, sekarang sudah oke?"
"Un, jika kamu mau,"
Sesuai permintaan Kotori, Pada saat berikutnya, Shidou lain mengangguk dan menutup matanya untuk mengkonsentrasikan energinya, Ia mengayunkan Sandalphonnya kuat-kuat kebawah dengan gerakan membelah.
"--Hah!"
Dalam sekejap, angin kencang berdesir dari tepi yang tajam dari Pedang Sakti Sandalphon, dan lubang dimensi retak terbuka dalam celah sempit di ruang yang ditebas oleh pedang sakti.
"Kalian harusnya bisa kembali melalui lorong ini."
Shidou lain tersenyum hangat-tulus selagi menumpukan Sandalphon di tanah.
"Mengenai Mukuro yang kamu sebutkan sebelumnya, dia Spirit baru, kan? Lakukan yang terbaik, aku; Kamu pasti bisa menyelamatkannya. "
"....."
Mendengar kata-kata bijak Shidou lain, yang terdengar familiar dengan kata-kata perpisahan Woodman; Shidou merasa detak jantungnya terus menerus melompat tiba-tiba.
"... Apa yang kamu lakukan, Shidou? Ayo pergi."
Kotori memasang ekspresi tak paham saat ia menatap kakaknya yang diam dengan jengkel dan dengan tidak sabar menunggu semua orang untuk datang ke celah transenden.
"Sekali lagi terima kasih karena sudah menyelamatkan kami, dan jaga dirimu baik-baik, Shidou."
"Un, aku akan menyampaikan salam untuk teman-temanmu di dunia ini."
"Haha, aku menduga mereka ada di sini juga. Entah bagaimana itu terasa agak rumit, "
Kotori tersenyum sembari melambaikan tangannya untuk mengucapkan selamat tinggal, dan dengan teguh memasuki portal.
Berikutnya di belakangnya, Para Spirit masing-masing mengucapkan perpisahan dan terima kasih mereka pada Shidou lain satu demi satu selagi mereka masuk ke dalam portal. Setelah semuanya sudah pergi, Shidou lain menatap Shidou.
"Sekarang giliranmu, aku. Pergilah, mereka sedang menunggumu. "
"Y-Ya ..."
Shidou mematuhi anjuran ramah Shidou lain dan menuju ke lorong.
Namun, ia tiba-tiba menghentikan langkahnya sekali lagi, seolah-olah kakinya telah disematkan ke lantai.
--Shidou.
Melalui imajinasi kreatif Shidou dan Para Spirit, Shidou fiksi adalah Shidou idaman yang ahli dalam menyelamatkan Para Spirit. Berhadapan dengan Shidou lain secara pribadi, suatu keinginan kecil tumbuh dalam hati Shidou. Ada keadaan yang kekal dari pikiran yang seharusnya saling terhubung, dan belitan yang singkat ini ia harus berjuang melepaskannya. Namun ada hal tertentu yang masih tetap mengganjal di lubuk hati Shidou ini seperti endapan terjal.
"Hei ... aku."
"Un? Apa yang salah, aku? "
"Apa yang kamu katakan itu benar. Aku akan pergi ke sisi Mukuro, Spirit baru. Tapi-"
Shidou sedikit mengerutkan alisnya selagi ia tergagap menceritakan mengenai Mukuro dengan ragu-ragu dan tidak jelas. Bagaimana dia dengan dingin ditolak, bagaimana dia terang-terangan dituduh mengabaikan pendapat pribadi Para Spirit, dan bagaimana dia tidak mampu menyangkalnya sama sekali.
"....."
Shidou lain menampilkan ekspresi bersungguh-sungguh selagi ia dengan penuh perhatian mendengarkan pengakuan menyedihkan Shidou, dan mendesah ringan.
"Aku mengerti ... sulit meyakinkan Spirit lain ya?"
"... Aku punya keyakinan. Ketika semuanya sedang diserang oleh penjahat, aku berpikir kalau saja aku tidak menyegel mereka, mereka tidak akan begitu tak berdaya ... Tidak, tentu saja, jika aku tidak melakukan itu, mereka akan dalam masalah besar, tapi ... "
Ia tidak cukup mampu menyimpulkan putusan yang pantas dari apa yang telah dialaminya. Shidou menggaruk kepalanya dan melanjutkan.
"... Menyegel kekuatan Mukuro. Aku tidak mempunyai keluhan tentang itu. Jika aku tidak melakukannya, DEM akan melancarkan serangan lain. Tapi ... Aku tidak tahu apa yang harus dilakukan ... Apa pendapatmu? Apa kamu rasa aku bahkan memiliki hak untuk berdiri di hadapan Mukuro meskipun aku masih belum punya apa-apa untuk menyangkalnya? Bisakah aku yang bimbang ini membuka kunci di hatinya ...? "
Shidou lain yang tetap diam dalam beberapa saat mulai menggerakkan mulutnya.
"-Jika Itu aku, aku akan melakukannya lagi."
"Tapi, Mukuro tidak ingin diusik ..."
"Meski ia berkata begitu, apa ini tidak aneh jika kamu memikirkannya lebih hati-hati? Katakanlah ia mengunci hatinya agar ia tidak akan merasa kesepian, apakah itu berarti dia tidak tahan kesepian jika dia tidak menggunakan angelnya? "
"... Itu ... kamu benar."
Jika Mukuro tidak sanggup mengalami depresi karena kesepian, kesedihan dan kemarahannya dari awal, lalu itu akan menjadi alasan ia tidak perlu secara kejam mengunci hati dan emosinya di tempat pertama. Ada kemungkinan ia merasa tidak perlu memberitahu Shidou tentang ini.
"Apa yang dia katakan, tidak peduli bagaimana aku memandangnya, rasanya seperti sinyal S.O.S. dari Mukuro sendiri.
Oleh karena itu, Kamu harus pergi tidak peduli apa yang dia lemparkan padamu. Ngomong-ngomong, bukankah kamu sudah memiliki kunci untuk membuka hatinya yang dikunci? "
"Eh ....?"
Mendengar kata-kata Shidou lain, Shidou memiringkan kepalanya. Dalam sekejap, dia segera mengerti di mana makna yang tidak jelas dari kalimat berbohongnya.
"...Mungkinkah…"
"Benar,"
Shidou lain mengangguk puas terhadap reaksi yang diungkapkan Shidou.
"Satu hal lagi, kamu harus memandangnya sebagai hal yang terpisah,"
Shidou lain mengatakan ini sembari menyodorkan tinjunya ke dada Shidou.
"Apa yang kamu pikirkan, aku? Bukankah semua yang kamu katakan hanya tentang Mukuro? Meskipun memikirkannya adalah hal yang baik, Kamu tidak akan melihat perasaannya hanya dengan itu. Nah, aku, bagaimana kamu akan mengurus Mukuro? "
".....!"
Mendengarkan nasihat yang berarti dari Shidou lain, Shidou tiba-tiba menahan napasnya. Setelah beberapa detik dalam keheningan, Shidou menghirup napas dalam-dalam, dan menghembuskannya lagi.
"... Un-Baiklah ....Oke."
Shidou membalasnya secara berangsur, benar-benar berangsur. Menjawab pertanyaan jauh lebih mudah daripada ceramah. Ketika menyatakannya, bagaimanapun juga, sampai kapanpun selalu ada perasaan yang melepaskan semua akumulasi kesuraman yang terpendam dalam lubuk hatimu. Shidou lain tersenyum, kemungkinan besar ia mengetahui keputusan Shidou.
"Lakukan yang terbaik, kamu siswa SMA."
"Kamu juga, siswa SMA."
Shidou lain dan Shidou berpamitan dengan mengadu tinju mereka, dan Shidou terjun ke celah yang telah dibuat di ruang tersebut.
".... Uu."

♢♢♢
-Sensasi mesra di bahunya berubah menjadi guncangan bolak-balik yang lembut dan secara bertahap memulihkan kesadaran yang terpendam Shidou. Shidou mendengus dengan lembut dan membuka matanya yang belum fokus, menangkap pandangan kabur dari adik angkatnya yang mana memegang telapak tangannya yang dilebarkan tepat di depan wajah konyolnya.
"Apa yang kamu lakukan, Kotori?"
"Syukurlah, Akhirnya kamu terbangun. Satu detik lagi dan aku akan menamparmu untuk yang kedua puluh kalinya. "
"... Eh? Kamu sudah menamparku 19 kali ?! Sebanyak itu ?! "
Shidou berteriak marah sembari menaruh tangannya di wajahnya dengan enggan, Ia mencoba untuk merasakan panas yang memancar dari bekas kemerahan yang panas.
"Hanya bercanda."
Kotori menjawabnya dengan mengangkat bahunya sarkastis.
Selagi Shidou menyentuh wajahnya dengan sensitif untuk memastikan kembali bahwa rasa sakit itu benar-benar tidak ada, ia bersamaan melakukan pengamatan cepat pada sekelilingnya dan keadaan sekarang. Dia tidak berada di pondok jerami reyot dimana sebelumnya dia terbangun dekat-malapetaka, sebaliknya, dia mendapati dirinya baru saja terbaring di salah satu dari banyak koridor di basis rahasia Ratatoskr, dengan dinding dari semen yang mengeras dan langit-langit beton bertulang baja semuanya telah runtuh tanpa pengecualian dalam tumpukan yang cukup besar dari puing-puing yang berserakan.
Para Spirit lainnya berkerumun bersama-sama di satu tempat dan Tohka menempatkan tangannya di bahu Shidou, dan mengguncangkannya dengan lembut. Semuanya tidak mengenakan pakaian katun compang-camping atau gaun resmi mewah lagi. Penampilan mereka sudah kembali ke aslinya, pakaian mereka yang biasa.
"Sungguh ... Bukannya aku sudah mengatakan kita kehabisan waktu? Berhentilah membuang-buang waktu. "
Kotori menyilangkan tangannya dengan ketat di dadanya dan menghembuskan napasnya acuh tak acuh.
"Oh ... Maaf tentang itu. Tapi-"
Shidou berdiri kikuk dengan semua kekuatan yang ada pada kakinya dan menepuk wajahnya beberapa kali dengan ringan untuk membersihkan kepalanya yang kotor.
"-Semuanya oke sekarang."
"....? Aku mengerti, baiklah, ada baiknya melihatmu berenergi. "
Kotori memiringkan kepalanya ke satu sisi dengan semburat curiga, tapi ia segera menilai bahwa tidak ada waktu untuk duduk diam, dan memberikan isyarat dengan dagunya untuk memacu semua orang.
"Pokoknya, kita harus bergegas. Meskipun waktu yang kita habiskan lebih pendek daripada yang kita pikirkan, serangan kejutan menimpa Fraxinus setiap saat. "
"Un!"
"Mengerti."
Para Spirit berteriak setuju dan mengikuti Kotori dengan taat, berjalan melalui jalanan-menurun di koridor dengan keteguhan hati. Shidou juga berada tidak jauh di belakang, terus maju melalui jalanan yang berlepotan, Suara yang terdengar pada basis yang porak poranda cukup keras, suara ledakan dan tembakan yang menusuk-telinga masih berkumandang. Setelah bertemu secara acak dan kemudian membinasakan beberapa unit <Bandersnatch>, Shidou dan yang lainnya akhirnya mencapai pintu masuk hanggar khusus Fraxinus. 
Mungkin kamera pengintai eksternal mengenali identitas mereka masing-masing atau mendeteksi situasi yang mengerikan sebelumnya, tapi Shidou dan lainnya diizinkan masuk ke hanggar yang luas dimana suara Kannazuki terdengar dari pengeras suara.
"-! Komandan! Anda selamat! "
"Un, maaf membuat kalian menunggu."
Kotori mengangkat tangannya dengan enteng sebagai tanggapan dan terus berjalan menuju dek kapal udara yang rendah. Shidou dan Spirit lainnya mengekor di belakangnya, dan langsung dibawa ke jembatan kapal.
"-Bagaimana situasinya?"
Begitu dia masuk jembatan, Kotori bergegas maju ke depan sembari dengan cepat melepas jaket seragam-militernya, mensampirkannya di bahunya. Dia tiba-tiba mengulurkan tangan kanannya yang kosong ke satu sisi, dimana Kannazuki, dengan patuh menunggu perintah, penuh dengan hormat dan menyerahkan salah satu dari banyak lollipop identik yang tersusun rapi di rak.
Kotori menerimanya dengan rasa terima kasih, merobek bungkus lollipopnya dengan rakus dan menempatkan kenikmatan rasanya ke dalam mulutnya selagi secara bersamaan duduk di kursi komandan. Shidou hanya bisa kagum pada ketenangan adiknya, urutan gerakannya, hampir anggun.
"Roger. Pada saat ini, salah satu kapal perang udara jenis-Arbatel melayang di atas basis.
Sekitar 120 Wizard telah menyusup kedalam basis. 21 korban terkonfirmasi telah dilaporkan, termasuk tenaga teknis, dan 185 orang telah mengungsi. "
"...Aku mengerti."
Selagi Kotori berbisik meratapi, kemudian karakter MARIA tampak muncul pada monitor utama.
Tidak ada waktu untuk murung, Kotori. Kamu harus melaksanakan tugasmu sekarang.
"Un, aku tahu itu."
Kotori menghembuskan napasnya dengan tenang untuk membuang perasaannya yang berlarut-larut dan membuat keputusan tegas, ia mengangkat kepalanya.
"-Kami Akan menyelesaikan apa yang kami tetapkan untuk dilakukan. Persiapkan Fraxinus EX untuk lepas landas. Aku yakin pemeliharaannya sudah selesai? "
"Roger!"
Semua anggota kru berteriak serempak.
"Tapi, tampaknya daya di hanggar telah dikacaukan oleh musuh. Kami tidak bisa mengoperasikan gerbang. "
"Hm, kurasa kita tidak punya pilihan. -Penerobosan."
"Hubungkan dasar Unit Realizer dengan baling-baling dan sebarkan territory. Inisialisasi kamuflase dan penghindaran otomatis. "
"Seperti yang Anda perintahkan, meluncurkan dasar Unit Realizer dan mesin penjajaran."
"Menyebarkan territory. --Kita siap untuk berangkat. "
Suara *beep* dan nada elektronik dari mesin yang mulai menyala terdengar dari suatu tempat didalam kapal disertai oleh suara kegembiraan para kru. Selagi suara secara berangsur-angsur semakin nyaring, Kotori mengangguk dengan lembut dan melirik pada Shidou dan Para Spirit yang berdiri di belakangnya.
"Bersiap, kuatkan diri kalian."
"Oh, baik."
Shidou mengangguk dan mencengkeram erat pilar yang diposisikan di samping dinding. Para Spirit meniru apa yang dilakukannya, kecuali Origami dan Nia yang memegang lengannya.
Keduanya akhirnya ditarik dipisahkan oleh Tohka dan yang lainnya meskipun membutuhkan tenaga maksimal untuk melepaskan setiap jari yang mencengkram lengan Shidou. Kotori mendesah enggan dan
memalingkan kepalanya ke depan, memberikan perintah.
"Fraxinus EX, berangkat!"
Setelah itu, seluruh kapal berguncang hebat seolah memperhatikan perintahnya. Monitor utama menunjukkan dinding bagian hanggar yang benar-benar diratakan, oleh gaya yang tak terlihat, dilumatkan dengan paksa menjadi kepingan material.
Sedikit rasa geli, sensasi melayang memenuhi seluruh jembatan, dan pada saat berikutnya, gambar yang ditampilkan pada layar lebar berubah menjadi langit biru.
"Uohh ..."
Shidou berseru pelan sembari mengerahkan kekuatan pada kakinya untuk menstabilkan tubuhnya.
Sebuah kapal udara yang memanfaatkan unit Realizer tidak perlu mendapatkan gaya angkat penerbangan seperti pada sebuah pesawat biasa untuk terbang. Sebaliknya, territory yang menyelimuti seluruh kapal memungkinkan kapal besar untuk melayang tanpa kendala. Karena alasan ini, kapal udara ini bisa terbang dengan cara yang menentang hukum konvensional fisika.
Pada saat itu, bayangan hitam besar terkonfirmasi terbang di langit dan ditampilkan pada Monitor, yang mengakibatkan alarm pada jembatan berbunyi.
Kapal perang musuh yang melayang di atas basis telah terkonfirmasi. Apa yang harus kita lakukan?
Suara Maria memancar dari loudspeaker. Kotori mengerutkan alisnya dan meluruskan batang permen lolipopnya.
"Kita harus melaju ke luar angkasa secepat mungkin."
Setuju.
"Meskipun kita akan terkena dampak yang merugikan, kita tidak harus memperlambat."
Setuju.
"Kau tahu berhenti, Maria."
Setuju.
Selagi Maria menjawab dengan menjemukan, Kotori memegang lollipopnya diantara jari-jarinya dan mengacungkannya ke depan.
"Selesaikan itu dalam waktu satu menit."
Itulah Kotori yang aku tahu.
Dengan kata-kata Maria yang lebih bahagia, Kotori kemudian memberikan arahan pada kru.
"Lepaskan <Yggdrafolium> nomor 1-3. Atur territory untuk memblokir penyusup dalam bentuk apapun dan setelah itu ubah atribut ke eksplosif. "
"Roger, <Yggdrafolium> unit 1-3 bersiap untuk peluncuran."
Monitor tambahan menampilkan bagan Fraxinus, menunjukkan bagian belakangnya yang menyerupai pohon raksasa yang bersinar terang. Pada saat berikutnya, beberapa 'benda yang tidak diketahui', ditampilkan pada layar terbang menuju langit yang tak berujung.
Alasan mengapa itu dideskripsikan sebagai 'benda yang tidak diketahui' sederhana, Itu karena 'benda yang tidak diketahui' diselimuti dengan kamuflase tembus pandang. Mata telanjang Shidou tidak dapat melihatnya.
Dengan asumsi <Yggdrafolium> transparan meluncur untuk melakukan kontak dengan kapal musuh, lintasannya sudah ditentukan akan sedikit mendistorsi ruang.
Beberapa saat kemudian, mereka tiba di depan kapal perang DEM dan 'benda-benda yang tidak diketahui' diledakkan bersamaan. Bahkan musuh tidak menduga itu terjadi. Kapal udara menyedihkan itu mengeluarkan asap tebal dan mulai jatuh ke permukaan.
"Hmm."
Kotori menudingkan ibu jarinya ke bawah.
"Waktu berlalu, 52 detik."
"Hanya bisa dilewati. Kita harus memperbaiki keterlambatan itu. Naikkan ketinggian dan meluncur ke atmosfer dalam satu kesempatan. "
"Roger!"
Sesuai dengan apa tanggapan kru, body Fraxinus sedikit bergetar dan gambar pada layar utama beralih pada pemandangan di bawah dengan kecepatan luar biasa. Pemandangan memikatnya menyerupai salah satu pemandangan yang diambil oleh kamera yang melekat pada balon udara.
Sebelum beberapa menit telah berlalu, pemandangan yang ditampilkan pada monitor utama sudah memisahkan diri dari langit. Ruang gelap-gulita memenuhi seluruh layar dimana bintang yang tak terhitung jumlahnya bersinar dan berkedip-kedip.
Ini adalah pemandangan yang sama seperti apa yang telah diambil oleh kamera otomatis sebelumnya. Shidou menelan ludah, menatap tajam pada gambar.
Pada saat itu…
Muncul sosok seorang gadis muda yang sedang tenggelam dalam tidurnya yang tenang dengan rambut keemasan yang berkibar.
"... Mukuro ...!"
Shidou mengepalkan tinjunya dengan erat sambil memanggil nama gadis itu. Terlepas dari kenyataan bahwa suaranya tidak bisa mencapai bagian luar kapal, alis Mukuro sedikit bergerak.
"...Hah?"
Fraxinus kemungkinan besar telah mendeteksi suara yang datang dari luar. Meskipun lemah, itu pasti suara Mukuro yang diteruskan melalui loudspeaker.
Dalam keadaan normal, suara tidak bisa merambat melalui ruang hampa. Tapi mungkin itu karena adanya territory-seperti pengaruh dari Astral Dressnya yang memungkinkan suaranya jelas dan mantap bergetar ke gendang telinga Shidou.
"Kamu seharusnya mengindahkan peringatanku , kamu asalnya memang tak berubah."
Mukuro meregangkan tubuhnya dan mengangkat tangan kanannya, bibirnya sedikit bergerak.
"--Michael."
Dengan bait miliknya, tongkat berbentuk kunci terwujud di tangan kanan Mukuro dari lubang yang kosong. Dia kemudian menusukkan ujung bergerigi Michael ke ruang angkasa.
"--<Unlock-Rātaibu>."
Mukuro memutar kuncinya, menciptakan sebuah gerbang raksasa. Dia mengangkat tangannya, dan segera mengayunkannya ke bawah seakan mengeksekusi hukuman mati. Bongkahan-bongkahan sampah tak terhitung jumlahnya yang tersebar diseluruh ruang didekatnya semua tertarik ke gerbang dan terhisap didalamnya, mirip dengan bagaimana black hole menghisap segala sesuatu. Pada saat berikutnya, bahkan gerbang ekstra muncul disekitar Fraxinus, menembakkan rentetan peluru yang tak terhitung pada saat yang sama.
"U-Uawahh ?!"
Shidou hanya bisa meringkuk saat melihat material batuan yang tak terhitung jumlahnya melaju menuju kapal dengan kecepatan tinggi. Akan tetapi, Kotori tidak sedikitpun kebingungan dan segera mengeluarkan instruksi.
"Territory, spesialisasi bertahan!"
"Roger!"
Layar monitor tambahan memancarkan cahaya lemah. Sementara itu, proyektil tak terhitung langsung hancur tepat sebelum kontak dengan body kapal.
"I-ini ..."
"Ceritanya lain jika kita langsung diserang menggunakan angel, tapi kacang polong kecil ini hampir tidak berpengaruh pada Fraxinus. "
Kotori mengutarakan kemenangannya sembari memutar kursi komandannya 180 derajat ke arah Shidou.
"Baiklah, Shidou, giliranmu berikutnya. Apa kamu siap?"
"-Un, Tentu saja."
Shidou mengangguk dengan semangat selagi menunjukkan kebulatan tekadnya. Kotori kemudian melebarkan matanya seolah-olah dia tidak menduga respon tenangnya.
"Meski aku tidak tahu apa yang kamu dan Shidou di dunia lain bicarakan, etosmu tidaklah buruk. Baiklah, mari mulai kencan <perang> kita. "
Selagi dia mengatakan hal tersebut, Kotori menggunakan dagunya untuk memberikan isyarat pada para kru untuk mengoperasikan konsol mereka. Disekeliling bagan Fraxinus yang ditampilkan pada monitor, bidang yang melingkar diperbesar.
"Kita akan memperluas territory Fraxinus hingga koordinat Mukuro, Oleh karena itu Shidou, Kamu tidak perlu khawatir tentang masalah seperti udara atau radiasi kosmik. Kamu nanti bisa mengandalkan tubuhmu untuk bergerak di luar angkasa. -Bagaimanapun juga, memakai luar angkasa selama kencan hanyalah terlalu tidak romantis dan tidak sensitif. "
Kotori mengangkat bahunya seakan memecah lelucon, dan meneruskan perkataannya.
"Kamu bisa mengandalkan kami untuk mengontrol gerakan dan pertahanan mendasarmu. Territory harusnya mampu memblokir serangan apapun seperti sebelumnya. Shidou, kamu harus melakukan segala kemungkinan untuk mendekati Mukuro. Strategi dimulai. "
"....."
Shidou sekali lagi menatap dengan penuh perhatian pada Mukuro yang melayang di pertengahan monitor LCD, dan menganggukkan kepalanya dengan enteng sembari mengembuskan napas.
-Pada waktu itu.
"... T-Tentang itu."
Natsumi, yang malu-malu menyembunyikan dirinya dibalik punggung Yoshino yang juga bertubuh loli, tiba-tiba berbicara.
"Apa yang salah, Natsumi?"
Tanya Kotori, terkejut dengan suara yang tiba-tiba.
"... Tidak, tidak ada apa-apa, ini b-bagus, tapi Mukuro-san terlihat ... m-menakutkan ... tidakkah kita harus pergi bersama-sama? Ini akan ... bagaimana pendapatmu? "
Natsumi berbicara dengan ragu-ragu sembari mengalihkan pandangannya ke sisi lain.
Seolah entah bagaimana digerakkan oleh kata-katanya, Para Spirit lainnya tampak mengungkapkan pendapat yang mendukung juga.
"J-Jika aku boleh membantu ... A-Aku dengan senang hati membantu melindungi Shidou-san dengan Zadkiel ... apabila territory tidak bisa menahan Mukuro-san ... "
"Ah, ide bagus ~. Lagu dari Gabrielku mungkin juga berguna. "
"Ooh! Aku akan pergi juga! "
Para Spirit mengutarakan berbagai permohonan pada Kotori dengan mata anak anjing yang memohon, Kotori menampilkan ekspresi tidak nyaman untuk jangka waktu yang cukup lama. Pada akhirnya, Kotori tidak punya pilihan lain selain melepaskan keragu-raguannya dan menghela napas berat menyerah.
"Kalian benar-benar ... Tapi hanya pergi saat hidup Shidou dalam bahaya, pertama-tama, kencan ini seharusnya untuk membujuk Mukuro. Kerumunan orang-orang yang mendekat tanpa sajak atau alasan pasti akan membuatnya merasa was-was dan membuat kami kesulitan. "
"Ooh!"
Para Spirit menganggukkan kepala mereka terpaksa mendengar peraturan yang ketat dari Kotori. Shidou hanya bisa tersenyum kecut terhadap kesatuan pendapat mereka.
"Terimakasih semuanya. Aku akan melakukan yang terbaik jadi kalian tidak perlu turun tangan. "
Shidou dengan mantap melangkah menuju dan menempati unit teleporter, yang sebelumnya membawanya ke jembatan.
"Baiklah kalau begitu, aku berada di tanganmu, Kotori."
"Un, segera mulai transpor-"
Namun, selagi Kotori memberikan instruksi akhir, lampu merah menyala di dalam jembatan dan tiba-tiba, sirene peringatan terdengar di seluruh jembatan.
"Apa yang terjadi?!"
"...! Ini ... musuh! Di atas bumi ada tiga ... tidak, empat kapal perang luar angkasa DEM!! "
Selagi Minowa meneriakkan situasi darurat yang mendesak, gambar digital banyak kapal perang raksasa muncul di monitor. Perubahan peristiwa yang mendadak menyebabkan ekspresi wajah Kotori berbalik geram.
"Membicarakan mengenai waktu yang kurang tepat ... Meskipun hal ini sudah diantisipasi, aku tidak berpikir hal ini akan benar-benar terjadi.
Yah, mereka akan menjadi seperti ikan kecil sebelumnya, tidak peduli seberapa banyak mereka- ...  "
Saat mencapai pertengahan kalimat, alis Kotori sedikit berkedut. Matanya menatap lekat-lekat pada empat kapal perang besar yang ditampilkan pada layar, pandangannya terutama terpaku pada kapal perang yang terkecil dari empat kapal. Tapi 'kecil' hanyalah penjelaskan ukuran relatif. Ekspresinya menjadi pedas, terserapi oleh sedikit eksitasi. Kapal perang itu memiliki karakteristik body yang ramping yang disapu oleh warna platinum, dan penampilan luarnya jelas berbeda dari penampilan sederhana tiga kapal perang lainnya. Karena semua kapal perang itu datang ke sini, kapal perang luar angkasa itu tanpa diragukan lagi memiliki tujuan bertempur. Tapi kapal yang dipoles indah serta menonjol dari empat kapal lainnya tampak seolah-olah adalah kapal-istimewa yang khusus dibuat untuk pejabat-tinggi spesial.
Kotori memutar batang permen lolipopnya dan menyerukan nama kapal itu.
"Goetia ...!"
"Apa ...!"
Shidou membelalakkan matanya terkejut.
<Goetia>. Meskipun ini adalah pertama kalinya ia melihat secara langsung kapal itu dengan matanya sendiri,
Nama itu sudah berkali-kali diucapkan dari mulut Kotori sebelumnya. Itu kapal perang pribadi Ellen Mira Mathers, yang dilengkapi dengan tenaga mesin terkuat di dunia. Juga, di 'Dunia Sebelumnya', kapal itu dengan kejam menembak jatuh Fraxinus. Butir-butir keringat mengalir dari wajah Kotori selagi ia menjilat bibirnya yang kering.
"... Agak dendam eh, mengadakan pertempuran ulang di hari pertama setelan kapal Fraxinus yang baru."
"Apa ada masalah…?"
Shidou bertanya sambil sedikit mengikuti alisnya. Maria kemudian menjawab melalui loudspeaker.
Jangan khawatir. Aku berbeda dari versi sebelumnya. Aku akan membiarkan musuh mengetahui - nama dari kapal udara nomor satu di dunia.
"Seperti yang kamu katakan, Maria."
Kotori menaikkan sudut-sudut mulutnya membentuk senyuman dan secara naluriah memerintahkan anggota kru.
"Sebarkan territory ganda! Memperluas lapisan pertama ke koordinat (6,2,2), tetapkan atributnya ke kontrol luar angkasa, dan atur lapisan kedua ke defensif! Bersiap untuk bertempur!"
"Roger!"
Para anggota kru merespon bersamaan instruksi improvisasi Kotori dan dengan segera mulai mengoperasikan konsol masing-masing. Selagi Kotori mengamati proses kerja mereka, dia menoleh ke arah Shidou dan memberinya jempol dengan murah hati.
"Mukuro milikmu, Shidou. Semoga beruntung dalam perjuanganmu, tidak, dalam hal ini ... Semoga beruntung dalam perjuangan cintamu. "
"Haha, apa artinya itu."
Mendengar adiknya yang aneh tapi entah bagaimana merestuinya, Shidou hanya bisa meledakkan tawa.
"Kamu juga, Kotori."
"Un."
Mengikuti jawaban singkat Kotori, tubuh Shidou diteleport ke luar kapal tanpa penundaan. Penglihatannya langsung berubah dari jembatan kapal ke kosmos yang tak terhingga. Sensasi melayang menyelimuti seluruh tubuhnya.
"Ooh ... ?!"
Shidou berteriak saat tubuhnya mendadak dibebaskan dari belenggu pembatas gravitasi, nyaris berputar di tempat.
Meski begitu, sama seperti apa yang Kotori jelaskan, ada perasaan tak terbayangkan dari stabilitas yang besar seolah-olah ada tangan tak terlihat yang menyokongnya dari belakang. Tidak diragukan lagi territory mempertahankan postur tubuh Shidou. Tentu saja, karena faktanya ia  benar-benar tidak punya pengalaman mengambang di luar angkasa, sensasi aneh ini tidak bisa dihilangkan. Tapi dia bisa bernapas dengan normal dan suhu yang dirasakan oleh kulitnya juga sesuai. Kondisi yang telah diatur ini cukup untuk memberikan Shidou lingkungan yang sesuai untuk mengobrol santai dengan Mukuro.
"-Oke."
Shidou menganggukkan kepalanya dengan lembut, ia mengonstraksikan kakinya dan mengayuhkannya di luar angkasa. Ia menyesuaikan gerakannya dengan akumulasi daya dorongnya, sehingga tubuh Shidou terdorong ke arah Mukuro sebagai hasilnya.
"--Hah?"
Saat itulah ia akhirnya melihat keberadaan mengusik yang perlahan-lahan mendekati dirinya.
Mukuro memalingkan pandangannya ke samping dan melihat Shidou mendekatinya, Ia menyipitkan matanya angkuh sebagai respon.
"Kamu, aku ingat ... keberadaan bernama Shidou, sayangnya tanpa kenangan. Apa Muku tidak menawarkanmu kata perpisahan umur panjang dengan penuh kebencian? "
Mendengar suara asli Mukuro untuk yang pertama kalinya tanpa sarana perangkat elektronik apapun, sedikit rasa gugup bercampur dengan kegembiraan dan ketetapan atas tugasnya berkembang dalam hati Shidou yang teguh saat ia dengan penuh perhatian menghadapi Mukuro.
"Aku merasa terhormat kamu mengingat namaku. Mungkinkah kamu ingin melihatku yang begitu buruk? "
"...Hah?"
Mukuro memiringkan kepalanya, tapi itu tidak berarti bahwa dia tidak mengerti kata-kata persuasif Shidou. Mengucapkan kata-kata seperti itu dengan begitu berani membuatnya menyangka bahwa Shidou tidak sengaja membenturkan kepalanya di suatu tempat dan psikisnya menjadi terganggu. Akan tetapi, Shidou sama sekali tidak menghiraukannya dan dengan santai melanjutkan kata-katanya.
"Bersiaplah, kamu anak manja. Kamu pastinya tahu bahwa egoku tidak memiliki akhir. "
Didalam dunia gelap yang memisahkan langit dan bumi, tirai yang berat terbuka untuk menyingkap [kencan] rahasia antara manusia dan spirit.
 Bersambung.
♢♢♢
Terima Kasih :)
Credits :
Translator dan Penyusun Kata : Aldi
Editor : Marcel
Share Tweet Share

0 comments

Please wait....
Disqus comment box is being loaded